You are on page 1of 10

THE HINTZ COMPANY

Kelompok 8
M. Aprilian Adhani 041411233079
Siti Aisyah 041511233274
Yorinda Putri 041511233304

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Airlangga
2018
The Hintz Company

1.1 Latar Belakang


Perusahaan Hintz Company berlokasi di kota New York memproduksi baju olahraga
seperti baseball, basketball, dll. Perusahaan mempunyai 20 pekerja yang bertugas memotong
dan menjahit kain sesuai dengan spesifikasi warna dan ukuran. Seragam-seragam tersebut
dijual langsung ke toko retail yang menjual barang-barang olahraga yang terletak di area
metropolitan New York.

Perusahaan yang beroperasi sejak 1959 ini menghasilkan keuntungan, dan volume
penjualannya mencapai puncak pada 1964 sebesar $350,000. Namun, pada musim gugur 1965
penjualan mengalami penurunan. Pada Bulan Juli 1966 perusahaan mempekerjakan manajer
penjualan yang baru, yaitu Mr.Katz. Semenjak adanya Mr.Katz, penjualan perusahaan
meningkat. Dan pada Mei 1967, Mr.Katz menambahkan 50 akun baru pada perusahaan.

Pada 10 Mei 1967, Mr. Samuel Hintz, pemilik dari The Hintz Company, mencatat
bahwa saldo piutang naik menjadi $93,000 dari periode 30 April 1967 dan meningkat sebesar
$19,000 lebih besar dari 31 Maret 1967.

Pelanggan perusahaan sebagian besar adalah toko kecil, dari 450 akun hanya 6
pembelian yang melebihi $10,000 seragam per tahun. Sedangkan yang lainnya membeli
maksimal $100 per pemesanan. Hintz menjual dengan menetapkan kebijakan kredit n/30, tetapi
hanya toko besar yang membayar secara konsisten selama 60 hari penagihan. Pada 1966,
terdapat bad debt losses sebesar 2% dari penjualan.

Mr. Katz mampu menjual sepertiga dari akun perusahaan, sehingga ia mendapatkan
komisi 2% dari penjualan yg sudah dilakukan serta gaji pokok sebesar $10,000. Sedangkan 2
salesman lain menerima komisi sebesar 5% dari penjualan.

Mr. Hintz dan Mr. Stein, membuat beberapa kebijakan yang dibuat untuk dijadikan
pedoman dalam penjualan kredit. Sebelum menjual secara kredit, salesman harus menentukan
karakter, kemampuan, dan kondisi finansial dari pemilik toko/konsumen. Jika memenuhi
syarat tersebut, akan diberikan kredit sebesar $200. Lalu setelah 1 tahun, salesman akan
meningkatkan kredit $500 jika pemilik toko sanggup membayar dalam jangka waktu 90 hari.

Tagihan dibuat ketika pengiriman dilakukan. Apabila dalam 60 hari pembayaran tidak
diterima maka akan dikirimkan surat peringatan kepada pelanggan atas tagihannya. Setelah 90
hari, surat peringatan dikirim kembali untuk meminta pembayaran selama 10 hari. Hintz akan
menelepon pemilik toko yang tidak melakukan pembayaran selama 100 hari, dan jika dia tidak
menerima janji pembayaran dan mengancam untuk membawa permasalahan ini kepada
pengacaranya. Apabila dalam 120 hari, pembayaran akan ditagih melalui jalur hukum dan akun
akan ditulis bad debt.
Pada 30 April 1967, sebesar $2,200 ditagih melalui pengacara. Biaya hukum pada kasus
ini sebesar 25% dari jumlah yang dikumpulkan atau $50.
Meskipun penjualan berfluktuasi di setiap bulannya, Mr. Hintz tetap melakukan
pemeliharaan persediaan barang mentah dan barang jadi. Semenjak fasilitas produksi
perusahaan yang memadai untuk mensuport peningkatan penjualan tanpa adanya tambahan
fixed asset. Dengan mengecualikan pinjaman bank, kewajiban lancar cenderung tetap konstan.

