You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS (DM) PADA LANSIA

Topik : DIABETES MELITUS (DM)


Penyuluhan : 10 orang mahasiswa STIkes Perintis Sumbar
Sasaran : Lansia Yang Berada Di Panti Sosial Tresna Werda Kasih Sayang Ibu
1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan sekelompok penyakit yang dikarakteristikan oleh
hiperglikemia akibat dari kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Berdasarkan uraian diatas, Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolik dengan
kumpulan gejala klinis yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah akibat
penurunan sekresi insulin dan kerja insulin di pancreas.
World Health Organization (2013) mengatakan Diabetes melitus merupakan salah
satu penyakit kronis yang paling banyak dialami, yaitu sebanyak 347 juta penduduk
dunia menderita diabetes. Jumlah ini memungkinkan akan lebih dua kali lipat pada
tahun 2030 (Nursari,etc 2015). Menurut International Diabetes Federation (IDF), 2013
saat ini terdapat 382 juta orang menderita diabetes, dan diperkirakan akan terjadi
peningkatan menjadi 471 juta jiwa pada tahun 2035 (Rahayu,etc 2014).
Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia pada tahun 2010 yaitu 8,4 juta dari 230
juta jiwa, dan jumlahnya melebihi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 mendatang (Depkes
RI, 2011). Indonesia menepati urutan ke-10 jumlah penderita Diabetes Melitus
terbanyak didunia dengan jumlah 7,3 juta orang dan jika hal ini berlanjut diperkirakan
pada tahun 2030 penderita Diabetes Melitus dapat mencapai 11, 8 juta orang.
Orang lanjut usia mengalami kemunduran dalam sistem fisiologisnya seperti kulit
yang keriput,turunnya tinggi badan, berat badan, kekuatan otot, daya lihat, daya dengar,
kemampuanN berbagai rasa (senses), dan penurunan fungsi berbagai organ termasuk
apa yang terjadi terhadap fungsi homeostatis glukosa, sehingga penyakit degeneratif
seperti DM akan lebih mudah terjadi (Rochmah, 2006). Umur secara kronologis hanya
merupakan suatu determinan dari perubahan yang berhubungan dengan penerapan
terapi obat secara tepat pada orang lanjut usia. Terjadi perubahan penting pada respon

1
terhadap beberapa obat yang terjadi seiring dengan bertambahnya umur pada sejumlah
besar individu (Katzung, 2004).
Riset Kesehatan Dasar (2013), menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus di
Indonesia meningkat (1,1%) pada tahun 2007 menjadi (2,1%) pada tahun 2013. Angka
kejadian Diabetes Melitus pada tahun 2007 di 19 Kabupaten di Sumatera Barat
didapatkan Bukittinggi menepati urutan ke- 5 yaitu 1,8% setelah Sawahlunto (2,1%)
Pesisir Selatan (1,9%) Pariaman (1,8%) dan Lima Puluh Koto (1,9%). Prevalensi
Diabetes Melitus di Sumatera Barat tahun 2013 yaitu 1,3% dan Sumatera Barat
menepati urutan ke 3 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus.
Berdasarkan penjelasan diatas dan data yang didapat dari PSTW Kasih Sayang
Ibu Batusangkar dari 8 Wisma ada sekitar 5 orang yang menderita Diabetes
Melitus.Oleh karena itu kami penyuluhan tentang Diabetes Melitus.
A. Data atau Informasih Yang Di Kaji Lebih Lanjut
Dari hasil Obserfasi di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkas terdiri dari 8 wisma
yaitu : wisma stroberi, wisma aggur, wisma apel, wisma jeruk, wisma nenas, wisma
pepaya, wisma jambu, wisma delima terdapat 70 orang lasia sedangkan yang menderita
Diabetes Melitus ada sekitar 5 orang lansia yang menderita penyakit Diabetes Melitus
1. Rencana Kegiatan
A. Masalah Keperawatan
a) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
defisiensi insulin/penurunan intake oral
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat memahami tentang DM dan
mempraktekkan Senam Kaki DM .
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia dapat :
a. Menyebutkan pengertian DM
b. Menyebutkan tanda dan gejala DM
c. Menyebutkan komplikasi DM
d. Menyebutkan penatalaksanaan DM
e. mempraktekkan senam kaki DM

2
D. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Tanggung Jawab
1. 5 menit Pembukaan Moderator
 Perkenakan mahasiswa  Mendengarkan
 Perkenalan dosen/CI  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
 Menjelaskan kontrak waktu  Mendengarkan
2. 20 Pelaksanaan Penyaji
menit  Menggali pengetahuan peserta  Menjawab
tentang pengertian DM
 Memberi reinforcement positif  Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian DM  Mendengarkan
 Menjelaskan tentang tanda dan  Mendengarkan
gejala DM
 Menjelaskan komplikasi DM  Mendengarkan
 Memberi kesempatan pada
peserta untuk bertanya
 Memberi reinforcement positif
 Menjawab pertanyaan yang  Memberikan
diajukan pertanyaan
 Menyebutkan penatalaksanaan  Mendengarkan
DM  Mendengarkan
 mempraktekkan cara senam kaki
DM  Mendengarkan
 Memperhatikan
 Moderator
moderator
Meminta peserta untuk bertanya.  Memberikan
 Observer pertanyaan
Mengamati jalannya acara dari  Mendengarkan observer
awal sampai akhir dan
10
 Fasilitator memperhatikan

