Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN TRIWULAN I
NUSANTARA SEHAT BATCH 5
TAHUN 2017
i
LAPORAN TRIWULAN I
TIM NUSANTARA SEHAT 2017
BATCH 5
PUSKESMAS RANTEBUA KABUPATEN TORAJA UTARA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TIM :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
limpahan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Triwulan yang pertama tim
nusantara sehat batch 5 di tahun 2017. Laporan triwulan ini dibuat sebagai salah satu
pelaporan hasil kerja kami di Puskesmas Rantebua, Kecamatan Rantebua, Kabupaten Toraja
Utara, Provensi Sulawesi Selatan selama 3 (tiga) bulan terakhir.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pendamping dari
Kemenkes Bapak Agus Dwi Harso, pendamping provinsi Ibu Anny D, AMAK, pendamping
Kabupaten Ibu Ika Wahyuni, SKM yang selalu memberikan bimbingan, dukungan serta saran
kepada kami.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Bapak Yan
Palindang selaku kepala puskesmas Rantebua beserta staf yang telah mendukung dan
membantu kami dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Kami
menyadari sepenuhnya akan kekurangan baik dari isi, bahasa maupun tulisan pada laporan
ini, saran dari pembaca sangat kami butuhkan demi pembuatan laporan yang lebih baik lagi.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iii
1. PUSKESMAS ....................................................................................................... 36
2. KECAMATAN ..................................................................................................... 36
Lampiran 1 ............................................................................................................................. 41
Lampiran 2 ............................................................................................................................. 47
Lampiran 3 ............................................................................................................................. 48
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Angka Kunjungan Pasien Poli Umum Berdasarkan Jenis Kelamin Puskesmas
Rantebua .................................................................................................................. 24
v
BAB 1 LAPORAN KONDISI TIM
1
6) Program Pengendalian Penyakit : Martha Limbong, Amd.Kep
7) Farmasi : Sri Karuru, Amd.Farm
2
BAB 2 KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN
a. Latar Belakang
Program Indonesia sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sasaran dari
program indonesia sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang di dukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
d. Sasaran
Seluruh Rumah Tangga di wilayah kerja Puskesmas Rantebua.
3
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi setiap rumah dengan mewawancarai Kepala Keluarga
atau yang mewakilinya, melakukan observasi sesuai dengan blangko laporan yang
sudah disiapkan oleh petugas.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara dan observasi
h. Dokumentasi
2) Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan Sekolah (jamban, SAB, SAM, Sampah, SPAL)
a. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau
murid di bawah pengawasan guru. Anak adalah aset bangsa masa depan, baik
buruknya suatu bangsa tergantung pada kualitas anak yang akan meneruskan
kehidupan berbangsa kita. Kondisi Sekolah dan lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan merupakan faktor resiko penularan berbagai penyakit, khususnya
penyakit berbasis lingkungan pada anak (siswa) dan atau guru yang ada dilingkungan
sekolah. Maka dari itu, perlunya pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan
ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan dilingkungan sekolah, yang berguna
ditingkatkan dan diperbanyak serta yang merugikan diperbaiki dan dihilangkan.
Lingkungan sekolah salah satu kesatuan lingkungan fisik, mental dan sosial
dari sekolah yang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat mendukung proses
4
belajar mengajar dengan baik dan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan
murid secara optimal. Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar
mengajar, juga kesehatan warga sekolah. Kondisi dari komponen lingkungan sekolah
tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Faktor resiko lingkungan
sekolah tersebut antara lain yaitu kondisi atap, dinding, lantai, dan aspek lainnya
sebagai berikut :
1. Kondisi atap dan talang
Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung terjadinya penyebaran dan
penularan penyakit DBD dan Leptosperosis.
2. Kondisi dinding
Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetika juga
berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan seperti asma, atau penyakut
saluran pernafasan.
3. Kondisi Lantai
Lantai yang tidak rata, licin, dapat menyebabkan terjadi kecelakaan, sedangkan
lantai yang kotor dapat mengurangi kenyaman dan estetika.lantai yang tidak kedap air
dapat menyebabkan kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat
berkembangbiaknya bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan
penyakit seperti TBC, Ispa, dan lainnya.
4. Kondisi Pencahayaan
Pencahayaan alami diruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
mendukung berkembangbiaknya organisme seperti bakteri dan jamur. Kondisi ini
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Selain itu, pencahayaan kurang
menyebabkan ruang menjadi gelap, sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat
(rasting habit)
5. Kondisi Ventilasi
Ventilasi diruangan hyang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadi pengap dan
lembab. Kondisi mengakibatkan berkembangbiaknya bakteri, virus dan jamur, yang
berpotensi menimbulkan gangguan penyakit seperti TBC, ISPA, Cacar dan lainnya.
6. Kepadatan kelas
Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas yang tidak
memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya persentase ketersediaan
5
oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan menimbulkan rasa kantuk,
dan resiko penularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menepati luas
ruangan 1,75 m2.
7. Jarak Papan Tulis
Jarak papan tulis dengan murid terdepan ± 2,5 m akan mengakibatkan debu
kapur atau spidol berterbangan dan terhirup ketika menghapus papan tulis, sehingga
untuk jangka waktu lama akan berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak
papan tulis terhadap murid yang paling belakang > 9 m akan menyebabkan gangguan
konsentrasi belajar.
8. Ketersediaan tempat cuci tangan
Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan
sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci
tangan yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih
kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah BAB merupakan
salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Permenkes
maka setiap ruang kelas harus terdapat satu wastafle yang terletak di luar ruangan.
9. Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak disukai, bias berasal dari diluar
sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat
menimbulkan ganggua komunikasi sehingga mengurangi konsentrasi belajar dan dapat
menimbulkan stress.
10. Air bersih
Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas mutlak
diperlukan untuk menjaga higienis dan sanitasi perorangan maupun lingkungan.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain diare, kolera, hepatitis,
penyakit kulit, mata, dan lainnya. Idealnya ketersediaan air adalah 15 liter per orang
per hari.
11. Toilet (kamar mandi, wc dan urinoir)
Bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk
demikian juga dengan kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat
kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk.
