The two methods widely recognised for analysing of infilled frame models are the Finite element method

(FE) and
the Equivalent diagonal strut method. The first method seems to give accurate results but the cost of computation is
higher while the later method cannot consider openings which are normally present in real buildings. Moreover, the
FE method uses the contact element (Doudoumis, 2006) at the frameinfill interface whose contact coefficient varies
with the quality of material and workmanship (Moghaddam, 1987). Therefore, a simple interface element is required
which can be used to model frame-infill interaction in general engineering practices, without compromising accuracy
of the global structural responses. To address this problem, the gap element was found to be suitable which is active
in compression only, and in which forces from frame elements are transferred to infill panels, thus allowing the
influence of the infill on the frame structure to be modelled.

Dua metode yang secara luas diakui untuk menganalisis model frame yang diisikan adalah metode elemen Hingga
(FE) dan metode strut Equivalent diagonal. Metode pertama tampaknya memberikan hasil yang akurat tetapi biaya
perhitungan lebih tinggi sedangkan metode selanjutnya tidak dapat mempertimbangkan bukaan yang biasanya ada
di bangunan nyata. Selain itu, metode FE menggunakan elemen kontak (Doudoumis, 2006) pada antarmuka
frameinfill yang koefisien kontaknya bervariasi dengan kualitas material dan pengerjaan (Moghaddam, 1987). Oleh
karena itu, diperlukan elemen antarmuka sederhana yang dapat digunakan untuk memodelkan interaksi frame-infill
dalam praktik teknik umum, tanpa mengorbankan akurasi tanggapan struktural global. Untuk mengatasi masalah
ini, elemen celah ditemukan cocok yang aktif dalam kompresi saja, dan di mana kekuatan dari elemen frame
ditransfer ke panel infill, sehingga memungkinkan pengaruh infill pada struktur rangka yang akan dimodelkan.

Infilled structures consist of low strength mortar at the frame-infill interface. To simulate such a condition, an
effective stiffness of the gap element was found, Equation 3.1, and the results were found comparable to the previous
work carried out by Doudoumis and Mitsopoulou (1995). This shows that, the Gap element, using the stiffness
relation developed in this study, can simplify the model generation of infill frame structures and the computation is
greatly reduced compared to a comprehensive FE method. However, the effective stiffness of the gap element should
be greater than the stiffness of the surrounding elements.

Struktur yang terisi terdiri dari mortar berkekuatan rendah pada antarmuka frame-infill. Untuk mensimulasikan
kondisi seperti itu, kekakuan efektif dari elemen celah ditemukan, Persamaan 3.1, dan hasilnya ditemukan sebanding
dengan pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh Doudoumis dan Mitsopoulou (1995). Hal ini menunjukkan
bahwa, elemen Gap, menggunakan hubungan kekakuan yang dikembangkan dalam penelitian ini, dapat
menyederhanakan model pembuatan struktur rangka infill dan perhitungannya sangat berkurang dibandingkan
dengan metode FE yang komprehensif. Namun, kekakuan yang efektif dari elemen celah harus lebih besar daripada
kekakuan unsur-unsur sekitarnya.

Although using the FE approach with contact elements gives accurate results, as reported in past studies, this method
was found costly to carry out studies for large structures. Thus, the practising design engineer could ignore the
presence of infill, while the macro model, which is also called diagonal strut method, fails to accommodate the
presence of openings, which are inevitably present in real building structures. The effect on the infill panel is
significantly dependent on the size of mesh. The infill wall tends to behave as shear panel when the mesh size is
large and thus the ratio of mesh size to the panel size should be greater than 0.08.

Meskipun menggunakan pendekatan FE dengan elemen kontak memberikan hasil yang akurat, seperti yang
dilaporkan dalam studi sebelumnya, metode ini ditemukan mahal untuk melakukan studi untuk struktur besar.
Dengan demikian, insinyur desain yang berpraktik bisa mengabaikan kehadiran isi, sementara model makro, yang
juga disebut metode strut diagonal, gagal untuk mengakomodasi kehadiran bukaan, yang pasti hadir dalam struktur
bangunan nyata. Efek pada panel infill sangat bergantung pada ukuran mesh. Dinding pengisi cenderung
berperilaku seperti panel geser ketika ukuran mesh besar dan rasio ukuran jaring dengan ukuran panel harus lebih
besar dari 0,08.