3
menit Memfasilitasi audien selama  Mendengarkan
kegiatan. Fasilitator
Memotifasi peserta agar
berperan aktif dalam
penyuluhan.
 Penyaji
Memberikan jawaban  Mendengarkan Penyaji

 Memperhatikan

3. 5 menit Penutup Penyaji


 Meminta peserta untuk  Memberi
memberikan pertanyaan atas pertanyaan
penjelasan yang tidak dipahami
 Menjawab pertanyaan yang  Mendengarkan
diajukan
 Menyimpulkan diskusi  Berpartisipasi
 Melakukan evaluasi  Menjawab
pertanyaan
 Mengucapkan salam  Menjawab
salam
2. Strategi pelaksanaan ( Rencana Kegiatana )
A. Topik :
Diabetes Melitus
B. Waktu/ Tempat :
30 enit/ Aula PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar

C. Sasaran :
Lansia yang ada di Wisma PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar
D. Metoda : :
 Ceramah
 Diskusi

4
 Demonstrasi
E. Media dan Alat :
 Lap Top
 Infocus ( LCD) atau Flipchar
 Leaflet
3. Kriteria Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir 100%
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
B. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Beserta berperan aktif dalam penyuluhan
c. peserta aktif dan tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
C. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu menyebutkan pengertian DM
b. Lansia mampu menyebutkan tanda dan gejala DM
c. Lansia mampu menyebutkan komplikasi DM
d. Lansia mampu menyebutkan penatalaksanaan DM
e. Lansia mampu menyebutkan senam kaki DM

5
Lampiran
A. Materi pelaksanaan dan evaluasi
1) Pengertian
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Padila, 2012). Diabetes
Mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya (Brunner dan Suddarth, 2013).Diabetes
Melitus adalah suatu penyakit ketika kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup
(Shanty, 2011).
2) Tanda dan Gejala
Menurut (Shanty, 2011) ada tiga gejala umum yang menandai penyakit diabetes.
Tiga gejala ini disebut dengan tiga gejala klasik. Gejala- gejala tersebut adalah :
a. Poliuri (urinasi yang sering)
b. Polidipsi (banyak minum akibat mengingkatnya tingkat kehausan)
c. Polifagi (meningkatnya keinginan untuk makan)
Gejala diabetes berbeda menurut tipenya. Pada diabetes melitus tipe I,
penderita hampir selalu mengalami penurunan berat badan. Namun, pada
penderita diabetes tipe II, penderit tidak selalu mengalami penurunan berat badan.
Tipe diabetes yang termasuk silent killer adalah diabetes melitus tipe II karena

penderita biasanya tidak menunjukkan gejala- gejala selama beberapa


tahun. Pada penderita diabetes melitus tipe II, penderita jarang mengalami kondisi
yang disebut ketoasidosis diabetikum itulah, diabetes tipe II jarang terdeteksi pada
awal diderita.

Menurut (Shanty, 2011) gejala diabetes melitus tipe II adalah sebagai


berikut :

a. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit.


b. Sering buang air kecil.
c. Terus menerus lapar dan haus.

6
d. Kelelahan berkepanjangan yang tidak ada penyebabnya.
e. Mudah sakit berkepanjangan
f. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi
prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.
Gejala – gejala tersebut sering diabaikan karena dianggap sebagai kelelahan
akibat kerja. Gejala lain yang sering muncul adalah sebagai berikut (Shanty, 2011)
:
Penglihatan kabur
a. Luka yang lama sembuh
b. Kaki yang terasa kebas, geli, atau terasa terbakar
c. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita
d. Impotensi pada pria.
B. Komplikasi Diabetes Melitus
Menurut (Brunner dan Suddarth, 2013) komplikasi diabetes melitus yaitu : Komplikasi
yang berkaitan dengan diabetes diklasifikasikan sebagai komplikasi akut dan kronik.
Komplikasi akut terjadi intoleransi glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu
pendek dan mencakup berikut :
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia, yaitu keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di bawah
nilai normal. Gejala hipoglikemia ditandai dengan munculnya rasa lapar, gemetar,
mengeluarkan keringat, berdebar—debar, pusing, gelisah, dan penderita bisa menjadi
koma.
b. DKA (Ketoasidosis diabertik-koma)
Ketoasidosis diabetik-koma, yaitu diabetik yang diartikan sebagai keadaan tubuh
yang sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak akibat infeksi, lupa
menyuntik insulin, pola makan yang tidak diatur (tidak menjakankan diet), atau
stress.
c. HHNK (Koma hiperosmoler non-ketotik)
Koma hiperosmoler non-ketotik yang diakibatkan adanya dehidrasi berat,
hipotensi dan shock. Oleh karena itu, koma hiperosmoler non- ketotik diartikan

