You are on page 1of 3

[ IPLF & PRAMUNAS XVII 2018 Part #1]

Sugeng Rawuh Rencang!!!!!


Yey, setelah bergelut dengan UAS yang hasilnya bikin dag-dig-dug pas buka KHS online
sampai ga terasa sudah hampir selesai KRS-an. Tenyata waktu berjalan sangat cepat dan tepat
tanggal 4 Februari 2018 akhirnya kembali lagi ke perantauan tepatnya di SEMARANG! ^^

IPLF atau Indonesian Pharmaceutical Leadership Forum adalah salah satu dari event nasional
ISMAFARSI yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali, dan pada tahun ini dilaksanakan di kota
Atlas Semarang. kalau denger IPLF itu berasa ada sesuatu yang spesial gimana gitu, sampai
pernah muncul pertanyaan “se-spesial apa sih IPLF sampai banyak banget yang mau ikutan? “
yah, peserta IPLF ini jumlahnya 106 orang mahasiswa dari Sabang sampai Merauke nya
Indonesia loh. Gimana ga spesial, kapan lagi kita punya kesempatan diskusi bareng tentang
kabar Farmasi Indonesia, Pendidkan di Indonesia, caranya jadi Pharmacist serba bisa mulai
dari mahasiswa yang bawa mic kemana-mana sampai jadi CEO di perusahaan sendiri bahkan
obrolan-obrolan kocak gara-gara ga paham itu mahasiswa ngomong apa pakai bahasa daerah.
Gimana ga bisa bilang “Waw, Waw, waw” terus. :D

Disamping keseruan itu semua, pelengkap manis yang makin buat IPLF ini spesial adalah
rentetan acara yang “super duper paket kompelit”. Kita ga hanya dapat keseruan semata dari
temen-temen mahasiswa Farmasi Indonesia tetapi juga materi dan pengalaman asyik dari para
pembicara yang mantul-mantul (re: mantap betul) deh. Yang semakin membuat kita ga
menyesal ikutan ini kegiatan disela-sela liburan. Alhamdulillah liburan berfaedah ya ^^

Sesuai dengan mandat yang kami dapat sebagai delegasi dari Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, kita punya kewajiban buat ceritakan apa yg kita dapat kepada
temen-temen dan ini dia kisahnya,,

4th February 2018. Acara yang pertama adalah opening ceremony, jujur ini adalah Leadership
in Training pertama ditingkat nasional awalnya bingung harus ngapain pas ketemu temen baru,
kikuk dan bingung gimana cara kenalannya dan segala pemikiran yg aneh muncul di benak
kami. Awalnya kita duduk bareng sama delegasi dari wilayah Joglosepur tapi setelah MoT
(Master of Training) bilang kalau kita udah dibagi-bagi untuk jadi kelompok kecil yang isinya
campur aduk dari mahasiswa se-Indonesia. semua pikiran tadi blank yang ada cuma gimana
caranya ketemu sama temen satu kelompok disaat kita ga kenal satu orang pun di kelompok.
Alhasil, setelah buang sedikit urat malu kita saling teriak mengucapkan nama kelompok,
bahkan ada yg nulis nama kelompoknya mirip kalau mau jemput orang yg ga dikenal di pintu
kedatangan bandara. “ kelompok x, disini”, dan yang bikin greget itu karena cuma dikasih
waktu 3 menit buat menemukan 8 orang dalam 1 kelompok. So hard tapi asyik lah. Setelah itu
kita saling kenalan dibimbing oleh “mentor” dari BP-BPH ISMAFARSI HEBAT dan
dilanjutkan ke beberapa pengarahan dari MOT. Overall yang bikin ngelus dada dan mikir ini
ga akan dilupakan itu adalah deg-degannya nungguin giliran skrining yang tujuannya melihat
sejauh mana sih kita sebelum menjalani Training 4 hari kedepan. Yang bilang skrining itu
menakutkan, salah ya gengs ^^ disini kita malah diajak sharing bareng sama BP-BPH
ISMAFARSI, so buang jauh-jauh nya mindset seperti itu.

Dan satu hal yang seru lagi dan bikin penasaran setiap hari adalah disana kita dikasih 1 lembar
kertas yang harus delegasi olah menjadi sebuah amplop tertutup gimanapun caranya. Yang
nantinya amplop ini digunakan untuk komunikasi. Delegasi setiap hari kudu mengisi setiap
amplop teman sekelompoknya atau kelompok lainnya dengan sebuah surat yang berisi kesan,
pesan, kritik dan saran membangun. Kebayang ga sih bingungnya ketika dapat surat dari orang
lain yg ga tahu itu siapa, kalau udh orangnya, sok atuh langsung balas ke amplop nya. ^^ yang
penting ga mengandung unsur SARA ya.

Dihari pertama ini delegasi juga dapat materi dari motivator keren Hamry Gusman Zakaria,
disini delegasi dimotivasi tentang “How to be a great leader?” menggunakan 3 segitiga
kepemipinan yaitu dengan ber-Inovasi, ber-Kolaborasi dan Kaderisasi. Untuk menjadi
pemimpin yang hebat haruslah melewati 3 tingkatan segitiga ini agar seorang pemimpin dapat
menjadi hebat dengan caranya mendelgasikan tugas dan mengatur orang lain. Mengutip dari
perkataan beliau bahwa “ pemimpin sejati bukanlah membentuk sekumpulan pengikut, tetapi
membuat pemimpin-pemimpin berikutnya”. Hal ini membuat kami delegasi sadar bahwa jika
apa yang kami dapat hanya berhenti dikami saja berarti kami sudah melewatkan satu tahap dari
segitiga kepemimpinan “kaderisasi” karena dengan kami menceritakan apa yang kami
dapatkan disana dengan harapan kami dapat memotivasi teman-teman semua untuk menjadi
pemimpin dimasa depan untuk Farmasi Indonesia lebih baik.
Semua yang kami lewati, tidak akan sempurna tanpa cerita disetiap momen yang tak
terlupakan.

sampai jumpa di report selanjutnya ^^

Salam hangat,

Delegasi IPLF & PRAMUNAS XVII 2018


Diana Rachma Ningsih
Purbandari Ajeng Sarweningtyas.

You might also like