Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
kelapa sawit tergolong sebagai ordo palmales, famili palmae, spesies (1)
E. guineensis Jacq (2) E. melanococa atau E. oleifera yang berasal dari amerika
latin.
Cangkang sawit adalah bagian berkayu yang ada didalam buah sawit.
Bahan ini berwarna coklat tua sampai kehitaman dengan tektur yang cukup keras
dan berfungsi sebagai pelindung daging buah biji sawit (endosperm). Cangkang
kelapa sawit sebagai salah satu limbah padat pengolahan minyak CPO dan PKO,
sebesar 20,5%, cangkang kelapa sawit mampu dijadikan sebagai sumber energi
(26,27 %), hemiselulosa (12,61 %), dan lignin (42,96 %). Ketiga komponen ini
apabila mengalami kondensasi dari pirolisanya akan menghasilkan asap cair yang
5
ketiga senyawa tersebut mempunyai sifat fungsional sebagai antibakteri,
Sampai saat ini, limbah kelapa sawit belum dimanfaatkan secara optimal.
Tondok (1999) menyatakan bahwa banyak minyak sawit dan inti sawit yang telah
kosong yang kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk industri kertas dan pupuk;
limbah cair dan pelepah kelapa sawit dimanfaatkan untuk hijauan ternak.
Kebanyakan limbah padat seperti tandan kosong, pulp, serat dan cangkang hanya
Asap cair didefinisikan sebagai cairan kondensat dari asap kayu yang
telah mengalami penyimpanan dan penyaringan untuk memisahkan tar dan bahan
flavor pada daging sapi, daging unggas, ikan salmon, kacang, dan makanan
ringan lainnya; juga dapat digunakan untuk menambahkan flavor asap pada saus,
Asap merupakan sistem komplek, terdiri dari fase cairan terdispersi dan
medium gas sebagai pendispersi. Asap cair merupakan suatu campuran larutan
dan dispersi koloid dari uap asap kayu dalam air yang diperoleh dari hasil pirolisa
kayu atau dibuat dari campuran senyawa murni (Maga, 1988). Asap cair
merupakan dispersi uap asap dalam air. Salah satu cara membuat asap cair yaitu
6
dengan mengkondensasikan asap hasil pembakaran dari kayu. Selama
pembakaran, komponen utama dari kayu yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin
asam, furan, alkohol, lakton, hidrokarbon polisiklis aromatis dan lain sebagainya
(Girard, 1992).
permulaan pemanasan, di mana terjadi penguapan air dalam kayu sampai dengan
suhu 170 ºC ; dekomposisi hemiselulosa sampai suhu 260 ºC, di mana distilat
yang terjadi sebagian besar mengandung metanol, asam cuka dan asam-asam
lainnya; tahap dekomposisi selulosa pada suhu 260 – 310 ºC; dekomposisi lignin
yang terjadi pada suhu 310 – 500 ºC ; dan tahap terakhir pada suhu 500 – 1000 ºC
diperoleh gas dari kayu yang sukar dikondensasikan, seperti gas hidrogen (Maga,
1988).
cair yang digunakan dalam penelitiannya yaitu kayu jati, lamtoro gung, mahoni,
63,89%, terdapat kadar lignin sebesar 19,35% - 50,44%. Pirolisis bahan tersebut
diperoleh rendemen asap cair sebesar 50,4% dan rendemen arang 31,14%.
Kemudian menurut Maga (1988) komposisi asap cair adalah air 11% - 92%,
senyawa fenolat 0,2% - 2,9%, asam 2,8% - 9,5%, karbonil 2,6% - 4,4%, dan Tar
1% - 17%.
7
2.3. Komponen Asap Cair
macam senyawa, yaitu fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, lakton, hidrokarbon
lebih dari 300 senyawa dapat diisolasi dari asap kayu dari keseluruhan yang
jumlahnya lebih dari 1000. Senyawa yang berhasil dideteksi dalam asap dapat
kondensat.