7
sebagai keadaan tubuh tanpa penimbunan lemak yang menyebabkan penderita
menunjukkan pernapasan yang cepat dan dalam.
Komplikasi kronik biasanya terjadi 10-15 tahun setelah awitan diabetes melitus .
komplikasinya mencakup berikut :

d. Penyakit makrovaskular (pembuluh darah besar) : mempengaruhi sirkulasi koroner,


pembuluh darah perifer, dan pembuluh darah otak.
e. Penyakit mikrovaskular (pembuluh darah kecil) : mempengaruhi mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati), kontrol kadar gula darah untuk menunda atau mencegah
komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler.
f. Penyakit neuropatik : mempengaruhi saraf sensori motorik dan otonom serta
berperan memunculkan sejumlah masalah seperti impotensi dan ulkus kaki. (Brunner
dan Suddarth, 2013).

C. Penatalaksanaan Diabetes Melitus


Menurut (Brunner dan Suddart, 2013) penatalaksanaan diabetes melitus terbagi
menjadi 3, yaitu :

a. Penatalaksanaan medis
Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa
darah guna untuk mengurangi munculnya komplikasi vaskular dan neropatik. Tujuan
terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah
normal (euglikemia) tanpa disertai hipoglikemia dan tanpa mengganggu aktivitas
pasien sehari-hari.
b. Penatalaksanaan nutrisi

8
Untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dan tekanan darah
dalam kisaran normal (atau seaman mungkin mendekati normal). Bagi pasien yang
membutuhkan insulin untuk membantu insulin untuk membantu mengontrol kadar
gula darah, diperlukan konsistensi dalam mempertahankan jumlah kalori dan
karbohidrat yang dikonsumsi pada setiapsesi makan.
c. Penatalaksanaan keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyandang diabetes dapat mencakup
banyak macam gangguan fisiologis, bergantung pada kondisi kesehatan pasien atau
apakah pasien baru terdiagnosis diabetes atau tengah mencari perawatan untuk
masalah kesehatan lain yang tidak terkait. Karena semua pasien penyandang diabetes
harus menguasai konsep dan keterampilan yang diperlukan untuk penatalaksanaan
jangka panjang serta untuk menghindari kemungkinan komplikasi diabetes, landasan
pendidikan yang solid mutlak diperlukan dan menjadi fokus asuhan keperawatan
yang berkelanjutan.

D. Gambar Diabetes Melitus

E. Materi senam DM

9
Salah satu aktifitas fisik yang juga dianjurkan secara rutin adalah Gerakan Senam
Kaki Diabetes / DM. Manfaat yang diharapkan dari gerakan kaki yang teratur dari
senam kaki diabetes, adalah tidak terjadinya komplikasi yang sering terjadi pada kaki-
kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar.
Cara melakukan gerakan senam kaki diabetes ini sangatlah mudah untuk
dilakukan. Senam kaki diabetes bisa dilakukan di dalam maupun di luar ruangan. Tidak
memerlukan waktu yang lama, karena hanya berlangsung sekitar 15-30 menit. Dan yang
penting tidak memerlukan peralatan yang rumit, karena cukup dengan kursi dan sehelai
koran bekas. Agar manfaat senam kaki diabetes lebih maksimal, penderita minimal
melakukan gerakan senam kaki diabetes 3 kali sepekan, namun alangkah baiknya dapat
dilakukan setiap hari.
Berikut ini beberapa cara atau Gerakan Senam Kaki Diabetes yang dapat
dilakukan oleh penderita DM secara teratur dengan sendiri atau bersama-sama :

1. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan penderita duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai

2. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas.

10
Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 kali.

4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

7. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.

8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.

9. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan


kaki kedepan dan kebelakang

10. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
11
11. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki.
12. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah
kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja :

a. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.

b. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.

c. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu


letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.

d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, S. (2013). Keperawatan Medikal-Bedah. Buku Kedokteran EGC.

Shanty, M. (2011). Silent Killer Diseases: Penyakit Yang Diam-Diam Mematikan,

Jogjakarta: PT. Buku Kita.

Padila. (2012). Keperawatan Medika Bedah, Yogyakarta: Nuha Medika.

http://banyumasnews.com/87627/manfaat-dan-cara-senam-kaki-untuk-penderita-diabetes-
mellitus/diambil tgl 14 Januari 2018

Rahayu, Eva.etc. (2014). Pengaruh Program Diabetes Self Management Education

Berbasis Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe

II di Wilayah Puskesmas II Baturraden

13

You might also like