You are on page 1of 21

METODE PENAMBANGAN

STRIP MINING

Disusun Oleh :

Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami telah
menyelesaikan makalah Mata Kuliah Sistem Penambangan dengan tepat
waktu.
Berikut ini makalah dengan judul “Metode Penambangan Strip
Mining”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kami dan mahasiswa lainnya untuk mempelajari tentang Metode
Penambangan berupa Strip Mining.
Dengan ini, sebelumnya kami terlebih dahulu meminta maaf bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat atau menyinggung.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................................. i


Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan .............................................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
I.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ............................................................................................................. 3
II.1 Tahap-Tahap Kegiatan dalam Usaha pertambangan...................................3
II.2 Konsiderasi Pada Operasi Penambangan..........................................................3
II.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Sistem
Penambangan........................................................................................................................4
II.4 Pengertian Strip Mining............................................................................................ 6
II.5 Cara Penambangan Strip Mining...........................................................................6
II.6 Metode Sistem Penambangan Strip Mining ..................................................... 10
II.7 Alat Yang Digunakan Pada Penambangan Metode Strip Mining............. 15
II.8 Reklamasi pada Strip Mining.................................................................................. 14
II.9 Keuntungan dan kerugian metode penambangan Strip Mining ............ 16
Bab III Penutup..................................................................................................................... 17
III.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang fokus pada
eksplorasi dan eksploitasi mineral dan batubara. Pertambangan bertujuan
untuk mengambil dan mengolah mineral dan batubara dalam bumi agar
memiliki nilai jual yang ekonomis dan dapat dipergunakan dengan
maksimal untuk menyokong kehidupan manusia.
Sumber daya mineral dan batubara merupakan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui kembali (wasting assets atau non renewable),
dengan kata lain industri pertambangan merupakan industri tanpa daur.
Oleh karena itu industri pertambangan selalu berhadapan dengan
keterbatasan, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Selain
hal tersebut, industri pertambangan berkewajiban memperhatikan
keselamatan kerja dan menjaga kelestarian lingkungan hidup serta
mengembangkan masyarakat sekitar.
Dalam dunia pertambangan, ada beberapa metode dalam menambang
(ekploitasi) mineral dan batubara. Secara garis besar metode penambangan
dibagi menjadi 3 yaitu, tambang permukaan, tambang bawah tanah dan
tambang bawah air.
Strip Mining adalah salah satu jenis metode tambang permukaan yang
umumnya digunakan untuk menambang endapan batubara yang letaknya
mendatar atau sedikit miring.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tahap kegiatan dalam usaha Pertambangan ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penambangan ?
3. Apa yang dimaksud dengan Strip Mining ?
4. Bagaimana proses penambangan pada Strip Mining ?
5. Alat berat apa saya digunakan pada tambang Strip Mining ?
6. Bagaimana proses reklamasi tambang Strip Mining ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan tambang Strip Mining ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. 3.1 Tujuan
1. Menjelaskan tahapan kegiatan usaha pertambangan;
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem
Penambangan;
3. Menjelaskan pa yang dimaksud dengan Strip Mining;
4. Menjelaskan proses penambangan pada Strip Mining;
5. Menjelaskan alat berat yang umumnya digunakan pada tambang
Strip Mining;
6. Menjelaskan proses reklamasi tambang Strip Mining;
7. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari Strip Mining.

1.3.2 Manfaat
1. Untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan metode
penambangan Strip Mining
2. Untuk memenuhi kewajiban (tugas) mahasiswa dari Dosen pengajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Tahap-Tahap Kegiatan dalam Usaha pertambangan


Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas-tugas yang
dilakukan untuk mencari dan mengambil bahan galian dari kulit bumi,
kemudian mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia. Secara garis
besar tahap-tahap kegiatan dalam usaha pertambangan adalah sebagai
berikut :

Arsip Tidak

Penyelidikan Eksplorasi Studi


Menguntungkan ?
Umum Kelayakan

Ya

Pengangkutan Pengolahan Penambangan Persiapan


dan Pemurnian Penambangan

Pemasaran Penutupan
Tambang

II.2 Konsiderasi Pada Operasi Penambangan


Secara garis besar, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kelangsungan kegiatan penambangan dibagi dalam dua kategori, yaitu
faktor teknis dan faktor ekonomi.
1. Kajian Secara Teknis
Unsur unsur teknis yang perlu mendapat perhatian dalam
pelaksanaan aktifitas kegiatan kerja sebuah proyek penambangan
meliputi :
a. Kondisi Umum tempat proyek dilaksanakan
Kondisi tempat kerja yang perlu diperhatikan adalah meliputi
kondisi geologi, topografi, iklim dan sosial budaya. Keadaan umum
tersebut mutlak diperhitungkan guna menentukan penjadwalan

