You are on page 1of 16

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


RUMAH SEHAT TERPADU DOMPET DHUAFA
NO. :
TENTANG
PANDUAN HIGH ALERT MEDICATION

BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
Obat-obatan high alert adalah obat-obatan yang sering menyebabkan terjadi kesalahan atau
kesalahan serius dan obat yang beresiko tinggi meyebabkan dampak yang tidak diiginkan jika terdapat
kesalahan penggunaannya (dosis, interval atau pemilihannya).

B. Latar belakang
Medication error yang merupakan penggunaan obat yang tidak tepat atau membahayakan
nyawa pasien adalah suatu kejadian dapat dicegah. Kejadian ini berkaitan prosedur, sistem, arahan
verbal, pelabelan produk atau pembungkusannya. Karena pemberian obat-obatan baik secara oral atau
suntikan adalah proses yang kompleks, maka setiap petugas kesehatan harusnya mempunyai
pengetahuan umum tentang nama obat, dosis dan efek samping dari obat-obatan sebelum obat
diberikan kepada pasien.
Menurut France D.H. et al (2005) banyak laporan kematian pasien akibat kesalahan pemberian
obat-obatan terutama di kritikal unit/ unit intensif di rumah sakit baik itu karena kesalahan dosis,
kesalahan pengenceran maupun kesalahan cara pemberian obat. Andreas V. et al. (2009) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa kesalahan pemberian obat-obatan di unit intensif rumah sakit
sering terjadi. Seperti diketahui bahwa obat-obatan yang sering dipakai dalam perawatan pasien di unit
kritis rumah sakit adalah obat-obatan high alert (obat-obatan yang perlu diwaspadai). Oleh sebab itu
maka high alert medications (obat yang perlu diwaspadai) memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menyebabkan komplikasi, efek samping atau bahaya dalam penggunaannya sehingga perlu digunakan
metode-metode untuk meminimalkan kesalahan penggunaannya.
Metode yang digunakan untuk meminimalkan kesalahan pengobatan high alert yaitu
menyediakan informasi mengenai obat-obatan high alert, membatasi akses terhadap obat-obatan high
alert, menggunakan label untuk obat-obatan high alert, menstandarisasi prosedur peresepan,

Panduan High Alert Medication Halaman 1


penyimpanan, persiapan dan pemberian obat-obatan high alert, melakukan pengecekan ganda untuk
obat-obatan high alert.

C. Tujuan
a. Menyediakan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen dan pemberian obat-
obatan yang tergolong dalam kategori obat-obatan high alert
b. Meningkatkan kewaspadaan akan obat-obatan high alert sehingga meningkatkan keselamatan
pasien
c. Menghindari kesalahan atau kesalahan serius (sentinel event) akibat penggunaan obat yang
beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan

Panduan High Alert Medication Halaman 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan High Alert Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa memiliki ruang
lingkup pada unit farmasi meliputi proses pelabelan obat-obatan High Alert, pengelolaan obat
menurut FIFO, pembuatan daftar obat-obat High Alert dan tata cara pengaturan obat-obat High
Alert. Untuk rawat inap meliputi pembuatan daftar obat High Alert, tata cara pengaturan obat-
obatan High Alert, alur permintaan obat High Alert dan identifikasi obat-obat High Alert. Untuk VK,
OK dan IGD meliputi pembuatan daftar obat High Alert, tata cara pengaturan obat-obatan High
Alert, alur permintan dan identifikasi obat-obatan High Alert.

Panduan High Alert Medication Halaman 3


BAB III
TATA LAKSANA

A. Daftar obat-obatan High Alert di rumah sakit :

Kelas obat Nama obat


Agonis adrenergik IV Epineprin
Agen anestesi (umum, inhalasi, IV, Epidural) Propofol (Proanes R), Ketamin (KTM), Halothan,
Sevofluorane (Sevorane), Bupivacain (Decain,
Regivell)
Antiaritmia IV Amiodaron (Tyarit)
Antikoagulan Heparin (Inviclot)
Obat inotropik IV Digoksin (Fargoxin), Dopamin (Indop),
Dobutamin (Dobuject)
Insulin (SC dan IV) Insulin reguler (Novomix, Novorapid, Levemir)
Agen sedasi moderat/sedang IV Midazolam (Miloz)
Sediaan narkotika IV Pethidin, fentanil
Agen radiokontas Barium sulfat, iopamidol (Iopamiro), Urografin
NaCl untuk injeksi dengan konsentrasi >0,9% NaCl 3%
KCl konsentrat untuk injeksi KCl 7,46%
Dextrose 40% untuk injeksi Dextrose 40%
Nutrisi Parenteral Valamin, Aminovel 600, Aminofusin hepar,
Aminofluid

B. Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan obat-obatan high alert :


1. Sediaan elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di lingkup atau area perawatan pasien.
2. Obat-obatan yang digunakan dalam emergensi medis misalnya kondisi mengancam nyawa yang
bersifat gawat darurat tidak diwajibkan untuk mengikuti Pedoman dan Prosedur Penggunaan high
alert medications

C. Prinsip penggunaan obat-obatan high alert :


1. Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dengan cara :
a. Mengurangi jumlah obat high alert yang disimpan di suatu unit
b. Sedapat mungkin menghindari penggunaan obat high alert
2. Melakukan pengecekan ganda

Panduan High Alert Medication Halaman 4


3. Meminimalkan kesalahan dalam penanganan obat high alert dengan cara :
a. Memisahkan obat-obat dengan nama atau rupa yang mirip, Look Alike Sound Alike (LASA)
b. Meminimalkan instruksi verbal dan menghindari penggunaan singkatan
c. Membatasi akses terhadap obat high alert

D. Peresepan High alert


1. Sedapat mungkin tidak memberikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert
medications
2. Instruksi harus mencakup minimal:
a. Nama dan nomor rekam medis pasien
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat, dosis, jalur pemberian dan tanggal pemberian setiap obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan setiap high alert medications
secara tertulis

E. Persiapan dan penyimpanan High alert


1. Obat High alert disimpan di farmasi dengan diberi label yang bertuliskan ‘HIGH ALERT’ di setiap
kemasan obat dan dipisahkan dari obat lain ditempatkan dalam wadah berwarna merah. Obat-
obatan high alert diberi label high alert sampai di kemasan primer obat sehingga memungkinkan
petugas unit lain untuk mengidentifikasi obat-obatan high alert di bagiannya. Label obat-obatan
high alert berupa stiker berwarna merah dengan tulisan HIGH ALERT berwarna putih. Label
ditempel pada bagian obat yang tidak menutupi keterangan dari obat baik itu nama, komposisi,
dosis, nomor batch atau tanggal kadaluwarsa obat.
Label high alert :

HIGH ALERT

Label bentuk oval ditempelkan pada kemasan sekunder obat-obatan high alert

HIGH ALLERT

Label bentuk persegi panjang ini ditempelkan pada kemasan primer obat-obatan high alert

Panduan High Alert Medication Halaman 5


2. Jika obat – obatan high alert harus disimpan di area perawatan pasien menggunakan dispensing
cabinet, maka berikan tulisan pengingat di dispensing cabinet agar perawat menjadi waspada dan
hati-hati dengan obat-obatan high alert.
3. Jika ruang peyimpanan obat high alert di luar farmasi memungkinkan untuk dikunci, maka obat
high alert disimpan di tempat terkunci dengan diberikan label ‘Peringatan : high alert medications’
pada tempat penyimpanan obat tersebut misalnya kamar operasi
4. Untuk obat-obatan LOOK ALIKE SOUND ALIKE (LASA) disimpan di bagian farmasi dengan
penandaan khusus yaitu :
a. Obat look alike diberi tulisan ‘ HATI-HATI LOOK ALIKE’ dengan kertas berwarna hijau

HATI-HATI

LOOK ALIKE

NAMA OBAT

MIRIP OBAT

b. Obat sound alike diberi tulisan ‘HATI-HATI SOUND ALIKE’ dengan kertas berwarna kuning

HATI-HATI

SOUND ALIKE

NAMA OBAT

MIRIP OBAT

Panduan High Alert Medication Halaman 6


Obat – obatan yang masuk dalam daftar obat LASA diberikan label hanya pada tempat
penyimpanan saja, tidak ditempel di kemasan obatnya