Wc dan urinoir : tinja dan urin merupakan sumber penularan penyakit perut
(diare, cacingan dan hepatitis). Penyakit ini ditularkan melalui air, tangan , makanan
6
dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan wc dalam hal jumlahnya.
Perbandingannya adalah : 1 wc untuk 25 siswi dan 1 wc untuk 40 siswa.
12. Pengelolaan Sampah
Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi
tempat berkembangan biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak. Selain itu
dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyaman
dan estetika. Untuk itu, di setiap ruang kelas harus terdapat 1 buah tempat sampah dan
di sekolah tersebut harus tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
13. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat ataupu tidak
dipelihara akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan menjadi tempat
perindukan dan bersarangnya tikus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan
menularkan penyakit seperti leptopirosis dan Filariasis.
14. Pengendalian Vektor
Termasuk pengendalian vektor ini terutama tikus dan nyamuk. Tikus
merupakan vektor penyakit pes, leptopirosis, selain sebagai vektor penyakit, tikus juga
merusak bangunan dan juga instalasi listrik. Hal ini meningkatkan resiko penularan
penyakit dan dapat menimbulkan terjadinya arus pendek pada aliran listrik. Nyamuk
merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk tertentu menularkan jenis penyakit yang
berbeda. Nyamuk aedes aigepty dapat menyebabkan DBD. Anak-anak usia sekolah
merupakan kelompok resiko tertinggi terjangkit penyakit DBD. Nyamuk DBD senang
berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air, maupun non penampungan
air. Beberapa tempat perindukan yang harus di waspadai antara lain: bak air, saluran
air, talang, barang-barang bekas dan lainnya.
15. Kondisi Halaman Sekolah
Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu, sehingga dapat
menyebabkan penyakit ispa, dan pada musim hujan akan menimbulkan sehingga
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
b. Tujuan
1. Melakukan pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah
2. Meningkatkan kerja sama antar sektor dibidang pendidikan
3. Mempromosikan kesehatan lingkungan dilingkungan sekolah
4. Meningkatkan pemahaman tentang kesehatan lingkungan
7
c. Pihak yang dilibatkan dan peranannya
Kepala Sekolah dan Guru : memberikan izin, mendukung dan ikut serta dalam
pengawasan/inspeksi sanitasi, berperan aktif dalam merencanakan program untuk
meningkatkan dan atau memperbaiki sanitasi di sekolah. Siswa : ikut menjaga dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah.
d. Sasaran
Seluruh sekolah yang ada di Kecamatan Rantebua.
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi sekolah mewawancarai petugas/guru, melakukan
observasi dan check list pada Form Inspeksi yang sudah disiapkan oleh petugas.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara, observasi dan checklist.
h. Dokumentasi
8
3) Penjaringan Anak Sekolah
a. Latar Belakang
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, selain jumlahnya yang besar (25%) di antara jumlah penduduk , mereka
juga merupakan sasaran yang mudah di jangkau karena terorganisir denganbaik.
Berdasarkan SUSENAS tahun 2014, terdapat 532.130 anak penyandang disabilitas
dari keluarga miskin. Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan di sekolah
melalui usaha kesehatan ( UKS ) diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan
dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya preventif antara lain kegiatan
penjaringan kesehatan (skrining kesehatan) peserta didik. Penjaringan kesehatan
merupakan suatu prosedur pemeriksaan kesehatan yang di lakukan untuk memilah
atau (skrining) anak yang sehat dan tidak sehat, serta dapat di manfaatkan untuk
pemetaan kesehatan peserta didik.
b. Tujuan
Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila
terdapat masalah dapat segera ditindak lanjuti.
9
c. Pihak yang dilibatkan dan peranannya
1) Dinas kesehatan kabupaten/kota menugaskan kepada puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
peserta didik di wilaayah kerjanya.
2) Dinas pendidikan dan kebudayaan menugaskan kepala sekolah untuk
bekerjasama dengan puskesmas.
d. Sasaran
Seluruh peserta didik SD/SDLB/ MI, SMP/ SMPLB/MTS dan SMA/SMK/SMALB/
MA.
e. Rincian Kegiatan
Kesiapan puskesmas, jumlah sekolah dan jumlah peserta didik di tiap wilayah
kerja puskesmas. Tim puskesmas yang terdiri dari bidan, perawat dan tenaga gizi
turun langsung kesekolah untuk mengadakan penjaringan dan pemeriksaan berkala.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan bertatap langsung pada peserta didik.
h. Dokumentasi
10
Pengukuran Tekanan Darah Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Pendistribusian Vitamin A
a. Latar Belakang
Bulan februari dan agustus dikenal sebagai bulan Vitamin A, dimana seluruh
anak yang berusia 6 bulan sampai 59 bulan akan mendapatkan vitamin A gratis di
posyandu atau puskesmas. Vitamin A atau retinol adalah salah satu vitamin larut
dalam lemak, didalam tubuh disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses
pembentukan dan pertumbuhan sel bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga kesehatan
mukosa saluran pernafasan, berperan dalam proses perkembangan embrio dan
reproduksi serta vitamin A juga merupakan antioksidan kuat yang dapat menangkal
radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh.
b. Tujuan
Tujuan pendistribusian vitamin A yakni agar anak balita tidak mengalami
kebutan dan menjaga untuk menjaga kesehatan anak balita.