Since there is no appropriate guidance on the infill material, it is randomly selected depending on the availability
and cost of the material. Thus, the use of solid concrete blocks, burnt clay bricks, stone and adobe blocks were
common in the past. Consequently, some of the buildings in Bhutan have suffered from cracks in the infill walls
during the moderate seismic action, while the others survived. Thus, the effect of infill strength was studied under a
credible earthquake of 0.2g which gave the minimum strength requirement of the infill material.

Karena tidak ada panduan yang sesuai pada bahan pengisi, dipilih secara acak tergantung pada ketersediaan dan
biaya bahan. Dengan demikian, penggunaan blok beton padat, batu bata tanah liat yang dibakar, batu dan blok
adobe yang umum di masa lalu. Akibatnya, beberapa bangunan di Bhutan telah menderita retak di dinding pengisi
selama aksi seismik sedang, sementara yang lain selamat. Dengan demikian, efek kekuatan infill dipelajari di bawah
gempa 0,2 g yang kredibel yang memberikan persyaratan kekuatan minimum dari bahan pengisi.

The effect of Ei is significant on the fundamental period of vibration, roof displacement and the inter-storey drift
ratios. All these responses decrease as the Ei, increases, indicating that the Young’s modulus of material, which is
empirically related to material strength, increases the stiffness of the model, as expected. However, the increase in
fundamental period and roof displacement is significant only at the lower range (< 2500 MPa) than in the higher
range of Ei values (> 5000 MPa). Such variation in structural response cannot be captured in general engineering
practices and thus it is important to include it in the Standards.

Pengaruh Ei signifikan pada periode fundamental getaran, perpindahan atap dan rasio penyimpangan antar-lantai.
Semua tanggapan ini menurun seiring Ei, meningkat, menunjukkan bahwa modulus Young material, yang secara
empiris terkait dengan kekuatan material, meningkatkan kekakuan model, seperti yang diharapkan. Namun,
peningkatan periode fundamental dan pemindahan atap hanya signifikan pada kisaran yang lebih rendah (<2500
MPa) daripada di kisaran nilai Ei yang lebih tinggi (> 5000 MPa). Variasi seperti dalam respon struktural tidak
dapat ditangkap dalam praktek rekayasa umum dan dengan demikian penting untuk memasukkannya dalam
Standar.
The stress of the infill wall was found to increase with the increase in Young’s modulus of elasticity; however there
was an insignificant increase in stress after crossing the Ei value of 7500 MPa. This is the upper limit of the Young’s
modulus of infill material which should be used for buildings in seismic regions. The lower limit of Ei value under
a Serviceable earthquake was found to be 2000 MPa for a ten storey structure.

Stres dinding pengisi ditemukan meningkat dengan peningkatan modulus elastisitas Young; Namun ada peningkatan
signifikan dalam stres setelah melintasi nilai Ei 7500 MPa. Ini adalah batas atas modulus Young dari bahan pengisi
yang harus digunakan untuk bangunan di daerah seismik. Batas bawah dari nilai Ei di bawah gempa bumi yang
berguna adalah 2000 MPa untuk struktur sepuluh lantai.

While the consideration of the fully infilled frame is not realistic for real structures, ignoring the openings during
modelling and analysis of the infilled frame construction would not give true results. The Equivalent diagonal strut
method is quite vague as openings are assumed to be present on either the upper or lower side of the strut, when in
reality most of the openings are present at the mid level of the floor height, typical of buildings in Bhutan. The infill
wall enhances the lateral stiffness of the framed structures, however, the presence of openings within the infill wall
would reduce the lateral stiffness. Since the opening is a common feature of the building, consideration of the
opening should be given and its effect on the seismic resistance of the model is important.

Sementara pertimbangan frame yang sepenuhnya terisi tidak realistis untuk struktur nyata, mengabaikan bukaan
selama pemodelan dan analisis konstruksi frame yang terisi tidak akan memberikan hasil yang benar. Metode strutsi
diagonal ekivalen cukup samar karena bukaan diasumsikan ada di sisi atas atau bawah strut, padahal sebenarnya
sebagian besar bukaan hadir di pertengahan tingkat ketinggian lantai, khas bangunan di Bhutan. Dinding pengisi
meningkatkan kekakuan lateral dari struktur berbingkai, namun, kehadiran bukaan di dalam dinding pengisi akan
mengurangi kekakuan lateral. Karena pembukaan adalah fitur umum bangunan, pertimbangan pembukaan harus
diberikan dan pengaruhnya terhadap ketahanan seismik dari model adalah penting.