8
Komponen-komponen kimia dalam asap sangat berperanan dalam menen-
tukan kualitas produk pengasapan karena selain membentuk flavor, tekstur dan
warna yang khas, pengasapan juga dapat menghambat kerusakan produk (Girard,
sifat-sifat produk pengasapan dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.
Fenol
- Flavor
Karbonil
- Warna Karbonil
Kualitas
produk
pengasapan Difenol (antioksidan)
- Daya simpan Fenol
Bakteriostatik
Formaldehid
- Tekstur Asam
Formaldehid
Ketiga senyawa utama yang terdapat dalam asap cair dan peranannya
2.3.1. Fenol
pembentukan flavor pada produk asapan (Girard, 1992). Karakteristik flavor pada
produk asapan disebabkan oleh adanya komponen fenol yang terabsorbsi pada
permukaan produk. Senyawa fenol yang berperan dalam pembentukan flavor asap
9
rasa asap sementara siringol memberi aroma asap (Daun, 1979). Senyawa fenol
yang berperan dalam pembentukan flavor asap adalah fenol dengan titik didih
rendah. Tilgner (1962) dalam Draudt (1963), menunjukkan bahwa nilai ambang
fenol dari kondensat asap adalah 0,147 ppm untuk rangsangan rasa dan 0,023 ppm
asap tetapi bukan hanya konstituen asap saja yang terlibat, tetapi suatu campuran
karbonil, lakton dan lain-lain nampaknya dapat merubah citarasa semula yang
Kadar fenol bervariasi antara 2,10 – 5,13 % tergantung pada macam dan
bentuk kayu dengan rata-rata 2,85 %, sedangkan untuk tempurung kelapa sebesar
5,13 %. Asap cair komersial yang diizinkan mengandung fenol 1250 – 2500 mg/l
2.3.2. Karbonil
dan metilglioksal (Maga, 1988). Kadar senyawa karbonil dari berbagai jenis kayu
10
bervariasi antara 8,56 – 15,23 % dengan variasi rata – rata 11,84 % sedangkan
2.3.3. Asam
produk asapan secara keseluruhan. Asam-asam yang ada di dalam distilat asap
cair adalah asam format, asetat, propionat, butirat, valerat, dan isokaproat. Asam-
asam yang berasal dari asap cair dapat mempengaruhi flavor, pH, dan umur
simpan bahan makanan tetapi mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kualitas
yang diasap, maka citarasa produk pengasapan tidak hanya disebabkan oleh
Dalam hal ini konstituen-konstituen asap dapat dianggap sebagai prekursor dari
pemisahan suatu komponen yang berupa cairan dari dua macam campuran atau
mendefinisikan penyulingan sebagai pemisahan suatu larutan yang terdiri atas dua
11
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam asap cair tersebut mempunyai
titik didih yang berbeda-beda maka asap cair dapat difraksinasi untuk
mendapatkan sifat fungsional yang diinginkan. Salah satu cara fraksinasi yang
dapat dilakukan adalah dengan distilasi asap cair. Proses distilasi asap cair juga
dapat menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan yaitu senyawa tar dan
(2001) proses distilasi satu tingkat asap cair mempunyai kondisi proses yang
larutan dapat terjadi bila larutan tersebut mempunyai perbedaan komposisi, titik
didih dan tekanan parsial. Proses pemisahan tersebut disebut penyulingan bila
pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya
dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan cair menjadi
bentuk uap, maka persyaratan utama adalah kemudahan menguap (volatility) dari
komponen yang akan dipisahkan berbeda satu dengan yang lainnya (Frank, 2004).
