Professional Documents
Culture Documents
STRIP MINING
Disusun Oleh :
Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami telah
menyelesaikan makalah Mata Kuliah Sistem Penambangan dengan tepat
waktu.
Berikut ini makalah dengan judul “Metode Penambangan Strip
Mining”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kami dan mahasiswa lainnya untuk mempelajari tentang Metode
Penambangan berupa Strip Mining.
Dengan ini, sebelumnya kami terlebih dahulu meminta maaf bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat atau menyinggung.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tahap kegiatan dalam usaha Pertambangan ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penambangan ?
3. Apa yang dimaksud dengan Strip Mining ?
4. Bagaimana proses penambangan pada Strip Mining ?
5. Alat berat apa saya digunakan pada tambang Strip Mining ?
6. Bagaimana proses reklamasi tambang Strip Mining ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan tambang Strip Mining ?
1.3.2 Manfaat
1. Untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan metode
penambangan Strip Mining
2. Untuk memenuhi kewajiban (tugas) mahasiswa dari Dosen pengajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
Arsip Tidak
Ya
Pemasaran Penutupan
Tambang
3
waktu kegiatan dan yang utama sekali menetapkan efesiensi kerja
yang efektif dari pelaksanaan proyek tersebut.
4
1. Sifat keruangan dari endapan bijih
- Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
- Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
- Posisi (miring, mendatar atau tegak)
- Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)
2. Kondisi Geologi dan Hidrologi
- Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
- Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
- Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
- Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam
Batubara)
- Keseragaman, alterasi, erosi
- Air tanah dan hidrologi
3. Sifat geomekanik
- Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
- Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
- Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
- Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
- Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas,
lengas bebas, lengas bawaan)
4. Konsiderasi ekonomi
- Cadangan (tonnage dan kadar)
- Produksi
- Umur tambang
- Produktifitas
- Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan
yang cocok
5. Faktor teknologi
- olehan tambang
- Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
- Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
- Selektifitas metode untuk bijih dan waste
- Konsentrasi/penyebaran pekerjaan.
5
II.4 Pengertian Strip Mine
Penambangan dengan metode tambang terbuka adalah metode
penambangan yang segala kegiatannya atau aktivitasnya dilakukan di atas
atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya
berhubungan langsung dengan udara luar dan kegiatan penggaliannya
berupa endapan mineral dan batubara.
Strip Mining merupakan pertambangan kupas atau pertambangan
baris yang dilakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau
sedikit miring. Dalam metode ini yang harus diperhitungkan adalah cara
nisbah pengupasan (stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang,
yaitu perbandingan banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang
harus dikupas untuk mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini sering
diterapkan pada penambangan batubara, atau endapan garam-garam.
6
yang mempunyai lapisan dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke lapisan
yang lebih tebal sampai batas pit.
Pemindahan tanah penutup dan batubaranya menyusur secara
menyilang (strip across) satu dimension endapan, yang kemudian digali
secara paralel dari arah yang lain (opposit direction). Overburden atau
lapisan tanah penutup dapat diisikan kembali kebekas penggalian
sebelumnya (backfilling). Siklus ini kemudian dilakukan secara berulang
hingga penambangan selesai.
Dalam strip mining pemeliharaan dinding tebing tidak begitu kritis
seperti pada operasi penambangan multiple bench pit, tetapi tumpukan
material buangan yang tinggi mempunyai permasalahan longsor (slope
failure problem).
Peralatan seperti dragline atau bucket wheel excavator dapat
digunakan untuk pengupasan tanah penutup. Penambangan batubaranya
sendiri yang bersifat rapuh bisa menggunakan shovel kemudian dimuat ke
alat angkut, seperti misalnya truck atau lori. Sedangkan untuk batu bara
jenis keras perlu menggunakan pemboran dan peledakan.
7
Langkah-langkah dalam Strip Mining adalah :
1. Kegiatan tahap awal yang dilakukan adalah membersihkan dan
memindahkan (land clearing) tumbuhan dan tanah pucuk yang akan
dipakai kembali untuk reklamasi tambang dengan menggunakan
buldozer dan alat lainnya.
2. Kemudian diikuti dengan pemindahan lapisan penutup (over
burden) yang terletak antara lapisan tanah pucuk dan lapisan
batubara. Apabila waste yang menutupi batubara sangat keras atau
tidak bisa digali oleh excavator, maka akan dilakukan pengeboran
dan peledakan.
3. Waste tersebut akan ditempatkan pada lokasi penumpukan hingga
batubara yang akan digali terlihat, setelah itu maka dimulailah
pengambilan batubara.
4. Pengambilan dilakukan di satu baris/strip, dan sejalan dengan
pengambilan di strip pertama, kegiatan pengambilan tanah penutup
di strip kedua dilakukan, dan tanah penutup pada strip kedua akan
di timbun di area yang sudah diambil batubaranya pada strip
pertama. Kegiatan ini dilakukan berulang hingga strip terakhir.
