Professional Documents
Culture Documents
KABUPATEN KEPAHIANG
DI SUSUN OLEH :
Dengan Mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas berkat rahmat dan taufik hidayah-nya lah sehingg penulis dapat
menyelesaikan proposal ini dengan judul : “LOMBA BALITA SEHAT ( DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK )”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan penulis akan menerima dengan senang hati demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Kepahiang, 20 April 2018
Penyusun,
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Balita merupakan masa emas dimana pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung cepat dan masa ini sangat menentukan
masa depan seorang anak, Oleh karena itu Perhatian pada usia ini sangatlah menentukan kualitas anak di masa mendatang, mengingat masa
balita merupakan masa yang sangatlah berharga maka kami ingin memberikan program-program kesehatan balita guna meningkatkan dan
mengetahui bagaimana perkembangan kesehatan balita dan tingkat kecerdasan yang dimiliki tiap balita di Desa Imigrasi Permu Kabupaten
Kepahiang
Peningkatan kecerdasan, produktifitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai dengan pembangunan pada masa kanak-kanak. Dalam
keseluruhan siklus hidup manusia, masa balita (usia bawah lima tahun) merupakan masa yang paling menentukan dalam pembangunan
manusia yang handal, karena merupakan masa yang paling kritis terutama ditinjau dari Aspek Pertumbuhan dan Perkembangannya. Ironisnya
tidak semua pihak menyadari bahwa tumbuh dan berkembangnya generasi muda ini dimulai dari keluarga.
Menyerahkan tumbuh kembang anak pada “faith” dan mengaku bagian dari kehendak Tuhan juga merupakan nilai-nilai yang keliru
berlaku dalam masyarakat. banyak pihak kurang memahami bahwa interaksi ibu dan anak merupakan bagian penting dari pembentukan
karakter anak. Peningkatan status gizi anak balita merupakan program unggulan kedua dalam pembangunan Indonesia Sehat 2025.
Selanjutnya biaya intervensi gizi masyarakat yang berpengaruh positif pada peningkatan kulaitas sumber daya manusia harus dipandang
sebagai biaya intervensi.
Gizi individu merupakan faktor yang amat penting karena merupakan zat yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia
sepanjang hidupnya. Periode yang paling menentukan kualitas SDM adalah sampai usia di bawah lima tahun. Selain faktor gizi, pertumbuhan
dan perkembangan juga tergantung pada proses sosial yang dilakukan orang dewasa terhadap anak. Model UNICEF dalam Soekirman (2001)
menyebutkan bahwa pola asuh anak dapat mempengaruhi variabel yang langsung berhubungan dengan status gizi yaitu konsumsi makanan
dan penyakit infeksi.
Dengan demikian dapat dijadikan acuan bahwa jika terjadi kekeliruan dalam kegiatan pola asuh anak balita jelas akan menurunkan
kualitas makanan yang dikonsumsi dan memperbesar peluang untuk mengalami penyakit infeksi. Kualitas dan kuantitas makanan yang
rendah dan penyakit infeksi dapat menurunkan status gizi anak balita. Oleh karena itu kegiatan Lomba Balita Sehat Wilayah Kerja Posyandu
Di Desa Imigrasi Permu Tahun 2018 ini merupakan momen yang sangat tepat sebagai sarana pembelajaran tentang manfaat dari sebuah
generasi sehat.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum kegiatan ini bertujuan sebagai media pembelajaran kepada ibu balita tentang pentingnya pemantauan petumbuhan
balita serta wadah untuk seleksi peserta /Lomba Balita Sehat Di Di Posyandu Desa Imigrasi Permu Kabupaten Kepahiang
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran ibu balita tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan balita
b. Memotivasi ibu balita dalam meningkatkan status gizi balita Yang Ada Di Di Posyandu Desa Imigrasi Permu Kabupaten Kepahiang
Memotivasi kader posyandu agar mengetahui keadaan gizi balita
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak
usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar.
Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering 8 Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen
aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah
playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga
mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari
aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih
banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki (BPS, 1999).
Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis. Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara
proporsional pada tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya berlangsung baik.
Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan.
Cara mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi
badan yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula berat dan tinggi
badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status gizi. Pemantauan status gizi pada bayi dan balita telah dibuatkan standarisasinya
oleh Harvard University dan Wolanski. Penggunaan standar tersebut di Indonesia telah dimodifikasi agar sesuai untuk kasus anak Indonesia.
