Professional Documents
Culture Documents
KATAK
Oleh :
Nama : Sekar Tyas Pertiwi
NIM : B1A016080
Rombongan : VI
Kelompok :4
Asisten : Ifonaha Kristian
A. Latar Belakang
Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu berkontraksi. Fungsi otot
antara lain membuat gerakan tubuh, mempertahankan postur tubuh bersama rangka,
menstabilkan hubungan antar tulang, mempertahanakan suhu tubuh, melindungi
jaringan dalam tubuh dan menyimpan sedikit nutrisi. Kontraksi otot dibagi menjadi
kontraksi isometrik dan kontraksi isotonik. Pada kontraksi isometrik (jarak sama),
besarnya tekanan meningkat saat proses kontraksi, tetapi panjang otot tidak
berubah. Di sisi lain, pada kontraksi isotonik (tekanan sama), besarnya tekanan
yang dihasilkan otot adalah konstan saat kontraksi, tetapi panjang otot berkurang
(otot memendek) (Rahilly, 1995).
Jaringan otot menyusun 40-50% dari berat badan total. Secara umum fungsi
jaringan otot ialah untuk pergerakan, stabilisasi posisi tubuh, mengatur volume
organ dan termogenesis; diperkirakan 85% panas tubuh dihasilkan oleh kontraksi
otot. Sifat jaringan otot ialah eksitabilitas/ iritabilitas, dapat berkontraksi, dapat
diregang tanpa merusak jaringannya pada batas tertentu, dan elastisitas.
Berdasarkan ciri-ciri histologik, lokasi serta kontrol sistem saraf dan endokrin,
jaringan otot dikelompokkan atas jaringan otot rangka, otot jantung, dan otot polos
(Wangko, 2014).
Otot hewan dapat dibedakan menjadi 2 menurut strukturnya, yaitu otot
seranlintang dan otot polos. Pertama yaitu otot polos. Jaringan otot polos bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara sistem dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan. Jaringan otot polos yang berperan untuk
kontraksi secara terus menerus dan tidak terlalu kuat, serta terdapat pada organ-
organ yang kecil seperti saluran pencernaan, saluran pembuluh darah, dan saluran
pembuluh reproduksi mempunyai struktur yang lebih halus dan berukuran kecil
(Campbell, 2002). Kontraksi otot polos ditimbulkan oleh jaringan sinyal yang
melibatkan saluran ion atau reseptor membran seperti saluran Ca2 + yang
dioperasikan dengan tegangan atau reseptor G-protein yang diaktivasi oleh agonis
(GPCR). Depolarisasi membran sel otot halus mengaktifkan saluran L-type Ca2 +,
menghasilkan masuknya kalsium. Peningkatan kalsium intraseluler ([Ca2 +] i) pada
gilirannya mengaktifkan kinase rantai ringan myosin Ca2 + / myodin-dependent
myosin (MLCK), yang memfosforilasi rantai cahaya myosin (RLC) untuk memulai
gerakan cross-jembatan myosin pada filamen aktin. Agonis GPCR juga secara
berurutan mengaktifkan Gαq / 11 dan fosfolipase C, menghasilkan peningkatan
[Ca2 +] i oleh pelepasan Ca2 + inositol 1,4,5-trisphosphate (IP3) dari retikulum
sarkoplasma (Chen et al., 2015).
Menurut Kimball (1991), sel-sel otot sama halnya seperti neuron, dapat
dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk membangkitkan potensial
aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan sel saraf, otot
memiliki kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan
myosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah sangat banyak di otot.
Urutan kejadian di dalam stimulus dan kontraksi pada otot meliputi stimulus,
kontraksi, dan relaksasi.
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui efek perangsangan elektrik
terhadap besarnya respon kontraksi otot gastroknemus dan efek perangsangan kimia
terhadap kontraksi otot jantung katak (Fejervarya cancrivora).
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah katak (Fejervarya
cancrivora), larutan ringer, dan larutan asetilkolin.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
gunting bedah, universal Kimograf lengkap dengan asesorinya, jarum, kertas
millimeter blok, dan pipet tetes.
B. Cara Kerja
a. Katak dimatikan dengan cara merusak otak dan sumsum tulang belakang, tanda
katak mati adalah tidak adanya reflek yang terjadi bila kaki katak disentuh.
b. Pembedahan bagian dada katak dilakukan mulai arah perut hingga jantung katak
terlihat.
c. Penyobekan selaput jantung katak atau perikardium dilakukan.
d. Denyut jantung katak dihitung selama 1 menit.
e. Diteteskan 1-2 tetes asetilkolin 3 atau 5% dan diamati kontraksinya.
f. Kuatnya kontraksi otot jantung dibandingkan pada kedua kondisi tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Voltase Amplitudo
0 0
5 0
10 2; 0; 0; 0; 0; 0; 0
15 0
20 3; 1; 2; 3; 4; 3; 3; 0; 0; 0
25 2; 5; 2; 3; 4; 2; 2; 1; 0; 0
Voltase 10
2
Ampitudo = = 0,2
10
Voltase 20
3+1+2+3+4+3+3
Amplitudo = 10
= 1,9
Voltase 25
2+5+2+3+4+2+2+1
Amplitudo = 10
= 2,1
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 5 10 15 20 25