Professional Documents
Culture Documents
A. DESKRIPSI DATA
Kecelakaan pelayaran adalah suatu hal yang paling tidak diharapkan oleh
semua pihak, kerena dampak yang akan dirasakan sangat besar, selain akan
akan menimbulkan kerugian bagi semua pihak dan yang paling utama
adalah human error, faktor alam, dan faktor kesalahan teknis dilapangan, dari
bagaimana cara bernavigasi yang baik dalam cuaca buruk, mulai dari
35
identifikasi thypoon, persiapan kapal sebelum berlayar, sampai bermanuver
menambah skill dan teknik yang terbaik dalam menghindari cuaca buruk dalam
berikut ini akan digambarkan permasalahan dari beberapa contoh kasus yang
terjadi.
Adapun kejadian yang terjadi akibat cuaca buruk pada kapal MV. WAN HAI 263
saat itu kapal pulang dari Samudera Hindia tepatnya dari Dubai ( Uni Arab
Klang ( Malaysia ).
36
Last Port of Call : Tuticorin (India)
Kapal berlayar dari Port Klang (Malaysia) pada Kamis dini hari pukul:
Mph atau sekitar 640 Knots menuju Selat Taiwan dengan kecepatan
radius 60 Mil dan 30 Knots dengan radius 200 Mil, tepatnya dengan rute
sebagai berikut:
Perkiraan posisi untuk jam 14:12 UTC pada 23°12.00 Lintang Utara-
132°06.00 Bujur Timur dengan radius 80 Mil dari 70% lingkaran badainya,
perkiraan posisi untuk jam 15:12 UTC pada 24°54.00 Lintang Utara-
132°42.00 Bujur Timur dengan radius 150 Mil dari 70% lingkaran
badainya, perkiraan posisi untuk jam 16:12 UTC pada 24°30.00 Lintang
37
Utara-134°00.00 Bujur Timur dengan radius 220 Mil dari 70% lingkaran
badainya.
Karena tidak ada laporan dari Mualim jaga saat itu bahwa telah diperoleh
Bujur Timur.
kendur dan semua alat-alat keselamatan seperti life bouy dan self igniting
serta hampir semua reefer plug cover hilang tertiup angin, goncangan
terjadi sangat hebat sekitar selama 2 jam, saat itu waktu menunjukan
38
menyisakan perjalanan 1 hari untuk sampai ke Hong Kong, Bosun dan
kendur dan ralling sebelah kiri patah pada fender No. 10 Bay No. 27, juga
Pilot ladder sebelah kiri hanyut terbawa ombak, dan semua alat-alat
keselamatan yang ditempatkan di upper deck seperti life bouy dan self
dan tukang las dari darat untuk membantu para pekerja kapal.
39
perusahaan, setelah itu meraka melakukan pengecekan ke seluruh bagian
berikutnya yaitu Shang Hai, semua ralling sudah diperbaharui dan alat-
alat keselamatan lengkap serta tangga pandu cadangan telah diganti, dan
searah dengan rute kapal yaitu ke utara menuju Laut China Utara kapal
mengalami olengan yang cukup hebat pada saat itu Thypoon “KIROGI”
terlalu parah, akan tetapi kami mendapat laporan dari hasil wawancara
dengan Mualim 2 kapal tersebut bahwa pada saat itu kondisi loading kapal
mengangkut reefer kontainer sejumlah 150 FEUs yang harus di cek setiap
40
Ketika cuaca buruk berlangsung, ketika itu pada waktu jam jaga Mualim 1,
kondisi reefer container yang berada pada palka 12, 11, 10 dan 9, tetapi
melihat kondisi cuaca yang sangat buruk Dia memutuskan untuk kembali
radio VHF untuk komunikasi dan tanpa mengenakan life jacket sehingga
darena mengalami luka yang cukup serius dan kesulitan untuk berjalan,
41
perintah Mualim 1 dengan pertimbangan bahwa kondisi cuaca tidak
menjelang bulan Maret dan semua laut lebih tenang dari bulan-bulan
musim penghujan pada bulan Juni sampai Agustus, tetapi kapal kami
42
From : Hong Kong (China)
sampai ada pemberitahuan labih lanjut dan kondisi perairan aman untuk
Kapal berlabuh jangkar sekitar 20 jam dan setelah diterima laporan dari
Mualim 1 yang bertugas jaga pada waktu itu, bahwa penunjukan pada
43
Kapal melaju dengan kecepatan rata-rata 18 Knots karena pengaruh
rough sea dan swell, sampai sekitar 3 jam stabiitas kapal terganggu,
untuk bekerja didalam ruang akomodasi dan mengunci semua pintu keluar
tengah hari.
Shang Hai selama sekitar 20 jam, tetapi kerusakan yang terjadi tidak
(China).
