Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyak tuntutan terhadap seorang pemimpin dalam melakukan
manajemen di rumah sa kit sehingga menyita waktu yang sangat banyak,
membuat para pemimpin sulit untuk melakukan hal-hal dalam pelaksanaan
manajemen dengan sendiri. Sehingga memerlukan bantuan dari para bawahanya.
Pada saat seperti ini, pemimpin akan memberikan/menyerahkan suatu kekuasaan
kepada bawahanya dengan berbagai ketentuan dan syarat. Pelimpahan kekuasaan
dan wewenang ini adalah deligasi.
Namun dalam pedeligasian, akan dilakukannya penilaian terhadap
kemajuan deligasi tersebut dengan cara melakukan pengawasan yang disebut
supervisi.
B. Tujuan
Mengharapkan mahasiswa mampu melakukan supervisi dan delegasi dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Delegasi
Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekaryaan melalui orang lain
atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang
atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis dan
Huston, 1998).
Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang
kepada bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip
delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya.
A. Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
1. Manager perawat menetapkan dan memberikan tugas dan
tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan.
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
3. Perawat yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
4. Manajer perawat menerima pertanggungjawaban (akontabilitas)
atas hasil yang telah dicapai.
B. Ada empat alasan mengapa pendelegasian diperlukan :
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat mencapai hasil
yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat dapat memusatkan
perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi
untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
2.2 Prinsip utama pendelegasian
Tugas teknis, hampir semua tugas teknis didelegasikan oleh supervisor
kepada stafnya.
Tugas manajerial, tidak dapat didelegasikan semuanya karena tugas
tersebut memerlukan supervisi dan pemberian wewenang. Misalnya,
staf dapat menyusun suatu perencanaan, anggaran pembelian. Tetapi
tugas untuk membuat persetujuan, rekomendasi, pelaksanaan masih
merupakan hak dan wewenang seorang supervisor.
A. Cara pendelegasian
1. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas
yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan
oleh staf. Kemudian menyiapkan laporan yang kontinyu,
menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadual berurutan
dengan kriteria waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi
institusi.
2. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah tersebut
berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya.
3. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan
yang jelas.
4. Lakukan supervisi yang tepat.
Anda harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan
supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol penting, tergantung
bagaimana staf melihatnya.
a. Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi
yang diberikan.
b. Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk
terhadap delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan
tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang
diharapkan.
4) Peningkatan kemampuan
Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan tim.
Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan menjadikan suatu latihan bagi
staf untuk belajar.
5) Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Delegasi dapat mengakibatkan masalah jika tugas limpah tidak dilaksanakan
sesuai yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan tersebut tanggung jawab
manajer yaitu : 1) Disiplin dalam pemberian wewenang; 2) Bertanggung jawab
terhadap pembinaan moral staf; 3) Perlunya suatu kontrol; 4) Hindari kesalahan
dalam penyampaian pendelegasian.
3. Kegagalan manajer :
1) Mereka pekarya keras atau perfeksionis.
2) Mereka tidak merasa aman karena :
· Mereka takut bahwa delegasi akan gagal.
· Mereka takut bahwa delegasi akan dikerjakan lebih baik dari pada dikerjakan
sendiri.
· Mereka takut akan terjadi penumpukan pekaryaan.
3) Mereka tidak senang terhadap pendelegasiannya.
4) Mereka tidak berpikir bahwa stafnya siap atau mengharapkan tugas tersebut.
5) Mereka mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap
pendelegasian.
6) Mereka tidak mengetahui bagaimana delegasi dapat dilaksanakan.
4. Resisten Staf :
1) Mereka berfikir tidak mempunyai kemampuan untuk mengerjakan.
2) Upaya yang pertama telah gagal.
3) Aktivitasnya mungkin tidak disetujui manajer.
4) Mereka berpikir tidak mempunyai cukup waktu.
5) Mereka tidak senang terhadap yang didelegasikan tidak adanya penghargaan.
6) Mereka tidak mempunyai otonomi untuk melaksanakan.