11
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Orangtua
d. Sasaran
Anak usia 6-59 bulan
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari Tahun 2017. Pendistribusian
Vitamin A dilakukan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Rantebua.
f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di bulan februari dan agustus. Vitamin A diberikan
secara langsung ke anak yang berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Vitamin berwarna biru
(100.000 IU) diberikan pada anak usia 6-11 bulan dan yang berwarna merah (200.000
IU) diberikan pada anak usia 1-5 tahun.
h. Dokumentasi
a. Latar Belakang
Garam beryodium adalah garam yang telah di perkaya atau telah mengalami
fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30-80 ppm. Gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius, seperti gondok, kretin
atau kerdil. Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari dapat pula
menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Akibat jangka panjang jika kekurangan
12
yodium mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir anak, selain itu rendahnya
konsumsi yodium berdampak langsung terhadap menurunnya kualitas kesehatan
masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati atau cacat bawaan pada bayi, anak
dengan IQ rendah, serta mempercepat penurunan fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli
atau buta sebelum usia tua.
b. Tujuan
Tujuan dari pemantauan garam beryodium ini agar masyarakat lebih teliti
dalam membeli garam yang beredar di pasaran dan agar terhindar dari GAKY.
d. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rantebua
e. Rincian Kegiatan
Bekerja sama dengan sekolah untuk memberikan informasi kepada siswa
sekolah dasar untuk membawa garam yang di gunakan oleh orang tua mereka di
rumah. Diambil 27 sampel garam di tiap desa. Untuk desa yang mempunyai 3 sekolah
diambil masing-masing 9 sampel untuk dilakukan pemeriksaan.
f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus. Untuk
mendapatkan hasil yang baik, siswa membawa garam serta bungkus nya agar
diketahui nama merek dagang nya serta nomor MD/SP.
h. Dokumentasi
13
6) Penyuluhan Gizi tentang Sarapan Pagi
a. Latar Belakang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal (4 pilar gizi seimbang) untuk
mencegah masalah gizi. Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang
cukup mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein
sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun
pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30 %
kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan produktif.
Sarapan membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berpikir,
bekerja, dan melakukan aktivitas fisik secara optimal setelah bangun pagi. Bagi
anak sekolah sarapan dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat belajar.
Membiasakan sarapan berarti membiasakan bangun pagi dan beraktifitas pagi dan
tercegah dari makan berlebihan saat makan siang. Dampak tidak sarapan pagi
dapat menurunkan aktivitas fisik, menyebabkan kegemukan pada remaja dan
orang dewasa, dan meningkatkan risiko jajan yang tidak sehat.
b. Tujuan
Memberikan edukasi dan pengetahuan kepada siswa/i sekolah dasar tentang
pentingnya mengkonsumsi gizi seimbang dan manfaat sarapan pagi untuk anak
sekolah.
14
d. Sasaran
Siswa Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Rantebua
e. Rincian Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
a) Memberi salam a) Menjawab salam
b) Menjelaskan tujuan b) Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
c) Menjelaskan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. 25 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur
a) Pengertian Gizi Seimbang Menyimak dan
b) Pesan gizi pada anak sekolah memperhatikan
c) Manfaat Sarapan Pagi
3. 10 menit Evaluasi :
a) Memberi kesempatan pada a) Merespon
anak sekolah untuk bertanya b) Bertanya
b) Membuka sesi tanya jawab c) Memberikan door price
c) Memberikan hadiah pada
siswa/i yang aktif saat
pelaksanaan kegiatan
4. 5 menit Penutup :
a) Mengakhiri penyuluhan Menjawab salam
b) Mengucapkan terima kasih
c) Memberi salam
15
g. Dokumentasi
a. Latar Belakang
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Tangan merupakan
bagian tubuh yang lembab yang paling sering berkontak dengan kuman yang
menyebabkan penyakit dan menyebarnya. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah
dengan membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun.
Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu secara
mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan
adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit
dan mengurangi jumlah mikroorganisme Mencuci tangan merupakan teknik dasar
yang paling pentingdalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Diare biasanya
kuman ditransmisikan dari tangan yang tidak bersih ke makanan. Kuman-kuman
kemudian memapar ke person yang makanan tersebut. Hal ini bisa diegah dengan
selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan makanan.
Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah besar virus yang menjadi
penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti
diare dan saluran nafas seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya
mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri
untuk melakukan dengan benar pada saat yang penting. Sebagian masyarakat
mengetahui akan pentingya mencuci tangan, namun dalam kenyataanya masih sangat
sedikit ( hanya 5% yang tahubagaimana cara melakukanya dengan benar. Hal ini
sangat penting untuk di ajarkan pada masyarakat agar bias mencegah terjadinya
penyakit.
16
Mencuci tangan memakai sabun sangat penting sebagai salah satu mencegah
terjadinya diare, kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah buang air besar, setelah
menceboki bayi dan balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan.
Masyarakat akan mampu meningkatkan pengetahuan hidup sehat dimanapun mereka
berada jika mereka sadar, termotivasi dan di dukungan dengan adanya informasi serta
sarana dan prasarana kesehatan. Masyarakat hanya mengetahui penyakit menular pada
penyakit tertentu saja sedangkan untuk penyakit dalam atau penyakit infeksilainya
masih kurang sehingga kesadaran untuk masyarakat dalam menjaga hidup sehat, dan
menjaga dirinya dari bahaya penyakit menular terbatas pada apa yang mereka ketahui
saja. Mencuci tangan merupakan metode tertua, sederhana dan paling konsisten untuk
pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi.
b. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada siswa mengenai
kebersihan diri dan 7 langkah dalam mencuci tangan menggunakan sabun.
d. Sasaran
Semua siswa SD di Lembang Rantebua
e. Rincian Kegiatan
Petugas promkes melakukan penyuluhan dan simulasi cuci tangan pakai sabun
pada siswa sekolah dasar.
f. Metode Pelaksanaan
Bertatap muka langsung, ceramah dan diskusi.