3
waktu kegiatan dan yang utama sekali menetapkan efesiensi kerja
yang efektif dari pelaksanaan proyek tersebut.

b. Sarana perlengkapan peralatan kerja


Jenis perlengkapan dan peralatan kerja disesuaikan dengan
kondisi tempat kerja, maksud pekerjaaan, kapasitas produksi, dan
efektifitas kerja yang diinginkan. Cara pengadaanya diperhitungkan
dengan umur produksi dan efektifitas kerja dan ketersediaan modal
kerja yang di miliki

c. Metode Pelaksanaan kerja


Dalam proyek ini pelaksanaan kegiatan pembongkaran material
dilakukan dengan peledakan. Metode tersebut dipilih mengingat jenis
materialnya memilki kekerasan yang cukup tinggi, fraksi material
yang lepas yang sasaran produksinya telah ditentukan.

2. Kajian Secara Ekonomis


Kajian secara ekonomis dimaksudkan untuk mengetahui
sebuah proyek penambangan memperoleh keuntungan atau tidak.
Dalam perhitungan aliran uang diperhatikan beberapa faktor yang
berpengaruh dalam situasi ekonomi. Hal-hal yang diperhatikan
tersebut adalah:
1. Nilai (value) daripada endapan mineral per unit berat (P) dan
biasanya dinyatakan dengan ($/ton) atau (Rp/ton).
2. Ongkos produksi (C), yaitu ongkos yang diperlukan sampai
mendapatkan produknya diluar ongkos stripping.
3. Ongkos stripping of overburden (Cob).
4. Cut Off Grade, akan menentukan batas-batas cadangan sehingga
menentukan bentuk akhir penambangan.

II.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sistem


Penambangan
Aturan utama dari eksploitasi tambang adalah memilih suatu metoda
penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik unik (alam, geologi,
lingkungan dan sebagainya) dari endapan mineral yang ditambang di dalam
batas keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang
rendah dan keuntungan yang maksimum (Morrison dan Russel, 1973;
Boshkov dan Wright, 1973). Faktor-faktor tersebut antara lain :

4
1. Sifat keruangan dari endapan bijih
- Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
- Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
- Posisi (miring, mendatar atau tegak)
- Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)
2. Kondisi Geologi dan Hidrologi
- Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
- Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
- Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
- Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam
Batubara)
- Keseragaman, alterasi, erosi
- Air tanah dan hidrologi

3. Sifat geomekanik
- Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
- Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
- Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
- Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
- Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas,
lengas bebas, lengas bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi
- Cadangan (tonnage dan kadar)
- Produksi
- Umur tambang
- Produktifitas
- Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan
yang cocok

5. Faktor teknologi
- olehan tambang
- Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
- Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
- Selektifitas metode untuk bijih dan waste
- Konsentrasi/penyebaran pekerjaan.

5
II.4 Pengertian Strip Mine
Penambangan dengan metode tambang terbuka adalah metode
penambangan yang segala kegiatannya atau aktivitasnya dilakukan di atas
atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya
berhubungan langsung dengan udara luar dan kegiatan penggaliannya
berupa endapan mineral dan batubara.
Strip Mining merupakan pertambangan kupas atau pertambangan
baris yang dilakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau
sedikit miring. Dalam metode ini yang harus diperhitungkan adalah cara
nisbah pengupasan (stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang,
yaitu perbandingan banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang
harus dikupas untuk mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini sering
diterapkan pada penambangan batubara, atau endapan garam-garam.

II.5 Cara Penambangan Strip Mine


Metode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara yang
dekat dengan permukaan yang khususnya pada daerah mendatar sampai
agak landai. Ketebalan lapisan batubara yang ditambang dengan sistem
strip mining berkisar antara 1 m sampai 10 m. Endapan batubara yang lebih
tebal dan memiliki berbagai lapisan biasanya sitambang dengan cara
berjenjang (banching). Penambangannya dimulai dari singkapan batubara