The fundamental period increases as the opening size increases, as expected, due to reduction in stiffness of the
model. Such variation of periods cannot be considered using the Code values. The fundamental period of the fully
infilled model was 54.87% higher than that of the bare frame model. However, there is no linear relationship between
the opening size and the fundamental period, and thus consideration of opening size is important.

Periode fundamental meningkat ketika ukuran pembukaan meningkat, seperti yang diharapkan, karena
pengurangan kekakuan model. Variasi periode semacam itu tidak dapat dianggap menggunakan nilai Kode. Periode
mendasar dari model yang sepenuhnya terisi adalah 54,87% lebih tinggi daripada model frame telanjang. Namun,
tidak ada hubungan linear antara ukuran pembukaan dan periode fundamental, dan dengan demikian pertimbangan
ukuran pembukaan adalah penting.

The roof displacement, inter-storey drift ratios and the infill stresses increase with the increase in opening size as
the frame becomes more flexible. The lateral stiffness decreases by an average value of 38.98% for every 20%
increase in opening size and correspondingly the inter-storey drift ratios and roof displacement decreases. The
maximum infill stress which was found at the corners of the openings was found to increase by 23.57%. This
indicates that the material strength of the infill should be increased as the opening size increases, if damage of the
infill is to be prevented under a design earthquake.

Penggeseran atap, rasio penyimpangan antar-lantai dan tekanan isi meningkat dengan peningkatan ukuran bukaan
saat rangka menjadi lebih fleksibel. Kekakuan lateral menurun dengan nilai rata-rata 38,98% untuk setiap
peningkatan 20% dalam ukuran pembukaan dan dengan demikian rasio penyimpangan antar-lantai dan penurunan
atap menurun. Tekanan infill maksimum yang ditemukan di sudut bukaan ditemukan meningkat sebesar 23,57%.
Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan material dari pengisian harus ditingkatkan ketika ukuran pembukaan
meningkat, jika kerusakan infill harus dicegah di bawah gempa desain.

The moments in frames increase as the opening size increases, while the shear force decreases for both beams and
columns. The increase in moment could be due to increase in flexibility, while the decrease in shear force is due to
a decrease in the mass of the structure with the larger opening size. The column and the beam moments were
increased by an average of 36.591% and 33.88% for every 20% increase in opening size, while the shear forces in
the columns and beams were generally reduced. Overall the opening size of the infill opening affects the important
response parameters of the structure and its consideration during modelling and analysis is important.

Momen-momen dalam bingkai meningkat ketika ukuran bukaan meningkat, sementara gaya geser menurun untuk
kedua balok dan kolom. Peningkatan momen bisa disebabkan oleh peningkatan fleksibilitas, sedangkan penurunan
gaya geser adalah karena penurunan massa struktur dengan ukuran pembukaan yang lebih besar. Kolom dan
momen balok meningkat rata-rata 36,591% dan 33,88% untuk setiap peningkatan 20% dalam ukuran pembukaan,
sedangkan gaya geser di kolom dan balok umumnya berkurang. Secara keseluruhan ukuran pembukaan pembukaan
infill mempengaruhi parameter respon penting dari struktur dan pertimbangannya selama pemodelan dan analisis
adalah penting.

Modal analyses were performed to assess the variation of the fundamental period (T) with the thickness of the infill
walls. The period of structures should decrease with the increase in stiffness of the model, however the current
results show that there is a small decrease followed by a small increase in period by increasing the thickness due to
the increase in mass. This indicates that the thickness has no significant influence on the period. From these analyses
a small variation was observed as shown in Figure 4.26. Since both mass and stiffness changes when the thickness
increases, no linear relationship was found to exist between fundamental period and the thickness of the infill wall.

The fundamental period of vibration that resulted from the Modal analyses indicates that the strength of the concrete
influences the period of the structure. Figure 4.23 shows the decrease in the fundamental period with the increase in
c E . It was found that the fundamental period increases by 7.8% in every 5000 MPa increment in c E . This suggests
that old buildings with low strength concrete could have a higher fundamental period and this is not mentioned
explicitly in any current codes.

The fundamental period of vibration depends on the mass and the stiffness available in the system. By changing the
amount of infill in the structure, both the stiffness and the mass change and thus the effect of the opening is observed
in the fundamental period of vibration of a structure.

Periode mendasar dari getaran tergantung pada massa dan kekakuan yang tersedia dalam sistem. Dengan
mengubah jumlah isi dalam struktur, baik kekakuan dan perubahan massa dan dengan demikian efek pembukaan
diamati pada periode fundamental getaran struktur.

