You are on page 1of 11

Program Bilangan Cacah : Gomory Cutting Plane

Disusun Guna Memenuhi Tugas Program Linier

Oleh:

Boby Pranowo Mas Hadi (130210101121)

Siti Il Topa (150210101033)

Ambarwati (150210101060)

Miya Ayu K. D (150210101044)

Dosen Pembimbing:
Drs. Toto’ Bara Setiawan, M.Si

Susi Setiawani, S.Si., M.Sc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
A. Program Bilangan Cacah Metode Gomory Cutting Plane
Model dalam masalah program linier salah satunya membolehkan variabel
keputusannya berupa bilangan pecahan, jadi solusinya merupakan solusi yang kontinu
dengan menggunakan asumsi divisibilitas. Dalam beberapa kasus, asumsi divisibilitas
tidak dapat diterapkan dan tidak dapat diterima. Misalnya suatu solusi menghasilkan 4,23
buah baju yang akan diproduksi agar keuntungan maksimum. Hal ini tidak dapat diterima
karena baju yang dibuat seharusnya 4 atau 5 buah. Masalah solusi yang tidak bulat ini
dapat diatasi dengan menggunakan optimisasi dengan solusi bulat yang disebut dengan
integer programming.
Model Dari Integer Programming :

Menurut Mulyono (1991), bentuk umum program bilangan cacah adalah:


Maksimalkan/Minimalkan yaitu:
𝑧 = ∑𝑛𝑗=1 𝑐𝑗 𝑥𝑗
kendala

∑𝑛𝑗=1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗 (=≤ ) 𝑏𝑖 , 𝑥𝑗 ≥ 0


keterangan : 𝑥𝑗 adalah bilangan cacah untuk


𝑖 = 1,2, . . . 𝑚;
𝑗 = 1,2, . . . 𝑛;
Z : fungsi tujuan
𝑐𝑗 : koefisien fungsi tujuan
𝑥𝑗 : variabel yang tidak diketahui
𝑎𝑖𝑗 : koefisien kendala
𝑏𝑖 : nilai ruas kanan kendala
Bentuk umum program tersebut harus berada pada bentuk standar. Perubahan ke
bentuk standar dengan cara sebagai berikut:
1. Menambahkan variabel slack pada setiap persamaan kendala yang mengandung
hubungan fungsional (≤).
2. Mengurangkan variabel surplus pada setiap persamaan kendala yang mengandung
hubungan fungsional (≥).
3. Menambahkan variabel buatan pada setiap persamaan yang mengandung hubungan
fungsional (≥ atau =).
Solusi integer yang didapatkan dengan cara pembulatan tidak menjamin berada di
daerah fisibel. Untuk memperoleh solusi integer antara lain dengan metode Cutting Plane
Algorithm
Metode Gomory Cutting Plane
Metode Cutting Planes merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah program linier untuk variabelnya harus bulat, baik bulat murni
maupun campuran dengan penambahan batasan baru yang disebut dengan gomory.
Kendala gomory diberikan jika variabel keputusan belum bulat (bernilai pecahan).
Batasan-batasan tersebut secara efektif akan menyingkirkan beberapa ruang
penyelesaian yang tidak berisi titik bilangan bulat yang layak, tetapi tidak pernah
menyingkirkan satupun titik bilangan bulat yang layak.

B. Langkah-langkah penyelesaian metode Cutting Planes:


1. Selesaikan masalah integer programming dengan menggunakan metode simpleks.
2. Periksa solusi optimum yang diperoleh dari langkah 1, jika variabel keputusan
solusi optimum sudah bernilai bulat (integer) maka proses selesai. Jika variabel
keputusan pada solusi optimum masih bernilai pecahan maka proses berlanjut ke
tahap berikutnya.
3. Buat batasan/kendala Gomory dan selesaikan dengan metode dual simpleks.
4. Kembali ke langkah 2.
B X1 ... Xm S1 ... Sn Nilai
Kanan/Solusi
X1 1 ... 0 𝑎11 ... 𝑐𝑛 𝑏1
... 0 ... ... .. ... ... ...
Xm 0 ... 1 𝑎𝑚1 ... 𝑎𝑚𝑛 𝑏𝑚
Z 0 ... 0 𝑐1 ... 𝑐𝑛 𝑏0