F. Pemberian obat High alert


1. Perawat harus melakukan pengecekan ganda terhadap semua obat-obatan high alert sebelum
diberikan kepada pasien
2. Pengecekan ganda terhadap obat high alert bertujuan untuk mengidentifikasi obat-obatan yag
memerlukan pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya sebagai orang kedua sebelum
memberikan obat tersebut untuk meningkatkan keselamatan pasien
3. Pengecekan ganda obat high alert :
a. Dilakukan sebelum memberikan obat high alert tertentu dan pada saat laporan pergantian
jaga atau saat melakukan transfer pasien
b. Pengecekan ganda dicatat dalam rekam medis pasien atau pada catatan pemberian
medikasi pasien
c. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang memberikan instruksi,
meresepkan atau memberikan obat-obatan antara lain : perawat, ahli farmasi dan dokter
d. Pengecekan kedua dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi atau perawat lainnya
(petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama)
e. Kebutuhan pengecekan ganda dilakukan pada keadaan sebagai berikut :
1) Setiap akan memberikan injeksi obat

Panduan High Alert Medication Halaman 7


2) Untuk infus :
a) Saat terapi inisial
b) Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
c) Saat pemberian bolus
d) Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
e) Setiap terjadi perubahan dosis obat
f. Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter
4. Obat-obatan High alert yang memerlukan pengecekan ganda yaitu : Heparin, Insulin dan KCl
7,46%, Infus narkotika, infus epidural, kemoterapi
5. Prosedur
a. Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru :
1) Petugas kesehatan menyiapkan obat dan hal – hal dibawah ini untuk menjalani
pengecekan ganda oleh petugas kedua :
a) Obat-obatan dengan label yang menempel pada sediaan obat
b) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien atau resep/ instruksi
tertulis dokter
2) Petugas kedua akan memastikan hal-hal sebagai berikut:
a) Obat telah disiapkan sesuai instruksi
b) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan telah
sesuai dengan instruksi dokter
c) Obat memenuhi persyaratan 5 benar
d) Membaca label dengan suara lantang kepada perawat lainnya untuk
memverifikasi persyaratan 5 benar yaitu :
 Benar obat
 Benar dosis dan kecepatan pemberian
 Benar rute pemberian
 Benar frekuensi atau interval waktu pemberian
 Benar pasien
3) Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan atau vial obat untuk memastikan
bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar misalnya : dosis insulin
4) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan kedua petugas
telah puas bahwa obat sudah sesuai, maka petugas melakukan pencatatan pada rekam
medis atau catatan pemberian medikasi pasien
5) Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh’ dan diisi dengan nama pengecek
6) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien

Panduan High Alert Medication Halaman 8


7) Pastikan infus obat berada pada jalur atau selang yang benar dan lakukan pengecekan
selang infus mulai dari larutan atau cairan infus, pompa hingga tempat insersi selang
8) Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat, termasuk
ketepatan data berat badan pasien
b. Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien :
1) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini :
a) Obat yang diberikan harus memenuhi persyaratan 5 benar
b) Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada perawat
sebelumnya untuk memverifikasi persyaratan 5 benar
2) Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah sesuai, maka
petugas melakukan pencatatan di rekam medis pasien
3) Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan
kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis obat dan tujuan pengobatan
4) Semua pemberian high alert medications IV yang bersifat kontinu harus diberikan melalui
pompa infus IV
5) Setiap selang infus harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung distal
selang dan pada pintu masuk pompa untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan
kesalahan
6) Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan dapat menunda
penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien, maka pengecekan ganda
dapat ditunda, namun petugas yang memberikan obat menyebutkan dengan lantang
semua terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada pasien
7) Obat yang tidak digunakan segera dikembalikan ke bagian farmasi

G. Penggunaan High Alert Medications


1. Agonis adrenergik IV (epineprin)
a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’
b. Konsentrasi standar untuk infus kontinyu epineprin adalah 4 mg/250 ml
c. Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai standar, maka
spuit atau botol infus harus diber label ‘konsentrasi yang digunakan adalah ........’
d. Gunakan monitor kardiovaskuler pada semua pasien dengan pemasangan vena sentral
2. Dopamin dan dobutamin
a. Untuk menghindari kesalahan obat tertukar karena namanya yang hampir mirip dan indikasi
yang serupa, maka untuk sediaan generiknya gunakan label yang dapat membedakan obat
dengan menuliskan kembali nama obat tersebut di kemasannya ( misalnya : DOBUtamin,