1.2 Permasalahan
1. Apakah peningkatan piutang akan menyebabkan peningkatan kerugian atas piutang
tidak tertagih di masa depan?
2. Apakah kebijakan kredit saat ini membutuhkan perubahan?
3. Apakah saldo piutang mungkin akan meningkat di masa depan di titik dimana
perusahaan akan membutuhkan pinjaman bank di masa depan?

1.3 Solusi
1.3.1 Landasan Teori
Piutang mengacu pada tagihan yang beredar yang dimiliki perusahaan atau uang
perusahaan dari kliennya. Ungkapan tersebut mengacu pada akun bisnis yang berhak
menerima karena telah menghasilkan produk atau layanan. Piutang pada dasarnya
merupakan garis kredit yang diberikan oleh perusahaan dan jatuh tempo dalam jangka waktu
yang relatif singkat, mulai dari beberapa hari sampai satu tahun.

Pada neraca perusahaan publik, piutang dagang sering dicatat sebagai aset, karena ada
kewajiban hukum bagi nasabah untuk mengirimkan uang tunai untuk hutang tersebut. Jika
sebuah perusahaan memiliki piutang, ini berarti telah melakukan penjualan namun belum
mengumpulkan uang dari pembeli.
Kredit perdagangan menurut Kasmir (2013: 243-250) adalah penjualan barang di
mana pembayarannya dilakukan secara angsuran (cicilan) sesuai kesepakatan yang dibuat
antara penjual dan pembeli untuk jangka waktu tertentu dengan masing-masing hak dan
kewajibannya.
Terdapat trade off antara analisis kredit yang menyangkut laba yang diperoleh dengan
beban yang timbul dengan adanya piutang itu. Apabila perusahaan menghendaki labanya
meningkat maka jumlah piutang dapat diperbesar, tetapi hal ini akan menimbulkan adanya
beban seperti potongan kredit, piutang yang mungkin tak dapat ditagih.

Perusahaan dapat meningkatkan investasi pada piutang sepanjang tambahan


keuntungan yang timbul adanya piutang tersebut masih lebih besar daripada tambahan biaya
investasi piutang itu.

Kenaikan penjualan kredit tersebut juga akan mengakibatkan kenaikan biaya yang
meliputi opportunity cost tambahan dana untuk investasi pada piutang, tambahan biaya
pengumpulan piutang. Akhirnya perubahan kebijakan kredit yang makin longgar sering
menimbulkan adanya piutang yang tidak dapat tertagih.
Jika perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit kepada pelanggannya, maka
perusahaan harus menentukan prosedur untuk memperoleh kredit dan pelunasannya, yang
dituangkan dalam kebijakan kredit, yang meliputi:

a. Syarat Penjualan
Syarat penjualan menentukan bagaimana perusahaan menjual barang atau
jasanya, apakah dilakukan secara tunai atau kredit. Jika dilakukan secara
kredit, maka syarat penjualan harus menentukan secara spesifik mengenai
jangka waktu kredit, potongan tunai dan periode potongan, serta jenis kredit.
b. Analisis Kredit
Dalam pemberian kredit, perusahaan memberikan berapa banyak upaya yang
dilakukan untuk dapat membedakan antara pelanggan yang akan membayar
dan pelanggan yang tidak membayar. Aspek yang dianalisis biasanya
didasarkan pada five C’s of credit, yaitu character, capacity, capital,
collateral, dan condition.
c. Kebijakan Penagihan Piutang
Setelah kredit diberikan, perusahaan memiliki masalah yang potensial dalam
pengumpulan kas, untuk itu perusahaan harus menentukan kebijakan
penagihan piutang.

