Professional Documents
Culture Documents
Pengukuran dan Hasil Utama : Pengobatan klinis di kedua grup dinilai pada hari ke-7 dari
pengobatan merupakan hasil keluaran utama. Efficacy secara bertambah dievaluasi melalui
penilaian lama masa inap rumah sakit, masa inap ICU, hari-hari penggunaan amikacin, hari-hari
menggunakan ventilator mekanis, hari-hari bebas ventilator mekanis, hari-hari menuju pengobatan
klinis, dan tingkat kematian. Nephrotoxicity lebih rendah pada grup nebulized diamati melalui
preservasi signifikan dari fungsi ginjal (p <
0.001). Walaupun kedua grup dapat dibandingkan berkaitan lama masa inap rumah sakit, kelompok
nebulizer menunjukkan masa inap ICU lebih pendek (p =
0.010), jumlah yang lebih rendah dari hari-hari menuju pengobatan klinis lengkap (p =
0.001), hari yang lebih sedikit pada ventilator mekanis (p = 0.035), dan lebih sedikit pada pengobatan
amikacin (p = 0.022).
Kesimpulan : Nebulized amikacin memperlihatkan tingkat pengobatan klinis yang lebih baik, masa
rawat inap ICU yang berkurang, dan sedikit waktu untuk mencapai pemulihan total dibandingkan
dengan amikacin IV untuk pasien bedah dengan pneumonia nosocomical. Pilihan nephrotoxic juga
lebih sedikit digabungkan dengan sedikit deterioration pada fungsi ginjal. (Crit Care Med 2017;toxic
XX:00–00)
Kata kunci: aminoglycosides; bedah cardiac; Gram-negative
bacilli; nebulized antibiotics; pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang paling umum terjadi pada pasien medically ventilated (MV) dimana
frekuensi meningkat dengan MV yang berkepanjangan (1). Pneumonia nosocomical memiliki
mortalitas yang tinggi tingkat, meningkat dengan penundaan inisiasi antibiotik yang tepat (2).
Pneumonia pada bedah postcardiac menjadi perhatian khusus karena meningkatnya morbiditas dan
mortalitas dibandingkan dengan prosedur bedah lainnya (3). Penderita pneumonia nosokomial
membutuhkan perawatan agresif dan segera saat multidrug resistant (MDR) dicurigai (4). Jika
kejadian MDR di unit lebih besar dari 10%, terapi empiris harus mencakup: Antibiotik beta-laktam
dengan aktivitas anti-pseudomonal digabungkan dengan fluoroquinolones IV atau aminoglikosida (4-
6).
Aminoglikosida adalah antibiotik yang sangat efektif, walaupun nephrotoxicity dan
ototoxicity membatasi penggunaannya (7-9). Namun, Pengobatannya tidak selalu berhasil berkaitan
dengan meningkatnya resistensi (10). Kegagalan klinis terutama disebabkan oleh dua faktor:
meningkatkan minimum inhibitory concentration (MIC) dari patogen MDR terutama aliran Gram-
negatif bacilli (GNB) (4, 10) dan kegagalan antibiotik hidrofilik IV (yaitu aminoglikosida) untuk
menyembur paru terinfeksi secara efisien (9, 11, 12). Antibiotik inhalasi digunakan sejak tahun 1950
untuk meminimalkan nefrotoksisitas dan meningkatkan efikasi aminoglikosida IV (13), namun
penggunaannya telah mengalami kemunduran karena adanya resistensi (14). Baru-baru ini,
penggunaan nebulized antibiotics datang kembali dan menunjukkan keefektifan sebagai terapi
adjunctive dengan antibiotik IV pada saluran resisten berkenaan dengan konsentrasi tinggi pada
tahapan penggunaan (15-17). Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
efikasi dan nephrotoxicity dari nebulized kontra amikasin IV pada pasien bedah pneumonia
nosocomial dengan GNB yang resisten.