You are on page 1of 5

LETAK LINTANG

Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam uterus

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain.1

Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin , sedangkan

bahu pada pintu atas panggul , sehingga disebut juga shoulder presentation.1-4

Pembagian letak lintang :2

 Menurut letak kepala terbagi atas :

1. Letak lintang I : kepala di kiri

2. Letak lintang II : kepala di kanan

 Menurut posisi punggung terbagi atas :

1. Dorso anterior ( di depan )

2. Dorso posterior ( di belakang )

3. Dorso superior ( di atas )

4. Dorso inferior ( di bawah )

Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5 – 2 %. Dari beberapa rumah

sakit pendidikan di Indonesia dilaporkan : Medan 0,6 % , Jakarta 0,1 % , Bandung

1,9 % , sedangkan Greenhill melaporkan 0,3 %.1

Penyebab dari letak lintang bermacam – macam , dan sering merupakan suatu

kombinasi dari berbagai faktor , namun sering pula penyebabnya tidak diketahui.3

Faktor – faktor tersebut adalah :1-3

 Relaksasi berlebih dinding uterus dan abdomen pada multiparitas

 Kelainan uterus , seperti uterus arkuatus , subseptus.

 Fiksasi kepala tidak ada , karena panggul sempit , hidrosefalus , plasenta

previa dan tumor – tumor pelvis.

1
 Hidramnion

 Gemeli

Diagnosis kehamilan dengan letak lintang sering sudah dapat diduga hanya

dengan inspeksi , dimana uterus tampak melebar kesamping.2

Dari palpasi didapatkan tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua

kehamilan dan teraba kosong pada fundus uteri dan bagian bawah uterus kecuali bila

bahu sudah turun ke pintu atas panggul.1-3

Pada auskultasi didapatkan denyut jantung janin terdengar setinggi pusat kanan atau

kiri.1-3

Apabila bahu sudah masuk pintu atas panggul maka pada pemeriksaan dalam teraba

bahu dan tulang – tulang iga. Bila ketiak dapat diraba , arah menutupnya

menunjukkan letak dimana kepala janin berada. Punggung dapat ditentukan dengan

terabanya skapula dan ruas tulang belakang , sedangkan dada dengan terabanya

klavikula. Kadang – kadang dapat teraba tali pusat yang menumbung.1,2

Mekanisme persalinan pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan

janin cukup bulan , tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila dibiarkan tanpa

pertolongan maka akan terjadi kematian janin dan ruptur uteri..1-4

Janin dapat lahir spontan , bila janin kecil ( prematur ) , sudah mati dan menjadi

lembek , atau bila panggul luas. Janin lahir dalam keadaan terlipat melalui jalan lahir

( konduplikasio korpore ) atau lahir dengan evolusio spontanea menurut cara

Denman atau Douglas.1-3

Penanganan pada letak lintang dapat dilakukan sejak dini , melalui

pemeriksaan ante natal yang baik dan teratur. 1,5 Pada primi versi luar dapat dilakukan

pada usia kehamilan 34 minggu, multi pada usia kehamilan 36 minggu. 2 Setelah

dilakukan versi luar ibu dianjurkan untuk memakai korset untuk mencegah janin

2
memutar kembali dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak

janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan,

sehingga bila terjadi perubahan letak , segera dapat ditentukan diagnosis dan

penanganannya.1

Pada permulaan persalinan , masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin

menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari empat sentimeter

dan ketuban belum pecah. Apabila pembukaan lengkap dan ketuban baru pecah

lakukan versi ekstraksi. Apabila ketuban sudah pecah dan pembukaan belum lengkap

lakukan seksio sesarea karena dapat terjadi prolapsus funikuli. Pada letak lintang

kasep dan anak hidup, segera lakukan seksio sesarea untuk mencegah terjadinya

ruptur uteri , sedangkan bila janin sudah mati , lahirkan pervaginam dengan

dekapitasi.1,2

Penatalaksanaan letak lintang menurut Eastman dan Greenhill :2

 Bila ada panggul sempit maka seksio sesarea adalah cara yang terbaik dalam

segala letak lintang, dengan anak hidup.

 Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan seksio

sesarea walaupun tidak ada panggul sempit

Persalinan dengan letak lintang mempunyai prognosis yang buruk baik pada

ibu maupun pada janin.

 Bagi ibu

Bahaya yang mengancam adalah ruptur uteri, baik spontan atau sewaktu

dilakukan versi ekstraksi. Sekarang ini versi ekstraksi sudah jarang dilakukan

karena besarnya trauma yang dapat terjadi. Pada persalinan dengan letak

lintang pembukaan lambat , sehingga partus menjadi lama sedangkan

ketuban cepat pecah , dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.1-4

3
 Bagi janin

Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin antara lain akibat

terjadinya prolapsus funikuli, trauma akibat versi ekstraksi , hipoksia karena

kontraksi uterus yang terus menerus dan ketuban pecah dini.1-4

Angka kematian pada ibu berkisar antara 0 – 2 % ( Rumah Sakit Hasan

Sadikin Bandung, 1966) , sedangkan angka kematian janin sekitar 18,3 % ( Rumah

Sakit Hasan Sadikin Bandung, 1966 ). Angka ini kurang lebih sama dengan yang

didapat Wilson antara tahun 1935 – 1956. Tetapi dengan meningkatnya frekuensi

seksio sesarea pada letak lintang , pada tahun 1951 – 1956 Wilson melaporkan angka

kematian janin menurun menjadi 5,6 %.1

Besarnya trauma dan jeleknya prognosis yang disebabkan oleh persalinan

letak lintang dapat dicegah dengan pemeriksaan ante natal yang baik dan teratur

sejak dini. Sehingga bila ditemukan adanya letak lintang dapat dilakukan penanganan

yang terbaik untuk ibu dan janin.5

4
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H, Saifuddin A, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kebidanan

edisi ke-3. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta;

1999. hal 622-27

2. Mochtar R. Letak lintang. Lutan D, editor. Dalam: Sinopsis Obstetri Jilid 1 edisi

ke-2. Penerbit EGC, Jakarta;1998. hal 366-72

3. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, editor. Kapita selekta

kedokteran Jilid 1. Penerbit Media Aesculapius FKUI, Jakarta ; 2000. hal 306-7

4. Leonard L. The Passanger.In : Baja-Panilio H,Baltazar F, Sumpaico W, editors.

Textbook of Obstetrics (Pysiologic Obstetrics ) 1 st Edition. Association of

Philippine Medical Collages Foundation, Inc, Manila ; 1996. page 183-5

5. Lees C, Reynolds K, McCartan G. The Pragnancy Question and Answer Book.

Darling Kindersly Limited, London ; 1997.

You might also like