17
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
Peserta Penyuluhan
Bulan/
No Nama Sekolah Jumlah
Tahun
Laki-laki Perempuan
1 SD Negeri 04 14 25 39
2 Februari SD Negeri 06 10 10 20
3 2017 SD Negeri 10 45 28 73
4 SD Negeri 07 18 16 34
Sumber : Data Terolah Tahun 2017
Rencana tindak lanjut dilakukan kunjungan per enam bulan tujuannya untuk
evaluasi.
h. Dokumentasi
8) Posyandu
a. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat badang
yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lain. Masa ini, tidak akan
terulang lagi maka dari itu untuk mengetahui apakah balita tumbuh dan kembang
secara normal atau tidak, maka dari itu penilaian tumbuh kembang balita dapat
diamati dengan cara melihat pola tumbuh kembang fisik. Salah satunya dengan
18
mengukur berat badan dan tinggi badan balita yang bertujuan untuk mengetahui
apakah setiap bulannya perkembangan balita itu baik atau buruk dan menilai status
gizi balita itu dengan cara melihat KMS nya.
b. Tujuan
Untuk mengetahui apakah setiap bulannya perkembangan balita itu baik atau
buruk dan meilai status gizi balita itu dengan cara melihat KMS nya.
d. Sasaran
Balita 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rantebua
e. Rincian Kegiatan
Mengingat tempat yang digunakan belum memadai, maka posyandu belum
menggunakan sistem 5 meja. Rincian kegiatan posyandu yang pertama pendaftaran,
kemudian melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan
pengukuran lingkar kepala, pencatatan di KMS, melakukan penyuluhan kesehatan dan
memberikan pelayanan imunisasi dan KB.
f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan dengan bertatap muka secara langsung kepada peserta
posyandu.
19
Gambar 1. Grafik SKDN Januari-Maret 2017
Grafik SKDN
400
350
300
250 Januari
200
Februari
150
Maret
100
50
0
S K D N
i. Dokumentasi
Penimbangan balita di Posyandu dan pemeriksaan fisik balita bawah garis merah
20
Pencatatan Imunisasi Pelayanan Imunisasi
9) Posyandu Lansia
a. Latar Belakang
Kegiatan posyandu lansia adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Khususnya bagi warga yang sudah berusia dari 45 tahun hingga 60 tahun keatas.
Posyandu lansia menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dilakukan posyandu lansia ini untuk
meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tuanya yang bahagia dan
berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, meningkatkan jangkauan
21
pelayanan kesehatan lansia. Dengan adanya program ini para lansia sangat terbantu
sehingga tidak perlu ke puskesmas untuk sekedar memeriksa kesehatannya serta
pelayanan kesehatan akan lebih mudah dijangkau oleh para lansia.
b. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kualitas hidup lansia, tujuan
khususnya yaitu menjaga agar lansia selalu sehat
d. Sasaran
Lansia dengan umur 45 tahun hingga 60 ke atas
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini mulai pertama kali diadakan pada bulan Mei 2015 oleh petugas
kesehatan puskesmas Rantebua, dimana kegiatan ini diadakan setiap bulannya di
puskesmas. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam posyandu lansia ini adalah perawat,
, tenaga kefarmasian dan ahli gizi. Pelaksanaannya dapat dijelaskan seperti berikut ini,
setiap lansia yang datang akan dicatat dibuku register(pendaftaran), kemudian
dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan pemeriksaan tekanan darah oleh
perawat. Kemudian pelayanan medis atau konsultasi kesehatan pada dokter kemudian
dilanjutkan dengan pemberian obat kepada lansia oleh farmasis yang disertai dengan
pemberian informasi obat serta bila lansia dengan tekanan darah yang tinggi akan
diberikan konsultasi gizi oleh tenaga gizi. Selain melakukan pengobatan terhadap
lansia, di posyandu lansia dilakukan juga pemberian informasi dan penyuluhan
tentang kesehatan serta senam lansia
22
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu metode sosialisasi kesehatan mengenai
penyakit-penyakit yang tidak menular yang sering terkena pada usia lanjut dan
metode tatap langsung dimana para lansia bertatap langsung dengan dokter untuk
menyampaikan keluhan mereka dan mengambil obat yang disertai dengan pemberian
informasi obat.
i. Dokumentasi
23
B. Upaya Kesehatan Perorangan
a. Latar Belakang
Poli umum dan IGD membantu untuk memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat secara personal antara pasien dengan perawat dan membantu untuk
mengenali masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dengan berkomunikasi secara
dengan dokter dan memberikan perwatan kepada pasien.
b. Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai yang dibutuhkannya
serta meningkatkan derajat kesehatan mereka.
c. Sasaran
Pasien yang datang ke puskesmas
d. Rincian Kegiatan
Pasien datang ke puskesmas dan mendaftarkan diri ke loket, setelah itu akan
dipanggil perawat untuk diukur tekanan darah. Kemudian akan dilakukan
pemeriksaan, apabila diperlukan data penunjang diagnosis maka akan dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Setelah dilakukan pemeriksaan maka akan meresepkan
terapi pengobatan yang cocok untuk pasien tersebut.
e. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan cara bertatap muka langsung
dengan pasien.
24
g. Capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut pasien IGD
Tabel 2. Jumlah Pasien IGD Berdasarkan Jenis Kelamin
Puskesmas Rantebua
No Tahun Bulan Perempuan Laki-laki Jumlah
1 Januari 2 3 5
2 2017 Februari 8 6 14
3 Maret 0 3 3
Total 10 12 22
Sumber : Laporan bulanan Tahun 2017
h. Dokumentasi
a. Latar Belakang
Resep adalah permintaan tertulis dokter kepada apoteker atau tenaga
kefarmasian untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien. Salah satu
faktor penting dalam upaya kuratif adalah ketersediaan obat untuk pengobatan
penyakit yang dialami pasien. Pelayanan resep yang disertai dengan pemberian
informasi dan edukasi obat dilakukan untuk melayani kebutuhan pasien mengenai
obat yang akan mereka konsumsi dan untuk membantu meningkatkan kesehatan
masyarakat pada umumnya yang berkaitan dengan cara pengkonsumsian obat yang
benar. Di Puskesmas Rantebua tidak terdapat dokter jadi yang meresepkan obat
perawat atau bidan yang bertugas berjaga di poli umum.
b. Tujuan
Memberikan obat sesuai dengan resep yang diberikan dan disertai dengan
pemberian informasi obat yang perlu diketahui oleh pasien.
25
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Apoteker dan tenaga farmasi berperan untuk menyediakan obat sekaligus
memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien/keluarga. Keluarga pasien
sebagai pengontrol jadwal minum obat pasien agar pasien rutin minum obat.
d. Sasaran
Pasien yang telah melakukan pemeriksaan di poli umum.
e. Rincian Kegiatan
Pasien membawa resep dari poli umum ke apotek yang kemudian akan
disiapkan obat-obatan pasien tersebut sesuai dengan resep yang ada. Kemudian obat-
obat tersebut diserahkan kepada pasien yang disertai dengan pemberian informasi
obat yang meliputi indikasi, efek samping dan aturan pakai dan cara minum obat.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan bertatap muka langsung dengan
pasien maupun keluarga pasien.
26
j. Dokumentasi
a. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan penentu diagnosa dokter yang
dianjurkan kepada pasien. Pemeriksaan laboratorium dilakukan jika ada keluhan
pasien yang mendasar pada penyakit yang diderita pasien. Di Puskesmas Rantebua
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan seperti pemeriksaan Hb, golongan darah,
kolesterol, gula darah, asam urat, pemeriksaan urin, TB dan pemeriksaan HIV.
b. Tujuan
Memberikan obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh perawat/bidan yang
berjaga di poli umum disertai dengan pemberian informasi obat yang perlu diketahui
oleh pasien.
d. Sasaran
Pasien yang telah melakukan pemeriksaan di poli umum memerlukan
pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosa penyakit.
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan pelayanan di puskesmas dilakukan setiap hari jika tidak ada kegiatan
lapangan. Alur dari pelayanan dari cek laboratorium di puskesmas yaitu pasien ke
27
laboratorium dengan membawa status poli yang dikirim oleh perawat/bidan yang
piket di poli umum. Pemeriksaan di laboratorium meliputi :
a) Pemeriksaan Hb pada bumil
b) Pemeriksaan urin
c) Pemeriksaan Hb pada pasien anemia
d) Pemeriksaan gula darah
e) Pemeriksaan Golongan darah
f) Pemeriksaan kolestrol
g) Pemeriksaan Asam urat
h) Pemeriksaan HIV
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini bertatap langsung dengan pasien dan
kemudian mengambil sampel yang diperlukan untuk pemeriksaan yang dibutuhkan
oleh pasien tersebut.
28
i. Dokumentasi
4) Konsultasi Gizi
a. Latar Belakang
Konseling adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi
untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik
tentang dirinya serta permasalahan yang dihadapi. Konseling gizi dilakukan pada ibu
hamil yang KEK, pasien diabetes mellitus dan hipertensi, dimana pada pasien tersebut
perlu pengaturan menu makanan. Pada proses konseling diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pasien agar pasien lebih mampu mengenali
permasalahan kesehatan kesehatan dan gizi yang dihadapi dan membantu proses
penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi pasien.
b. Tujuan
Konseling gizi bertujuan untuk membantu pasien dalam upaya mengubah
perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan kualitas gizi dan
kesehatan pasien.
c. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien
d. Rincian Kegiatan
Ahli gizi memberikan konsultasi mengenai makanan dan diet yang cocok untuk
penyakit yang diderita pasien.
e. Metode Pelaksanaan
Bertatap muka langsung dan melakukan wawancara kepada pasien.
29
f. Dokumentasi
a. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik,
mental maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat yang optimal
dilakukan berbagai upaya kesehatan yang menyeluruh, terarah dan
berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi
pertama : kematian ibu dan bayi yang masih tinggi akibat berbagai faktor termasuk
pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua : timbulnya penyakit
degenerative yaitu menopause dan kanker.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan
kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan,
promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-
sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa melayani siapa saja yang
membutuhkannya kapan dan dimanapun dia berada, memberikan pelayanan yang
berkualitas dan berkesinambungan guna mencegah komplikasi-komplikasi yang
terjadi pada masa nifas baik itu di ibu/bayi.
Puskesmas Rantebua mempunyai 3 desa dan masing-masing setiap desa
mempunyai bidan PTT, semua ibu-ibu selama tahun 2016 bersalin di fasilitas
kesehatan/klinik bersalin, kecuali pasien patologis akan dirujuk ke RSUD.
30
b. Tujuan
Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada ibu hamil
untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan mengutamakan keamanan
baik bagi ibu dan bayi yang baru lahir.
d. Sasaran
Semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas Rantebua
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan bila ada ibu hamil yang akan bersalin dimana ibu
hamil tersebut dipantau proses persalinannya hingga bayi dilahirkan dengan selamat.
Selain itu pemantauan juga tetap dilakukan kepada sang ibu dan bayi.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaaan kegiatan ini yaitu berhadapan langsung dengan pasien
dan keluarga.
h. Dokumentasi
31
6) Pemeriksaaan Ibu Hamil Di Puskesmas Dan Pustu
a. Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju
kehamilan yang sehat. Pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan
oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter
kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu
pada usia kehamilan trimester I, trimester II dan duu kali pada kehamilan trimester III,
itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan
sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7-8 bulan dan seminggu
sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
b. Tujuan
Pemeriksaan kehamilan begitu penting karena dalam pemeriksaan tersebut
dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin
yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui
perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan
penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan
secara dini
d. Sasaran
Seluruh ibu-ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rantebua untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan secara lengkap dan pemeriksaan laboratorium.
e. Rincian Kegiatan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di poli KIA dan saat posyandu oleh petugas
KIA setiap hari kerja dan 1 kali sebulan di posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Rantebua.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan cara bertatap muka langsung
dengan pasien dan melakukan pemeriksaan serta konseling tentang kehamilan.
32
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Tabel 6. Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Rantebua
Cakupan ANC
No Tahun Bulan K1 K4
Ket
Abs % Abs %
1 Januari 6 2
2 2017 Februari 15 24,1 5 8,06
3 Maret
Sumber : Laporan bulanan Tahun 2017
h. Dokumentasi
a. Latar Belakang
Keluarga Berencana merupakan program yang dicanangkan pemerintah
Republik Indonesia untuk menekan angka populasi jumlah penduduk indonesia yang
semakin hari semakin banyak. Program ini memiliki slogan “Dua Anak Cukup” .
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pelayanan dan konseling KB dimana
program ini mengunakan kontrasepsi yang mungkin sebagian masyarakat belum tahu
manfaat dan penggunaan kontrasepsi yang ada serta memilih kontrasepsi mana yang
cocok buat mereka.
b. Tujuan
1. Tujuan kegiatan pelayanan kb ini untuk meningkatkan jumlah peserta kb atas ,
membina peserta kb aktif, mencapai sasaran penurunan tingkat kelahiran.
