You are on page 1of 8

LAPORAN KASUS

OS POSTERIOR VITREOUS DETACHMENT (FLOATERS)

Pembimbing:

dr. Minggaringrum, Sp.M

Disusun Oleh:

Fajar Yanuar Fathorrazid

(201720401011173)

SMF MATA RS BHAYANGKARA KEDIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
DESKRIPSI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. W

 Usia : 54 thn

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Agama : Islam

 Alamat : Kediri

 Pekerjaan : Ibu rumah tangga

II. ANAMNESIS

Keluhan utama: mata kiri terasa seperti ada benda hitam

Riwayat Penyakit Sekarang:

 Mata kiri terasa ada benda hitam ketika melihat ± 2 bulan yang lalu

 Bayangan berbentuk seperti bulatan berada pada sisi kiri atas

 Bayangan pertama kali muncul secara mendadak tanpa keluhan apapun


sebelumnya

Riwayat Penyakit Dahulu:

 Sakit seperti ini (-)

 HT (-) DM (-) Asam urat (+)

Riwayat Penyakit Keluarga:

 HT (-) DM (-)

Riwayat Alergi:

 Obat (-), makanan (-)

Riwayat Pengobatan:

Riwayat Operasi: (-)


Riwayat Sosial:

 Pasien merupakan ibu rumah tangga

III.PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis:

 Kesadaran : Compos mentis

 Status gizi : Baik

Vital Sign

 TD : 120/80 mmHg

 Nadi : 84 kali/ menit

 RR : 20 kali / menit

 Suhu : 36,0 ℃

Status Lokalis: Mata

OD OS

Visus 0,9 0,8

Pergerakan semua arah semua arah


bola mata

OD OS

Pemeriksaan Segmen Anterior

Palpebra Superior : edema (-), Superior : edema (-),


Hiperemi (-) Hiperemi (-)
Inferior : edema (-), hiperemi Inferior : edema (-),
(-) hiperemi (-)
Konjungtiva Konjungtiva palpebral Konjungtiva palpebral
superior hiperemi (-), superior hiperemi (-),
Konjungtiva palpebra Konjungtiva palpebral
inferior hiperemi (-) inferior : hiperemi (-)
Kongjungtiva bulbi : CVI (-) Konjungtiva bulbi : CVI (-)
Sekret (-) Sekret (-),

Kornea PCVI (-), jernih PCVI (-), jernih,

COA Dalam Dalam

Iris Reguler, Reguler,

Pupil Refleks pupil (+), bulat (+) Refleks pupil (+), bulat (+)
Ø 3 mm Ø 3 mm

Lensa Jernih Jernih

Vitreus

Fundus

TIO

Lapang
Pandang
DIAGNOSIS

OS Floatters (Posterior Vitreous Detachment)

DIAGNOSIS BANDING

1. OS Central Serous Chorioretinopathy

2. OS Vitreal Haemorrhage

3. Ablasio Retina

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Slit Lamp

 Fluorescin Angiograph

 Amsler Grid

 Optical Cohorence Tomography (OCT)

 Pemeriksaan menggunaka opthalmoskop indirect

KOMPLIKASI

 Ablasio Retina
 Katarak

PROGNOSIS

.Floaters atau PVD ini memiliki prognosis yang baik. Dalam 3 bulan keluhan floatters
pasien akan hilang namun ada beberapa individu dengan keluhan menetap.

DISKUSI

Floaters vitreous terjadi akibat serat kolagen mikroskopis yang ada di dalam vitreous
yang menggumpal dan membentuk bayangan pada retina dan bermanifestasi sebagai floaters
pada pasien. Penyebab paling umum dari floaters vitreous di ophthalmology adalah posterior
vitreous detachment (PVD), yaitu pemisahan permukaan hyaloid posterior dari retina.
Seringkali kondisi ini tidak mengancam kemampuan visual . Pasien dengan tanda dan gejala
floaters vitreous perlu dievaluasi oleh dokter mata.

Etiologi dari floaters adalah terlepasnya permukaan hyaloid posterior pari retina. Hal
ini dapat menyebaban traksi pada vitroretina pasien sehingga pasien merasa seperti melihat
benda hitam pada matanya. Sealin ini trauma tumpul yang terajadi pada mata juga dapat
mnimbulkan gejala floaters

Ada tiga bilik di mata: bilik anterior, ruang posterior, dan ruang vitreous. Ruang
anterior terdiri dari konten okular di belakang kornea. Ruang posterior terdiri dari konten dari
iris hingga anterior lensa. Ruang vitreous konten mata yang berada di belakang lensa dan
merupakan lokasi floaters vitreous. Gel vitreous, yang terdiri dari serabut kolagen, mengisi
ruang vitreous yang mengalami sineresis dan kontraksi (menyusut) karena usia dan faktor
mekanis. Serat terjalin dalam vitreous dan melekat pada permukaan retina. Seiring waktu,
menyusut vitreous dan serat-serat ini menarik pada permukaan retina. Seringkali serat-serat
memungkinkan vitreous untuk terpisah dan terus menyusut. Akhirnya, vitreous tidak dapat
mengisi volume rongga yang ada di dalamnya. Hal ini menyebabkan pemisahan vitreous dari
retina, menciptakan cairan vitreous yang mengambang di ruangnya. Jika proses ini terjadi
secara bertahap, gejalanya biasanya ringan dan bisa luput dari perhatian. Jika proses
pemisahan secara tiba tiba,misalnya ada adhesi abnormal antara vitreous dan retina, PVD
dapat merobek pembuluh retina atau retina itu sendiri.
Tidak ada perawatan yang diindikasikan untuk PVD atau vitreous floaters. Jika
ditemukan kerusakan retina, maka keadaan ini harus selalu diawasi. Manajemen pasien harus
termasuk edukasi pasien apabila terjadi gejala ablasio seperti berikut: peningkatan floaters,
lampu berkedip, perburukan visus, atau munculnya tirai atau bayangan di mana saja di bidang
visual. Jika gejala-gejala ini berkembang, evaluasi segera pada dokter spesialis mata.

Jika tidak ada robekan atau perdarahan yang ditemukan pada pemeriksaan, pemeriksaan
berulang dengan depresi skleral perlu dilakukan dalam 2 sampai 4 minggu. Jika pada 2
sampai 4 minggu tidak terlihat gejala ablasio retina, ulangi pemeriksaan dilatasi pada 3 bulan
dan 6 bulan sejak timbulnya gejala awal. Jika tidak ada kerusakan retina yang terlihat, tetapi
perdarahan vitreus ringan atau perdarahan perifer punctata retinal, pemeriksaan dilatasi perlu
dilakukan satu minggu, 2 sampai 4 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan sejak timbulnya gejala. Jika
tidak ada kerusakan retina yang ditemukan, tetapi terdapat perdarahan vitreous atau anterior
yang berbahan vitreous yang bermakna, pemeriksaan ulang harus dilakukan pada hari
berikutnya oleh spesialis retina karena kemungkinan retinal break yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Baratawidjaya & Rengganis, 2010, Imunologi Dasar Edisi Kedelapan, Badan Penerbit
FKUI, Jakarta, pp 389-392
2. Ilyas & Yulianti, 2013, Ilmu Penyakit Mata Edisi 4, Badan Penerbit FKUI, Jakarta, pp
133-134
3. Vaughan & Asbury, 2013, Oftalmologi Umum Edisi 17, Mc Graw Hill, New York, pp
133

You might also like