Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam dunia pelayaran sebuah kondisi yang aman tentunya sangat diharapkan
oleh semua pihak, dimana untuk melakukan sebuah pelayaran dengan selamat
tentunya haruslah dimulai dari sebuah persiapan yang matang yang harus
16
c). Indikator-indikator:
(1). Helm indikator (Penunjuk kemudi).
(2). Engine revolution indicator (Penunjuk
RPM/putaran mesin).
(3). Log speed register (Daftar kecepatan).
(4). Log distance register (Daftar catatan
jarak).
(5). Rudder angle indikator (Petunjuk
kemudi).
(6). Echo sounder (Pengukur kedalaman
air).
(7). Clinometer (Pengukur kemiringan
kapal).
d). Perlengkapan untuk pengamatan dan penentuan posisi:
(1). Binocular dan Telescope (Teropong
dan Telescope).
(2). Clear view screen (Kaca terang).
(3). RADAR.
(4). Direction finder.
(5). Loran, Decca, dan Omega receiver.
(6). Pesawat penerima satelit pelayaran.
e). Lampu-lampu:
(1). Lampu navigasi (Lampu tiang, lambung,
dan buritan).
(2). Lampu sorot.
(3). Lampu deck dan lampu jangkar.
f). Lain-Lain:
(1). Lampu tanda bahaya pekerjaan.
(2). Fire detector.
(3). Pesawat penerima atau Fax.
(4). Pengawas pintu kedap air.
(5). Logger (Untuk telegraph mesin dan
sebagainya).
(6). Control Stand (Untuk mesin utama
thruster, cargo crane dan system).
14
2). Kamar peta:
Meja dan Peta.
a). Chronometer.
b). Alat pengamat cuaca.
c). Marine chrystal clock.
d). Barometer.
e). Buku dan Dokumen sebagai berikut:
(1). Buku jurnal.
(2). Buku isyarat.
(3). Bulu Pilot.
(4). Daftar suar.
(5). Daftar pasang surut.
(6). Almanak nautika.
(7). Buku register Kapal.
(8). Daftar jarak.
(9). Buku perintah malam Nahkoda.
3). Communication system (Sistem komunikasi):
a). Perlengkapan untuk komunikasi jarak jauh:
(1). Radio Telegraf.
(2). Radio Telephone.
b). Alat-alat visual dan bunyi:
(1). Bendera isyarat international.
(2). Bendera tangan.
(3). Lampu signal.
(4). Alat bunyi:
Suling uap.
Suling udara.
Suling kabut otomatis.
c). Perlengkapan untuk komunikasi ke dalam:
(1). Telegraf
(2). Interphone
(3). Sistem pemberitahuan umum (Public Addreser system)
d). Sextant (Alat pengukur tinggi matahari).
15
Disamping Perwira bagian navigasi, Perwira lainnya juga harus melakukan
16
Mualim 1 sebagai Perwira yang bertanggung jawab terhadap muatan juga
harus melakukan persiapan seperti yang dikemukakan oleh H.I. Lavery BA,
Lavery,1990:240), bahwa:
Muatan deck harus diamankan agar dapat menjamin bahwa tidak ada
perpindahan atau pergerakan muatan pada saat cuaca buruk yang tidak
terduga pada saat sedang berlayar, lashing-lashing dan fitting-fitting yang
dipergunakan untuk mengikatkan kontainer tersebut harus cukup kuat agar
dapat menahan goncangan-goncangan yang disebabkan oleh kapal dan
muatan akibat pengaruh cuaca buruk.
Selain itu Nahkoda sebagai pimpinan tertinggi di atas kapal harus menetapkan
yang masih termasuk dalam tahap persiapan ketika berlayar. dalam musim
penghujan dimana rawan akan terjadinya cuaca buruk, seperti yang diuraikan
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika cuaca buruk adalah sebagai berikut:
1. Tali-tali penyelamat harus dipasang ditempat-tempat yang diperlukan
sebagai tindakan antisipasi kalau cuaca buruk terjadi.
