You are on page 1of 6

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 53 - 58

ISSN: 0852-3681
E-ISSN: 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Performans produksi burung puyuh (Coturnixcoturnix japonica)


dengan perlakuan tepung limbah penetasan telur puyuh

Lukluil Maknun, Sri Kismiati dan Isna Mangisah


Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
luleeljk@gmail.com

ABSTRACT : The research aimed to evaluate the utilization of Japanese quail hatchery
waste powder in feed on feed intake, egg production, egg mass and feed conversion ratio.
The materials used were 4 weeks old 160 Japanese quails with an average weight of 94.19
± 7.36 gram. The experiment used a completely randomized design (CRD) with four
treatments (0%, 9%, 12%, and 15% of Japanese quail hatchery waste powder in feed) and
five replications. Parameters observed were feed intake, egg production, egg mass and
feed conversion ratio. The data were analysed using analysis of variance and continued
with Duncan's multiple range test 5% level. The results showed that the addition of
Japanese quail hatchery powder in feed had a significant effect (P>0.05) on feed intake
and egg mass, but not on egg production and feed conversion ratio. The conclusion of this
study was Japanese quail hatchery waste could be used on quail’s feed until 15% without
changing feed intake, egg production, egg mass and feed conversion ratio.

Keywords: Japanese quail hatchery waste, performance production, Japanese quail

PENDAHULUAN 11,5% lemak (Direktorat Gizi


Burung puyuh merupakan salah Departemen Kesehatan RI, 1989).
satu komoditi unggas yang semakin Populasi puyuh di Jawa Tengah
popular di Indonesia. Hal ini terbukti sebanyak 4.741.170 ekor pada tahun
dengan banyaknya masyarakat yang 2013 dengan tingkat pertumbuhan
berminat memelihara burung puyuh dan sebesar 3,75%. Produksi telur puyuh
meningkatnya jumlah masyarakat yang pada tahun 2013 yaitu 7.059.767 kg dan
mengkonsumsi produk-produk yang 2,60% diantaranya ditetaskan (Dinas
dihasilkan burung puyuh baik berupa Peternakan dan Kesehatan Hewan
telur maupun daging. Keunggulan Provinsi Jawa Tengah, 2014).
burung puyuh lainnya adalah cara Peningkatan potensi produksi
pemeliharaannyayang tidak sulit, cepat burung puyuh memerlukan manajemen
berproduksi dan memiliki daya tahan yang lebih baik terutama pakan
tubuh yang tinggi terhadap penyakit. berprotein tinggi. Sayangnya bahan
Selain diambil telurnya, daging puyuh pakan sumber protein merupakan bahan
juga merupakan makanan yang lezat dan pakan yang paling mahal dibandingkan
bernilai gizi tinggi. Telur puyuh dengan yang lain sehingga menyebabkan
mengandung 13,6% protein dan 8,2% biaya pakan juga tinggi.
lemak (Nugroho dan Mayun, 1990) yang Salah satu cara untuk menekan
tidak kalah dengan nilai gizi telur ayam biaya pakan adalah dengan
ras yang mengandung 12,8% protein dan menggunakan bahan pakan non-

