You are on page 1of 19

1) PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad


mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat
lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami.
Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa
kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses
penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak
bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan
kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.

Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang
berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat
dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak
dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-
bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi
cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras
karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan
terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara
alami akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur
menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak
kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang
dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang
dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat
tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.

Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di
berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul
dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan
tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan
bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini
terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan
terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut
petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum
yang artinya minyak.

Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak
bumi disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini
berupa air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi
bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa
jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi
minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial
menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak
bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan
minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses
studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur sumber.

Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gamar


ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari
matahari dengan fotosintesis.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan
sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan
yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan
hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya
tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika
karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang
tidak mungkin dimasak.

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung


selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah
satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan
sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang
tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus
tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan
yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk
amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu
antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus
akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus
bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti
penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang
ada menjadi gas.

4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon.


Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak
mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan
air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan
minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah
lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air
cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan
yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap
ditambang.
2) KOMPOSI MINYAK BUMI

Penampakan fisik minyak bumi sangat beragam, tergantung dari


komposisinya. Pada umumnya, minyak bumi yang baru dihasilkan dari sumur
pengeboran berupa lumpur berwarna hitam atau cokelat gelap, meskipun ada juga
minyak bumi yang berwarna kekuningan, kemerahan, atau kehijauan. Minyak
hasil pengeboran ini disebut minyak mentah (crude oil).
Terdiri dari :
1. Komposisi Hidrokarbon pada Minyak Bumi
Minyak bumi tersusun dari senyawa hidrokarbon yang berbeda-beda.
Perbedaan ini tergantung dari faktor umur, suhu pembentukan, dan cara
pembentukan. Minyak dari Indonesia mengandung banyak senyawa aromatik
seperti benzena, sedangkan minyak bumi dari Rusia mengandung banyak senyawa
sikloalkana seperti sikloheksana. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
diketahui bahwa dalam minyak bumi terdiri atas bermacam-macam senyawa
hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut sebagai berikut.
1.1. Alkana
Golongan alkanan yang banyak terdapat dalam minyak bumi
adalah n-alkana dan isoalkana. n-alkana adalah alkana jenuh berantai lurus
dan tidak bercabang, contoh n-oktana.

Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai


atom C tersier dan bercabang, contoh isooktana.

Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa hidrokarbon


tersatuasi yang mengandung rantai lurus atau bercabang yang molekulnya
hanya terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen (H).

1.2. Sikloalkana
Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon berantai tunggal dan
berbentuk cincin. Golongan sikloalkana yang terdapat dalam minyak bumi
adalah siklopentana seperti metil siklopentana dan sikloheksana seperti etil
sikloheksana.
Sikloalkana juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah
senyawa hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap pada karbonnya. Naptena memiliki rumus umum CnH2n dan
mempunyai ciri-ciri mirip alkana tetapi mempunyai titik didih yang lebih
tinggi.

1.3. Hidrokarbon Aromatik


Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang tidak tersaturasi,
memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada
struktur ini, atom hidrogen berikatan dengan atom karbon dengan rumus
umum CnHn. Jika hidrokarbon aromatik dibakar, akan menimbulkan asap
hitam pekat dan beberapa bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
Senyawa hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah
senyawa benzena, contoh etil benzena.

2. Kandungan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi


Secara umum, komponen minyak bumi terdiri atas lima unsur kimia, yaitu
83-87% karbon, 10-14% hidrogen, 0,05-6% belerang, 0,05-1,5% oksigen, 0,1-2%
nitrogen, dan < 0,1% unsur-unsur logam.
2.1. Sulfur (Belerang)
Minyak mentah mempunyai kandungan belerang yang lebih tinggi.
Keberadaan belerang dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan
akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya
dalam keadaan dingin atau basah), karena terbentuknya asam yang
dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
2.2. Oksigen
Oksigen dapat terbentuk karena kontak yang cukup lama antara
minyak bumi dengan atmosfer di udara. Kandungan total oksigen dalam
minyak bumi adalah antara 0,05 sampai 1,5 persen dan menaik dengan
naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk
itu terlalu lama berhubungan dengan udara. Senyawa yang terbentuk dapat
berupa: alkohol, keton, eter, dll, sehingga dapat menimbulkan sifat asam
pada minyak bumi. Oksigen dapat meningkatkan titik didih bahan bakar.
2.3. Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah,
yaitu 0,1-2%. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe asphalitik. Nitrogen
mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum (getah)
pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik
didih tinggi.
2.4. Unsur-Unsur Logam
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium
pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat
menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas, dan
pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya
oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat
membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari
pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat
bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya
titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
3. Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak Bumi
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, naptena,
aspaltena, dan aromatik. Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung dalam
minyak bumi berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut:
No. Hidrokarbon Rata-Rata Rentang

1. Naptena 49% 30-60%

2. Parafin 30% 15-60%

3. Aromatik 15% 3-30%

4. Aspaltena 6% sisa-sisa
Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu parafin, naftalena, dan campuran parafin-naftalena.