33
2. Tujuan konseling kb yaitu untuk membantu pasien dalam hal menyampaikan
informasi dari pilihan pola reproduksi, menggunakan metode kb yang dipilih
secara aman dan efektif, memulai dan melanjutkan kb.
d. Sasaran
Sasaran kegiatan ini yaitu seluruh PUS yang ada diwilayah kerja puskesmas
Rantebua.
e. Rincian Kegiatan
1. Memberikan penyuluhan tentang KB
2. Mengisi data ibu-ibu yang ber KB
3. Memberikan konseling KB pada setiap ibu yang ber KB
4. Memberikan pelayanan KB dan jadwal kembali
f. Metode Pelaksanaan
1. Motivasi
a) Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan individu
b) Menggunakan komunikasi satu arah
c) Menggunakan komunikasi individu, kelompok
d) Pendidikan/ edukasi KB
e) Menyediakan seluruh informasi dan metode yang tersedia
f) Menyediakan informasi terkini dan isu
g) Menggunakan komunikasi satu arah/ dua arah
h) Dapat melalui komunikasi individu, kelompok
i) Menghilangkan rumor dan konsep yang salah
2. Konseling KB
a) Mendorong pasien untuk mengajukan pertanyaan
b) Menjadi pendengar aktif, menjamin klien penuh informasi
c) Membantu klien membuat pilihannya sendiri
34
Jenis Kontrasepsi
No Bulan Total
Pil Implant Suntik Kondom
1 Januari 0 0 3 0 3
2 Februari 3 0 25 0 28
3 Maret 0 0 0 0 0
Sumber : Laporan bulanan Tahun 2017
h. Dokumentasi
Pelayanan pasien KB
35
BAB 3 DUKUNGAN PEMANGKU KEPENTINGAN PUSKESMAS,
KECAMATAN, DINKES KABUPATEN DAN PEMDA
1. PUSKESMAS
1) Sejak awal Sudah baik
2) sejak awal sulit bekerjasama tetapi seiring berjalannya waktu menjadi lebih
baik
3) Sebagian besar puskesmas telah melibatkan tim NS dalam pertemuan tingkat
Dinas.
2. KECAMATAN
Sangat baik ,selalu dilibatkan dalam kegiatan di kecamatan , ada yang belum kerja
sama
3. DINKES KABUPATEN
1) Sebagian besar telah memberikan sarana dan prasarana
2) Sebagian besar pemda menyiapkan sarana dan prasarana berupa tempat
tinggal,terutama kendaraan roda dua
3) Ketersedian air bersih merupakan masalah di daerah terpencil dan perbatasan
yang tidak bisa di selesaikan dalam waktu singkat.
4) Sebagian besar dinkes kabupaten telah melibatkan Tim NS dalam pertemuan
tingkat dinas.
4. PEMERINTAH DAERAH
1) Aparat Desa secara umum sudah baik ( koordinasi,desa binaan ,undangan
rapat,informasi kegiatan,pembentukan pos UKK)
2) Aparat keamanan polisi setempat bekerja sama dengan baik,terutama dari segi
keamanan
3) Kader umumnya sudah menjadi mitra kerja sangat baik dengan kami
36
BAB 4 RENCANA KEGIATAN SELANJUTNYA DAN ALTERNATIF PEMBIAYAAN BESERTA GAN CHART (TIME
SCHEDULE)
Jadwal (Bulan)
No Upaya Kesehatan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
37
Kunjungan rumah PUS yang tidak ber KB atau drop out x x x x x x x x x x x x
Orientasi P4K x x x x x x x x x x x x
BIAS DT dan TD x x
38
Sweeping BIAS x
Posyandu x x x x x x x x x x x x
Upaya Kesehatan Penyuluhan kesehatan Resproduksi termasuk KIA dan KB, IVA,
5 x x x x x x x x
Reproduksi Gizi
Aktifitas CTLS/Pemicuan x x x x x x x x
Orientasi SMD x
39
Survei Mawas Diri x x
Refresing Kader x x x
40
Lampiran 1
Integrasi RUKNS dan RUK Puskesmas
Upaya
No Kegiatan Sasaran Target Lokasi Tenaga Pelaksana Biaya
Kesehatan
1 Upaya Ibu hamil, bayi, 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Kesehatan Ibu Pendataan Sasaran (Terpadu) balita, PUS, WUS, Sanggalangi dkk
Usila
Pendamping Program Perencanaan Ibu hamil 55 ibu Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Pencegahan Persalinan dan Komplikasi hamil Sanggalangi dkk
(P4K)
Pemantauan/Sweeping ibu hamil resiko Bumil resiko tinggi 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
tinggi Sanggalangi dkk
Ibu hamil 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Pendampingan kelas ibu hamil
Sanggalangi dkk
Ibu, bayi 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Pendampingan kelas ibu balita
Sanggalangi dkk
Bumil KEK 8 bumil Desa Rantebua, Sumalu, Selfi, Siti NS BOK
Pemberian PMT bumil KEK
KEK Sanggalangi
Kunjungan rumah dalam rangka Bumil KEK 8 bumil Desa Rantebua, Sumalu, Selfi, Siti NS BOK
pendampingan (PMT) bumil KEK KEK Sanggalangi
Neonatus 50 Neo Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Kunjungan neonatus termasuk neonatus resti
Sanggalangi dkk
Kemitraan bidan dan dukun dalam Dukun 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Dukun BOK
mengantar inpartu ke tenaga kesehatan Sanggalangi
41
Ibu Nifas 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Pelayanan Nifas dan KB pasca salin
Sanggalangi dkk
Kunjungan rumah PUS yang tidak ber KB PUS 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
atau drop out Sanggalangi dkk
Kader, Bides, Toma, 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Orientasi P4K