Dengan 𝑥𝑖 adalah variabel basis, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑚


𝑠𝑗 adalah variabel non basis, 𝑗 = 1,2,3, … , 𝑛
Perhatikan persamaan ke-𝑖 dimana variabel 𝑥𝑖 diasumsikan bernilai non integer
𝑥𝑖 = 𝑏𝑖 − ∑ 𝑎𝑖𝑗 𝑠𝑗 dengan 𝑏 non integer (baris sumber). Kemudian pisahkan 𝑏𝑖 dan 𝑎𝑖𝑗
menjadi bagian yang bulat dan pecahan non negatif seperti beikut: 𝑏𝑖 = 𝑏𝑖′ + 𝑓𝑖 dan

𝑎𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗 + 𝑓𝑖 dengan 0 ≤ 𝑓𝑖 ≤ 1 . Misalnya :
𝑏𝑖 𝑏𝑖′ 𝑓𝑖
3 1 1
2 2
7 0 7
8 8
2 −1 3

5 5

Tambahan kendala Gomory dalam bentuk : 𝑠𝑔 − ∑ 𝑓𝑖𝑗 𝑠𝑗 = −𝑓𝑖 dengan 𝑠𝑔 adalah


variabel slack Gomory ke 𝑔. Pada umumnya, persamaan kendala yang berhubungan
dengan solusi pecah dipilih untuk suatu kendala Gomory. Namun, sebagai aturan main
biasanya dipilih persamaan yang memiliki 𝑓𝑖 maksimum
Tabel baru setelah penambahan kendala Gomory
B 𝑥1 ... 𝑥𝑚 𝑠1 ... 𝑠𝑛 𝑠𝑔 Nilai
Kanan/Solusi
𝑥1 1 ... 0 𝑎11 ... 𝑎𝑖𝑛 0 𝑏1
... 0 ... ... .. ... ... ... ...
𝑥𝑚 0 ... 1 𝑎𝑚1 ... 𝑎𝑚𝑛 0 𝑏𝑚
𝑠𝑔 0 ... 0 −𝑓𝑖1 ... −𝑓𝑖𝑛 1 −𝑓𝑖
Z 0 ... 0 𝑐1 ... 𝑐𝑛 0 𝑏0

Penyelesaian optimal masalah primal tersebut menggunakan metode dual simpleks


karena didapatkan solusi optimal yang tidak layak. Pembentukan kendala gomory
dihentikan jika solusi integer sudah diperoleh, namun jika solusi integer belum diperoleh
maka kendala gomory dibuat lagi. Jika di setiap iterasi tidak ditemukan solusi integer
maka tidak ditemukan solusi integer yang layak
PERMASALAHAN 1
Sebuah perusahaan mesin pengolah pangan “ESEMKA” memproduksi 2 jenis produk, yaitu
drumdryer dan spraydryer. Masing-masing produk tersebut membutuhkan 2 tahapan produksi,
yaitu kelistrikan dan perikan. Waktu kelistrikan adalah 1 jam untuk drumdryer dan 1 jam untuk
spraydryer. Sedangkan waktu perakitan 5 jam untuk drumdryer dan 9 jam untuk spraydryer.
Perusahaab tersebut hanya mempunyai waktu untuk kelistrikan 6 jam, dan wwaktu perakitan
45 jam kerja per minggu. Drumdryer memberikan keuntungan 50 juta per unit, sedangkan
spraydrayer 80 juta perunitnya, tentukan banyaknya drumdryer dan spraydryer yang sebaiknya
diprosuksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
𝑥1 = drumdryer
𝑥2 = spraydryer
Maksimumkan 𝑍 = 5𝑥1 + 8𝑥2
Dengan kendala 𝑥1 + 𝑥2 ≤ 6
5𝑥1 + 9𝑥2 ≤ 45
𝑥1 dan 𝑥2 non negative integer
Bentuk Standar :
𝑍 = 5𝑥1 + 8𝑥2 + 0𝑠1 + 0𝑠2
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑠1 = 6
5𝑥1 + 9𝑥2 + ⋯ + 𝑠2 = 45
Solusi dengan menggunakan tabel simplex
Iterasi ke-0
Z 5 8
Basis x1 x2 s1 S2 bi
s1 0 1 1 1 0 6
s2 0 5 9 0 1 45
CT 0 0 0 0 0
Z-CT 5 8 0 0
Iterasi ke-1
Z 5 8
Basis x1 x2 s1 S2 bi
4 1
s1 0 0 1 − 1
9 9
5 1
x2 8 9 1 0 9 5
40 8
CT 9 8 0 9 40
5 8
Z-CT 0 0 −
9 9
Iterasi ke-2
z 5 8
Basis x1 x2 s1 S2 bi
9 1 9
x1 5 1 0 −
4 4 4
5 1 15
x2 8 0 1 −
4 4 4
5 3 165
CT 5 8 4 4 4
5 3
Z-CT 0 0 − −
4 4
9 15 165
Solusi yang didapatkan adalah 𝑥1 = 4, 𝑥2 = dan 𝑍 = . Nilai 𝑥1 dan 𝑥2 bukanlah solusi
4 4

