Professional Documents
Culture Documents
Dinda 26A
Dinda 26A
NIM : 04011181520068
Skenario
Dokter Susi sebagai kepala Puskesmas Sukajadi yang baru, melihat bahwa surveilans
Puskesmas tidak berjalan dengan baik, dan tidak ada upaya kewaspadaan KLB di Puskesmas
tersebut. Penyajan data tidak digambarkan dengan benar.
Penyuluhan kesehatan terakhir dalam pencegahan penyakit menular tidak didasarkan riwayat
perjalanan penyakit dan tidak melihat rantai penularan oenyakit. Besar masalah penyakit
menular tidak digambarkan dalam ukuran penyakit seperti incidence rate dan prevalen rate.
Di beberapa desa tercatat kejadian luar biasa (KLB) beberapa penyakit yang tidak pernah di
investigasi. Namun dmeikian laporan penyakit berpotensi KLB sudah disampaikan apabila
ada KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota. Belum pernah dibuktikan secara statistik apa
penyebab KLB di wilayah kerjanya. Dokter Susi akhirnya berkomitmen di masa yang akan
datang setiap KLB akan diinvestigasi dnegan menggunkan epidemiologi deskriptif dan
epidemiologi analitik.
A. Definisi
Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang ditujukan untuk mencari
faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya variasi
yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada kelompok individu. (Eko
Budiarto, 2002:111).
Epidemiologi analitik adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban
terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah
kesehatan. Studi analitik digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan
berpegangan pada pengembangan data baru. Kunci dari studi analitik ini adalah untuk
menjamin bahwa studi di desain tepat sehingga temuannya dapat dipercaya (reliabel)
dan valid.
Penelitian eksperimen merupakan metode yang paling kuat untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat. Epidemiologi analitik menguji hipotesis dan menaksir
(mengestimasi) besarnya hubungan / pengaruh paparan terhadap penyakit.
Studi analitik merupakan studi epidemiologi yang menitikberatkan pada pencarian
hubungan sebab (faktor-faktor resiko) – akibat (kejadian penyakit). Studi
epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada pencarian
jawaban tentang penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinal), besarnya
masalah/ kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah kesehatan
(distribusi) dengan tujuan menentukan hubungan sebab akibat anatarafaktor resiko
dan penyakit.
B. Tujuan
Epidemologi analitik bertujuan untuk:
1. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit
2. Memprediksikan kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian
penyakit.
C. Jenis Studi Epidemiologi Analitik
Berdasarkan peran epidemiologi analitik dibagi 2:
1. Studi Observasional : Studi Kasus Control (case control), studi potong
lintang (cross sectional) dan studi Kohort.
a) Studi Potong Lintang (cross sectional)
Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan epidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan faktor penyebab yang
mempengaruhi penyakit tersebut dengan mengamati status faktor yang
mempengaruhi penyakit tersebut secara serentak pada individu atau
kelompok pada satu waktu.
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-
variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.
c) Studi Kohort
Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan
penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok terpajan
dan kelompok yang tidak terpajan berdasar status penyakitnya.
Penelitian kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan faktor efek
melalui pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif.
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :
1) Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek
2) Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan
sampel)
3) Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek
dengan efek negatif
4) Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
5) Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang
ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek
pada kedua kelompok
6) Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang
mendapat efek positif dengan subjek yang mendapat efek
negatif baik pada kelompok risiko positif maupun kelompok
kontrol
Daftar Pustaka
Murti, Bisma. 2003. Pengantar Epidemiologi. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Berdasarkan Kasus
Saat melakukan investigasi wabah, epidemiologi analitik diperlukan untuk mencari
penyebab/etiologi serta faktor risiko yang memungkinkan menimbulkan penyakit.
Metode analitik dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor risiko antara populasi
yang terkena penyakit dan populasi tanpa penyakit.
Analisis yang cocok saat investigasi wabah adalah dengan penelitian case-control. Hal
ini dikarenakan oleh pada penelitian case control, studi dimulai dengan mempelajari
penyakit, kemudian mundur ke belakang untuk mengetahui penyebab/pajanan. Hasil
penelitian epidemiologi analitik memberikan dasar yang tepat untuk melakukan program
pencegahan. Jika faktor-faktor etiologi penyakit dan cara mengurangi atau
mengeliminasi faktor-faktor itu diketahui, maka dapat dibuat program pencegahan dan
pengendalian penyakit dan kematian karena penyakit tersebut.
Pada kasus ini, orang-orang yang memiliki penyakit tersebut pada wilayah kerja
Puskesmas Sukajadi merupakan kelompok kasus. Kelompok kontrol dipilih yang berasal
dari populasi dan karakteristik yang sama, yaitu warga yang tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Sukajadi tetapi tidak menderita penyakit yang akan diteliti. Pada penelitian
ini, telah diketahui variabel terikat (akibat) dan akan dicari variabel bebas (penyebab).
Peneliti akan membandingkan pajanan/paparan apa saja yang didapatkan oleh kedua
kelompok. Jika pada kelompok kasus ditemukan jumlah pajanan/paparan suatu faktor
lebih banyak daripada kelompok kontrol, dapat dicurigai bahwa penyakit yang terjadi
berhubungan dengan paparan tersebut. Kecurigaan tentang penyebab penyakit kemudian
dirumuskan dalam pernyataan prediktif yang disebut hipotesis. Hipotesis itu kemudian
diuji dengan data telah dikumpulkan sebelumnya. Lalu akan dinilai apakah hubungan
tersebut benar atau palsu, seberapa besar peran paparan terhadap penyakit dan apakah
hubungan tersebut merupakan hubungan sebab akibat.
Epidemiologi analitik menilai hubungan antara paparan dan penyakit, atau pengaruh
intervensi terhadap variabel hasil, dalam bentuk taksiran titik dan taksiran interval.
Prinsipnya, jika risiko penyakit pada kelompok subjek terpapar dibandingkan dengan
risiko penyakit pada kelompok subjek tak terpapar, maka akan diperoleh informasi
tentang besarnya risiko kelompok terpapar relatif dibandingkan dengan kelompok
terpapar, sehingga diketahui hubungan antara paparan dan penyakit yang diteliti, atau
pengaruh intervensi terhadap variabel hasil. Indeks yang mengukur besarnya hubungan
antara paparan dan penyakit, atau pengaruh paparan terhadap penyakit disebut ukuran
hubungan atau ukuran pengaruh (measure of association, effect measure, effect size).
Dikenal sejumlah ukuran hubungan, tiga di antaranya: Risiko Relaitf, Odds Ratio, dan
Beda Risiko. Risiko Relatif (Rasio Risiko, RR) adalah rasio antara risiko mengalami
penyakit pada kelompok terpapar dan risiko mengalami penyakit pada kelompok tak
terpapar. Beda Risiko (Risk Difference, RD) adalah beda absolut antara risiko sakit pada
kelompok terpapar dan risiko sakit pada kelompok tak terpapar.