Professional Documents
Culture Documents
WAHAM
DI SUSUN OLEH :
Siwi Indra Sari
PN171162
A. Masalah Utama.
Perubahan isi pikir : waham
B. Pengertian.
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien (1).
Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang
kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak
mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung (2).
2. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat
yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan.
D. Pohon masalah
G. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbalberhubungan dengan
waham
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
ٱ Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
ٱ Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat
menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai
ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai
ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
ٱ Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan
perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman,
gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
ٱ Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
ٱ Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
ٱ Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu
dan saat ini yang realistis.
ٱ Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan
perawatan diri).
ٱ Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhanwaham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
ٱ Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
ٱ Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di
rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
ٱ Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
ٱ Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
ٱ Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
ٱ Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat
dan waktu).
ٱ Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
ٱ Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
ٱ Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat.
ٱ Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien,
obat, dosis, cara dan waktu).
ٱ Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
ٱ Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
ٱ Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang:
gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow
up obat.
ٱ Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 – 22
Novembr 2004. Unpublished
STRATEGI PELAKSANAAN I
PADA KLIEN DENGAN WAHAM
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di kursi
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
I. Fase Orientasi
“Hallo, selamat siang pak’
“ Bagaimana kabar bapak hari ini? Aduh bapak hari ini tampak segar
sekali? Sudah makan pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi ?”
siapa?, suka dipanggil siapa? O…nama bapak P, suka dipanggil pak P ya,
baiklah.”
bertugas di sini selama 3 minggu, saya akan merawat bapak P selama saya
bincang?”
“ Pak nggak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya
dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Pak
P”
“Pak P, bisa saya tahu sekarang identitas Bapak, baik alamat, keluarga,
“Wah terima kasih Pak P karena sudah mau berkenalan dengan saya dan
mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman,
jadi Pak P tidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan
“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Pak P dan Pak P sudah bisa
dengan saya.”
“Besok kita ketemu lagi ya? Dan bincang-bincang lagi tentang cara
“Baiklah, saya minta pamit dulu, terimakasih, sampai bertemu besok ya?”