You are on page 1of 10

Nama Alvi Nurin Deaniera

NPM 150610160076
Mata Kuliah Ekonomi Pertanian

Kasus1.
Untuk menghasilkan padi, seorang petani menggunakan penambahan lahan untuk meningkatkan
produksi, karena luas lahan masih tidak terbatas. Padi yang dihasilkan akan sangat tergantung pada
penggunaan faktor produksi, diasumsikan lahan yang bervariasi, sedang faktor produksi lainnya tetap.
1. Adanya tambahan penggunaan satu satuan lahan akan meningkatkan
hasil produksi sekian satuan, coba jelaskan apa maksudnya?
 Petani akan mendapatkan hasil produksi yang lebih banyak ketika lahan yang digunakan
semakin luas. Produk tambahan yang dihasilkan dari satu unit tambahan faktor produksi yang
digunakan itu dapat dikatakan sebagai Marginal Product (MP), dimana faktor produksi yang
digunakan disini ialah luas lahan.

2. Bagaimana rata-rata produksi pada setiap satuan penggunaan lahan, untuk aplikasi nilainya,
isikan pada titik-titik berikut.
Lahan (HA) Total Product (TP) Average Product Marginal Peroduct
(kw) (AP) (MP)
0 0 - -
1 30 30 30
2 70 35 40
3 120 40 50
4 160 40 40
5 180 36 20
6 170 28,3 10
7 155 22,1 15
8 135 16,9 20

3. Jika nilai-nilai TP, AP den MP di-grafik-kan maka saudara akan memperoleh tiga kurva. Coba
buat masing-masing kurva dalam satu sumbu (X dengan Y)
KURVA
200

150

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
-50

Total Product (TP) (kw) Average Product (AP) Marginal Product (MP)

4. Dengan demikian ketiga kurva tersebut ada yang saling berpotongan, ada pula titik-titik
yang melukiskan keadaan yang memiliki makna penting. Coba definisikan titik-
titik dan perpotongan kurva yang memiliki makna penting tersebut
 Dalam kurva TP, kita dapat melihat bahwa produksi terus meningkat hingga tahap II. Tetapi
setelah tahap II, produksi menurun. Sementara pada kurva AP dan MP terjadi hal yang serupa
dengan kurva TP. Pada kurva AP dan MP, terjadi suatu perpotongan karena kurva produk
marjinal menurun akibat tambahan jumlah tenaga kerja dan memotong kurva produk rata-rata
pada titik maksimum (AP=MP).

5. Persentase perubahan antara basil produksi padi yang diakibatkan oleh persentase perubahan
tenaga kerja yang digunakan digambarkan oleh elastisitas produksi, coba sebutkan apa yang
disebut elastisitas produksi dan bagaimana rumus matematis elastisitas produksi?
 Elastisitas Produksi

Suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah output yang dihasilkan akibat
adanya perubahan jumlah input yang digunakan. Jika P melambangkan jumlah produk yang
dihasilkan, sedangkan X melambangkan jumlah faktor produksi yang digunakan, dan fungsi
produksi dinyatakan dengan P = f(X), maka elastisitas produksinya :

%∆𝑃 𝐸𝑃 (∆𝑃/𝑃) 𝑑𝑃 𝑋
𝑛𝑝 = = lim = .
%∆𝑋 𝐸𝑋 ∆𝑋 ⃗⃗⃗ 0 (∆𝑋/𝑋) 𝑑𝑋 𝑃
6. Berdasarkan elastisitas produksi, kurva total produksi, kurva rata -rata product
dan kurva marginal product dapat dibagi menjadi tiga daerah produksi. Dalam setiap daerah
akan memiliki elastisitas produksi yang berbeda, bagaimana keadaan elastisitas produksi
tersebut? Serta apa makna ketiga daerah produksi tersebut? Pada daerah mana sebaiknya
producer, beroperasi?
 Tahap I

Produksi Total (TP) mengalami pertambahan yang cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin
semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (Produksi Rata-Rata) maksimum, dan
pada titik ini AP = MP (Marginal Product).

Pada tahap ini, menunjukkan bahwa pada saat penggunaan input luas lahan masih sedikit, bila
dinaikkan penggunaannya, maka Produksi Rata-Rata (AP) naik dengan ditambahkannya input
variabel. Dengan diasumsikannya variabel lain tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata
akan menurun dengan ditingkatkannya produksi (output). Dalam pasar persaingan sempurna,
produsen tidak akan pernah beroperasi (berhenti produksi) pada tahap ini, karena dengan
memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti akan
memperbesar keuntungan yang ia terima.

Tahap II

Produksi Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi daerah
dimana MP Negatif. Maka berdasarkan pada keadaan Tahap I dan Tahap III dapat disimpulkan
bahwa Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.