Perkembangan pada masa balita merupakan gejala kualitatif, artinya pada diri balita berlangsung proses peningkatan dan pematangan
(maturasi) kemampuan personal dan kemampuan sosial.
a. Kemampuan personal
Ditandai pendayagunaan segenap fungsi alat-alat pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya. Kemampuan fungsi
pengindraan meliputi ;
4. Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba benda, dan lain-lain.
5. Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan minuman.
Pada sistem tubuh lainnya di antaranya meliputi :
1. Tangan, misalnya menggenggam, mengangkat, melempar, mencoret-coret, menulis dan lain-lain.
5. Emosi, misalnya menangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia, percaya diri,empati, rasa iba dan lain-lain.
6. Kognisi, misalnya mengenal objek, mengingat, memahami, mengerti, membandingkan dan lain-lain.
7. Kreativitas, misalnya kemampuan imajinasi dalam membuat, merangkai, menciptakan objek dan lain-lain.
b. Kemampuan sosial.
Kemampuan sosial (sosialisasi), sebenarnya efek dari kemampuan personal yang makin meningkat. Dari situ lalu dihadapkan dengan
beragam aspek lingkungan sekitar, yang membuatnya secara sadar berinterkasi dengan lingkungan itu. Sebagai contoh pada anak yang
telah berusia satu tahun dan mampu berjalan, dia akan senang jika diajak bermain dengan anak-anak lainnya, meskipun ia belum pandai
dalam berbicara, ia akan merasa senang berkumpul dengan anak-anak tersebut. Dari sinilah dunia sosialisasi pada lingkungan yang lebih
luas sedang dipupuk, dengan berusaha mengenal teman-temanya itu.
Nurul Chomaria, S.Psi, dalam buku yang ditulisnya berjudul Panduan Terlengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun
mencirikan 10 tanda balita sehat, yakni:
a. Tambah umur, tambah berat & tambah tinggi.
Anak yang sehat bisa dilihat dari tinggi dan berat badan yang tumbuh secara seimbang sesuai umurnya. Tidak terlalu gemuk, tidak
terlalu kurus, dan tinggi badan terus bertambah. Kondisi ini ditentukan oleh: kecukupan nutrisi makro (Gizi seimbang/karbohidrat,
lemak, protein) dan nutrisi mikro (kalsium, seng, yodium, fosfor, vitamin D, dan magnesium).
b. Postur tubuh tegap dan otot padat.
Jika anak tidak memiliki postur tubuh tegap dengan otot padat, bisa jadi dia kekurangan vitamin D dan kalsium. Nutrisi ini bisa
didapat dari ikan, brokoli, dan susu sapi murni.
c. Rambut berkilau dan sehat.
Kekurangan mineral zinc, protein, juga vitamin C dan D bisa mengakibatkan rambut anak kemerahan, mudah rontok, kusam, dan
tipis. Nutrisi makro yang bisa diberikan setiap hari adalah daging sapi, telur, kacang-kacangan, dan produk kedelai.
d. Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering.
Jika ada tanda gangguan pada kulit, besar kemungkinan si kecil kekurangan vitamin A, C, dan E. Vitamin-vitamin ini ada pada
ikan, kuning telur, sayuran, dan buah-buahan berwarna kuning dan jingga. Di dalamnya juga terdapat betakaroten sebagai
antioksidan.
e. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar.
Anak bergizi baik selalu ceria, tidak mudah marah, dan dapat beradaptasi dengan orang lain, mudah berkomunikasi, tidak pemalu,
suka berteman, dan kulit wajah lembut. Wajah ceria dan kulit wajah lembut berkaitan dengan kecukupan vitamin C dan E. Mata jernih
dan bersinar berkaitan dengan asupan vitamin A dan C. Bibir lembap berkaitan dengan asupan vitamin E dan mineral seng.
f. Gigi bersih dan gusi merah muda.
Gigi kuat, utuh, dan bersih adalah ciri anak bergizi baik. Gusinya juga berwarna merah muda berkilat tidak berselubung warna
putih, tidak pucat, apalagi berdarah. Lidahnya juga bersih dan segar. Ini terkait kecukupan asupan niasin, asam folat, riboflavin, dan
vitamin B12.
g. Nafsu makan baik dan BAB teratur.
