You are on page 1of 6

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Corcyra cephalonica (Stainton) (Lepidoptera: Pyralidae)

C. cephalonica dikenal sebagai ngengat beras merupakan salah satu hama bahan

makanan. Serangga ini banyak dijumpai di kawasan tropis dan subtropis. Serangga ini

merusak bahan simpanan pada stadia larva. C. cephalonica menyerang lebih dari 30 jenis

bahan makanan. Di Malaysia, serangga ini menyerang beras (Oryza sativa),

kopi (Coffea spp.), kelapa (Cocos nucifera), tepung dan sekam beras, jagung (Zea mays) dan

kacang tanah (Arachis hypogaea) ( Osman dan Fong, 1988).

C. cephalonica atau yang dikenal dengan ngengat beras merupakan serangga

kosmopolit yang seringkali menjadi hama penting di gudang dengan wujud kepompong

khususnya di dalam karung. Di Indonesia spesies ini ditemukan pada penggilingan beras,

jagung, tepung terigu, oat meal, semolina, kopra, kacang, bungkil, minyak kelapa, biji kakao,

coklat, tepung, biskuit, dan lainnya. Namun spesies ini menjadi masalah serius pada beras

giling (Kalshoven, 1981, Syamsudin, 2008).

Gambar 1. Telur C. cephalonica


Sumber: Foto langsung

Telur C. cephalonica berwarna putih kekuningan dan diletakkan secara soliter (tidak

berkelompok) ( Anggara dan Sudarmaji, 2009).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2. Larva C. cephalonica
Sumber: Foto Langsung

Setelah empat hari inkubasi, telur menetas menjadi larva yang memiliki tungkai semu

pada abdomen ruas ketiga hingga keenam dan kesepuluh. Larva berwarna putih kelabu

hingga kekuningan, aktif bergerak dan mensekresi benang-benang sutera untuk mengikat

kotoran dan butir-butir beras menjadi ruangan tempat tinggalnya ( Anggara dan Sudamarji,

2009).

Pada umumnya, larva terdiri dari enam instar dimana instar pertama berkisar 4-5 hari,

instar kedua berkisar 5-6 hari, instar ketiga 3-4 hari, instar keempat 3-4 hari, instar kelima 5-7

hari , instar keenam 8-10 hari dan total periode larva berkisar 28-36 hari (Karnataka, 2009).

Gambar 3. Pupa C. cephalonica


Sumber: Foto Langsung

Pupa berwarna coklat yang terbentuk di dalam kokon berwarna putih (Kalshoven,

1981).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4. Imago C. cephalonica
Sumber: Foto Langsung

Ngengat betina meletakkan telur secara terpisah pada bahan simpanan. Seekor

ngengat menghasilkan telur berkisar antara 100-300 butir. Perkembangan telur hingga

dewasa sekitar 30-40 hari. Ngengat berumur 8-10 hari (Syamsudin, 2008).

Gambar 5. Kopulasi pada C. cephalonica


Sumber: Foto Langsung

Kopulasi C. cephalonica dimulai sesaat setelah imago muncul. Masa preoviposisi

sekitar 2 hari. Peletakan telur terjadi pada malam hari. Telur menetas setelah 2-3 hari.

Lingkungan yang optimum untuk perkembangan larva C. cephalonica adalah 30-32.50C dan

kelembapan relatif 70% dengan waktu yang diperlukan dari telur menetas sampai mago

muncul sekitar 26-27 hari. Imago keluar dari bagian anterior kokon yang terdapat garis

halus,. Nisbah kelamin imago C. cephalonica adalah 1:1. Imago bersifat nocturnal

(Agritech, 2012).

Universitas Sumatera Utara


Media

Dedak Padi

Dedak padi merupakan limbah proses pengolahan gabah dan tidak dikonsumsi oleh

manusia. Kelemahan utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi

yaitu 13,0 % dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein, sehingga

sulit dapat dimanfaatkan oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor pembatas

penggunaannya dalam penyusunan pakan. Namun, dilihat dari kandungan proteinnya yang

berkisar antara 12 – 13,5 %, bahan pakan ini sangat diperhitungkan dalam penyusunan pakan

unggas. Dedak padi mengandung energi metabolis berkisar antara 1640 – 1890 kkal/kg.

Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam aminonya yang rendah; demikian

juga halnya dengan vitamin dan mineral (Candrawati dkk, 2006).

Dalam penyosohan beras, lapisan dedak dan lembaga akan terpisah yang berarti

pemisahan pula kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral yang lebih terkonsentrasi

pada bagian tersebut. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7 % dari berat beras pecah kulit.