2. Bahaya terhadap orang-orang yang berada di deck ketika cuaca
buruk harus diperhatikan.
3. Tidak seorangpun Awak kapal diperbolehkan berada di deck ketika
cuaca buruk, kecuali keadaan mendesak dan perlu demi keselamatan Awak
kapal dan kapal.
4. Untuk mengantisipasi cuaca buruk semua pengikatan muatan deck
harus diperiksa dan dikencangkan, jika perlu pekerjaan di deck pada saat
cuaca buruk harus dengan seizin Nahkoda dan petugas jaga di anjungan
harus diberi tahu.
5. Setiap orang yang ditugaskan di deck pada cuaca buruk harus
memakai rompi penyelamat atau pelampung dan dilengkapi dengan alat
penghubung radio (Transceiver). Orang tersebut harus terus menerus
berhubungan radio dan terlihat oleh orang yang membantunya (Back up
persons).
16
6. Awak kapal di deck harus menggunakan pakaian yang berwarna
terang (Reflective Colour).
7. Awak kapal harus bekerja berpasangan atau dalam kelompok dan
harus dibawah pimpinan seorang Perwira senior yang berpengalaman.
tentunya akan lebih mengetahui dan lebih bisa mengidentifikasi apabila akan
terjadi cuaca buruk terutama pada awal bulan September sampai dengan awal
dilayarkan sesuai dengan prosedur, baik untuk Perwira jaga yang akan
17
melakukan dinas jaga, maupun semua ABK yang akan melakukan pekerjaan
Setiap Perwira jaga harus senantiasa melakukan pengamatan yang baik dan
maksimal menurut standar prosedur yang telah ditetapkan dalam STCW 1978,
bagaimana pengaturan dan pembagian dari tugas jaga ini, seperti yang telah
18
b. Berolah gerak terhadap kapal lain sesuai dengan instruksi Nahkoda.
c. Adakan pengamatan keliling dengan seksama, laporkan kepada
Nahkoda bila terjadi kelainan-kelainan dan laksanakan sesuai
perintahnya. Bilamana dalam keadaan darurat bilamana perlu ambil
tindakan terlebih dahulu dan segara laporkan kepada Nahkoda.
d. Usahakan kapal selalu pada haluan yang ditentukan dan diambil
posisi secara teratur.
e. Peralatan-peralatan navigasi dijaga agar selalu dalam keadaan baik
dan diperiksa kesalahannya (error) setiap saat.
f. Pelajari ramalan cuaca dan laporkan bila perlu.
g. Mengirim dan menerima isyarat.
h. Bertanggung jawab atas keselamatan di laut.
i. Mengukur dan menghitung kedalaman laut.
j. Catat dalam buku harian kapal setiap kejadian selama pelayaran.
k. Waktu serah terima jaga, dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Disamping harus melakukan dinas jaga dengan benar, Perwira jaga juga harus
mencatatnya dalam log book sebagai pertanggung jawaban atas jam jaganya
dia yang kemudian dilaporkan ketika melakukan serah terima jaga, seperti yang
(IMO,2001:5), yaitu:
19
datanglah keanjungan lebih dulu untuk menyesuaikan penglihatan mata
dalam kegelapan.
Hal-hal yang harus diserah terimakan.
1. Posisi kapal yang tepat pada saat itu
2. Haluan, kecepatan, jarak yang ditempuh, keadaan alat-
alat navigasi dan haluan yang dikemudikan.
3. Koreksi kompas magnet bila ada.
4. Informasi tentang kapal lain, obyek baringan, lampu-
lampu suar dan sebagainya yang kelihatan saat itu.
5. Obyek-obyek yang akan kelihatan berikutnya.
6. Nama-nama obyek terakhir yang baru diamati, posisi
dan waktu pengambilan posisi.
