Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
IRMA SAFITRI
KURNIA HARIANI
LAILY FATHIANTY
LELY AGUSTINA
SAHRONI SAJALI
NAZAMUDIN
PUTRI WIDYASTUTI
RANGGA ATMAYUDA
RISKA WIJAYANTI
SILVIA FITRIANINGSIH
ARIEF HIDAYAT
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Keperawatan Komunitas dengan judul “Makalah PKMD dan Tatalaksana
Pengembangan prilaku Masyarakat Desa Menuju Sehat”. Kami berterima kasih
kepada Bapak Ns. Ageng Abdi Putra, S.Kep., M.Kep. Selaku pembimbing yang
telah memberikan arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PKMD?
2. Apa saja yang jadi landasan dari PKMD?
3. Apa latar belakang dari kegiatan PKMD?
4. Apa Tujuan PKMD?
5. Apa yang jadi Ciri dari sebuah Kegiatan PKMD?
6. Bagaimana Prinsip PKMD ?
1
7. Apa saja kegiatan dan program PKMD ?
8. Apa saja yang harus dipersiapkan PKMD?
9. Bagaimana tatalaksana pengembangan prilaku masyarakat desa menuju
sehat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan PKMD
2. Mengetahui kegiatan apa saja yang ada di PKMD
3. