You are on page 1of 1

Kapal umumnya menggunakan motor

diesel sebagai penggerak utama,


Bahan bakar kapal mesin diesel
memiliki viskositas yang sehingga
kualitas gas buang yang dihasilkan
sangat buruk. Dengan adanya regulasi
Tier III dari IMO (International
Maritime Organization) yang
ditetapkan pada 1 Januari 2016 yang
mengharuskan kapal laut berlayar
perairan internasional untuk
mengurangi emisi NOx di daerah
kontrol emisi sebesar 80% dari tingkat
Tier I, maka dari itu dimodifikasikan
sistem EGR dengan water scrubber.

Dalam sistem EGR, setelah proses pendingingan


dan pembersihan, gas buang di resirkulasi kepada
scavenge air receiver. Dengan itu, oksigen dalam Gas buang dari
scavenge air digantikan oleh 𝐶𝑂2 yang berasal dari proses mesin penerima
pembakaran. Pergantian ini sedikit meningkatkan di resirkulasi ke
kapasitas panas scavenge air, sehingga mengurangi scavange air
puncak suhu pembakaran dan pembentukan 𝑁𝑂𝑥 .
Reduksi 𝑁𝑂𝑥 hampir linier dengan rasio gas buang
disirkulasi. Wet scrubber melewati gas buang melalui
Melewati water scrubber
media cairan untuk mengurangi 𝑁𝑂𝑥 dari gas dengan
untuk mengurangi 𝑁𝑂𝑥
reaksi kimia.
dengan bantuan reaksi
kimia

𝑂2 pada scavange air digantikan dengan 𝐶𝑂2


Dalam penelitian mengenai keefektifan
pengurangan 𝑁𝑂𝑥 dengan EGR Scrubber baik di dalam
maupun luar negeri dapat disimpulkan mereduksi 𝑁𝑂𝑥
sebesar 70% hingga mencapai hampir 80%. Suhu puncak pada tabung silinder menurun karena suhu
kapasitas 𝐶𝑂2 > 𝑂2

Pengurangan 𝑂2 pada scavange air membuat laju


pembakaran berkurang
Water
Scubber
Suhu puncak silinder menurun dan mengurangi
pembentukan 𝑁𝑂𝑥

Hansen, Jack Peter. 2014. Reduction of 𝑺𝑶𝟐 , 𝑵𝑶𝒙 and Particulate Matter From Ships With Diesel
Engines. Denmark: Miljøstyrelsen
Hendrajat, Muhammad. Studi Eksperiment Penggunaan Water Scrubber Untuk Meningkatkan Kinerja
Dari Sistem EGR Dalam Mereduksi 𝑵𝑶𝒙 Pada Motor Diesel. Surabaya: ITS

You might also like