You are on page 1of 8

1) Pendistribusian Vitamin A

a. Latar Belakang
Bulan februari dan agustus dikenal sebagai bulan Vitamin A, dimana seluruh
anak yang berusia 6 bulan sampai 59 bulan akan mendapatkan vitamin A gratis di
posyandu atau puskesmas. Vitamin A atau retinol adalah salah satu vitamin larut
dalam lemak, didalam tubuh disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses
pembentukan dan pertumbuhan sel bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga kesehatan
mukosa saluran pernafasan, berperan dalam proses perkembangan embrio dan
reproduksi serta vitamin A juga merupakan antioksidan kuat yang dapat menangkal
radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh.

b. Tujuan
Tujuan pendistribusian vitamin A yakni agar anak balita tidak mengalami
kebutan dan menjaga untuk menjaga kesehatan anak balita.

c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya


Orangtua dan kader posyandu

d. Sasaran
Anak usia 6-59 bulan

e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus Tahun 2017. Pendistribusian
Vitamin A dilakukan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Rantebua.

f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di bulan februari dan agustus. Vitamin A diberikan
secara langsung ke anak yang berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Vitamin berwarna biru
(100.000 IU) diberikan pada anak usia 6-11 bulan dan yang berwarna merah (200.000
IU) diberikan pada anak usia 1-5 tahun.

g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut


Capaian keberhasilan kegiatan ini yatu 84%. Adapun pada bulan Agustus Tahun 2017
capaian puskesmas untuk balita usia 6-59 bulan yang mendapat vitamin A sebesar 85%.
Untuk rencana tindak lanjut yang dilakukan yaitu melakukan sweeping pemberian vitamin A
pada balita yang tidak datang ke posyandu.
h. Dokumentasi
Gambar 1. Pemberian Vitamin A di Posyandu

2) Pemeriksaan Garam Beryodium

a. Latar Belakang
Garam beryodium adalah garam yang telah di perkaya atau telah mengalami
fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30-80 ppm. Gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius, seperti gondok, kretin
atau kerdil. Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari dapat pula
menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Akibat jangka panjang jika kekurangan
yodium mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir anak, selain itu rendahnya
konsumsi yodium berdampak langsung terhadap menurunnya kualitas kesehatan
masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati atau cacat bawaan pada bayi, anak
dengan IQ rendah, serta mempercepat penurunan fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli
atau buta sebelum usia tua.

b. Tujuan
Tujuan dari pemantauan garam beryodium ini agar masyarakat lebih teliti
dalam membeli garam yang beredar di pasaran dan agar terhindar dari GAKY.

c. Pihak yang dilibatkan dan peranannya


Kader dan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Rantebua

d. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rantebua
e. Rincian Kegiatan
Bekerja sama dengan Kepala Lembang dan kader di Wilayah kerja Puskesmas
Rantebua untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa akan
dilaksanakannya pemeriksaan garam beryodium di setiap dusun. Jumlah sampel
rumah tangga yang diperiksa sebanyak 275 RT (rumah tangga). Dari hasil
pemeriksaan diketahui ada 5 RT yang mengkonsumsi garam tidak mengandung
yodium.

f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus. Untuk
mendapatkan hasil yang baik, garam yang di akan di tes harus beserta dengan
bungkusnya agar diketahui nama merek dagang dan nomor MD/SP.

g. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


Capaian Indikator konsumsi garam beryodium adalah 84%. Hasil dari
kegiatan ini diketahui bahwa 98% masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Rantebua
sudah mengkonsumsi garam beryodium. Rencana tindak lanjut yang dilakukan yaitu
dengan melakukan promosi peningkatan penggunaan garam beryodium.

h. Dokumentasi
Gambar 2. Pemeriksaan Garam Beryodium

3) PMT Pemulihan Balita

a. Latar Belakang
Pemberian Makanan Tambahan adalah program intervensi bagi balita yang menderita
kurang gizi dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik
sesuai dengan umur anak tersebut. PMT dapat berupa makanan lokal atau makanan pabrik.
Program Makanan Tambahan Pemulihan (PMT– P) diberikan kepada anak gizi buruk dan
gizi kurang yang jumlah harinya tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan status gizi anak.
Ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun yang menderita gizi kurang / gizi buruk
diberikan satu paket PMT Pemulihan.

b. Tujuan
Untuk meningkatkan status gizi anak. Ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun
yang menderita gizi kurang / gizi buruk.

c. Sasaran
Balita usia 6-59 bulan yang menderita gizi kurang / gizi buruk.

d. Rincian Kegiatan
Sebelum melakukan PMT pemulihan, pertama petugas gizi melakukan pelacakan
balita gizi kurang/gizi buruk, kemudian diberikan PMT pemulihan untuk memperbaiki status
gizi balita.