Istilah dedak (bran) umumnya digunakan dalam perdagangan yang dapat dideskripsikan

sebagai campuran dari beberapa jaringan botani: perikarp, kulit biji (seed coat), nuselus,

lapisan aleuron, dan bagian terluar endosperm. Bagian utama yang diperoleh dalam proses

penggilingan padi adalah beras giling atau beras sosoh yang tersusun dari bagian endosperm

biji (Prabowo, 2006)

Kandungan nutrisi dedak padi dalam 100 g bahan antara lain 275 kal kalori, 12.6 g

protein, 14.8 g lemak, 54.6 g karbohidrat, 32 mg kalsium, 2000 mg posfor, 14 g besi, 0.82 mg

vitamin B1 dan 10.8 g air (BKPPP, 2012).

Universitas Sumatera Utara


Dedak Jagung

Kandungan nutrisi dedak jagung dalam 100 g bahan antara lain 356 kal kalori, 9.0 g

protein, 8.5 g lemak, 64.5 g karbohidrat, 200 mg kalsium, 500 mg posfor, 10 g besi, 1.2 mg

vitamin B1 dan 12 g air (BKPPP, 2012).

Jagung Giling

Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga merupakan sumber protein yang

penting dalam menu masyarakat Indonesia Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-

73%), dengan nisbah amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut

(waxy maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa)

berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri dari lima fraksi, yaitu: albumin,

globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen non protein (Suarni dan Widowati, 2012).

Biji jagung memiliki beberapa bagian dengan proporsi dan kandungan nutrient yang

berbeda. Endosperm merupakan bagian biji jagung yang paling dominan yaitu tiga per empat

dari bagian biji, kandungan patinya sangat tinggi dan hanya mengandung 10% protein, sedikit

lemak dan mineral. Bagian kulit luar mengandung sedikit pati dan mengandung sekitar 15%

serat. Bagian germ kaya akan protein dan mengandung lemak atau minyak sekitar 35%

(Morrison, 1948 dalam Hidayati, 2006).

Kandungan nutrisi jagung giling dalam 100 g bahan antara lain 361 kal kalori, 8.7 g

protein, 4.5 g lemak, 72.4 g karbohidrat, 9 mg kalsium, 380 mg posfor, 4.6 g besi, 0.27 mg

vitamin B1 dan 13.1 g air (BKPPP, 2012).

Menir

Protein merupakan penyusun utama pada beras setelah pati. Beras pecah kulit

mengandung protein sekitar 8% pada kadar air 14% dan sekitar 7% pada beras giling.

Universitas Sumatera Utara


Kandungan protein pada beras dengan varietas yang sama dapat berbeda hingga 7%, misalnya

beras varietas BPI-76 yang berprotein tinggi dapat mengandung protein dari 9% hingga 16%

(Haryadi, 2006).

Beras mengandung beberapa nutrisi penting seperti vitamin B dan vitamin E, protein,

dan mineral, khususnya potassium yang membantu tubuh mereduski racun. Beras dapat

berperan sebagai sumber vitamin dan mineral yang baik, meskipun kontribusi sumber

mikronutrisi tergantung kepada pengonsumsian kulit ari pada beras dan endosperma. Setiap

100 g beras, mengandung 383 kkal, lemak 3,6 g, protein 7,3 g, karbohidrat 78 g, serat 0,4 g,

tiamin 0,41 mg, riboflavin 0,02 mg (Rice Association, 2012).

Beras pecah adalah butiran beras yang mempunyai ukuran 0,2-0,6 bagian dari ukuran

beras utuh. Sedangkan menir adalah beras pecah yang mempunyai ukuran kurang dari 0,2

bagian dari ukuran beras utuh. Kualitas beras giling sangat ditentukan oleh banyaknya

kandungan beras pecah menir. Hasil survei menunjukkan, bahwa beras dari penggilingan

padi di Jawa Barat mengandung beras pecah 13,19-49,14% dan menir 0,23–2,75%. Beras

dari Jawa Tengah mempunyai kandungan beras pecah 20,17–79,61% dan menir 0,08–2,28%,

sedangkan beras dari Jawa Timur mempunyai kandungan beras pecah 22,87-41,56% dan

menir 0,21–1,2% (Nugraha, 2009).

Kandungan nutrisi menir dalam 100 g bahan antara lain 339 kal kalori, 7.7 g protein,

4.4 g lemak, 73 g karbohidrat, 22 mg kalsium, 272 mg posfor, 3.7 g besi, 0.55 mg vitamin B1

dan 12 g air (BKPPP, 2012).

Tabel 1. Kandungan Protein dan Karbohidrat dari berbagai pakan dalam 100 g bahan pakan
No. Jenis Pakan Protein (g) Karbohidrat (g)
1. Dedak Padi 12.6 54.6
2. Dedak Jagung 9.0 64.5
3. Jagung Giling 8.7 72.4
4. Menir 7.7 73.0
(BKPPP, 2012).

Universitas Sumatera Utara

You might also like