Besar kecilnya investasi dalam piutang ditentukan oleh kebijakan kredit yang
diterapkan perusahaan, semakin longgar kebijakan kredit, maka jumlah investasi dalam
piutang akan semakin besar, dan sebaliknya, semakin ketat kebijakan kredit yang diterapkan,
maka jumlah investasi dalam piutang semakin kecil.

1.3.2 Analisis dan Jawaban Permasalahan

1. Apakah peningkatan piutang akan menyebabkan peningkatan kerugian atas


piutang tidak tertagih di masa depan?
 Analisis

 Account Receivable Aging Report


Dalam menganalisis piutang dengan metode Account Receivable Aging Report
maka dapat dilihat dari lampiran di exhibits 3.

Age of accounts receivable on April 30: 1966 1967

April 0-30 26.3 54.9

March 31-60 24.1 45.8

February 61-90 32.4 38.1

January 91-120 30.6 33.7


Earlier 121+ … …

Dengan adanya volume penjualan yang meningkat cukup tinggi yang diikuti
dengan peningkatan piutang, sehingga resiko terjadinya kemacetan atas kerugian
pendapatan piutang tersebut (piutang tidak tertagih) akan lebih tinggi dan nilai piutang
pun akan berkurang.

Dari data yang dipaparkan dalam kasus The Hintz Company tidak ada data
historis bad debt pada bucket piutang maka kami membuat perbandingan antara piutang
dengan umur 91-120 hari pada tahun 1966 dan 1967.Hal ini dikarenakan dalam kasus
yang dipaparkan apabila pembayaran tidak diterima setelah 120 hari, piutang diberikan
ke perusahaan hukum untuk ditagihkan dan tagihan tersebut baru ditulis sebagai bad
debt.

Dari data diatas tersebut, terlihat bahwa pada tahun 1966 terlihat piutang yang
berumur 91-120 hari sebesar $30.6 ribu sedangkan pada tahun 1967 piutang yang
berumur 91-120 hari sebesar $33.7 ribu. Hal ini mengindikasikan lebih banyak piutang
yang kemungkinan besar akan ditulis menjadi bad debts.

 Ratio Analysis
Dengan menggunakan metode ini,kita dapat mengetahui jumlah hari tagihan
rata –rata pelanggan sebelum tagihan tersebut dibayarkan. Diketahui bahwa Hintz
menjual barang secara kredit dengan syarat penjualan net 30.

Exhibit 2

1966 Collection Period(Days)

January -

February 34

March 40

April 44

May 43

June 38

July 41

August 47

September 49

October 48
November 60

December 60

1967 Collection Period(Days)

January 51

February 58

March 53

April 56

Rata – Rata 49

Collection Period
Bulan Februari 1966 - April 1967
80
60 60 60 58 56
47 49 48 51 53
40 40 44 43 38 41
34
20
0

Collection Period

Dalam grafik diatas memperlihatkan rata – rata pengumpulan piutang dari bulan
Februari tahun 1996 hingga bulan April 1967 terus meningkat. Hal ini mengindikasikan
jumlah hari tagihan rata –rata pelanggan sebelum tagihan dibayarkan semakin besar.
Apabila tagihan piutang semakin lama umurnya maka kemungkinan dapat ditagihnya
piutang semakin kecil, maka hal ini dapat dikatakan mengindikasikan kemungkinan
tidak tertagihnya piutang perusahaan. Pada tabel diatas juga menunjukkan bahwa rata
– rata collection period adalah 49 hari. Sedangkan Hintz menjual barang secara kredit
dengan syarat penjualan net 30.. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kemampuan dari
The Hintz Company buruk dalam menagih piutangnya karena pelanggan rata – rata
akan membayar piutang 15 hari setelah jatuh tempo.