7. Data cuaca, keadaan laut, arus pasang surut dan
pengaruhnya terhadap Kapal.
8. Keadaan lampu-lampu navigasi (bila malam hari) dan
bagian-bagian yang dibuka seperti palka dan sebagainya.
9. Perintah-perintah lisan atau khusus lainnya dari
Nahkoda.
10. Mengamati cuaca dan mengambil tindakan untuk
mengatasi cuaca buruk sesuai kebutuhan yang diperlukan.
11. Meronda keliling kapal, periksa air got dan
kemungkinan banjir, kebakaran dan pencurian.
12. Hal-hal penting lainnya dan pada waktu serah terima
jaga, petugas jaga yang baru melapor kepada Nahkoda bila perlu.
Setiap Nahkoda dari setiap kapal yang ketika bernavigasi bertemu dengan
cuaca buruk seperti es, badai tropis, angin dengan kecepatan 10 pada skala
Beaufort atau lebih atau bahaya navigasi lain yang dapat membahayakan
20
pelayaran harus mengirimkam berita bahaya kepada semua kapal dalam
jangkauan dan mengadakan komunikasi dengan mereka atau dengan radio
pantai setempat dengan prosedur sesuai yang diatur dalam regulasi 2 BAB IV.
Dalam hal ini, seharusnya semua Perwira jaga mengetahui untuk melakukan
dan kapal dalam kondisi siap untuk bernavigasi memasuki cuaca buruk, seperti
(IMO,2001:7), yaitu:
Pemberitaan yang dilakukan oleh pihak kapal tentunya harus dilakukan sesuai
bahwa:
21
atas perintah langsung dari Nahkoda kecuali dalam keadaan yang sangat
berbahaya. Sehubungan dengan panggilan Distress, maka perlu kita ketahui:
Pengiriman berita Distress
Walaupun ada bermacam-macam alat pada control unit DSC akan mempunyai
sebuah tombol Distress yang tertanda jelas dan biasanya ditutup dengan
safety flap, untuk mengirim sebuah berita Distress dilakukan langkah-langkah
berikut:
1. Tekan tombol Distress untuk memulai panggilan
2. Pilih gelombang dimana seharusnya berita Distress
dikirim pada VHF, MF, atau HF.
3. Radio harus dinyalakan pada gelombang Distress DSC
yang dipilih. DSC bisa bekerja secara otomatis, tetapi jika tidak harus
dilakukan secara manual.
4. Jika waktu mengijinkan, pilih pada layar menu jenis
kejadian, posisi kapal (jika tidak otomatis dari GPS), dan waktu UTC ketika
itu.
5. Jika waktu memungkinkan pilih jenis Distress seperti
grounding abandon ship, fire on board, piracy attack dan sebagainya sesuai
dengan yang terjadi di kapal anda.
6. Pilih jenis komunikasi yang diinginkan dengan suara
atau telex dan frequensi yang digunakan.
7. Kirim berita Distress dengan menekan dua kali tombol
Distress atau tombol lain (jika jenis alatnya berbeda).
8. Mempersiapkan untuk saluran yang dipilih dengan
menyalakan radio pada gelombang yang digunakan untuk mengirim berita
dan menunggu persetujuan dari kapal lain, stasiun pantai, atau RCC
setempat.
persyaratan sehingga berita yang dikirim dapat menjangkau stasiun radio yang
kita tuju dengan pertimbangan posisi dimana kapal kita berada, seperti yang
Campbell,1998:15), bahwa:
22
1. Area A1:Daerah perairan sampai sejauh 20 mil dari
garis pantai, dengan stasiun pantai yang dilengkapi dengan DSC (Digital
Selective Calling). Peralatan GMDSS kapal yang disyaratkan adalah:
Very High Frequency (Radio VHF); jangkauan komunikasi DSC VHF adalah
sekitar 20-30 mil dari garis pantai.
