Sayuran yang termasuk produk hortikultura terdiri dari berbagai jenis dan dapat dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh, dan bentuk yang biasa dikonsumsi. Berdasarkan tempat tumbuhnya, dikenal sayuran dataran rendah, sayuran dataran tinggi, dan sayuran yang dapat tumbuh pada kedua tempat tersebut (Tim Penulis PS, 2008) Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu musim, sementara sayuran tahunan adalah sayuran yang pertumbuhan dan produktifitasnya tidak terbatas. Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi sayuran daun, buah, bunga, umbi dan rebung. Sayuran umumnya diusahakan di luar kota, sedangkan hasilnya dijual di kota-kota yang jaraknya jauh dari pusat penghasil (sentra produksi). Oleh karena itu, diperkirakan 20-30 persen sayuran akan menjadi sampah bila perlakuan, pengangkutan dan penyimpanannya tidak baik (Sunarjono, 2007) Sayuran sebagai salah satu komoditas hortikultura sangat beragam, tapi terdapat kesamaan yang mendasar pada ciri-ciri produknya antara lain : 1. Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan hidup atau segar. Pada produk seperti ini diproses biologi masih terus berlangsung sehingga bersifat mudah rusak (perishable) 2. Komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air. Jika kadar airnya tinggi, maka berimplikasi pada mahalnya biaya transportasi dan perlu adanya pengawetan dengan teknologi khusus. 3. Meruah (voluminous). Sifat meruah berdampak pada mahalnya biaya transportasi dan perlu adanya gudang atau ruangan khusus untuk memertahankan agar produknya tetap segar dan terjaga mutunya. 4. Produk yang berkualitas biasanya disertai dengan harga yang jauh lebih tinggi, yang dapat dilihat dari : warna, serat, rasa, tekstur, kandungan gizi, bentuk cara pengemasan dan cara penyajian. 5. Bukan sumber karbohidrat, tapi sumber vitamin dan mineral. 6. Perlakuan pasca panen dapat dilakukan dengan metode pengawetan menggunakan teknologi khusus untuk menjaga produk dalam keadaan hidup. 7. Pengusahaan intensif. Budidaya hortikultura termasuk sayuran bersifat padat modal, padat tenaga kerja dan teknologi. 2.2 Kepuasan Konsumen Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:74) “Kepuasan adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen. Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui kualitas, pelayanan dan nilai. Kunci untuk menghasikan kesetian pelanggan adalah memberikan nilai pelanggan yang tinggi. Menurut Kotler & Armstrong (2012:36), nilai pelanggan adalah perbandingan pelanggan antara semua keuntungan dan semua biaya yang harus dikeluarkan untuk menerima penawaran yang diberikan. Jumlah biaya pelanggan adalah sekelompok biaya yang digunakan dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan produk atau jasa. Karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi pelanggan, maka sebagai pemasok produk perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya persepsi dan harapan pelanggan adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika pelanggan sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen atau pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya. b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya. c. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko tinggi. d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan sebaiknya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspetasi pelanggan. Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dalam konteks kepuasan pelanggan umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang/ jasa yang mereka nikmati. Sifat kepuasan bersifat subjektif, namun dapat diukur melalui indeks kepuasan pelanggan masyarakat. 2.3 Penelitian Terdahulu Efrizal (2006) meneliti tentang Audit pemasaran produk sayuran, studi kasus di PT Saung Mirwan Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat strategi, taktik dan nilai pemasaran perusahaan, melihat kondisi persaingan, serta untuk menganalisis efektifitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis yang dilakukan berdasarkan strategic marketing plus 2000 dan konsep strategi control yang dikeluarkan oleh Kotler (2002)