3.1. Minyak Bumi Golongan Parafin


Sebagian besar komponen dalam minyak bumi jenis parafin adalah
senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak bumi jenis ini dimanfaatkan
untuk bahan bakar karena merupakan sumber penghasil gasolin.
3.2. Minyak Bumi Golongan Naftalena
Komponen terbesar dalam minyak bumi jenis naftalena berupa
senyawa hidrokarbon rantai siklis atau rantai tertutup. Minyak bumi jenis
ini digunakan untuk pengeras jalan dan pelumas.
3.3. Minyak Bumi Golongan Campuran Parafin-Naftalena
Minyak bumi golongan ini komponen penyusunnya berupa senyawa
hidrokarbon rantai terbuka dan rantai tertutup.

3) PENGOLAHAN MINYAK BUMI MENJADI FRAKSI-


FRAKSINYA

(LNG, LPG, Petroleum Eter, Bensin, Kerosin, Solar, Oli, Lilin, Aspal) -
Senyawa hidrokarbon yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
contohnya minyak bumi. Karena pentingnya minyak bumi bagi kelangsungan
hidup kita, maka pada bab ini akan dibahas proses terbentuknya minyak bumi,
penyulingan minyak bumi, fraksi-fraksi minyak bumi, dan dampak pembakaran
minyak bumi.
Sekarang ini pemakaian minyak bumi semakin meningkat dengan
meningkatnya berbagai macam industri. Karenaselain untuk rumah tangga
pemakaian minyak bumi dalam industri menjadi sangat vital, bahkan menduduki
peringkat pertama dalam pemakaian bahan bakar. Permasalahan minyak bumi
tidak lagi menjadi masalah ekonomi tetapi sudah menjadi masalah politik.
Permasalahan yang muncul belakangan ini adalah semakin menipisnya cadangan
minyak bumi di seluruh dunia. Mengapa bisa terjadi? Perlu kiranya kita tahu
bagaimana proses terbentuknya minyak bumi.
Minyak bumi terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut. Hasil peruraian yang
berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas
alam. Proses peruraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk
minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi
termasuk sumber bahan alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan
kearifan dalam eksplorasi dan pemakaiannya. Untuk mendapatkan minyak bumi
ini dapat dilakukan dengan pengeboran.
Minyak bumi merupakan campuran senyawa-senyawa hidrokarbon. Untuk
dapat dimanfaatkan perlu dipisahkan melalui distilasi bertingkat, yaitu cara
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya pada
kolom bertingkat. Komponen utama minyak bumi dan gas alam adalah alkana.
Gas alam mengandung 80% metana, 7% etana, 6% propana, 4% butana dan
isobutana, sisanya pentana. Untuk dapat dimanfaatkan gas propana dan butana
dicairkan yang dikenal sebagai LNG (Liquid Natural Gas). Karena pembakaran
gas alam murni lebih efisien dan sedikit polutan, maka gas alam banyak
digunakan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga. Dalam tabung kecil
sering digunakan untuk kemah, barbekyu, dan pemantik api. LNG juga banyak
digunakan untuk bahan dasar industri kimia seperti pembuatan metanol dan
pupuk.
Senyawa penyusun minyak bumi: alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatik.
Di samping itu terdapat pengotor berupa senyawa organik yang mengandung S,
N, O, dan organo logam. Dari hasil distilasi bertingkat diperoleh fraksifraksi
LNG, LPG, petroleum eter, bensin, kerosin, solar, oli, lilin, dan aspal.
Tabel 1. Fraksi-fraksi minyak bumi