e. Metode Pelaksanaan
Cara pemberian atau pendistribusian PMT pemulihan pada sasaran dilakukan dengan
mengunjungi rumah balita gizi kurang disertai dengan pengukuran hasil perkembangan
selama pemberian makanan tambahan. Adapun PMT yang diberikan yaitu berupa susu yang
diberikan 1 kali dalam sebulan dan diberikan secara terus menerus sampai status gizi baik.

f. Capaian Indikator
Pada bulan Juli s/d September tahun 2017, balita yang mendapat PMT
pemulihan mencapai 100%.

g. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut


Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Pemberian PMT lokal berupa bahan makanan
Melakukan koordinasi dengan tenaga kesling
mentah tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi
terkait masalah lingkungan dan stakeholder
balita gizi kurang. Pemberian yang di
untuk mengatasi masalah balita dengana
fokuskan untuk balita lebih banyak di
kasus gizi kurang
konsumsi bersama dengan keluarga
h. Dokumentasi
Gambar 3. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi Kurang

4) Posyandu

a. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat badang
yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lain. Masa ini, tidak akan
terulang lagi maka dari itu untuk mengetahui apakah balita tumbuh dan kembang
secara normal atau tidak, maka dari itu penilaian tumbuh kembang balita dapat
diamati dengan cara melihat pola tumbuh kembang fisik. Salah satunya dengan
mengukur berat badan dan tinggi badan balita yang bertujuan untuk mengetahui
apakah setiap bulannya perkembangan balita itu baik atau buruk dan menilai status
gizi balita itu dengan cara melihat KMS nya.

b. Tujuan
Untuk mengetahui apakah setiap bulannya perkembangan balita itu baik atau
buruk dan meilai status gizi balita itu dengan cara melihat KMS nya.

c. Pihak yang dilibatkan dan peranannya


Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu kader, untuk membantu
jalannya kegiatan penimbangan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita.

d. Sasaran
Balita 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rantebua

e. Rincian Kegiatan
Mengingat tempat yang digunakan belum memadai, maka posyandu belum
menggunakan sistem 5 langkah. Rincian kegiatan posyandu yang pertama
pendaftaran, kemudian melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan dan pengukuran lingkar kepala, pencatatan di KMS, melakukan penyuluhan
kesehatan dan memberikan pelayanan imunisasi dan KB.

f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan dengan bertatap muka secara langsung kepada peserta
posyandu.

g. Capaian Indikator Pelaksanaan dan Rencana Tindak Lanjut


Hasil yang di dapat dari kegiatan ini yaitu pemantauan status gizi setiap
bulannya mengalami kenaikan dan penurunan dikarenakan jumlah kunjungan balita
ke posyandu. Adapun hasil capaian penimbangan balita di posyandu dari bulan Juli
sampai September tahun 2017 sebagai berikut :
Gambar 4. Grafik SKDN Juli – September tahun 2017

Grafik SKDN
450
400
350
300
250 Juli
200 Agustus
150 September
100
50
0
S K D N

Sumber : Data terolah Puskesmas Rantebua Tahun 2017

h. Evaluasi dan Rekomendasi


Evaluasi Rekomendasi

Kurangnya sarana dan prasarana di Diharapkan sarana dan prasarananya


posyandu seperti timbangan injak dan dapat dilengkapi.
mikrotoise.
1) Pelayanan di Poli Umum dan IGD

i. Latar Belakang
Poli umum dan IGD membantu untuk memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat secara personal antara pasien dengan perawat dan membantu untuk
mengenali masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dengan berkomunikasi secara
dengan dokter dan memberikan perwatan kepada pasien.

j. Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai yang dibutuhkannya
serta meningkatkan derajat kesehatan mereka.

k. Sasaran
Pasien yang datang ke puskesmas

l. Rincian Kegiatan
Pasien datang ke puskesmas dan mendaftarkan diri ke loket, setelah itu akan
dipanggil perawat untuk diukur tekanan darah. Kemudian akan dilakukan
pemeriksaan, apabila diperlukan data penunjang diagnosis maka akan dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Setelah dilakukan pemeriksaan maka akan meresepkan
terapi pengobatan yang cocok untuk pasien tersebut.

m. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan cara bertatap muka langsung
dengan pasien.

n. Capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut


Tabel 1. Angka Kunjungan Pasien Poli Umum Berdasarkan Jenis Kelamin
Puskesmas Rantebua
No Tahun Bulan Perempuan Laki-laki Jumlah
1 Juli 62 48 110
2 2017 Agustus 64 36 100
3 September 73 45 118
Total 199 129 328
Sumber : Data Terolah Puskesmas Rantebua Tahun 2017
Capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut pasien IGD
Tabel 2. Jumlah Pasien IGD Berdasarkan Jenis Kelamin
Puskesmas Rantebua
No Tahun Bulan Perempuan Laki-laki Jumlah
1 Juli 4 10 14
2 2017 Agustus 6 9 15
3 September 4 8 12
Total 14 27 41
Sumber : Laporan bulanan Tahun 2017

You might also like