yang integer. Karena yang diinginkan adalah solusi 𝑥1 dan 𝑥2 merupakan bilangan integer
maka buatlah kendala gomory. Nilai 𝑓𝑖 terbesar pada nilai 𝑥2 sehingga dari persamaan kedua
5 1 15 3 1 3
didapatkkan 𝑥2 − 4 𝑠1 + 4 𝑠2 = atau 𝑥2 + (−2 + 4) 𝑠1 + 4 𝑠2 = (3 + 4) sehinnga kendala
4
3 1 3
gomory yangdidapatkan adalah 𝑠𝑔 − 4 𝑠1 − 4 𝑠2 = − 4

Tabel baru setelah penambahan kendala gomory adalah sebagai berikut :


Iterasi ke 3
z 5 8
Basis x1 x2 s1 S2 sg bi
9 1 9
x1 5 1 0 − 0
4 4 4
5 1 15
x2 8 0 1 − 0
4 4 4
3 1 3
Sg 0 0 0 − − 1 −
4 4 4
5 3 165
CT 5 8 4 4 0 4
5 3
Z-Ct 0 0 − − 0
4 4

Iterasi ke 4
z 5 8
Basis x1 x2 s1 S2 sg bi
x1 5 1 0 0 -1 3 0
2 5
x2 8 0 1 0 − 5
3 3
1 4
Sg 0 0 0 1 − 1
3 3
1 5
CT 5 8 0 3 3 40
- -
1 5
Z-Ct 0 0 0 −
3 3

Berdasarkan tabel pada iterasi ke-4 didapatkan 𝑥1 = 0, 𝑥2 = 5 dan 𝑍 = 40. Karena solusi 𝑥1
dan 𝑥2 yang didapatkan merupakan solusi yanginteger maka iterasi selesai.
PERMASALAHAN 2
Maksimumkan 𝑍 = 7𝑥1 + 9𝑥2
−𝑥1 + 3𝑥2 ≤ 6
7𝑥1 + 𝑥2 ≤ 35
Bentuk standar :
𝑍 = 7𝑥1 + 9𝑥2 + 0𝑆1 + 0𝑆2
−𝑥1 + 3𝑥2 + 𝑆1 = 6
7𝑥1 + 𝑥2 + 𝑆2 = 35
1. Menggunakan metode simpleks

Z 7 9 0 0

Basis X1 X2 S1 S2 bi ri

S1 0 -1 3 1 0 6 2

S2 0 7 1 0 1 35 35

CT 0 0 0 0 0

Z-CT 7 9 0 0 0

Iterasi 1

Z 7 9 0 0

Basis X1 X2 S1 S2 bi ri
1 1
X2 9 − 1 0 2 -6
3 3
22 1 9
S2 0 0 − 1 33
3 3 2

CT -3 9 3 0 18

Z-CT 10 0 -3 0 -18

Iterasi 2

Z 7 9 0 0

Basis X1 X2 S1 S2 bi
7 1 7
X1 9 0 1
22 22 2
1 3 9
X2 7 1 0 −
22 22 2
T 28 15
C 7 9 63
11 11
28 15
Z-CT 0 0 − −
11 11

