Professional Documents
Culture Documents
Chapter II PDF
Chapter II PDF
C. cephalonica dikenal sebagai ngengat beras merupakan salah satu hama bahan
makanan. Serangga ini banyak dijumpai di kawasan tropis dan subtropis. Serangga ini
merusak bahan simpanan pada stadia larva. C. cephalonica menyerang lebih dari 30 jenis
kopi (Coffea spp.), kelapa (Cocos nucifera), tepung dan sekam beras, jagung (Zea mays) dan
kosmopolit yang seringkali menjadi hama penting di gudang dengan wujud kepompong
khususnya di dalam karung. Di Indonesia spesies ini ditemukan pada penggilingan beras,
jagung, tepung terigu, oat meal, semolina, kopra, kacang, bungkil, minyak kelapa, biji kakao,
coklat, tepung, biskuit, dan lainnya. Namun spesies ini menjadi masalah serius pada beras
Telur C. cephalonica berwarna putih kekuningan dan diletakkan secara soliter (tidak
Setelah empat hari inkubasi, telur menetas menjadi larva yang memiliki tungkai semu
pada abdomen ruas ketiga hingga keenam dan kesepuluh. Larva berwarna putih kelabu
hingga kekuningan, aktif bergerak dan mensekresi benang-benang sutera untuk mengikat
kotoran dan butir-butir beras menjadi ruangan tempat tinggalnya ( Anggara dan Sudamarji,
2009).
Pada umumnya, larva terdiri dari enam instar dimana instar pertama berkisar 4-5 hari,
instar kedua berkisar 5-6 hari, instar ketiga 3-4 hari, instar keempat 3-4 hari, instar kelima 5-7
hari , instar keenam 8-10 hari dan total periode larva berkisar 28-36 hari (Karnataka, 2009).
Pupa berwarna coklat yang terbentuk di dalam kokon berwarna putih (Kalshoven,
1981).
Ngengat betina meletakkan telur secara terpisah pada bahan simpanan. Seekor
ngengat menghasilkan telur berkisar antara 100-300 butir. Perkembangan telur hingga
dewasa sekitar 30-40 hari. Ngengat berumur 8-10 hari (Syamsudin, 2008).
sekitar 2 hari. Peletakan telur terjadi pada malam hari. Telur menetas setelah 2-3 hari.
Lingkungan yang optimum untuk perkembangan larva C. cephalonica adalah 30-32.50C dan
kelembapan relatif 70% dengan waktu yang diperlukan dari telur menetas sampai mago
muncul sekitar 26-27 hari. Imago keluar dari bagian anterior kokon yang terdapat garis
halus,. Nisbah kelamin imago C. cephalonica adalah 1:1. Imago bersifat nocturnal
(Agritech, 2012).
Dedak Padi
Dedak padi merupakan limbah proses pengolahan gabah dan tidak dikonsumsi oleh
manusia. Kelemahan utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi
yaitu 13,0 % dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein, sehingga
sulit dapat dimanfaatkan oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor pembatas
penggunaannya dalam penyusunan pakan. Namun, dilihat dari kandungan proteinnya yang
berkisar antara 12 – 13,5 %, bahan pakan ini sangat diperhitungkan dalam penyusunan pakan
unggas. Dedak padi mengandung energi metabolis berkisar antara 1640 – 1890 kkal/kg.
Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam aminonya yang rendah; demikian
Dalam penyosohan beras, lapisan dedak dan lembaga akan terpisah yang berarti
pemisahan pula kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral yang lebih terkonsentrasi
pada bagian tersebut. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7 % dari berat beras pecah kulit.