53
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 53 - 58

konvensional diantaranya limbah. yang digunakan dalam penelitian ini


Menurut Salahudin et al. (1994), daya adalah 2 kandang baterai yang memiliki
tetas puyuh (Coturnix coturnix japonica) ukuran PxLxT 200 cm x 50 cm x 30 cm
yaitu 75,66% sehingga limbah yang dan dibagi menjadi 10 unit. Limbah
dihasilkan oleh usaha penetasan puyuh penetasan telur puyuh diperoleh dari
sangat banyak dan akan menimbulkan peternakan puyuh di daerah Singopuran
masalah lingkungan jika tidak ditangani Kecamatan Kartasura, Kabupaten
dengan baik. Limbah penetasan burung Sukoharjo, Jawa Tengah. Limbah
puyuh yang telah dikeringkan penetasan telur puyuh ini terdiri dari
mengandung 36,24% protein kasar, telur infertil, telur yang tidak menetas
0,92% serat kasar, 10,73% kalsium, setelah 14 hari dan kerabang telur.
0,69% fosfor serta asam amino esensial Bahan pakan yang digunakan
dan non-esensial. Penggunaan limbah terdiri dari jagung kuning, polard,
penetasan dalam pakan sebanyak 8% bungkil kedelai, Poultry Meat Meal
dapat meningkatkan protein dan kalsium (PMM), premix, Monocalcium
dalam pakan (Shahriar et al., 2008). Phosphate (MCP), CaCO3 dan tepung
Asam amino merupakan salah satu factor limbah penetasan. Komposisi bahan
penting yang dibutuhkan dalam pakan dan nutrien pakan yang digunakan
pembentukan telur (Sandilands and dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel
Hocking, 2012). Penggunaan 9% tepung 1.
limbah penetasan telur puyuh dalam Limbah penetasan telur burung
pakan tidak berpengaruh nyata terhadap puyuh disortir dengan perbandingan 4
produksi telur, berat telur, konsumsi telur yang tidak fertil: 4 embrio yang
pakan, efisiensi pakan, serta tingkat gagal menetas: 2 cangkang telur. Proses
hidup puyuh breeder (Satishkumar and selanjutnya yaitu limbah penetasan
Prabakaran, 2008). Penelitian puyuh direbus dalam air panas bersuhu
penggunaan tepung limbah penetasan 800C selama 1 jam. Limbah tersebut lalu
telur puyuh pada level 9%, 12% dan 15% ditiriskan dan dioven dalam suhu 800C
diharapkan dapat meningkatkan selama 3 jam lalu dijemur dibawah sinar
performans produksi burung puyuh. matahari hingga kering kemudian
dihaluskan hingga menjadi tepung.
MATERI DAN METODE Perlakuan yang diberikan selama
Penelitian ini dilaksanakan pada penelitian adalah sebagai berikut:
tanggal 20 Oktober – 12 Desember • T0 = pakan kontrol (tanpa tepung
2015di Desa Ketapang, Kecamatan limbah penetasan)
Susukan, Kabupaten Semarang. Materi • T1 = penggunaan tepung limbah
yang digunakan pada penelitian ini penetasan 9% dalam pakan
adalah puyuh betina umur 4 minggu • T2 = penggunaan tepung limbah
sebanyak 160 ekor dengan berat rata-rata penetasan 12% dalam pakan
94,19 ± 7,36 gram yang diperoleh dari • T3 = penggunaan tepung limbah
peternakan di daerah Gajahan penetasan 15% dalam pakan.
Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah. Kandang

54
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 53 - 58

Tabel 1. Komposisi dan kandungan nutrisi ransum penelitian


T0 T1 T2 T3
Bahan pakan
---------------------------(%)----------------------
Jagung 45 47 45 44
Polard 21 18 19 18
B. kedelai 15,75 14 17 18
PMM 11 6,75 2,25 1
Premiks 0,25 0,25 0,25 0,25
CaCO3 5 2,5 1,5 0,5
Monocalcium Phosphate (MCP) 2 2,5 3 3,25
Tepung limbah penetasan (TLP) 0 9 12 15
Total 100 100 100 100
a
Energi metabolis (kkal/kg) 3208,27 2953,49 2910,99 2910,51
Protein kasarb (%) 21,65 21,74 22,03 23,09
b
Lemak kasar (%) 2,28 2,41 2,41 2,46
Serat kasarb (%) 7,57 9,78 9,85 9,32
Cab (%) 2,81 2,88 3,04 3,07
b
P (%) 0,38 0,36 0,40 0,40
Lisinc (%) 0,9981 1,0124 1,0119 1,0128
c
Metionin (%) 0,3062 0,3564 0,3758 0,3948
Keterangan :
a. Rumus Balton (1967) EM (kkal/kg) = 40,81 [0,87 (PK + 2,25 x LK + BETN)+ k]
b. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang. 2016.
c. Dihitung berdasarkan Satishkumar dan Prabakaran (2009).
Jumlah telur (butir)
Data yang diukur meliputi Produksi telur = x 100%
Jumlah puyuh yang hidup (ekor)
konsumsi pakan, produksi telur,
konversi pakan dan massa telur. a. Massa telur
Pengambilan data konsumsi dan Massa telur dihitung dari
produksi telur dilakukan setiap hari produksi telur harian dikalikan bobot
selama masa penelitian. Parameter yang telur dibagi jumlah populasi.
diamati terdiri dari:
a. Konsumsi pakan Produksi telur (butir) x bobot telur (gram)
Massa telur =
Konsumsi pakan dihitung Jumlah populasi (ekor)