6
yang mempunyai lapisan dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke lapisan
yang lebih tebal sampai batas pit.
Pemindahan tanah penutup dan batubaranya menyusur secara
menyilang (strip across) satu dimension endapan, yang kemudian digali
secara paralel dari arah yang lain (opposit direction). Overburden atau
lapisan tanah penutup dapat diisikan kembali kebekas penggalian
sebelumnya (backfilling). Siklus ini kemudian dilakukan secara berulang
hingga penambangan selesai.
Dalam strip mining pemeliharaan dinding tebing tidak begitu kritis
seperti pada operasi penambangan multiple bench pit, tetapi tumpukan
material buangan yang tinggi mempunyai permasalahan longsor (slope
failure problem).
Peralatan seperti dragline atau bucket wheel excavator dapat
digunakan untuk pengupasan tanah penutup. Penambangan batubaranya
sendiri yang bersifat rapuh bisa menggunakan shovel kemudian dimuat ke
alat angkut, seperti misalnya truck atau lori. Sedangkan untuk batu bara
jenis keras perlu menggunakan pemboran dan peledakan.

Penambangan batubara bersamaan dengan kegiatan reklamasi

7
Langkah-langkah dalam Strip Mining adalah :
1. Kegiatan tahap awal yang dilakukan adalah membersihkan dan
memindahkan (land clearing) tumbuhan dan tanah pucuk yang akan
dipakai kembali untuk reklamasi tambang dengan menggunakan
buldozer dan alat lainnya.
2. Kemudian diikuti dengan pemindahan lapisan penutup (over
burden) yang terletak antara lapisan tanah pucuk dan lapisan
batubara. Apabila waste yang menutupi batubara sangat keras atau
tidak bisa digali oleh excavator, maka akan dilakukan pengeboran
dan peledakan.
3. Waste tersebut akan ditempatkan pada lokasi penumpukan hingga
batubara yang akan digali terlihat, setelah itu maka dimulailah
pengambilan batubara.
4. Pengambilan dilakukan di satu baris/strip, dan sejalan dengan
pengambilan di strip pertama, kegiatan pengambilan tanah penutup
di strip kedua dilakukan, dan tanah penutup pada strip kedua akan
di timbun di area yang sudah diambil batubaranya pada strip
pertama. Kegiatan ini dilakukan berulang hingga strip terakhir.

8
Beberapa Tahapan Kegiatan Penambangan

Untuk maksud penumpukan hasil bongkaran tanah penutup


disamping penggunaan shovel dapat juga diperbantukan dengan dragline.
Kemampuan dragline dalam menjangkau melebihi shovel, dengan demikian
dapat mengumpulkan waste lebih tinggi.

9
II.6 Metode sistem penambangan Strip Mining
Sistem penambangan ini pada dasarnya terbagi dua, yaitu area mining
method dan Contour mining.

1. Area Mining Method


Sistem ini pada umumnya diterapkan untuk endapan batubara yang
letaknya kurang lebih horizontal (mendatar) serta daerahnya juga
merupakan dataran. Kegiatan penambangan dimulai dengan pengupasan
tanah penutup dengan cara membuat paritan besar yang biasanya disebut
box cut dan tanah penutupnya dibuang ke daerah yang tidak di tambang.
Setelah endapan batubara dari galian pertama diambil, kemudian
disusul dengan pengupasan berikutnya yang sejajar dengan pengupasan
pertama dan tanah penutupnya ditimbun atau dibuang ke tempat bekas
penambangan atau penggalian yang pertama (back filling digging method).
Demikianlah selanjutnya penggalian demi penggalian dilanjutkan
sampai penggalian yang terakhir. Penggalian yang terakhir akan
meninggalkan lubang memanjang yang di satu sisi lainnya oleh tanah
penutup yang tidak digali. Seirama dengan kemajuan penambangan, secara
bertahap timbunan tanah penutup juga diratakan. Terdapat tiga cara
penambangan area mining method, yaitu :

a. Conventional area mining method

Pada cara ini, penggalian


dimulai pada daerah
penambangan awal sehingga
penggalian lapisan tanah penutup
dan penimbunannya tidak terlalu
mengganggu lingkungan.
Kemudian lapisan tanah penutup
ini ditimbun di belakang daerah
yang sudah ditambang.

10
b. Area mining with stripping shovel
Cara ini digunakan untuk
batubara yang terletak 10-15 m di
bawah permukaan tanah.
Penambangan dimulai dengan
membuat bukaan berbentuk segi
empat. Lapisan tanah penutup
ditimbun sejajar dengan arah
penggalian, pada daerah yang
sedang ditambang. Penggalian
sejajar ini dilakukan sampai
seluruh endapan tergali.

c. Block area mining

Cara ini hampir sama


dengan conventional area mining
method, tetapi daerah
penambangan dibagi menjadi
beberapa blok penambangan.
Cara ini terbatas untuk endapan
batubara dengan tebal lapisan
tanah penutup maksimum 12 m.
Blok penggalian awal dibuat
dengan bulldozer, Tanah hasil
penggalian kemudian didorong
pada daerah yang berdekatan dengan daerah penggalian.