Nafsu makan dan buang air besar (BAB) teratur berkaitan dengan kecukupan mineral zinc dan kalsium. Selain untuk pertumbuhan
tulang dan gigi, kalsium juga berperan penting untuk menjaga kesehatan pencernaan, yaitu menjaga kehidupan bakteri positif di usus
dan tetap menjaga otot-otot usus tetap aktif bergerak mengolah makanan dan mengeluarkan kotoran sisa metabolisme.
h. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur.
Bergerak lincah dan bermain, berbicara lancar sesuai umur adalah ciri anak sehat. Untuk mendapatkan kondisi sehat seperti ini
anak harus cukup asupan nutrisi makro, zat besi, seng, vitamin B, yodium, dan mineral. Kalsium berperan penting untuk elastisitas dan
kekuatan otot polos dan otot rangka, saraf otak, dan sinyal saraf, menghaluskan gerakan motorik, dan banyak lainnya. Badan sakit dan
pegal adalah salah satu tanda akan kekurangan kalsium.
i. Penuh perhatian dan bereaksi aktif.
Anak cerdas punya sikap penuh perhatian, rasa ingin tahu, berinteraksi baik dengan sekitar, bereaksi aktif, dan berprestasi. Kondisi
ini dapat dicapai jika dia mendapatkan kecukupan asupan nutrisi makro dan mikro, terutama yodium, zat besi, seng, asam lemak
omega-3 dan omega-6.
j. Tidur nyenyak.
Kecukupan nutrisi mikro dan makro menjamin sel-sel tubuh tumbuh dengan baik, otak dan saraf tumbuh sehat, dan metabolisme
tubuh dapat berjalan dengan baik. Kondisi ideal ini berpengaruh langsung terhadap tidur yang berkualitas. Tidur merupakan waktu
ideal bertumbuhnya tubuh dan sel-sel otak
8. Perkembangan Anak
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2006). Menurut Soetjiningsih (1995) perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan. Proses tersebut menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Hal tersebut termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
9. Peran Makanan Bagi Balita
1. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan air.Zat gizi ini di perlukan bagi balita
sebagai zat tenaga,zat pembangun, dan zat Pengatur.
2. Zat Tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk
melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih
besar daripada orang dewasa. Zat tenaga bisa didapat dari beras, jagung, gandum, kentang, sagu dan juga roti.
3. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga
menggantikan jaringan yang sudah rusak. Zat pembangun ini terdapat di protein hewani( telur,ayam,ikan,daging,susu.) dan di protein
nabati (kacang-kacangan,tempe,dan tahu).
4. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan,serta untuk
member tubuh perlindungan maksimal terhadap serangan penyakit. Zat pengatur dapat di peroleh dari semua sayur-sayuran dan buah-
buahan yang mengandung vitamin dan mineral,seperti jeruk,pepaya,wortel,sawi dan bayam.
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya.Secara garis besar,
kebutuhan gizi ditentukanoleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap
bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
a. Kebutuhan Energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih
sangat pesat.Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar
daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih
kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.Beberapa Hal
Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi.Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik
secara langsung maupun tidak langsung.Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak
usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh
mereka.
Pada hari Jum’at tanggal 20 April 2018 telah dilaksanakan Lomba Balita Sehat Di Posyandu Desa Imigrasi Permu oleh Anggota
Mahasiswa/Mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Dehasen Tahun 2018. Dengan data terlampir.
Demikian atas berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.
A. Latar Belakang
Masa Balita merupakan masa emas dimana pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung cepat dan masa ini sangat menentukan
masa depan seorang anak, Oleh karena itu Perhatian pada usia ini sangatlah menentukan kualitas anak di masa mendatang, mengingat masa
balita merupakan masa yang sangatlah berharga maka kami ingin memberikan program-program kesehatan balita guna meningkatkan dan
mengetahui bagaimana perkembangan kesehatan balita dan tingkat kecerdasan yang dimiliki tiap balita di Desa Imigrasi Permu Kabupaten
Kepahiang
Peningkatan kecerdasan, produktifitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai dengan pembangunan pada masa kanak-kanak.
Dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa balita (usia bawah lima tahun) merupakan masa yang paling menentukan dalam
pembangunan manusia yang handal, karena merupakan masa yang paling kritis terutama ditinjau dari Aspek Pertumbuhan dan
Perkembangannya. Ironisnya tidak semua pihak menyadari bahwa tumbuh dan berkembangnya generasi muda ini dimulai dari keluarga.
Menyerahkan tumbuh kembang anak pada “faith” dan mengaku bagian dari kehendak Tuhan juga merupakan nilai-nilai yang keliru
berlaku dalam masyarakat. banyak pihak kurang memahami bahwa interaksi ibu dan anak merupakan bagian penting dari pembentukan
karakter anak. Peningkatan status gizi anak balita merupakan program unggulan kedua dalam pembangunan Indonesia Sehat 2025.
Selanjutnya biaya intervensi gizi masyarakat yang berpengaruh positif pada peningkatan kulaitas sumber daya manusia harus dipandang
sebagai biaya intervensi.
Gizi individu merupakan faktor yang amat penting karena merupakan zat yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia
sepanjang hidupnya. Periode yang paling menentukan kualitas SDM adalah sampai usia di bawah lima tahun. Selain faktor gizi,
pertumbuhan dan perkembangan juga tergantung pada proses sosial yang dilakukan orang dewasa terhadap anak. Model UNICEF dalam
Soekirman (2001) menyebutkan bahwa pola asuh anak dapat mempengaruhi variabel yang langsung berhubungan dengan status gizi yaitu
konsumsi makanan dan penyakit infeksi.
Dengan demikian dapat dijadikan acuan bahwa jika terjadi kekeliruan dalam kegiatan pola asuh anak balita jelas akan menurunkan
kualitas makanan yang dikonsumsi dan memperbesar peluang untuk mengalami penyakit infeksi. Kualitas dan kuantitas makanan yang
rendah dan penyakit infeksi dapat menurunkan status gizi anak balita. Oleh karena itu kegiatan Lomba Balita Sehat Wilayah Kerja Posyandu
Di Desa Imigrasi Permu Tahun 2018 ini merupakan momen yang sangat tepat sebagai sarana pembelajaran tentang manfaat dari sebuah
generasi sehat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan lomba balita sehat diharapkan akan meningkatkan kesadaran orang tua balita untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan balita dan termotivasi untuk merawat anaknya, Secara umum kegiatan ini bertujuan sebagai media pembelajaran kepada ibu
balita tentang pentingnya pemantauan petumbuhan balita serta wadah untuk seleksi peserta lomba balita sehat di desa imigrasi permu dusun III
2. Tujuan Khusus
Setelah diadakan lomba tentang balita sehat dilakukan , diharapkan :
C. Nama Kegiatan
Nama Kegiatan Ini yaitu ‘’Lomba balita sehat Di Posyandu desa imigrasi permu kabupaten kepahiang tahun 2018’’.
E. Sasaran Kegiatan
F. Susunan Kepanitiaan
Penanggung jawab : Irawan Ikin Gustian
Ketua Pelaksana : Maharani.Nurul Fradila
Wakil Ketua : Hikmah Sari
Perlengkapan : Wira Oktana
Okti Aprianti
Dokumentasi : Vera Vionita Prameswari
Wahyu Romadon
Fasilitator : Anggun Permata Sari
Sekretaris : Ayusih Samasta Bhuana
Bendahara : Levi Marlina
Konsumsi : Anisah Fitri
Pembawa Acara : Marliza Susanti
G. Susunan Acara
Waktu Pelaksanaan Penanggung jawab
07.30-08.00 Persiapan Pembukaan Ketua Panitia
08.30-09.00 Pembukaan Pembawa Acara
09.00-10.00 Acara Inti Pembawa Acara
10.00 – 10.30 Penutup Pembawa acara
H. Anggaran
No Kegiatan Satuan Jumlah
1. Konsumsi 30 x Rp 5.000 150.000
a. Snack Peserta
2 Hadiah
a. Juara 1 Rp. 12.000 Rp. 25.000
b. Juara 2 Rp.8000
c. Juara 3 Rp.5000
Total 175.000
Lampiran
Halaman Pengesahan
Kuliah Kerja Nyata ( KKN)
Mahasiswa/i Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen
Kota Bengkulu
Menyetujui,
Bengkulu, 20 April 2018
Mengetahui
JUARA 1
JUARA II
JUARA III
Foto Bersama Juara I, II dan III
BAB III
METODE PELAKSANAAN
a. Topik
Kegiatan Lomba Balita Sehat ( Deteksi Tumbuh Kembang Anak)