 Solusi
Menurut kelompok kami, peningkatan piutang akan menyebabkan peningkatan
kerugian atas piutang tidak tertagih di masa depan. Kenaikan piutang dalam kasus The
Hintz Company dapat mengindikasikan bahwa bad debt losses juga semakin tinggi. Hal
ini dapat dilihat pada tiga fakta:
a. Terjadi kecenderungan dimana bad debt dan collection seperti pada exhibit 3
cenderung mengalami kenaikan pada setiap periodenya.
b. Lamanya waktu penagihan yang mana ketika piutang dalam rentang waktu
120 hari perusahaan memberlakukan kebijakan penghapusan (write-off)
menyebabkan meningkatnya bad debt losses yang dapat dialami oleh
perusahaan.
c. Berdasarkan exhibit 2, nilai akhir piutang tiap bulannya mengalami kenaikan
dan periode pengumpulan tertagih piutang tiap bulannya rata-rata
mengalami kenaikan.
Ada dua alternative yang dapat dilakukan oleh The Hintz Company, yaitu:

1. Tidak melakukan penjualan secara kredit


2. Tetap melakukan penjualan secara kredit namun dengan kebijakan yang lebih ketat
Dari kedua alternative diatas, The Hintz Company lebih disarankan untuk
memilih alternative kedua yaitu tetap melakukan penjualan secara kredit namun dengan
kebijakan yang lebih ketat. Hal ini dinilai solusi yang lebih tepat untuk The Hintz
Company karena dengan solusi ini The Hintz Company tetap dapat meningkatkan
penjualan namun disalurkan pada pelanggan yang memiliki probabilitas yang besar
untuk membayar hutangnya.

2. Apakah kebijakan kredit saat ini membutuhkan perubahan?


 Analisis
Menurut pendapat kelompok kami, The Hintz Company perlu melakukan
perubahan kebijakan administrasi kredit. Kebijakan kredit yang saat ini diterapkan oleh
perusahaan sangat perlu untuk dilakukan perubahan menjadi periode yang lebih
singkat. Hal ini dipandang perlu mengingat ada kecenderungan meningkatnya
collection dan bad debt losses. Lebih lanjut berdasarkan paparan di atas yang mana
pada periode 60 hari ada kecenderungan debitur menjadi “kurang disiplin” yang
mengakibatkan terjadinya “piutang macet”. Perusahaan juga perlu menerapkan
kebijakan kredit yang lebih tegas sehingga perusahaan dapat meminimalisir kerugian
karena tidak tertagihnya piutang.
The Hintz Company kini memberlakukan kebijakan umum untuk memberikan
bimbingan dalam hal kredit kepada salesman perusahaan dalam memilih pelanggan.
Tahap awal dalam pemberian kredit yang dilakukan oleh The Hintz Company dengan
salesman perusahaan diharapkan untuk menilai:
 Karakter (character)
 Kemampuan (cabilities)
 Kondisi finansial (capital).
 Jaminan (collateral)
 Kondisi (condition)
Analisis yang dilakukan oleh salesman hanya pada tiga analisis kredit 5C yaitu
diantaranya integritas dan kejujuran yang mendasari hubungan manusia dan bisnis.
Dalam kasus ini pelanggan adalah penjaga toko ritel, maka character disini adalah
individu atau penjaga toko ritel yang secara moral bertanggung jawab.Selain itu
character penjaga toko ritel sangat menentukan kemauan untuk membayar kembali
kredit yang telah diterimanya. Kedua adalah kemampuan atau dikenal dengan capacity
yaitu kemampuan penjaga toko untuk melindungi aset dan secara yakin dan efektif
mengikuti rencana keuangan.Dengan kata lain,kemampuan calon debitur dalam
melunasi kreditnya.Terakhir, capital yaitu kondisi kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan yang dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan debitur. Dari penjaga
toko pada basis observasinya di toko, dan untuk menilai kondisi finansial (capital)
sebaik mungkin. Apabila terlihat memuaskan, kredit sebesar $200 dapat diberikan
kepada toko tersebut.