Modal analyses were carried out to obtain the fundamental period of the infilled structures. The empirical formulae
available in codes do not specify the extent of infill usage in the frame system. Thus, the current study determines
the periods of typical infilled framed buildings with and without openings. The sources of mass were from the infill
walls and the frame elements. Since the model was studied under in-plane loads the stiffness of the infill wall is
considered as well. Thus, the mass and the stiffness of the entire structure are taken into consideration.

Analisis modal dilakukan untuk mendapatkan periode fundamental dari struktur yang terisi. Rumus empiris yang
tersedia dalam kode tidak menentukan tingkat penggunaan infill dalam sistem frame. Dengan demikian, penelitian
saat ini menentukan periode bangunan berbingkai yang diisi khusus dengan dan tanpa bukaan. Sumber massa
berasal dari dinding pengisi dan elemen bingkai. Karena model ini dipelajari di bawah beban di dalam pesawat,
kekakuan dinding pengisi juga dipertimbangkan. Dengan demikian, massa dan kekakuan seluruh struktur
dipertimbangkan.

Computer models of the frame-infill structures were developed using gap elements at the interface. The stiffness
property of the gap element was determined for modelling infill-frame structures to be as the interface element in
modelling the full scale structures treated in this research. The structural models were analysed under the stated
earthquakes. The influence of important parameters will be presented in the next Chapter.

Model komputer dari struktur frame-infill dikembangkan menggunakan elemen gap pada antarmuka. Properti
kekakuan dari elemen celah ditentukan untuk memodelkan struktur rangka-infil menjadi sebagai elemen antarmuka
dalam pemodelan struktur skala penuh yang dirawat dalam penelitian ini. Model struktural dianalisis di bawah
gempa bumi yang dinyatakan. Pengaruh parameter penting akan disajikan dalam Bab berikutnya.

The storey height of all models was maintained three metres uniformly throughout the storey levels, except the
lowermost storey which is 1.5 meters in height and is generally below the natural ground level. This restriction in
storey height is analogous to the existing general practice in Bhutan. The spacing of the columns was also maintained
uniform, which was five meters centre to centre spacing, in order to make the structural model simple. The bare
frames were analysed for loads recommended IS1893:2002 and the members were designed to meet the requirement
of IS456 (2000) with the aid of software SAP 2000.

Ketinggian yang tinggi dari semua model dipertahankan tiga meter secara merata di seluruh tingkat lantai, kecuali
lantai paling bawah yang tingginya 1,5 meter dan umumnya di bawah permukaan tanah alami. Pembatasan dalam
tingkat tinggi ini analog dengan praktik umum yang ada di Bhutan. Jarak antar kolom juga dipertahankan seragam,
yaitu jarak lima meter dari pusat ke pusat, untuk membuat model struktural sederhana. Frame telanjang dianalisis
untuk beban yang direkomendasikan IS1893: 2002 dan anggotanya dirancang untuk memenuhi persyaratan IS456
(2000) dengan bantuan perangkat lunak SAP 2000.

The structures were considered to fall into the Indian seismic zone V, the most severe zone, into which Bhutan is
assumed to fall, in the absence of more specific seismic hazard data. A response reduction factor (R) of 5 has been
considered in the design of all the structural systems (IS1893, 2002), consistent with the code. The Gap element
transfers the lateral load from the columns to the infill wall. However, the some of the common phenomenon such
as separation and sliding of infill wall cannot be achieved in this method. This method is, however useful in studying
the global behaviour of infilled frame under in-plane loads. The models shown in Figure 3.8 represent the fully
infilled model, however the openings were considered in actually study.

Struktur dianggap jatuh ke dalam zona seismik India V, zona paling parah, di mana Bhutan diasumsikan jatuh,
dengan tidak adanya data bahaya seismik yang lebih spesifik. Faktor reduksi respons (R) dari 5 telah
dipertimbangkan dalam desain semua sistem struktural (IS1893, 2002), konsisten dengan kode. Elemen Gap
memindahkan beban lateral dari kolom ke dinding pengisi. Namun, beberapa fenomena umum seperti pemisahan
dan geser dinding pengisi tidak dapat dicapai dengan metode ini. Metode ini, bagaimanapun berguna dalam
mempelajari perilaku global dari frame yang diisikan di bawah beban dalam pesawat. Model yang ditunjukkan
pada Gambar 3.8 mewakili model yang sepenuhnya terisi, namun bukaan dianggap benar-benar belajar.

Finite element modelling and investigation of the behaviour of elastic infilled frames under monotonic loading
Engineering Structures 29(6): 1004-1024