dengan cara pakan yang diberikan


dikurangi sisa pakan tiap hari b. Konversi pakan
(gram/ekor/hari). Konversi pakan merupakan
kemampuan puyuh mengkonversi pakan
Konsumsi = Pakan yang diberikan (gram) – menjadi telur yang dihitung setiap
sisa pakan (gram) minggu selama penelitian (8 minggu).
Konversi pakan dihitung dengan rumus :
b. Produksi telur
Produksi telur puyuh dihitung Konsumsi pakan
Konversi pakan =
dari perbandingan jumlah telur (butir) Massa telur
yang dihasilkan tiap hari dengan jumlah
puyuh betina (ekor) yang hidup
dikalikan 100%.

55
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 53 - 58

HASIL DAN PEMBAHASAN tepung limbah penetasan dalam ransum


Pengaruh penggunaan tepung berpengaruh nyata (P>0,05)
limbah penetasan telur puyuh (TLP) meningkatkan konsumsi pakan serta
terhadap konsumsi pakan, produksi massa telur, namun tidak terdapat
telur, massa telur serta konversi pakan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap
dapat dilihat pada Tabel 2. Penggunaan produksi telur serta konversi telur.

Tabel 2. Rerata konsumsi pakan, produksi telur, massa telur serta konversi pakan pada
puyuh yang diberi pakan dengan tepung limbah penetasan telur puyuh
Level TLP dalam ransum
Parameter 0% 9% 12% 15%
c ab ab
Konsumsi pakan (gram/ekor/hari) 16,73 18,14 18,12 18,37a
Produksi telur (%) 57,83 58,65 59,08 60,72
b b ab
Massa telur (gram/ekor/hari) 5,43 5,61 5,75 6,08a
Konversi pakan 1,76 1,87 1,85 1,80
Keterangan: Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang
nyata (P>0,05).

Konsumsi ransum Russel (1998) menunjukkan bahwa


Tabel 2 menunjukkan bahwa peningkatan kadar lisin akan
penggunaan TLP pada pakan meningkatkan konsumsi pakan pada
berpengaruh nyata (P>0,05) ayam broiler breeder.
meningkatkan konsumsi ransum. Hal ini
disebabkan karena proses pengolahan Produksi telur
limbah penetasan dengan cara direbus Tabel 2 menunjukkan bahwa
dan dioven. Proses memasak tersebut penggunaan TLP pada pakan tidak
mengubah tekstur dari limbah, salah berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
satunya daging puyuh yang tidak produksi telur puyuh. Hal ini disebabkan
menetas, sehingga semakin tinggi level oleh kandungan bulu-bulu halus dalam
penggunaan tepung limbah penetasan tepung limbah penetasan. Bulu unggas
maka tekstur pakan akan berubah dan sebagian besar terdiri atas keratin yang
mempengaruhi citarasa pakan. Hal digolongkan kedalam protein serat.
tersebut sesuai dengan pendapat Protein bulu unggas mempunyai ciri
Carmody dan Wrangham (2009) yang kaya asam amino bersulfur (sistin).
menyatakan bahwa proses memasak Adapun sifat fisik keratin adalah tidak
daging dengan cara direbus dan dioven larut dalamair. Keratin juga sulit larut
dapat mengubah tekstur pakan serta dengan pemanasan alkali dan tidak larut
meningkatkan citarasa sehingga oleh enzim saluran pencernaan. Ikatan
palatabilitas meningkat. Proses disulfida yang dibentuk antar asam
pengolahan tersebut juga mengakibatkan aminosistin menyebabkan protein ini
pakan menjadi mudah dicerna sehingga sulit dicerna oleh enzim proteolitik
konsumsi pakan meningkat. Konsumsi dalam saluran pencernaan (Aderibigbe
pakan yang meningkat juga disebabkan and Church, 1983).
karena kandungan lisin dalam tepung Produksi telur puyuh juga
limbah penetasan. Lisin merupakan dipengaruhi oleh kecernaan protein
asam amino esensial yang bermanfaat kasar dalam pakan. Kecernaan protein
untuk menstimulasi selera makan. Hasil kasar puyuh yang diberi perlakuan
penelitian yang dilakukan Harms dan penggunaan tepung limbah penetasan