2. Area A2:Daerah perairan sampai sejauh 70 mil dari
batas luar Area A1, dengan stasiun pantai yang dilengkapi dengan DSC
(Digital Selective Calling). Peralatan yang disyaratkan adalah:
Medium Frequency (radio MF); Jarak jangkauan untuk sinyal MF adalah
sekitar 100 mil dari garis pantai.
3. Area A3:Area yang merupakan daerah jangkauan
Inmarsat Geostationary Communication Satellites. Area efektifnya adalah
diantara lintang 70º Utara sampai 70º Selatan. Peralatan yang disyaratkan
adalah:
International Maritime Satellites (INMARSAT A, B, dan C), baik untuk kapal
maupun stasiun pantai.
4. Area A4:Area ini tidak termasuk kedalam semua area di
atas, A4 mencakup daerah-daerah lintang tinggi, di atas lintang 70º
Utara/Selatan. Perlatan yang disyaratkan adalah:
High Frequency (radio HF); jangkauan sinyal HF adalah seluruh permukaan
bumi (Area A1, A2, A3, dan A4).
bahasa internasional yang telah ditetapkan, supaya tidak terjadi kekeliruan dan
kesalahan dalam penafsiran yaitu bahasa Inggris, seperti yang telah ditetapkan
23
Received May Day – artinya menerima dan menyetujui berita Distress untuk
melakukan tindakan dan memberikan pertolongan kepada kapal yang
dalam keadaan Distress.
Over – Artinya ganti (bahasa radio) maksudnya berita selesai dan
mempersilahkan untuk melanjutkan komunikasi.
peralatan GMDSS yang sesuai dengan prosedur yang sesuai dengan posisi
area dimana kapal itu berada, tetapi kapal melaju semakin dekat dengan
thypoon, maka para Perwira kapal harus mengetahui bagaimana teknik untuk
bernavigasi di daerah thypoon, apakah kapal masih berada pada sisi aman
For Mariners Third Edition dalam BAB 11 buku ini dijelaskan tentang
pergerakan dari siklon tropis, dan peraturan teknik praktis untuk menghindari
pusat dari sebuah siklon tropis, (Her Majesty Stationary Office,2002:145) yaitu
sebagai berikut:
24
Walaupun parabola adalah bentuk pergerakan siklon yang biasanya terjadi
tetapi terkadang mereka bergerak hanya dengan lintasan pendek ke barat
atau berlawanan dari arah biasanya tergantung dari posisi dan musim.
2. Teknik untuk menghindari pusat dari sebuah siklon
tropis.
Berdasarkan kenyataan semua sektor siklon tropika adalah bercuaca buruk
dan amat berbahaya, akan tetapi dalam navigasi laut ada sektor-sektor
yang di sebut “Dangerous Semi-Circle” dan “Navigable Semi-Circle” dari
sebuah siklon tropika dangerous semi-circle adalah sektor setengah
lingkaran dari siklon tropika dimana kapal-kapal yang sudah berada
didalamnya sulit untuk melarikan diri dari pusat siklon tropika.
Sedangkan yang dimaksud dengan navigable semi-circle adalah bagian
setengah lingkaran dari siklon tropika dimana kapal-kapal yang sudah ada
didalamnya masih dapat melarikan diri dari pusat siklon tropika tersebut.
Pada siklon tropika di belah bumi utara yang merupakan dangerous semi-
circlenya adalah right hand semi-circlenya dan navigable semi-circlenya
adalah left hand semi-circlenya, sedangkan di belah bumi selatan
sebaliknya.
apabila hanya semua persiapan hanya dilakukan oleh kapal secara sepihak,
akan tetapi dalam bernavigasi tentunya melibatkan berbagai pihak seperti kapal
pihak-pihak yang terlibat telah diatur dalam SOLAS Consolidated Edition, 2001.
bahwa:
25
3. Penentuan rute pelayaran sesuai dengan sistem yang
telah ditetapkan dengan tujuan untuk efisiensi pelayaran dan untuk
perlindungan lingkungan laut dan yang paling utama mendukung
kelancaran operasional kapal.