Panduan High Alert Medication Halaman 9


DOPamin)
b. Gunakan konsentrasi standar
c. Berikan label pada pompa dan botol infus berupa nama obat dan dosisnya
3. Infus kontinu heparin
a. Protokol standar indikasi adalah untuk trombosis vena dalam (Deep Vein Thrombosis-DVT),
sakit jantung, stroke dan ultra viltrasi
b. Singkatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan, tetap menggunakan ‘unit’
c. Standar konsentrasi obat untuk infus kontinyu heparin : 25.000 unit/500 ml dextrosa 5%
(setara dengan 50 unit/ml)
d. Selalu gunakan pompa infus
e. Lakukan pengecekan ganda
f. Berikan label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda terhadap adanya perubahan
kecepatan pemberian
g. Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit daripada harus memodifikasi kecepatan infus
h. Obat-obatan harus diawasi dan dipantau
4. Insulin IV
a. Singkatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan, tetap menggunakan ‘unit’
b. Infus insulin : konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label high alert
c. Vial insulin yang sudah dibuka memiliki batas kadaluwarsa dalam 30 hari setelah dibuka,
catat tanggal di buka atau digunakannya insulin untuk pertama kalinya pada vial insulin. Jika
insulin dalam bentuk flexphen maka batas kadaluwarsanya adalah enam (6) bulan setelah
dibuka selama disimpan dalam suhu yang sesuai. Tuliskan tanggal pertama sediaan dibuka
pada kemasannya.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label
e. Gunakan selalu spuit khusus insulin untuk menyiapkan insulin dengan dosis U 100
f. Lakukan pengecekan ganda
g. Berikan informasi kepada pasien bahwa pasien akan diberikan suntikan insulin

5. Elektrolit konsentrat : nebulisasi NaCl >0,9% dan injeksi Kalium Klorida konsentrat
a. NaCl 3% dalam 500 ml digunakan untuk nebulisasi, apabila digunakan untuk pemberian infus
maka standar konsentrasi pemberian infus NaCl maksimal adalah 3% dalam 500 ml
b. Berikan label pada botol infus NaCl 3% dengan tulisan ‘larutan hipertonik 3%’
c. KCl tidak boleh diberikan sebagai IV push/bolus
d. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10 mEq/jam) atau dengan
dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan henti jantung

Panduan High Alert Medication Halaman 10


e. KCl hanya boleh disimpan di farmasi, bagian lain yang diperbolehkan menyimpan KCl adalah
kamar operasi, HCU dengan jumlah terbatas.Pemakaian untuk pasien yang dirawat
dibangsal hanya untuk sekali pemakaian saja
f. Protokol untuk KCl :
1) Indikasi infus KCl
2) Kecepatan maksimal infus
3) Konsentrasi maksimal yang diperbolehkan
4) Panduan kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
5) Penentuan bahwa semua infus KCl harus diberikan lewat pompa infus
6) Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara bersamaan ( misalnya:tidak
boleh memberikan KCl IV sementara sedang mendapat infus KCl di jalur IV lainnya)
7) Diperbolehkan untuk melakukan substitusi KCl oral menjadi KCl IV jika diperlukan atas
persetujuan DPJP
g. Lakukan pengecekan ganda
6. Infus narkotika termasuk infus epidural opiat
a. Sediaan harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang terkunci di bagian farmasi
b. Sedapat mungkin setiap kali mengeluarkan sediaan tersebut dari farmasi menggunakan
instruksi tertulis
c. Berikan label high alert untuk sediaan tersebut
d. Konsentrasi standar untuk fentanil : 10 mcg/ml
e. Konsentrasi tinggi untuk fentanil : 50 mcg/ml
f. Semua pemberian infus epidural opiat menggunakan pompa infus yang diberi label nama
obat dan konsentrasinya
g. Berikan label pada ujung distal selang infus epidural dan selang infus IV untuk membedakan
h. Jika diperlukan perubahan, hubungi dokter yang bertanggung jawab
i. Lakukan pengecekan ganda
7. Agen sedasi IV (Midazolam,propofol )
a. Standar infus sedasi midazolam adalah 1 mg/ml efek puncak 5-10 menit, propofol adalah 10
mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat meliputi oksimetri denyut, tanda vital, tersedia
peralatan resusitasi)
8. Infus Dextrosa 40%
Perlu pengecekan ganda sebelum pemberian kepada pasien
9. Obat-obatan inotropik IV (Digoksin)
a. Obat ini memiliki rentang terapetik sempit dan sejumlah interaksi obat