44
B. ANALISA DATA
teknik-teknik yang tepat dalam bernavigasi dalam cuaca buruk. Berikut ini
posisi kapal kita Nahkoda harus diberi tahu dan ketika kapal berlayar
45
mungkin untuk melihat tekanan udara pada penunjukan barometer
datangnya thypoon.
dengan cuaca buruk seperti es, badai tropis, angin dengan kecepatan
10 pada Skala Beaufort atau lebih atau bahaya navigasi lain yang
dengan mereka atau dengan radio pantai setempat, ketika itu kapal
sebuah kapal atau Orang yang melakukan panggilan itu dalam situasi
ketentuan yaitu:
46
a. Posisi dimana kapal berada, diarea mana kita berlayar dan
area tersebut, berdasarkan data di peta bahwa posisi kapal saat itu
adalah berjarak lebih dari 70 Mil dari garis pantai, tetapi masih
IMMARSAT C.
yang dipilih DSC, jika otomatis maka DSC akan memilih sendiri
manual.
kejadian, posisi kapal (jika tidak otomatis dari GPS), dan waktu
47
5) Jika waktu mengijinkan pilih jenis kejadian Distress
setempat.
pergantian jaga, akan tetapi tidak ada serah terima sesuai yang
hal apa saja yang harus di perhatikan sebelum serah terima jaga dan
48
kelainan dan laksanakan sesuai perintahnya, tetapi bila terjadi terjadi
keselamatan di laut.
alur pelayaran dan keadaan cuaca untuk mengetahui lebih dahulu apa
yang akan di jumpai nanti selama jaga, supaya tidak terlalu sering
melihat peta waktu jaga, selain itu Perwira jaga juga harus memeriksa
jaga sebelumnya, dan setiap Perwira jaga harus tiba lebih awal dari
anjungan.
Selain itu, Perwira jaga juga diharuskan mengetahui hal-hal apa saja
kapal yang tepat pada saat itu, haluan dan kecepatan, informasi
tentang kapal lain disekitar kita, baringan dan obyek-obyek yang akan
kelihatan berikutnya, data cuaca, keadaan laut, arus pasang surut dan
49
khusus dari Nahkoda, mengamati kondisi cuaca dan mengambil
kondisi kapal.
bahaya tubrukan.
50
Seharusnya tidak seorangpun Awak kapal diperbolehkan berada di
deck ketika cuaca buruk, kecuali keadaan mendesak dan perlu demi
terang (reflective colour) dan Awak kapal yang ditugaskan ini haruslah
berpengalaman pula.
Pada waktu kejadian tersebut, Juru mudi tadi mengalami luka disekitar
di atas mungkin tidak akan ada Juru mudi yang terluka karena cuaca
buruk.
51
tindakan antisipasi sebelum terjadinya cuaca buruk, jika perlu
kondisi yang baik sehingga tidak akan terjadi pengikatan kendur yang
terhadap peralatannya.
igniting light juga EPIRB dan fire house beserta hose dan noozlenya.
Apabila tindakan ini dilakukan mungkin tidak akan ada lifebouy yang
52
sebelumnya dengan melakukan pembahasan terhadap semua penyebab
ketika cuaca buruk, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa alternatif yang
kecepatan dan arah angin, kondisi laut dan arusnya, kabut dan awan serta
yang tidak di inginkan dengan melatih mulai dari persiapan yang harus
dll. Juga peralatan komunikasi seperti radio VHF, radio MF/HF, INMARSAT
B&C dan peralatan GMDSS lainnya serta bahasa inggris dalam melakukan
53
komunikasi radio yangg baik sehingga dapat mencegah terjadinya
untuk mendampingi para Perwira jaga dan Juru mudi untuk mengambil alih
beberapa tindakan baik untuk para pekerja deck dan muatannya juga untuk
akan di lakukan oleh para Perwira jaga dapat dihindari dan kecelakaan
ladder dan semua lashing materials yang ditempatkan pada setiap lashing
box dan memastikan semuanya dalam kondisi yang aman untuk melakukan
weather selain dari Master order atau night order yang bisa berupa sebuah
54
rangkuman dari publikasi navigasi yang ada dikemas dengan gaya
tersendiri yang sederhana dan menarik supaya lebih mudah untuk dipelajari
dalam Master order setiap kali timbul keraguan untuk mengambil tindakan
harus dilakukan untuk para pekerja harian dan yang lainnya sehingga
lancar.
dalam persoalan ini adalah untuk mencari solusi terbaik yang benar-benar
sesuai untuk diaplikasikan dilapangan dan diterima semua pihak dan tentunya
permasalahan tadi, maka berikut ini akan dilakukan peninjauan ulang terhadap
buruk, yaitu:
55
1. Mengadakan briefing atau pengarahan terhadap para Perwira kapal dalam
arah angin, kondisi laut dan arusnya, kabut dan awan serta kemungkinan
baik sesuai aturan 5 Collision Regulation 1972 dan BAB 5 SOLAS tentang
dengan melatih mulai dari persiapan yang harus dilakukan untuk muatan,
cuaca seperti weather facsimile, navtex, EGC received dll. juga peralatan
komunikasi seperti radio VHF, radio MF/HF, INMARSAT B&C dan peralatan
56
antisipai yang harus dilakukan seperti mengamankan
kejadian tersebut.
untuk mendampingi para Perwira jaga dan Juru mudi untuk mengambil alih
beberapa tindakan baik untuk para pekerja dek dan muatannya juga untuk
57
cuaca buruk terjadi, sehingga semua tindakan ragu-ragu yang mungkin
akan dilakukan oleh para Perwira jaga dapat dihindari dan kecelakaan
situasi ini.
58
3. Nahkoda melakukan pemeriksaan sebelum memulai palayaran terhadap
weather selain dari Master order atau Night order yang bisa berupa sebuah
59
rangkuman dari publikasi navigasi yang ada dikemas dengan gaya
tersendiri yang lebih sederhana dan menarik supaya mudah untuk dipelajari
dalam Master order setiap kali timbul keraguan untuk mengambil tindakan
harus dilakukan untuk para pekerja harian dan yang lainnya sehingga
60
keputusan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan lebih
awal.
61
1