4. Sistem pelaporan kapal tentang jenis kapal dan
karakteristik partikularnya, barang yang dibawanya beserta jumlah Awak
dan laporan tentang pelayarannya, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam konvensi PBB tentang hukum laut international.
5. Pelayanan-pelayanan lalu lintas kapal yang diadakan
oleh Negara pantai di daerah pelayaran ramai mengenai daerah tersebut
dan semua pelayanan dalam bernavigasi.
6. Signal keadaan bahaya termasuk isyarat bunyi dan
lampu juga pengiriman berita melalui peralatan GMDSS.
7. Penyediaan sarana bantu navigasi sesuai yang
disyaratkan untuk masing-masing jenis kapal, berat kotor, dan tahun
dibuatnya.
8. Tanda-tanda navigasi seperti pelampungan suar dan
lain-lain yang diambil alih oleh pemerintah Negara pantai baik dalam
penataan dan perawatannya.
9. Tim penolong atau SAR yang bertempat di stasiun
pantai dan dibawah Negara pantai juga untuk pengadaan fasilitas dan
perlengkapannya.
10. Life saving signals harus tersedia dan siap digunakan
oleh stasiun penyelamat untuk kegiatan penyelamatan dan pencarian juga
harus tersedia disetiap kapal seperti pada pemberlakuan dari BAB ini.
11. Penggunaan auto pilot dan steering gear di daerah
tertentu yang menyaratkan untuk menggunakan lebih dari 1 steering gear
serta perawatannya, pengetesan, dan drill.
12. Publikasi nautika seperti Admiralty Sailing Direction
(ASD), Admiralty Lists of Lights and Radio Signals (ALRS), Notices To
Mariners (NTM), Admiralty Tides Tables (ATT) dan publikasi-publikasi
lainnya. Dan disyaratkan semua kapal menggunakan peta yang paling baru
dan selalu dikoreksi.
13. Pembatasan-pembatasan operasional untuk kapal
penumpang mengacu pada ketentuan dalam BAB I.
akan adanya berita yang dikirim oleh kapal lain yang dalam keadaan bahaya,
berita tersebut kita acknowledge apabila memungkinkan untuk kita tolong, akan
26
tetapi apabila tidak memungkinkan maka kita harus mengirimkan berita
Distress relay atau merelay berita dari kapal yang sedang dalam keadaan
bahaya tadi.
dari persiapan, menjelang cuaca buruk, tindakan yang harus dilakukan ketika
cuaca buruk dan peninjauan ulang yang harus dilakukan setelah melewati
kecelakaan kecuali factor Act of God yang memang sangat sulit bahkan tidak
Berikut akan disajikan daftar dari istilah-istilah yang akan digunakan dalam
27
lingkaran dan bergerak secara parabolik.
1 jam berlayar.
28
yang diangkut didalamnya.
maupun Penumpang.
Act of God :
Takdir Tuhan atau kekuasaan Tuhan.
Barometer
Alat pengukur tekanan udara.
29
Skala Beaufort Ukuran kekuatan angin yang dinyatakan
pusatnya.
:
KHz Satuan untuk frequensi. (Kilo Hertz)
:
ETA Estimate Time Arrival atau perkiraan waktu
30
menggunakan peti kemas tersebut.
daerah tersebut.
31
:
B. KERANGKA PEMIKIRAN
32
OPTIMALISASI DALAM BERNAVIGASI DI CUACA BURUK
33
Bermanuver Di Komunikasi Internal
Daerah Cuaca Buruk dan External
Melakukan Pengecekan
Keseluruh Bagian Kapal Setelah
Melewati Cuaca Buruk
34
31