Panduan High Alert Medication Halaman 11


b. Pasien yang harus mendapat pengawasan ekstra adalan pasien lansia yang mendapat dosis
tinggi obat inotropik dan juga mengkonsumsi quinidine
c. Dalam penggunaan obat, berikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya kepatuhan
pasien dalam hal dosis, perlunya pemeriksaan darah perifer secara rutin dan tanda-tanda
peringatan akan terjadinya potensi overdosis
d. Tingkatkan pemantauan pasien dengan memperbanyak kinjungan dokter dan pemeriksaan
laboratorium
10. Obat-obatan LASA
Daftar obat-obatan LASA di rumah sakit seperti di bawah ini :
NO Look Alike (Rupa Mirip) NO Sound Alike (Ucapan Mirip)
1 Captopril 12,5 Captopril 25, 50 1 Histapan Heptasan
2 Ceftriaxon Cefotaxim 2 Scabicid Scabimit
3 Tensinop 5 Tensinop 10 3 Epineprin Ephedrin
4 Cardisan 5 Cardisan 10 4 Ataroc Astharol
5 Letonal 25 Letonal 100
6 Amlodipin 5 Amlodipin 10
7 Revolan 400 Revolan 800

Panduan High Alert Medication Halaman 12


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Kepatuhan terhadap SPO.


Kepatuhan pelaksanaan SPO akan dievaluasi setiap bulan dan dilaporkan kepada direktur.
2. Daftar obat-obatan High Alert.
Melakukan review secara berkala berkenaan dengan adanya penambahan atau perubahan obat-
obtan.
3. Labelisasi.
Memberikan label pada obat yang termasuk dalam High alert.

Rumah Sakit
Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa,

drg. Imam Setiawan, MARS

PJS Direktur Utama

Panduan High Alert Medication Halaman 13


DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI dengan KARS, Standar Akreditasi Rumah Sakit, 2011 hal 228-229
Institute for Safe Medications Practices ( ISMP), ISMP’s List of Drug Names,ISMP,2011
WHO Model List of Essential Medicines,
http//www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/en/index.html,17 th,Maret 2011
Saleha Binti Awang Besar dan Zainab Binti Hamid, Klinikal Audit Pemberian Ubatan dan Suntikan Di Jabatan
Kecemasan Dan Trauma Hospital Sultan Abdul Halim Sungai Petani Kedah, diunduh tanggal 24 April 2013

Panduan High Alert Medication Halaman 14


LAMPIRAN

Lampiran 1.
Pengelolaan High Alert Medications di farmasi
No Pertanyaan Jawaban 1 2 3 Keterangan
1 Petugas memberi label obat high alert dengan benar Ya/Tidak
2 Petugas memisahkan obat high alert termasuk Ya/Tidak
elektrolit konsentrat dan obat LASA terhadap obat
yang lain
3 Petugas menyimpan obat high alert termasuk elektrolit Ya/Tidak
konsentrat dan LASA sesuai metode FIFO dan FEFO

Keterangan :
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang melakukan pengelolaan
high alert medications. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari
evaluasi berupa data dalam bentuk persentase pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai

Panduan High Alert Medication Halaman 15


Lampiran 2.
Pengecekan Ganda Obat High Alert dan Elektrolit Konsentrat
No Pertanyaan Jawaban 1 2 3 Keterangan
1 Perawat pertama menyiapkan : Ya/Tidak
a. obat
b. rekam medis
2 Perawat kedua memastikan: Ya/Tidak
a. Obat telah disiapkan sesuuai instruksi
b. Memverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan kepada pasien sudah sesuai
dengan instruksi dokter
c. Obat yang akan diberikan memenuhi
persyaratan 5 benar
d. Perawat membaca label dengan suara
lantang kepada perawat yang lain untuk
memverifikasi ke 5 persyaratan 5 benar yaitu
benar obat, benar dosis atau kecepatan
pemberian obat, benar rute pemberian obat,
benar frekuensi pemberian obat dan benar
pasien
3 Setelah kedua perawat yakin bahwa obat telah benar, Ya/Tidak
petugas melakukan pencatatan pada rekam medis
4 Petugas kedua menulis ‘dicek oleh’ dan diisi dengan Ya/Tidak
nama pengecek
5 Petugas memastikan infus obat berada pada selang Ya/Tidak
yang benar dan pompa infus terprogram dengan
kecepatan pemberian yang benar sebelum obat
diberikan kepada pasien

Keterangan :
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang melakukan pengecekan
ganda high alert medications. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau petugas SPI, atau tim
akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal
yang dinilai.

Panduan High Alert Medication Halaman 16

You might also like