b. Petunjuk Penilaian
1. Yang dinilai : anggota keluarga yaitu balita dan ibu
2. Berikan nilai pada setiap item sesuai format penilaian
3. Hitung jumlah total dari nilai-nilai tersebut
4. Balita dengan jumlah total nilai tertinggi akan dipilih menjadi juara I sampai III.
c. Sasaran dan Target
d. Strategi Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
G. Team Penilai
a. Leader
Tugas:
Tugas:
a) Menganalisa dan mengongbservasi kegiatan yang akan lakukan
b) Menjadi motivator
c. Fasilitator
Tugas:
Sebagai fasilitator, ikut serta dalam kegiatan lomba balita sehat dengan tujuan member stimulus pada ibu-ibu balita lain agar dapat
mengikuti jalannya kegiatan.
d. Observer
Tugas :
Mencatat serta mengamati respon penderita, mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/anggota kelompok yang
keluar
e. Team penilai : yaitu ibu-ibu kader posyandu balita serta mahasiswa KKN Universitas Fikes Dehasen Kota Bengkulu
G. Media dan Alat Bantu
Dalam pelaksanaan balita sehat ini memerlukan media dan alat bantu, antara lain :
1. Media
Pengeras Suara (Mikrofon)
2. Alat Bantu
a. Lembar penilaian balita
b. Timbangan balita
c. Alat pengukur tinggi badan balita
H. Rencana Anggaran
Terlampir
I. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih balita sesuai sesuai dengan kriteria dibagi dalam tiga kelompok umur, yaitu 1-3 tahun, 3-5 tahun
b. Membuat kontrak dengan waktu dengan ibu-ibu balita
c. Mempersiapkan alat dan tempat
d. Mempersiapkan dorprise
Nama Acara : Kegiatan Lomba Balita Sehat ( Deteksi Tumbuh Kembang Anak)
Hari/Tanggal : Jum’at 20 April 2018
Waktu : 10.00- Selesai
Tempat : Di Posyandu Desa Imigrasi Permu Kabupaten Kepahiang
1. Tahap Persiapan
a. Berkonsultasi dengan pihak posyandu tentang kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu kegiatan lomba balita sehat (Deteksi Tumbuh
Kembang Anak) yang anak dilaksanakan pada tanggal 20 April 2018 dan pihak posyandu menyetujui.
b. Bekerja sama dengan pihak posyandu untuk menyiapkan tempat dan ruangan yang akan digunakan untuk kegiatan lomba.
c. Menyiapkan segala kebutuhan mulai dari konsumsi dan alat-alat yang diperlukan.
d. Membuat daftar Hadir
2. Tahap Pelaksanaan
a. Acara lomba diadakan di posyandu desa imigrasi permu kabupaten kepahiang
b. Acara dimulai Pukul 10.00- Selesai
c. Jumlah Peserta dalam perlombaan yaitu 30 Orang Balita mulai dari umur 1-3, 3-5 Tahun semua hadir dalam kegiatan tersebut
d. Lomba diisi dengan kata sambutan dari ketua KKN, Sambutan pihak puskesmas
e. Waktu acara berlangsung kurang lebih 1-2 Jam.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a) 100% (30 Orang) Peserta Lomba balita sehat desa imigrasi permu kabupaten kepahiang
b) Ibu/ balita yang hadir sangat berperan aktif dalam kegiatan lomba tersebut
b. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan lomba berjalan dengan lancar dan baik
b) Selama acara lomba berlangsung, tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan tersebut
c) Kegiatan sesuai dengan waktu yang diinginkan
c. Evalusi Hasil
a) Kegiatan Lomba Balita sehat terlaksana dengan baik dan lancar.