Fraksi Jumlah Titik didih Kegunaan


atom C (°C)
Gas 1–4 (–160)–30 Bahan bakar LPG,
sumber hidrogen, bahan
baku sintesis senyawa
organik.
Petroleum eter 5–6 30–90 Pelarut.
Bensin (gasoline) 5–12 70–140 Bahan bakar kendaraan.
Nafta (bensin 6–12 140–80 Bahan kimia (pembuatan
berat) plastik, karet sintetis,
detergen, obat, cat, serat
sintetis, kosmetik), zat
aditif bensin.
Minyak tanah 9–14 180–250 Rumah tangga.
(kerosin),
Avtur Bahan bakar mesin
(Aviationturbine pesawat terbang.
kerosene)
Solar dan minyak 12–18 270–350 Bahan bakar diesel,
diesel industri.
Pelumas (Oli) 18–22 350 ke atas Pelumas.
Parafin/lilin/malam 20–30 350 ke atas Lilin, batik, korek api,
pelapis kertas bungkus,
semir sepatu.
Aspal 25 ke atas 350 ke atas Pengaspalan jalan, atap
bangunan, lapisan
antikorosi, pengedap
suara pada lantai.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya
untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas
bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah
isooktan dalam bensin.
Bilangan oktan merupakan ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi
ketukan ketika terbakar dalam mesin. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang
mengandung senyawa n–heptana dan isooktan. Misalnya bensin premium yang
beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung
80% isooktan dan 20% n–heptana.
Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98%
isooktan dan 2% n–heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran
dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 80–88), pertamax (bilangan oktan
91–92) dan pertamax plus (bilangan oktan 95). Penambahan zat antiketukan pada
bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan bakar. Untuk
menaikkan bilangan oktan antara lain ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil
Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol.
Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL
(Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro
etana sudah ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke
udara. Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
seperti pusing, anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+
bereaksi dengan gugus sulfhidril (–SH) dari protein sehingga menghambat kerja
enzim untuk biosintesis hemoglobin. Reaksinya:
Protein–SH + Pb2+ + SH–protein → protein–S–Pb–S–protein + 2H+
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan
produksi bensin dapat dilakukan cara-cara :
1. Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-
molekul kecil. Contoh:
C10H22(l) → C8H18(l) + C2H4(g)
2. Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai
bercabang.
3. Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekulmolekul kecil menjadi
molekul besar. Contoh:
a. propena + butena → bensin
b. isobutana + isobutena → isooktana
Dampak pembakaran bensin dapat diatasi dengan langkah-langkah sebagai berikut
:
 Produksi bensin ramah lingkungan (tanpa timbal).
 Penggunaan converter katalitik pada sistem pembuangan kendaraan.
 Penggunaan Electronic Fuel Injection (EFI) pada sistem bahan bakar.
 Penghijauan atau pembuatan taman kota.
 Penggunaan energi alternatif.

4) BILANGAN OKTAN / ZAT ADIKTIF BENSIN

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran
udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume
yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi.
Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara
spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar
karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan
terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan
mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.

Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun
bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat
dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak
seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.
Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:

 87 → Bensin standar di Amerika Serikat


 88 → Bensin tanpa timbal Premium
 91 → Bensin standar di Eropa, Pertamax
 92 → Bensin standar di Taiwan[1]
 91 → Pertamax[2]
 95 → Pertamax Plus

Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin.


Menambahkan tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan
bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan
aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari
bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen
bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan
membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal
sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.

Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah


MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol.
MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan
oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam
mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang
menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya
bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur
dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan
bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari
sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.

Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol
lebih unggul dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal.
Selain itu, etanol mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga
bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering
dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin
meningkat.

5) KEGUNAAN MINYAK BUMI

1. Penggunaan Minyak Bumi Sebagai Bahan Bakar


Sebagian besar produk minyak bumi digunakan sebagai bahan bakar, baik
bahan bakar di rumah tangga, industri maupun bahan bakar kendaraan. Bahan
bakar minyak yang digunakan di rumah tangga adalah minyak tanah dan gas
elpiji. Minyak tanah berasal dari fraksi kerosin, sedangkan gas elpiji berasal dari
fraksi gas.

Gambar 1. Pemakaian bahan bakar minyak di rumah tangga a) kompor gas


menggunakan gas elpiji, b) kompor minyak menggunakan minyak tanah.
Selain digunakan sebagai bahan bakar kompor, minyak bumi juga
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Produk-produk minyak bumi
yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor adalah bensin dan
minyak solar. Bensin mengandung sekitar ratusan jenis hidrokarbon dengan
jumlah rantai karbon antara 5 hingga 10. Minyak solar digunakan sebagai bahan
bakar untuk kendaraan bermesin diesel.
Ada tiga jenis bensin yang beredar di pasaran, yaitu premium, pertamax,
dan pertamax plus. Apakah perbedaan antara premium dan pertamax? Kedua jenis
bahan bakar ini dibedakan dari bilangan oktannya. Bilangan oktan menyatakan
jumlah ketukan pada mesin yang dihasilkan bensin. Semakin besar nilai bilangan
oktannya, semakin sedikit jumlah ketukannya. Artinya, semakin besar bilangan
oktan, semakin baik kualitas bensin. Nilai bilangan oktan dapat dihitung
menggunakan rumus berikut.
Bilangan Oktan = (% isooktana × 100) + (% n-heptana × 100)
Pertamax memiliki bilangan oktan yang lebih besar dari premium.
Bilangan oktan pertamax adalah 94, sedangkan premium hanya 88. Bilangan
oktan dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, di antaranya dengan
menambahkan TEL (tetra ethyl lead), MTBE (methyl tertier buthyl ether), dan
HOMC (high octane mogas component). Penambahan zat-zat ini dapat
meningkatkan bilangan oktan antara 3–5 poin.