8
Beberapa Tahapan Kegiatan Penambangan
9
II.6 Metode sistem penambangan Strip Mining
Sistem penambangan ini pada dasarnya terbagi dua, yaitu area mining
method dan Contour mining.
10
b. Area mining with stripping shovel
Cara ini digunakan untuk
batubara yang terletak 10-15 m di
bawah permukaan tanah.
Penambangan dimulai dengan
membuat bukaan berbentuk segi
empat. Lapisan tanah penutup
ditimbun sejajar dengan arah
penggalian, pada daerah yang
sedang ditambang. Penggalian
sejajar ini dilakukan sampai
seluruh endapan tergali.
2. Contour Mining
Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk cadangan
batubara yang tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Kegiatan
penambangan diawali dengan pengupasan tanah penutup di daerah
singkapan (outcrap) di sepanjang lereng mengikuti garis kontur sekeliling
bukit atau pegunungan tersebut. Lapisan batuan penutup batubara dibuang
kearah lereng bukit dan selanjutnya batuan yang telah tersingkap diambil
dan diangkut, kemudian diikuti dengan penggalian endapan batubaranya.
Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah tebing sampai mancapai batas
penggalian yang masih ekonomis, mengingat tebalnya tanah penutup yang
11
harus dikupas untuk mendapatkan batubaranya. Karena keterbatasannya
daerah yang biasanya digali, maka daerah menjadi sempit tetapi panjang
sehingga memerlukan alat-alat yang mudah berpindah-pindah dan umur
tambang biasanya pendek. Terdapat empat cara penambangan contour
mining, yaitu :
a. Conventional contour mining
Pada metode ini, penggalian
awal dibuat sepanjang sisi bukit
pada daerah dimana batubara
tersingkap. Pemberaian lapisan
tanah penutup dilakukan dengan
peledakan dan pemboran atau
menggunakan dozer dan ripper
serta alat muat front end leader
kemudian langsung didorong dan
ditimbun di daerah lereng yang
lebih rendah. Pengupasan dengan
contour stripping akan menghasilkan jalur operasi yang bergelombang,
memanjang dan menerus mengelilingi seluruh sisi bukit.
12
batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok 5
dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan
ke blok 4 dan seterusnya sampai selesai. Penggalian beruturan ini akan
mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang harus diangkut untuk
menutup final pit.
13
d. Box-cut contour mining
Pada metode box-cut
contour mining ini lapisan
tanah penutup yang sudah
digali, ditimbun pada daerah
yang sudah rata di sepanjang
garis singkapan hingga
membentuk suatu tanggul-
tanggul yang rendah yang akan
membantu menyangga porsi
terbesar dari tanah timbunan.
14
Penambangan mendatar batubara, memperlihatkan pemindahan
batuan penutup dengan mesin pegupas (dragline), perataan dengan dozer
dan penanaman ulang dengan tumbuh-tumbuhan.
15
II.8 Reklamasi pada Strip Mining
Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali
lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan
yang lainnya. Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali
atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan
tersebut. Pelaksanaan reklamasi dan revegetasi dapat dilakukan pula secara
bersamaan sejauh dengan kemajuan aktifitas penambangan. Untuk bekas
tambang yang tidak dapat ditutup kembali, pemanfaatan dapat dilakukan
dengan berbagai cara serta tetap memperhatikan aspek lingkungan, seperti
untuk pemanfaatan sebagai kolam cadangan air, pengembangan ke sector
wisata air, pembudidayaan ikan. Kegiatan pengelolaan pengupasan tanah
dan penimbunan tanah, tidak dapat dilepaskan dari proses bagaimana
tanah yang diangkut dibawa ke lokasi penimbunan tanah (soil stockpile).
Namun secara umum, garis besar tahapan reklamasi adalah sebagai
berikut :
1. Konservasi Top Soil
2. Penataan Lahan
3. Pengelolaan Sedimen dan Pengendalian Erosi
4. Penanaman Cover Crop
5. Penanaman Tanaman Pionir
6. Penanggulangan Logam Berat
16
8. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi dalam
aktifitas penambangan,
9. Permukaan yang padat harus digemburkan namun bila tidak
memungkinkan agar ditanami dengan tanaman pionir yang akarnya
mampu menembus tanah yang keras,
10. Setelah penambangan maka pada lahan bekas tambang yang
diperuntukkan bagi revegetasi, segera dilakukan penanaman
kembali dengan jenis tanaman yang sesuai dengan rencana
rehabilitasi dari Departemen Kehutanan dan RKL yang dibuat,
11. Mencegah masuknya hama dan gulma yang berbahaya,
12. Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan
kondisi yang diharapkan.
17
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas-tugas yang
dilakukan untuk mencari dan mengambil bahan galian dari kulit
bumi, kemudian mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia.
18