You are on page 1of 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Sayuran


Sayuran yang termasuk produk hortikultura terdiri dari berbagai jenis dan dapat
dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh, dan bentuk yang biasa
dikonsumsi. Berdasarkan tempat tumbuhnya, dikenal sayuran dataran rendah, sayuran
dataran tinggi, dan sayuran yang dapat tumbuh pada kedua tempat tersebut (Tim Penulis
PS, 2008)
Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran
semusim dan tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya
dalam satu musim, sementara sayuran tahunan adalah sayuran yang pertumbuhan dan
produktifitasnya tidak terbatas. Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan
menjadi sayuran daun, buah, bunga, umbi dan rebung. Sayuran umumnya diusahakan di
luar kota, sedangkan hasilnya dijual di kota-kota yang jaraknya jauh dari pusat penghasil
(sentra produksi). Oleh karena itu, diperkirakan 20-30 persen sayuran akan menjadi
sampah bila perlakuan, pengangkutan dan penyimpanannya tidak baik (Sunarjono, 2007)
Sayuran sebagai salah satu komoditas hortikultura sangat beragam, tapi terdapat
kesamaan yang mendasar pada ciri-ciri produknya antara lain :
1. Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan hidup atau segar. Pada produk seperti ini
diproses biologi masih terus berlangsung sehingga bersifat mudah rusak (perishable)
2. Komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air. Jika kadar airnya tinggi, maka
berimplikasi pada mahalnya biaya transportasi dan perlu adanya pengawetan dengan
teknologi khusus.
3. Meruah (voluminous). Sifat meruah berdampak pada mahalnya biaya transportasi dan
perlu adanya gudang atau ruangan khusus untuk memertahankan agar produknya tetap
segar dan terjaga mutunya.
4. Produk yang berkualitas biasanya disertai dengan harga yang jauh lebih tinggi, yang
dapat dilihat dari : warna, serat, rasa, tekstur, kandungan gizi, bentuk cara pengemasan
dan cara penyajian.
5. Bukan sumber karbohidrat, tapi sumber vitamin dan mineral.
6. Perlakuan pasca panen dapat dilakukan dengan metode pengawetan menggunakan
teknologi khusus untuk menjaga produk dalam keadaan hidup.
7. Pengusahaan intensif. Budidaya hortikultura termasuk sayuran bersifat padat modal,
padat tenaga kerja dan teknologi.
2.2 Kepuasan Konsumen
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:74) “Kepuasan adalah suatu sikap yang
diputuskan berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Kepuasan merupakan penilaian
mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang
menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumsi konsumen. Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui
kualitas, pelayanan dan nilai. Kunci untuk menghasikan kesetian pelanggan adalah
memberikan nilai pelanggan yang tinggi.
Menurut Kotler & Armstrong (2012:36), nilai pelanggan adalah perbandingan
pelanggan antara semua keuntungan dan semua biaya yang harus dikeluarkan untuk
menerima penawaran yang diberikan. Jumlah biaya pelanggan adalah sekelompok biaya
yang digunakan dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan produk atau jasa.
Karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi pelanggan,
maka sebagai pemasok produk perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya
persepsi dan harapan pelanggan adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan
ketika pelanggan sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen atau
pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya
besar, harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun
pesaing-pesaingnya.
c. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk
yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi
pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko tinggi.
d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan.
Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan sebaiknya tidak membuat
kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspetasi pelanggan.
Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Dalam konteks kepuasan pelanggan umumnya harapan merupakan
perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Tingkat kepuasan
yang diperoleh para pelanggan sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang/ jasa
yang mereka nikmati. Sifat kepuasan bersifat subjektif, namun dapat diukur melalui indeks
kepuasan pelanggan masyarakat.
2.3 Penelitian Terdahulu
Efrizal (2006) meneliti tentang Audit pemasaran produk sayuran, studi kasus di PT
Saung Mirwan Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat strategi, taktik dan nilai pemasaran perusahaan, melihat kondisi persaingan, serta
untuk menganalisis efektifitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis yang dilakukan berdasarkan strategic
marketing plus 2000 dan konsep strategi control yang dikeluarkan oleh Kotler (2002)

You might also like