Karena solusi tidak bilangan bulat maka akan ditambah persamaan gomory yaitu dengan
memilih bi terbesar atau memilih salah satu jika finya yaitu -1/2 sama.
7
𝑋2 = 2

7 1 7
𝑋2 + 𝑆1 + 𝑆2 =
22 22 2
7 1 1
𝑋2 + (0 + 22) 𝑆1 + (0 + 22)𝑆2 = 3 + 2

7 1 1
𝑆𝑔1 − 22 𝑆1 − 𝑆2 = − 2
22
9
𝑋1 =
2
1 3 9
𝑋1 – 22 𝑆1 + 22 𝑆2 = 2

1 3 9
𝑋1 – (0 + ) 𝑆1 + ( 0 + ) 𝑆2 =
22 22 2
1 3 1
X1 – S1 + S2 = ( 4 + )
22 22 2
1 3 1
𝑆𝑔1 + S1 – S2 = −
22 22 2
7
Pada langkah ini kita memilih 𝑋2 = 2 sehingga gomory yang di dapat

7 1 1
𝑆𝑔1 − 22 𝑆1 − 𝑆2 = − 2. Lalu kita masukkan pada persamaan simplek
22

Z 7 9 0 0 0

Basis X1 X2 S1 S2 𝑆𝑔1 bi ri
7 1 7
X2 9 0 1 0
22 22 2
1 3 9
X1 7 1 0 − 0
22 22 2
7 1 1
𝑆𝑔1 0 0 0 − − 1 −
22 22 2
T 28 15
C 7 9 0 63
11 11
28 15
Z-CT 0 0 − 11 − -63
11
Lalu kita kerjakan seperti simplek biasa dengan menjadikan S1 Pada baris
𝑆𝑔1 adalah 1 dan 0 untuk kolom diatasnya.

Z 7 9 0 0 0

Basis X1 X2 S1 S2 𝑆𝑔1 bi

X2 9 0 1 0 0 1 3
1 1 32
X1 7 1 0 0 −
7 7 7
1 22 11
𝑆𝑔1 0 0 0 1
7
− 7
7
T
C 7 9 0 1 8 59

Z-CT 0 0 0 -1 -8

32
Karena masih X1 bentuk pecahan, X1 =
7
1 1 32
X1 + S2 – 𝑆𝑔1 =
7 7 7
1 6 4
X1 + (0 + )S2 + 𝑆𝑔1 = 4 +
7 7 7
1 6 4
X1 + (0 + ) S2 + (0 + ) 𝑆𝑔1 = 4 +
7 7 7
1 6 4
𝑆𝑔2 – S2 – 𝑆𝑔1 = –
7 7 7

Z 7 9 0 0 0 0

Basis X1 X2 S1 S2 𝑆𝑔1 𝑆𝑔2 bi ri

X2 9 0 1 0 0 1 0 3
1 1 32
X1 7 1 0 0 − 0
9
7 7
1 22 11
𝑆𝑔1 0 0 0 0
7
− 0
7
7
1 6 4
𝑆𝑔2 0 0 0 0 − − 1 −
7 7 7
CT 7 9 0 1 8 0 59

Z-CT 0 0 0 -1 -8 0

Lalu kita kerjakan seperti simplek biasa dengan menjadikan S2 Pada baris
𝑆𝑔2 adalah 1 dan 0 untuk kolom diatasnya.
Z 7 9 0 0 0 0

Basis X1 X2 S1 S2 𝑆𝑔1 𝑆𝑔2 bi ri

X2 9 0 1 0 0 1 0 3

X1 7 1 0 0 0 -1 1 4

𝑆𝑔1 0 0 0 1 0 -4 1 1

𝑆𝑔2 0 0 0 0 1 -6 -7 4

CT 7 9 0 0 2 7 55

Z-CT 0 0 0 -1 -2 -7

Sehingga ditemukan solusi bulat optimum yaitu 𝑋1 = 4, 𝑋2 = 3, 𝑑𝑎𝑛 𝑍 = 55

You might also like