2. Contour Mining
Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk cadangan
batubara yang tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Kegiatan
penambangan diawali dengan pengupasan tanah penutup di daerah
singkapan (outcrap) di sepanjang lereng mengikuti garis kontur sekeliling
bukit atau pegunungan tersebut. Lapisan batuan penutup batubara dibuang
kearah lereng bukit dan selanjutnya batuan yang telah tersingkap diambil
dan diangkut, kemudian diikuti dengan penggalian endapan batubaranya.
Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah tebing sampai mancapai batas
penggalian yang masih ekonomis, mengingat tebalnya tanah penutup yang

11
harus dikupas untuk mendapatkan batubaranya. Karena keterbatasannya
daerah yang biasanya digali, maka daerah menjadi sempit tetapi panjang
sehingga memerlukan alat-alat yang mudah berpindah-pindah dan umur
tambang biasanya pendek. Terdapat empat cara penambangan contour
mining, yaitu :
a. Conventional contour mining
Pada metode ini, penggalian
awal dibuat sepanjang sisi bukit
pada daerah dimana batubara
tersingkap. Pemberaian lapisan
tanah penutup dilakukan dengan
peledakan dan pemboran atau
menggunakan dozer dan ripper
serta alat muat front end leader
kemudian langsung didorong dan
ditimbun di daerah lereng yang
lebih rendah. Pengupasan dengan
contour stripping akan menghasilkan jalur operasi yang bergelombang,
memanjang dan menerus mengelilingi seluruh sisi bukit.

b. Block-cut contour mining


Pada cara ini daerah
penambangan dibagi menjadi
blok-blok penambangan yang
bertujuan untuk mengurangi
timbunan tanah buangan pada
saat pengupasan tanah penutup di
sekitar lereng. Pada tahap awal
blok 1 digali sampai batas tebing
(highwall) yang diijinkan
tingginya. Tanah penutup tersebut
ditimbun sementara, batubaranya
kemudian diambil. Setelah itu
lapisan blok 2 digali kira-kira setengahnya dan ditimbun di blok 1.
Sementara batubara blok 2 siap digali, maka lapisan tanah penutup blok 3
digali dan berlanjut ke siklus penggalian blok 2 dan menimbun tanah
buangan pada blok awal. Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan
kembali, maka lapisan tanah penutup blok 4 dipidahkan ke blok 2 setelah

12
batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok 5
dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan
ke blok 4 dan seterusnya sampai selesai. Penggalian beruturan ini akan
mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang harus diangkut untuk
menutup final pit.

c. Haulback contour mining

Metode haulback ini


merupakan modifikasi dari
konsep block-cut, yang
memerlukan suatu jenis angkutan
overburden, bukannya langsung
menimbunnya. Jadi metode ini
membutuhkan perencanaan dan
operasi yang teliti untuk bisa
menangani batubara dan
overburden secara efektif.

13
d. Box-cut contour mining
Pada metode box-cut
contour mining ini lapisan
tanah penutup yang sudah
digali, ditimbun pada daerah
yang sudah rata di sepanjang
garis singkapan hingga
membentuk suatu tanggul-
tanggul yang rendah yang akan
membantu menyangga porsi
terbesar dari tanah timbunan.

Penambangan mendatar batubara, memperlihatkan mesin penggali


beroda Bucket Wheel Excavator (BWE) sedang memindahkan batuan
penutup dan mesin penggali berantai sedang memindahkan batubara.

Penambangan Batubara dengan Bucket Wheel Excavator

14
Penambangan mendatar batubara, memperlihatkan pemindahan
batuan penutup dengan mesin pegupas (dragline), perataan dengan dozer
dan penanaman ulang dengan tumbuh-tumbuhan.