berkaitan dengan penguapan. Di atas setiap cairan terdapat uap, yang terbentuk
karena terlepasnya sejumlah molekul yang berenergi tinggi dari permukaan cairan
arti yang luas. Molekul-molekul dalam ruang di atas cairan akan menimbulkan
tekanan, yang disebut tekanan uap dari cairan yang bersangkutan. Ketika tekanan
12
uap suatu bahan sama dengan tekanan sekeliling maka suhu pada saat itu disebut
suhu didih (titik didih). Titik didih cairan bergantung pada tekanan. Apabila
tekanan sekeliling meningkat, maka titik didih akan naik dan sebaliknya. Jika
dalam asap cair dapat dilakukan dengan adsorbsi menggunakan zeolit atau arang
aktif atau distilasi. Menurut Dumadi (2008) distilasi merupakan salah satu jenis
Pada dasarnya terdapat dua jenis proses distilasi, yaitu (1) distilasi suatu
campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk
dua fasa atau dua lapisan. (2) distilasi suatu cairan yang tercampur sempurna
sehingga hanya membentuk satu fasa. Pada keadaan ini pemisahan minyak atsiri
kelapa berasal dari dekomposisi lignin (Darmadji, 2002). Redestilasi asap cair
yaitu mendistilasi asap cair pada suhu yang dapat menguapkan senyawa dalam
asap sehingga dihasilkan senyawa distilat total asap cair bebas tar.
pada suhu didih masing-masing komponen dalam asap cair. Data titik didih
13
beberapa senyawa yang berperan dalam asap cair dapat dilihat pada Tabel 2.1
dibawah ini.
Tabel 2.1 Titik didih senyawa pendukung sifat fungsional asap cair
Senyawa Titik Didih
(OC , 760 mmHg)
Fenol
Guaikol 205
4-metilguaikol 211
Eugenol 244
Siringol 267
Furfural 162
Pirokatekol 240
Hidroquinon 285
Isoeugenol 266
Karbonil
Glioksal 51
Metilglioksal 72
Diasetil 88
Formaldehid -21
Asam
Asam asetat 118
Asam butirat 162
Asam propionat 141
Asam isovalerat 176
Sumber : Buckingham (1982)
bahwa komponen titik didih rendah cenderung ke atas dan keluar sebagai distilat
dan komponen titik didih tinggi cenderung turun ke bawah kembali ke bejana atau
senyawa yang memiliki titik didih yang lebih tinggi, namun lebih larut dalam air
akan menguap lebih dahulu bila dibandingkan dengan senyawa yang titik
14
Pada asap cair, distilasi dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa
yang tidak diinginkan seperti benzo[a]piren (titik didih 310oC). Menurut Krylova
et al. (1963) dalam Gorbatov et al. (1971), senyawa yang bersifat karsinogenik
selulosa.
termodinamika yang terjadi pada bahan karena adanya pengaruh panas. Dengan
keseimbangan dalam tingkat pemisahan komponen kimia bahan, dimana pada titik
ini proses yang berlanjut akan mempengaruhi komposisi bahan. Nilai volatilitas
permasalahan pada respon yang dipengaruhi oleh beberapa variabel dan bertujuan
Jika respon merupakan model fungsi linier pada variable terikat, fungsi
15
Jika respon merupakan model fungsi lengkung dalam system maka
digunakan persamaan polynomial tingkat tinggi seperti pada model ordo dua :
Prediksi optimasi respon diperoleh dari titik X1, X2,…..,Xk. Titik tersebut
dinamakan titik stasioner. Titik stasioner dapat dalam bentuk (1) titik respon
maksimum, (2) titik respon minimum, atau (3) titik saddle (pelana). Contour plot
Beberapa titik numerik yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini
adalah multi respon. Teknik yang menjadi referensi adalah metode programming
nonlinier. Pendekatan lain optimasi respon yang banyak digunakan yaitu optimasi
teknik simulasi yang dipopulerkan oleh Derringer dan Suich (1980) dalam
16
2.6. Hipotesis
a. Diduga bahwa suhu dan waktu distilasi berpengaruh pada laju distilasi,
kondensor.
b. Diduga untuk menghasilkan laju distilasi dan laju produksi fenol, asam,
17