Toga Sanggalangi dkk
2 Upaya Bayi, Balita 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Selfi, Siti NS BOK
Sweeping Vitamin A
Kesehatan Sanggalangi
Bayi, Anak
Balita, dan Pra Bayi, anak balita, 9 Rante, Loko, Mongsia, Tim Posyandu BOK
PMT penyuluhan untuk bayi, anak balita dan
Sekolah bumil bumil Posyandu Lumika, Tanete, Buntusia, PKM dan Tim NS
Rantebua, Garuang, Rondo
Pemberian PMT pemulihan anak balita Gizi Balita 15 Balita Selfi, Siti NS BOK
Kurang
Surveilans dan pelacakan kasus gizi buruk Bayi/Balita 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Selfi, Siti NS BOK
dan gizi kurang Sanggalangi
Bayi/balita 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tetik, Tasik, NS, BOK
Pelacakan kematian ibu dan Neonatal
Sanggalangi dkk
Pemantauan pertumbuhan dan Bayi/balita 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Selfi, Siti NS BOK
perkembangan balita yang tidak datang ke Sanggalangi
posyandu
3 Upaya Anak Sekolah 5 SD, SDN 4,5,6,7,9, 10 Tim PKM dan BOK
Pembinaan UKS
Kesehatan 2 SMP SMPN 2 & 5 Tim NS
Anak Usia
Penjaringan peserta didik baru Siswa kelas 1,7 5 SD, SDN 4,5,6,7,9, 10 Tasik, Erna NS, BOK
42
Sekolah Siswa kelas 10 2 SMP SMPN 2 & 5 dkk
Siswa kelas 1,7 5 SD, SDN 4,5,6,7,9, 10 Tasik, Erna NS, BOK
Pemeriksaan berkala peserta didik
Siswa kelas 10 2 SMP SMPN 2 & 5 dkk
Pemberian obat cacing pada anak usia Siswa 5 SD SDN 4,5,6,7,9, 10 Tim PKM dan BOK
prasekolah dan sekolah Tim NS
Sweeping pemberian obat cacing pada balita Siswa 17 Dusun Desa Rantebua, Sumalu, Tim PKM dan BOK
yang tidak datang ke posyandu Sanggalangi Tim NS
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS Siswa 5 SD SDN 4,5,6,7,9, 10 Korim, dkk BOK
campak)
43
Sanggalangi Tim NS dan
Kader
7 Upaya Inspeksi kesehatan lingkungan untuk TTU 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Martha, Fatimah BOK
Kesehatan Tempat Umun (TTU) Sanggalangi NS, dkk
Lingkungan
Masyarakat 2 Desa Desa Rantebua, Sumalu Martha, Fatimah BOK
Surveilans kualitas air
NS, dkk
Kabupaten Dinas Kesehatan Martha, Fatimah BOK
Pengantaran sampel air ke Kabupaten
NS, dkk
Masyarakat 2 Desa Desa Rantebua, Sumalu Martha, Fatimah BOK
Aktifitas CTLS/Pemicuan
NS, dkk
Identifikasi masalah dan Analisis situasi Masyarakat 2 Desa Desa Rantebua, Sumalu Martha, Fatimah BOK
(IMAS) NS, dkk
Masyarakat 2 Desa Desa Rantebua, Sumalu Martha, Fatimah BOK
Monitoring pasca pemicuan
NS, dkk
Verifikasi Stop Buang Air Besar Masyarakat 2 Desa Desa Rantebua, Sumalu Martha, Fatimah BOK
Sembarangan (SBS) NS, dkk
Pembuatan dan Update peta sanitasi dan Masyarakat 2 Desa Desa Rantebua, Sumalu Martha, Fatimah BOK
buku kader NS, dkk
8 Upaya Promosi Penyuluhan tentang Program Kesehatan Masyarakat 17 Dusun Desa Rantebua, Sumalu, Tim PKM dan BOK
Kesehatan (PTM, Penyakit Menular Langsung, dan Sanggalangi Tim NS
Tular Vektor)
Petugas, Kades, 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tim PKM dan BOK
Orientasi SMD
Kadus, Toma, Kader Sanggalangi Tim NS
Masyarakat 17 Dusun Desa Rantebua, Sumalu, Tim PKM dan BOK
Survei Mawas Diri
Sanggalangi Tim NS
44
Camat, Desa, Toma, 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tim PKM dan BOK
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Toga, Dusun, PKK Sanggalangi Tim NS
Camat, Desa, Toma, 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tim PKM dan BOK
Refresing Kader
Toga, PKK, Kader Sanggalangi Tim NS
Pembentukan dan Pembinaan Desa Siaga Camat, Kepala Desa 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Tim PKM dan BOK
Aktif Sanggalangi Tim NS
9 Upaya Suspek 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Irawati BOK
Pengambilan spesimen / Suspek TB
Pencegahan Sanggalangi
dan
Pengendalian Spesimen 30 PKM PRM (T.Kalua’) Irawati BOK
Pengiriman Spesimen TB ke PKM PRM
Penyakit Spesimen
Menular Masyarakat 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Irawati BOK
Langsung Pelcakan kasus kontak
Sanggalangi
Penderita 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Irawati BOK
Pendampingan untuk tatalaksana kasus
Sanggalangi
10 Upaya Penderita 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Selfi, dkk BOK
Pendampingan penderita gangguan jiwa
Pencegahan Sanggalangi
dan
pengendalian Penderita 3 Desa Desa Rantebua, Sumalu, Selfi, dkk BOK
Penemuan kasus penderita gangguang jiwa
masalah Keswa Sanggalangi
dalam rangka bebas pasung
dan Napza
45
Pemeriksaan kebugaran staf Puskesmas Staf PKM PKM Staf Puskesmas Selfi, dkk BOK
46
Lampiran 2
Dokumentasi
47
Lampiran 3
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM NUSANTARA SEHAT