b) Dari Kegiatan lomba balita sehat ini agar Memotivasi ibu balita dalam meningkatkan status gizi balita, Memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, dll
c) Lomba balit sehat yang diselenggarakan oleh tim puskesmas nanti agung dan mahasiswi fikes dehasen bengkulu
Format Penilaian Lomba Balita sehat
KATEGORI BALITA
a. Umur 1-3 Tahun
b. Umur 3-5 Tahun
FORMAT PENILAIAN LOMBA BALITA SEHAT
1. BB dan TB sesuai umur
No Nama BB TB Score
1 Arga Advaya 9,5 72,9 cm 30
Nayaka
2 Rasya Al-Fazri 10,5 87,9 cm 30
3 Rafa Dwi Andiza 9,2 72,5cm 30
4 Wahyu Saputra 14 77,3 cm 30
5 Febrian 9,6 72,9 cm 30
6 Ahmad Alfaridi 15 87 cm 30
7 Kinzi hakiki 10,5 81,5 cm 30
8 Rizka Dwi Andesti 9,5 82,5 cm 30
9 Wiki Dwi Anggara 7,7 71 cm 30
10 Quenara Dinda K 8,9 70,8 cm 30
11 Abdul Apis 16 102,6cm 30
12 Keke Sundari 14 95,8cm 30
13 Qianah Ayudisa.m 11,5 82,5 cm 30
14 Marwah Nur Azhara 10 71,9 cm 30
15 Raisa 8,7 70,6 cm 30
16 Raesha Anasia P 7,2 69,1cm 30
17 Rika Sundari 11 87,6 cm 30
18 Zian Al-Habsyi 8,4 70,3 cm 30
19 Nazwa Fiona.N 17,7 103,9cm 30
20 Daffa 17,0 99,2 cm 30
21 Al-Rasyid 15,7 93,1 cm 30
22 Naila Afira 17,1 99,3cm 30
23 Ayusah Lastari 12,5 89,1 cm 30
24 Inaya Ardila 7,4 69,3 cm 30
25 Falisha 8,4 70,3 cm 30
26 Dina Aulia wati 10,2 72,1 cm 30
27 M.Agam 10,8 87,4 cm 30
28 Aqila Misha.S 8,5 70,4 cm 30
29 Nizham Apriyana 9,3 72,6 cm 30
30 Adifa Asalina 10,1 82,1 cm 30
24 Inaya Ardila 10
25 Falisha 10
26 Dina Aulia 10
wati
27 M.Agam 10
28 Aqila Misha.S 10
29 Nizham 10
Apriyana
30 Adifa Asalina 10
4. Memiliki KMS
No Nama Score 10 Score 20 Score 30
1 Arga Advaya Nayaka
2 Rasya Al-Fazri
3 Rafa Dwi Andiza
4 Wahyu Saputra
5 Febrian
6 Ahmad Alfaridi
7 Kinzi hakiki
8 Rizka Dwi Andesti
9 Wiki Dwi Anggara
10 Quenara Dinda K
11 Abdul Apis
12 Keke Sundari
13 Qianah Ayudisa.m
14 Marwah Nur Azhara
15 Raisa
16 Raesha Anasia P
17 Rika Sundari
18 Zian Al-Habsyi
19 Nazwa Fiona.N
20 Daffa
21 Al-Rasyid
22 Naila Afira
23 Ayusah Lastari
24 Inaya Ardila
25 Falisha
26 Dina Aulia wati
27 M.Agam
28 Aqila Misha.S
29 Nizham Apriyana
30 Adifa Asalina
A.Aziz Alimul, Hidayat,. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
A.Aziz Alimul, Hidayat,. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.
Afriyanto, (2010) Keperawatan Keluarga dengan Kurang Gizi
Ali Zaidin,. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Arisman, MB,. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC
Atikah Proverawati,. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Atikah Proverawati,. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
B. Sutomo,. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, (2009) Faktor – faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
http://.rajawana.com/artikel/kesehatan/334-2-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-status-gizi-balita. (Online) Diakses tgl 22 - 03 – 2013.
Depkes R.I (2007) Faktor - faktor yang Mempengarui Status Gizi, Jakarta : Departemen Kesehatan.
Hanum Marimbi,. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita., Yogyakarta : Nuha Medika.
http://www.dokteranak.net/arsip/keperawatan-keluarga-dengan-kurang-gizi. (Online) Diakses tgl 13-05-2013.
Mitayani,. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Tim.
I. ANGGARAN
2 Hadiah
d. Juara 1 Rp. 12.000 Rp. 25.000
e. Juara 2 Rp. 8000
f. Juara 3 Rp. 5000
Total 175.000
ABSENSI LOMBA BALITA SEHAT DI POSYANDU DESA IMIGRASI PERMU KABUPATEN KEPAHIANG
TAHUN 2018