Istilah dedak (bran) umumnya digunakan dalam perdagangan yang dapat dideskripsikan
sebagai campuran dari beberapa jaringan botani: perikarp, kulit biji (seed coat), nuselus,
lapisan aleuron, dan bagian terluar endosperm. Bagian utama yang diperoleh dalam proses
penggilingan padi adalah beras giling atau beras sosoh yang tersusun dari bagian endosperm
Kandungan nutrisi dedak padi dalam 100 g bahan antara lain 275 kal kalori, 12.6 g
protein, 14.8 g lemak, 54.6 g karbohidrat, 32 mg kalsium, 2000 mg posfor, 14 g besi, 0.82 mg
Kandungan nutrisi dedak jagung dalam 100 g bahan antara lain 356 kal kalori, 9.0 g
protein, 8.5 g lemak, 64.5 g karbohidrat, 200 mg kalsium, 500 mg posfor, 10 g besi, 1.2 mg
Jagung Giling
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga merupakan sumber protein yang
penting dalam menu masyarakat Indonesia Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-
73%), dengan nisbah amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut
(waxy maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa)
berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri dari lima fraksi, yaitu: albumin,
globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen non protein (Suarni dan Widowati, 2012).
Biji jagung memiliki beberapa bagian dengan proporsi dan kandungan nutrient yang
berbeda. Endosperm merupakan bagian biji jagung yang paling dominan yaitu tiga per empat
dari bagian biji, kandungan patinya sangat tinggi dan hanya mengandung 10% protein, sedikit
lemak dan mineral. Bagian kulit luar mengandung sedikit pati dan mengandung sekitar 15%
serat. Bagian germ kaya akan protein dan mengandung lemak atau minyak sekitar 35%
Kandungan nutrisi jagung giling dalam 100 g bahan antara lain 361 kal kalori, 8.7 g
protein, 4.5 g lemak, 72.4 g karbohidrat, 9 mg kalsium, 380 mg posfor, 4.6 g besi, 0.27 mg
Menir
Protein merupakan penyusun utama pada beras setelah pati. Beras pecah kulit
mengandung protein sekitar 8% pada kadar air 14% dan sekitar 7% pada beras giling.
beras varietas BPI-76 yang berprotein tinggi dapat mengandung protein dari 9% hingga 16%
(Haryadi, 2006).
Beras mengandung beberapa nutrisi penting seperti vitamin B dan vitamin E, protein,
dan mineral, khususnya potassium yang membantu tubuh mereduski racun. Beras dapat
berperan sebagai sumber vitamin dan mineral yang baik, meskipun kontribusi sumber
mikronutrisi tergantung kepada pengonsumsian kulit ari pada beras dan endosperma. Setiap
100 g beras, mengandung 383 kkal, lemak 3,6 g, protein 7,3 g, karbohidrat 78 g, serat 0,4 g,
Beras pecah adalah butiran beras yang mempunyai ukuran 0,2-0,6 bagian dari ukuran
beras utuh. Sedangkan menir adalah beras pecah yang mempunyai ukuran kurang dari 0,2
bagian dari ukuran beras utuh. Kualitas beras giling sangat ditentukan oleh banyaknya
kandungan beras pecah menir. Hasil survei menunjukkan, bahwa beras dari penggilingan
padi di Jawa Barat mengandung beras pecah 13,19-49,14% dan menir 0,23–2,75%. Beras
dari Jawa Tengah mempunyai kandungan beras pecah 20,17–79,61% dan menir 0,08–2,28%,
sedangkan beras dari Jawa Timur mempunyai kandungan beras pecah 22,87-41,56% dan
Kandungan nutrisi menir dalam 100 g bahan antara lain 339 kal kalori, 7.7 g protein,
4.4 g lemak, 73 g karbohidrat, 22 mg kalsium, 272 mg posfor, 3.7 g besi, 0.55 mg vitamin B1
Tabel 1. Kandungan Protein dan Karbohidrat dari berbagai pakan dalam 100 g bahan pakan
No. Jenis Pakan Protein (g) Karbohidrat (g)
1. Dedak Padi 12.6 54.6
2. Dedak Jagung 9.0 64.5
3. Jagung Giling 8.7 72.4
4. Menir 7.7 73.0
(BKPPP, 2012).