Catatan Kimia :
Gasohol (gasoline alcohol)
Gasohol adalah bahan bakar campuran antara bensin dan alkohol. Salah
satu jenis gasohol adalah gasohol BE-10 yang terdiri atas 90% bensin dan 10%
bioetanol. Gasohol BE-10 merupakan hasil penelitian tim peneliti Balai Besar
Teknologi Pati (B2PT) di Lampung. Bahan dasar pembuatan bioetanol adalah
tanaman berpati seperti singkong yang banyak ditemukan di Indonesia.
Kandungan etanol pada gasohol BE-10 dapat meningkatkan kualitas bahan
bakar. Oleh karena etanol mengandung 35% oksigen, etanol dapat meningkatkan
efisiensi pembakaran. Selain itu, etanol juga ramah lingkungan karena emisi gas
buangnya rendah kadar karbon monoksida, nitrogen oksida, dan polutan lainnya.
(Sumber: www.tempo.co)

2. Penggunaan Minyak Bumi Sebagai Bahan Baku Industri Petrokimia


Berbagai produk bahan yang dihasilkan dari produk petrokimia dewasa ini
banyak ditemukan. Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk yang dihasilkan
dari minyak dan gas bumi. Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke
dalam plastik, serat sintetis, karet sintetis, pestisida, detergen, pelarut, pupuk,
berbagai jenis obat maupun vitamin. Terdapat tiga bahan dasar yang digunakan
dalam industri petrokimia, yaitu olefin, aromatika, dan gas sintetis (syn-gas).
Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:
a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.
b. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.
c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir.
Berikut ini adalah bahan dasar produk petrokimia :
a. Olefin (alkena-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi
olefin di seluruh dunia mencapai milyaran kg per tahun. Di antara olefin yang
paling banyak diproduksi adalah etilena (etena), propilena (propena), dan
butadiena.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
1. Polietilena, adalah plastik yang paling banyak diproduksi, plastik ini
banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus
(sampul). Di samping polietilena sebagai bahan dasar, plastik dari
polietilena ini juga mengandung beberapa bahan tambahan, yaitu bahan
pengisi, plasticer, dan pewarna.
2. PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada
pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai.
3. Etanol, adalah bahan yang sehari-hari dikenal dengan nama alkohol.
Digunakan sebagai bahan bakar atau bahan antara untuk pembuatan
produk lain, misalnya pembuatan asam asetat.
4. Etilena glikol atau glikol, digunakan sebagai bahan antibeku dalam
radiator mobil di daerah beriklim dingin.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:


1. Polipropilena, digunakan sebagai karung plastik dan tali plastik. Bahan ini
lebih kuat dari polietilena.
2. Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembab), industri
makanan, dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin).
3. Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang
lain, misalnya membuat aseton.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena adalah:


1. Karet sintetis
2. Nilon
b. Aromatika
Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah benzena,
toluena, dan xilena. Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
benzena adalah:
1. Stirena, digunakan untuk membuat karet sintetis.
2. Kumena, digunakan untuk membuat fenol.
3. Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena dan xilena
adalah:
1. Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
2. Asam tereftalat, merupakan bahan dasar pembuatan serat.

c. Syn-Gas (Gas Sintetis)


Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hidrogen (H2). Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas
sintetis adalah:
1. Amonia (NH3), yang dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen. Pada
industri petrokimia, gas nitrogen diperoleh dari udara sedangkan gas
hidrogen diperoleh dari gas sintetis.
2. Urea (CO(NH2)2), dibuat dari amonia dan gas karbondioksida. Selain
sebagai pupuk, urea juga digunakan pada industri perekat, plastik, dan
resin.
3. Metanol (CH3OH), dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu
dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Sebagian metanol digunakan
dalam pembuatan formaldehida, dan sebagian lagi digunakan untuk
membuat serat dan campuran bahan bakar.
4. Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan
bantuan katalis. Formaldehida yang dilarutkan dalam air dikenal dengan
nama formalin, yang berfungsi sebagai pengawet specimen biologi.
Sementara penggunaan lainnya adalah untuk membuat resin urea-
formaldehida dan lem. Untuk lebih jelasnya, amatilah tabel berikut.
Tabel 1. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan Industri Petrokimia

No. Bahan Baku Contoh Asal Fraksi Produk yang Dihasilkan


Petrokimia Minyak
Bumi
1 Senyawa Etena Fraksi gas Polietena,etanol,polivinilkl
alkena orida
Propilena Fraksi gas Polipropilena
2-metil Fraksi gas MTBE
propilena
2 Senyawa Benzena Fraksi nafta Detergen, bahan peledak
benzena dan
turunannya
(aromatik)
3 Gas sintetis Metana Fraksi gas Metanol, urea

You might also like