56
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 53 - 58

dalam pakan sebanyak 0%, 9%, 12% dan namun tidak berpengaruh terhadap
15% adalah sama, yakni antara 86,86- produksi telur serta konversi pakan.
89,06%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ketersediaan asam amino untuk DAFTAR PUSTAKA
pembentukan telur adalah sama, Aderibigbe, A. O. and D. C. Church.
sehingga produksi telur yang dihasilkan 1983. Feather and hair meal for
sama. ruminant.I. Effect of degree of
processing on utilization of
Massa telur feather meal. J. Anim. Sci.
Penggunaan TLP pada pakan 56:1198-1207.
berpengaruh nyata (P>0,05) Carmody, R. N., R. W. Wrangham.
meningkatkan konsumsi ransum (Tabel 2009. The energetic significance
2). Peningkatan massa telur dipengaruhi of cooking. Journal of Human
oleh konsumsi protein burung puyuh, Evolution 57 (2009) 379-391.
bobot telur puyuh serta produksi telur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
puyuh. Protein merupakan salah satu Provinsi Jawa Tengah. 2014.
faktor yang diperlukan pada Statistik peternakan Provinsi Jawa
pembentukan telur selain kalsium dan Tengah tahun 2014. Ungaran.
fosfor. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
Peningkatan massa telur pada Republik Indonesia. 1989. Daftar
perlakuan penggunaan tepung limbah komposisi bahan makanan.
penetasan pada taraf 12% dan 15% juga Penerbit Bharata. Jakarta.
disebabkan oleh meningkatnya Harms, R. H and G. B. Russel. 1998.
konsumsi ransum sehingga diikuti oleh Adding methionine and lysine to
peningkatan konsumsi protein. Hal ini broiler breeder diets to lower feed
sesuai dengan pendapat Proudfoot et al. costs. J. Appl Poultry Res. 7 :202-
(1988) yang menyatakan bahwa semakin 218.
tinggi kandungan protein dalam pakan Nugroho, E., I. G. K Mayun. 1990.
dapat menyebabkan peningkatan pada Beternak burung puyuh. Eka
produksi telur serta berat telur yang juga Offset. Semarang.
meningkatkan massa telur. Proudfoot, F. G., H. W. Hulan, and K. B.
McRae. 1988. Performance
Konversi pakan comparisons of phased protein
Penggunaan TLP pada pakan dietary regimens fed to
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) commercial Leghorns during the
terhadap konversi pakan (Tabel 2). Hal laying period. Poult. Sci. 67:1447-
ini disebabkan konsumsi pakan serta 1454.
massa telur meningkat sehingga terdapat Salahudin, M., D. C. Paul., Q. M. E.
keseimbangan pada konversi pakan dan Hugue. 1994. Effect of egg weight
konversi pakan menjadi tidak berbeda and pre-incubation holding
nyata. periods on hatchability of
Japanese Quail in different
KESIMPULAN seasons. AJAS 1994 vol.7
Penggunaan tepung limbah (no.4):449-503.
penetasan pada level 0%, 9%, 12% dan Sandilands, V., P. M. Hocking. 2012.
15% dalam pakan mengakibatkan Alternative systems for poultry :
peningkatan konsumsi serta massa telur health, welfare, and productivity.
CAPI Publishing. UK.

57
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 53 - 58

Satishkumar, A. and R. Prabakaran. Shahriar, H. A., K. Nazer-Adl, J.


2008. Recycling of Japanese quail Doolgarishaf and H. Monirifar.
hatchery waste on egg production 2008. Effect of dietary levels of
performance of quail breeders. hatchery wastes in broiler. Journal
Tamilnadu J. Veterinary&Animal of Animal Veterinary Advances 7
Sciences 4(4) 123-128. (1): 100-105.

58

You might also like