Professional Documents
Culture Documents
Proposal Edit
Proposal Edit
Latar Belakang
Dewasa ini, kondisi social semakin memburuk. Keprihatinan akan hal tersebut
masing-masing Negara. CSR pertamakali muncul dalam diskusi resmi akademik sejak
hadirnya tulisan Howard Bowen, Social Responsibility of the Businessman (1953). CSR
yang dimaksudkan Bowen mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk membuat dan
melaksanakan kebijakan, keputusan, dan berbagai tindakan yang harus mengikuti tujuan
dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat. Singkatnya konsep CSR mengandung makna
perusahaan atau pelaku bisnis umumnya memiliki tanggung jawab yang meliputi tanggung
jawab legal, ekonomi, etis, dan lingkungan. Lebih khusus lagi, CSR menekankan aspek
etis, dan social dari perilaku korporasi, seperti etika bisnis, kepatuhan pada hukum,
tenaga kerja yang manusiawi, hak asasi manusia, keamanan dan kesehatan, perlindungan
konsumen, sumbangan social, standar-standar pelimpahan kerja dan barang, serta operasi
antar Negara.
Berdasarkan tabel 1 hingga posisi Juni 2017, pertumbuhan asset dan kredit
industry perbankan masing-masing mencapai 4,40% dan 2, 57% dari target Desember
2017 masing-masing sebesar 8,65% dan 11,79%. Sedangkam pertumbuhan DPK relatif
mencapai target dengan pertumbuhan sebesar 4,32% dari target Desember 2017 sebesar
7,49%.
Perbankan syariah merupakan salah satu institusi yang berperan besar dalam
posisinya sebagai lembaga keuangan yang sudah diakui keberadaannya ditingkat nasional
yang lebih luas, dimana tidak hanya menghendaki praktik bisnis non riba, namun lebih
daripada itu juga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas terutama bagi
masyarakat ekonomi lemah (Meutia, 2009:2). Oleh karena itu, perbankan syariah sebagai
ukur untuk menilai tingkat penerapan CSR yang sesuai dengan tujuan perbankan syariah
dalam praktekteknya. Seperti dalam penelitian Mansur (2012), dalam Pelaporan CSR
perbankan syariah dalam perspektif SET, studi kasus laporan tahunan Bank Syariah
disebabkan oleh kepentingan pribadi, mengabaikan aturan, sektor ekonomi makro yang
kurang menguntungkan, dan korupsi endemik yang menjadi kendala perkembangan CSR
pada lembaga perbankan di Nigeria. Selain itu Ali Syukron, 2015, pada jurnalnya yang
berjudul CSR dalam Perspektif Islam dan Perbankan Syariah. Menemukan masih
banyaknya bank syariah yang lebih berorientasi pada keuntungan sebagaimana bank-bank
Penyimpangan dari pelaksanaan CSR pada perbankan syariah sendiri diakibatkan kurang
tranparannya pelaporan kegiatan CSR. Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari program
CSR maka digunakan metode SET. Perspektif Syariah Enterprise Theory (SET) dinilai sesuai
untuk mengukur tingkat penerapan CSR pada perbankan syariah. Karena perspektif ini
memandang Allah sebagai sumber amanah utama dan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh
para stakeholders adalah amanah dari Allah yang didalamnya melekat sebuah tanggung jawab
dan menggunakannya dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh sang pemberi amanah.
Berakar dari maslah tersebut sehingga dilakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS
PELAPORAN COPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERBANKAN SYARIAH DALAM
PERSPEKTIF SHARIAH ENTERPRISE THEORY . STUDI KASUS PADA LAPORAN
TAHUNAN BANK SYARIAH DEVISA.