3. No.HP 085245156718
3. Tanda tangan :
48
No KOMPONEN MONITORING DAN EVALUASI
I RUK DAN POA
1 Tim Nusantara Sehat telah membuat 1. Ya
RUK 2. Tidak LANJUT KE 1
P. II.1
2 RUK Tim Nusantara Sehat sudah 1. Ya 1
sesuai dengan permasalahan yang ada 2. Tidak
3 Puskesmas melakukan telaahan 1. Ya
terhadap RUK yang disusun oleh Tim 2. Tidak 1
Nusantara Sehat
4RUK Tim Nusantara Sehat telah 1. Ya
diintegrasikan (sinkronisasi) dengan 2. Belum 1
PoA Puskesmas
5PoA integrasi telah dijalankan 1. Ya 1
2. Belum
II INOVASI TIM NUSANTARA SEHAT
1 Tim Nusantara Sehat mengembangkan 1. Ya
kegiatan inovasi di puskesmas 2. Belum LANJUT KE 2
ke P.II.3
2 Ceritakan bentuk dari inovasi tersebut :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3 Tim Nusantara Sehat telah melakukan 1. Ya
kerjasama dengan mitra (organisasi 2. Belum LANJUT KE
kemasyarakatan, dsb) 2
P.III.1
4 Sebutkan mitra yang bekerjasama dan bentuk kerjasama dimaksud
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
III PEMBINAAN TIM NUSANTARA SEHAT
1 Kepala puskesmas melakukan 1. Ya 1
pembinaan terhadap Tim Nusantara 2. Belum LANJUT KE
Sehat untuk menunjang pelaksanaan P.III.3
tugas sehari-hari
2 Ceritakan bentuk dari pembinaan Kepala Puskesmas tersebut :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3 Dinas Kesehatan melakukan pembinaan 1. Ya 2
terhadap Tim Nusantara Sehat untuk 2. Belum LANJUT KE
menunjang pelaksanaan tugas sehari- P.IV.1
hari
4 Frekuensi pembinaan tersebut : 1. Berkala
2. Insidentil
5 Ceritakan bentuk dari pembinaan Dinas Kesehatan tersebut :
49
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
IV DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA
1 Tim NS telah menempati rumah tinggal 1. Ya 1
2. Tidak LANJUT KE
P.IV.3
2 Sumber biaya rumah tinggal :
a. Pemerintah Daerah/Dinas Kesehatan 1. Ya 1
2. Tidak
b. Puskesmas 1. Ya 1
2. Tidak
c. Pribadi/Kolektif Tim NS 1. Ya 2
2. Tidak
3 a. Puskesmas menyediakan alat 1. Ya 1
transportasi untuk menunjang 2. Tidak LANJUT
pelaksanaan kegiatan sehari-hari Tim KE P.IV.4
NS
b. Alat transportasi digunakan bersama- 1. Ya 1
sama dengan petugas puskesmas 2. Tidak
50
VI KETERLIBATAN PUSKESMAS DALAM PROGRAM NUSANTARA
SEHAT
1 Puskesmas memonitor tingkat kehadiran 1. Ya 1
Tim NS 2. Tidak
2 Tingkat kehadiran Tim NS 1. Bagus LANJUT 1
KE P.VI.4
2. Tidak bagus
3 Jelaskan mengapa tingkat kehadiran Tim NS tidak bagus :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4 Puskesmas melibatkan Tim NS dalam 1. Ya 1
semua kegiatan puskesmas 2. Tidak
5 Puskesmas melakukan telaahan terhadap 1. Ya, seluruh laporan 1
laporan Tim Ns 2. Ya, sebagian laporan
3. Tidak
6 Puskesmas membuat program kerja khusus 1. Ya 2
bagi Tim Nusantara Sehat 2. Tidak LANJUT
KE P.VI.8
7 Jelaskan program khusus dimaksud :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
8 Puskesmas mengenalkan tim NS ke 1. Ya
masyarakat, mitra, dan atau stakeholder 2. Tidak 1
51
LANJUT KE P.
IX.1
2 Bila Ya, jelaskan permasalahan tersebut :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………...................................
IX. DATA UMUM LOKASI
AIR BERSIH
1 Di kawasan WILAYAH KERJA sekitar 1. Ada 2
puskesmas terdapat sumber air bersih’ 2. Tidak ada
(Catatan : tadah hujan dianggap bukan sumber LANJUT KE
air bersih) P.IX.5
2 Jarak dari puskesmas ke lokasi sumber air bersih 1. 0 meter 5
(bila melalui pipa yang disalurkan langsung ke 2. 100 meter
puskesmas, maka jarak dianggap “0 meter”) 3. 100 meter – 1km
4. > 1 km – 5 km
5. > 5 km
3 Kecukupan air bersih 1. Tersedia cukup 2
sepanjang tahun
2. Tidak tersedia
cukup
4 Cara memenuhi kebutuhan air bersih 1. Beli 2
2. Mengambil
sendiri
3. Meminta/membay
ar orang
mengambilkan
LISTRIK
5 Tersedia listrik di puskesmas 1. Ada 1
2. Tidak ada
LANJUT KE
P.IX.9
6 Ketersediaan listrik di puskesmas 1. 18 jam – 24 jam 1
2. 6 – 11 jam
3. 12 – 17 jam
4. 0 – 5 jam
7 Sumber listrik puskesmas :
a. PLN 1. Ya 1
2. Tidak
b. Genset 1. Ya 2
2. Tidak
c. Swadaya masyarakat 1. Ya 2
2. Tidak
d. Tenaga surya 1. Ya 2
2. Tidak
e. Lain-lain 1. Ya 2
2. Tidak
SINYAL KOMUNIKASI
9 Di kawasan sekitar puskesmas terdapat sinyal hp 1. Ada 1
? 2. Tidak ada
52
10 Jarak dari puskesmas ke lokasi sinyal 1. 0 meter 1
2. 100 meter
3. 100 meter – 1 km
4. > 1 km – 5 km
5. > 5 km
11 Kualitas sinyal 1. Tersedia setiap 2
saat
2. Tidak tersedia
setiap saat
12 Cara berkomunikasi dengan daerah lain
a. Melalui telepon Hp 1. Ya 1
2. Tidak
b. Melalui telepon kabel 1. Ya 2
2. Tidak
c. Melalui surat 1. Ya 2
2. Tidak
d. Melalui radio komunikasi 1. Ya 2
2. Tidak
INTERNET
13 Di kawasan sekitar puskesmas terdapat sinyal 1. Ada 2
internet 2. Tidak ada
53