7) Mereka kurang percaya diri/pesimis bahwa supervisor akan mendukungnya.
8) Mereka berpikir bahwa akan dimanipulasi atau dikerjai oleh atasan.
5. Keberhasilan Delegasi :
1) Komunikasi yang jelas dan lengkap
Kejelasan komunikasi ditentukan oleh kelengkapan informasi yang disampaikan,
akurasi terhadap pesan, dan penggunaan kata-kata yang mudah diterima.
2) Ketersedian sumber dan sarana
Jika Perawat Primer (PP, Ners) menghendaki perkembangan pasien dari Perawat
Pelaksana (PA), maka Ners harus berada ditempat. Jika Ners dalam jangka waktu
yang lama tidak berada ditempat, maka laporan harus dilimpahkan kepada staf
lainnya.
3) Monitoring
PP harus memberikan kebebasan kepada PA dalam melaksanakan tugasnya untuk
berfikir dan menganalisis tugas yang diberikan. Jika terjadi kesalahan PP harus
bisa berperan sebagai konsultan dan memberikan solusinya.
4) Pelaporan kemajuan tugas limpah
Sebagai perawat yang bertangung jawab terhadap asuhan keperawatan kepada
pasien, maka PP harus selalu meminta laporan dari PA tentang kemajuan pasien.
Secara teratur dan sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan memberikan
masukan tentang laporan yang telah disampaikan.
C. Konsep delegasi
1. Delegasi yang baik memiliki keseimbangan, meliputi 3 komponen :
1) Tanggung jawab (responsibility),suatu rasa tanggung jawab terhadap
penerimaan suatu tugas.
2) Kemempuan (accountability), kemampuan seseorang dalam melakukan tugas
limpah.
3) Wewenang (authority), pemberian hak dan kekuasaan penerima tugas limpah
untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpahkan.
E. Pengertian supervisi
Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai dengan
pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan (Depkes,
2008).
Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana sebagian besar
kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil pengawasan.
1. Manfaat supervisi ada 2 macam :
1) Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja dan dapat lebih meningkatkan
efisiensi kerja.
2) Peningkatkan efektifitas kerja dihubungkan dengan makin meningkatnya
pengetahuan dan keterampilan “bawahan”, serta makin terbinanya hubungan dan
suasana kerja yang lebih harmonis antara “atasan” dengan “bawahan”.
4. Prinsip-prinsip supervisi :
1) Dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif
2) Bersifat kreatif dan konstruktif
3) Harus scientific dan efektif
4) Dapat memberikan perasaan aman
5) Harus berdasarkan kenyataan yang ada
6) Memberi kesempatan untuk self evaluation
5. Langkah-langkah supervisi
1) Persiapan: mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan antara lain:
formulir supervisi, data sekunder tentang institusi yang akan disupervisi, dan
dokumen lain yang diperlukan.
2) Pelaksanaan: mengumpulkan data dan informasi, menganalisa masalah,
memecahkan masalah yang dapat diselesaikan pada waktu supervisi
3) Pelaporan supervisi, memuat : tujuan, sasaran, permasalahan, temuan,
pembahasan dan alternatif pemecahan masalah dan rekomendasi.
6. Hambatan supervisi
1) Tidak adanya kerjasama tim di dalam organisasi
2) Karyawan mengeluh tentang tugasnya
3) Karyawan terlalu sering menginginkan perubahan pekerjaan
4) Karyawan kehilangan minat dalam bekerja
5) Karyawan benci perubahan
6) Produktifitas individu atau kelompok menurun
7) Karyawan menolak untuk lakukan suatu pekerjaan tertentu
8) Karyawan membuat terlalu banyak kekeliruan-kekeliruan
9) Karyawan terbiasa terlambat
10) Salah menggunakan peralatan dan perlengkapan
Referensi
Departemen Kesehatan RI, (2008) Pedoman Supervisi dan Monitoring Provinsi dan
Kabupaten. Depkes RI, Jakarta.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses.
Philadelpia : JB. Lippincott.