Tahap III

Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini
dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum, yang meliputi
daerah dimana Produksi Marginal (MP) negatif. Pada tahap III ini penggunaan input lahan sudah
terlalu banyak, sehingga TP justru menurun, jika penggunaan input lahan (L) tersebut diperbesar,
karena MP negative. (efisiensi produk telah melampaui kondisi maksimal).
Kasus 2.
Dalam teori ekonomi keadaan yang kita lihat (fenomena ekonomi) selalu disederhanakan. Berikut ini
salah satu penyederhanaan dari hubungan antara hasil produksi dengan factor produksi. Pada
jaman lalu, dimana lahan sawah masih tersedia dan subur, bibit, pupuk. dll tersedia, namun
ketersediaan tenaga kerja yang mengerjakan usaha tersebut relative terbatas. Dengan demikian
adanya penambahan tenaga kerja seorang akan meningkatkan hasil produksi padi, demikian pula
adanya penambahan dua orang, tiga orang, dst, akan meningkatkan hasil produksi padi. Dengan
demikian perubahan hasil produksi disebabkan oleh hanya penggunaan tenaga kerja

1. Bagaimana hubungan hasil produksi padi dengan pemakaian satu


komponen tersebut di atas (hanya tenaga kerja) secara matematis?
 Hubungan hasil produksi padi dan tenaga kerja yaitu berbanding lurus dimana jika tenaga
kerja bertambah, maka hasil produksi pun akan meningkat. Begitupun sebaliknya.
2. Adanya tambahan penggunaan satu satuan tenaga kerja akan meningkatkan
hasil produksi sekian satuan, coba jelaskan apa maksudnya?
 Adanya tambahan penggunaan satu satuan tenaga kerja akan meningkatkan hasil produksi
sekian satuan. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja pada saat itu terbatas, sehingga
penambahan tenaga kerja akan berdampak cukup baik bagi produksi padi.
3. Bagaimana rata-rata produksi pada setiap satuan penggunaan tenaga kerja,
untuk aplikasi nilainya, isikan pada titik-titik berikut.

Tenaga Kerja Total Product (TP) Average Product Marginal Peroduct


(AP) (MP)
0 0 0 0
1 4 4 4
2 9 4.5 5
3 13 4.33 4
4 16 4 3
5 18 3.6 2
6 17 2.83 -1
7 15 2.14 -2
8 12 1.5 -3

4. Jika nilai-nilai TP, AP den MP di-grafik-kan maka saudara akan memperoleh tiga kurva. Coba
buat masing-masing kurva dalam satu sumbu (X dengan Y)

KURVA
20

15

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
-5

Total Product (TP) Average Product (AP) Marginal Peroduct (MP)

5. Dengan demikian ketiga kurva tersebut ada yang saling berpotongan, ada pula titik-titik
yang melukiskan keadaan yang memiliki makna penting. Coba definisikan titik-titik
dan perpotongan kurva yang memiliki makna penting tersebut

 Dalam kurva TP kita bisa melihat bahwa produksi terus meningkat hingga tahap II. Tetapi
setelah tahap II maka produksi menurun. Sementara pada kurva AP dan MP terjadi hal yang
serupa dengan kurva TP. Pada kurva AP dan MP terjadi perpotongan. Hal ini terjadi karena
kurva produk marjinal menurun akibat tambahan jumlah tenaga kerja dan memotong kurva
produk rata-rata pada titik maksimum (AP=MP).

6. Persentase perubahan antara basil produksi padi yang diakibatkan oleh persentase
perubahan tenaga kerja yang digunakan digambarkan oleh elastisitas produksi, coba sebutkan
apa yang disebut elastisitas produksi dan bagaimana rumus matematis elastisitas produksi?
 Elastisitas Produksi
Ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah keluaran (output) yang
dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan (input) yang digunakan. Jika P
melambangkan jumlah produk yang dihasilkan, sedangkan X melambangkan jumlah faktor
produksi yang digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan P = f(X), maka elastisitas
produksinya :

%∆𝑃 𝐸𝑃 (∆𝑃/𝑃) 𝑑𝑃 𝑋
𝑛𝑝 = = lim = .
%∆𝑋 𝐸𝑋 ∆𝑋 ⃗⃗⃗ 0 (∆𝑋/𝑋) 𝑑𝑋 𝑃

7. Berdasarkan elastisitas produksi, kurva total produksi, kurva rata -rata product
dan kurva marginal product dapat dibagi menjadi tiga daerah produksi. Dalam setiap daerah
akan memiliki elastisitas produksi yang berbeda, bagaimana keadaan elastisitas produksi
tersebut? Serta apa makna ketiga daerah produksi tersebut? Pada daerah mana sebaiknya
producer, beroperasi?
 Tahap I

Produksi Total (TP) mengalami pertambahan semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik
origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (Produksi Rata-Rata)
maksimum, dan pada titik ini AP = MP (Marginal Product).

Tahap II

Produksi Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi daerah
dimana MP Negatif. Maka berdasarkan pada keadaan Tahap I dan Tahap III dapat disimpulkan
bahwa Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.