Selain itu, perusahaan juga dapat membuat kebijakan baru untuk para
salesman. Dimana mereka akan mendapatkan komisi dengan alternatif sebagai berikut
:
a. Apabila salesman mampu menjual secara cash akan diberikan komisi sebesar
5%
b. Jika salesman menjual dengan memberi credit kepada pemilik toko maka akan
diberikan komisi sebesar 3%
 Solusi
Dalam melakukan analisis ini, The Hintz Company hanya melakukan 3C yaitu
character,capacity, dan capital. Menurut kami, hal yang dapat ditambahkan dalam
analisis kredit diatas adalah Collateral yaitu salesman membuat perjanjian secara
tertulis dengan pihak debitur dengan mencantumkan syarat kredit baru, condition yaitu
pihak kreditur melihat kondisi sektor persaingan pasar sekitar.

Selain itu, perusahaan juga menerapkan kebijakan perubahan komisi untuk


diberikan kepada salesman sesuai dengan 2 alternatif diatas.

3. Apakah saldo piutang mungkin akan meningkat di masa depan di titik dimana
perusahaan akan membutuhkan pinjaman bank di masa depan?

 Analisis

$100,000.00 Total Piutang per Akhir Bulan $93,300.00


$80,000.00
$69,800.00 $74,100.00
$68,000.00
$60,000.00 $60,700.00
$40,000.00
$20,000.00
$-
Desember 1966 Januari 1967 Februari 1967 Maret 1967 Apr-67

Total Piutang
Dapat dilihat bahwa dari data yang telah dilampirkan dan seperti yang sudah
kami paparkan pada rumusan permasalahan poin yang pertama dapat dilihat bahwa
kenaikan piutang yang terjadi sejak 1 Januari 1966 hingga 30 April 1967 dapat
mengindikasikan bad debt losses yang dapat terjadi di masa mendatang. Hal ini
dibuktikan dengan data kenaikan piutang yang terjadi sejak 1 Januari 1966 hingga 30
April 1967 sebesar $52.000 diikuti dengan collection period yang semakin tinggi serta
piutang yang berumur 91-120 hari pada bulan januari 1966 dan 1967 yang semakin
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan kenaikan piutang di The Hintz
Company dapat mengindikasikan bad debt losses yang tinggi pula.

Sedangkan jika jumlah piutang tidak tertagih (bad debt losses) perusahaan
cukup besar di masa depan, maka hal ini akan mengurangi bentuk piutang yang
terealisasi dan akan tentu dapat merugikan perusahaan dan dapat mengurangi
persediaan dana yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan data diatas, kas dari 31 desember 1965 sampai 31 desember 1966
tetap sama sebesar $10. Sedangkan pada 30 April 1967 berkurang menjadi $4.
Pengurangan kas yang signifikan tersebut, diikuti dengan kenaikan piutang pada setiap
periodenya. Sehingga pada 31 desember 1966 sampai 30 april 1967, perusahaan
menambah pinjaman bank dari $25 meningkat menjadi $32.

 Solusi
Dari data yang ada, Mr. Hintz tetap melakukan pemeliharaan persediaan barang
mentah dan barang jadi dengan kuantitas yang sama setiap tahunnya tanpa melihat dan
mempertimbangkan kenaikan dan penurunan penjualan yang berfluktuatif. Sedangkan
The Hintz Company memiliki kemampuan yang buruk dalam penagihan piutangnya,
yang akan mengindikasikan terjadinya bad debt losses. Padahal dengan semakin
meningkatnya piutang, maka akan berpengaruh terhadap perputaran kas / operating
cash flow perusahaan.
Sehingga menurut pendapat kami, The Hintz Company akan dipastikan
membutuhkan tambahan dana dari pinjaman bank untuk menutupi operating cash flow
di masa yang akan datang apabila tidak ada penanganan dalam penurunan manajemen
piutang. Hal ini dapat ditunjukkan dari meningkatnya pinjaman bank yang dilakukan
The Hintz Company pada tahun 31 Desember 1966 sampai 30 April 1967.

You might also like