Penambangan dengan Dragline

II.7 Alat Yang Digunakan Pada Penambangan Metode Strip


Mining
Penambangan yang akan dilakukan difokuskan dengan menggunakan
peralatan mekanis. Adapun alat yang digunakan diperlukan untuk
menunjang kegiatan penambangan, yaitu :
- Bulldozer - Bucket Wheel Excavator
- Loading Shovel - Stripping Shovel
- Dragline - Truck Shovel
- Front end loader - Scrapper
- Riper - Off Highway Dump Truck
- Wheel Loader - Track Loader
- Backhoe

15
II.8 Reklamasi pada Strip Mining
Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali
lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan
yang lainnya. Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali
atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan
tersebut. Pelaksanaan reklamasi dan revegetasi dapat dilakukan pula secara
bersamaan sejauh dengan kemajuan aktifitas penambangan. Untuk bekas
tambang yang tidak dapat ditutup kembali, pemanfaatan dapat dilakukan
dengan berbagai cara serta tetap memperhatikan aspek lingkungan, seperti
untuk pemanfaatan sebagai kolam cadangan air, pengembangan ke sector
wisata air, pembudidayaan ikan. Kegiatan pengelolaan pengupasan tanah
dan penimbunan tanah, tidak dapat dilepaskan dari proses bagaimana
tanah yang diangkut dibawa ke lokasi penimbunan tanah (soil stockpile).
Namun secara umum, garis besar tahapan reklamasi adalah sebagai
berikut :
1. Konservasi Top Soil
2. Penataan Lahan
3. Pengelolaan Sedimen dan Pengendalian Erosi
4. Penanaman Cover Crop
5. Penanaman Tanaman Pionir
6. Penanggulangan Logam Berat

Hal-hal yang harus diperhatikan didalam perencanaan reklamasi adalah


sebagai berikut :
1. Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan
penambangan,
2. Luas areal yang direklamasikan sama dengan luas areal
penambangan,
3. Memindahkan dan menempatkan tanah pucuk pada tempat
tertentu dan mengatur sedemikian rupa untuk keperluan
revegetasi,
4. Mengembalikan/memperbaiki pola drainase alam yang rusak,
5. Menghilangkan/memperkecil kandungan (kadar) bahan beracun
sampai tingkat yang aman sebelum dapat dibuang ke suatu tempat
pembuangan,
6. Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan/atau sesuai
dengan tujuan penggunaannya,
7. Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi,

16
8. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi dalam
aktifitas penambangan,
9. Permukaan yang padat harus digemburkan namun bila tidak
memungkinkan agar ditanami dengan tanaman pionir yang akarnya
mampu menembus tanah yang keras,
10. Setelah penambangan maka pada lahan bekas tambang yang
diperuntukkan bagi revegetasi, segera dilakukan penanaman
kembali dengan jenis tanaman yang sesuai dengan rencana
rehabilitasi dari Departemen Kehutanan dan RKL yang dibuat,
11. Mencegah masuknya hama dan gulma yang berbahaya,
12. Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan
kondisi yang diharapkan.

II.9 Keuntungan dan kerugian metode penambangan Strip


Mining
A. Beberapa keuntungan yang diperoleh bila menggunakan Strip
Mining :
1. Produksi tinggi
2. Relatif lebih aman
3. Ongkos penambangan per ton atau per bcm endapan mineral/bijh lebih
murah karena tidak perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan penerangan.
4. Kondisi kerjanya baik, karena berhubungan langsung dengan udara luar
dan sinar matahari.
5. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih
leluasa, sehingga produksi bisa lebih besar.
6. Pemakaian bahan peledak bisa lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih
baik, karena di daerah yang terbuka.

B. Kerugian metode penambangan Strip Mining :


1. Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan
yang lebat atau suhu yang tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun,
sehingga hasil kerja juga menurun.
2. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan
semakin banyak tanah penutup (overburden) yang harus digali.
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang
jumlahnya cukup banyak.
4. Alat-alat mekanis letaknya menyebar.
5. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.

17
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas-tugas yang
dilakukan untuk mencari dan mengambil bahan galian dari kulit
bumi, kemudian mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan


penambangan yaitu faktor teknis dan faktor ekonomi.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sistem Penambangan


yaitu Sifat keruangan dari endapan bijih, Kondisi Geologi dan
Hidrologi, Sifat Geomekanik, Konsiderasi Ekonomi dan Faktor
Teknologi.

4. Strip Mining merupakan pertambangan kupas atau pertambangan


baris yang dilakukan untuk endapan-endapan yang letaknya
mendatar atau sedikit miring.

5. Sistem penambangan Strip Mining terbagi dua, yaitu area mining


method dan Contour mining.

6. Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali


lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau
kegiatan yang lainnya dan mempunyai tahapan Konservasi Top Soil,
Penataan Lahan, Pengelolaan Sedimen dan Pengendalian Erosi,
Penanaman Cover Crop, Penanaman Tanaman Pionir dan
Penanggulangan Logam Berat.

18

You might also like