Tahap III

Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini
dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum. Meliputi
daerah dimana Produksi Marginal (MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan input Labor (L)
sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L)
tersebut diperbesar, karena MP negative. (efisiensi produk telah melampaui kondisi maksimal)
Maka sebaiknya produsen memproduksi barang pada tahap 2.

Kasus 3.

Perkembangan penggunaan pupuk di pulau Jawa untuk tanaman padi menunjukkan, pada awal
pengunaan pupuk kimia sekitar tahun 70-an menunjukkan, dengan diberikannya pupuk kimia maka
produksi padi meningkat, selanjutnya petani menambah penggunaan pupuk tersebut, basil
menunjukkan peningkatan masih cukup banyak, selanjutnya petani terus menambahkan dosis
pupuk yang lebih banyak lagi, lebih banyak lagi, dst. Akibatnya peningkatan basil produksi tidak
begitu banyak, selanjutnya tidak ada peningkatan (tetap) dan pada akhirnya penambahan dosis
pupuk menurunkan basil produksi padi.

1. Apa hukum yang berlaku atas kejadian diatas?


 Hukum tambahan hasil yang semakin menurun (The Law of Diminishing Returns) dimana
pada awal peningkatan satu macam input, namun output yang dihasilkan akan tetap meningkat,
namun setelah titik output akan menurun.
2. Mengapa berlaku demikian untuk produk pertanian?
 Karen ajika input yang digunakan sudah melebihi kapasitas suatu produksi, input yang
seharusnya meningkatkan hasil produksi malah akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
3. Apakah hukum itu juga berlaku untuk produk industri dan jasa ?
 Hukum ini juga berlaku pada produksi industri dan jasa. Produk marginal akan turun karena
penambahan variable pada tahap produksi yang berlebihan.

Kasus 4.

Hasil produksi padi yang dihasilkan petani dikalikan harga jual akan menghasilkan
revenue/penerimaan. Sementara biaya yang dikeluarkan baik tetap atau variable akan menunjukan
total biaya. Selisih antara total revenue dan total cost akan menghasilkan keuntungan. Kenaikan
penerimaan akibat kenaikan penjualan satu satuan produk yang dijual dan kenaikan total biaya akibat
kenaikan satu satuan input yang digunakan menarik untuk dikaji sehingga perlu diperhatikan. Kedua
variable tersebut akan membentuk suatu hubungan.
Hubungan kedua variable tersebut selalunya muncul pada saat menganalisis keuntungan maksimum
(selisih yang maksimum antara total revenue den total cost).

1. Apa yang disebut Total Revenue (TR), Marginal Revenue (MR)


 Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.

TR = P.Q dimana : P=Price / harga , Q= Quantity / Jumlah barang

Average Revenue (AR) adalah penerimaan per unit dari penjualan output.

AR = TR / Q = P.Q / Q = P Jadi AR = P

Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari
penambahan atau pengurangan satu unit output.

MR = ∆TR / ∆Q

2. Apa yang disebut Total Cost (TC), Marginal Cost (MC)


 Total Cost (Biaya Total) adalah penjumlahan antara biaya total tetap
dengan biaya total variabel.

Rumus : TC = TFC + TVC

Marginal Cost (Biaya Marginal) adalah tambahan atau kekurangannya


biaya total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.

Rumus : MC = ∆TC/∆Q = ∆TVC/∆Q

3. Apa yang disebut keuntungan maksimum


 Keuntungan maksimum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi
sebelumnya atau perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC).

4. Saat bagaimana keuntungan maksimum dicapai


 Keuntungan maksimum akan terjadi apabila selisih TR dan TC mencapai angka terbesar
atau apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC).

5. Buktikan pada saat keuntungan maksimum: Marginal Produk (MP) sama dengan rasio harga
input dengan harga output
 Apabila MVP > r input perlu ditambah sedangkan MVP < r input perlu dikurangi
OPTIMUM  MVP = r
Bukti :
П=R–C
П=Pq–rx
П = P f(x) – r x
Пmax : δ П/δx = 0
δ П/δx = p f’(x) – r = 0
p f’(x) = r  MVP = r
f’(x) = r/p  MP = r/p
Jadi produksi optimum/keuntungan maksimum :
Ø Nilai marginal product (MVP) sama dengan harga input (r)
Ø Marginal product (MP) sama dengan perbandingan harga input dan output (r/p)

6. Buktikan pada saat keuntungan maksimum: Nilai Marginal Produk (Marginal Value
Product) sama dengan harga input.
 Apabila MVP > r input perlu ditambah sedangkan MVP < r input perlu dikurangi
OPTIMUM  MVP = r
Bukti :
П=R–C
П=Pq–rx
П = P f(x) – r x
Пmax : δ П/δx = 0
δ П/δx = p f’(x) – r = 0
p f’(x) = r  MVP = r
f’(x) = r/p  MP = r/p
Jadi produksi optimum/keuntungan maksimum :
Ø Nilai marginal product (MVP) sama dengan harga input (r)
Ø Marginal product (MP) sama dengan perbandingan harga input dan output (r/p)

You might also like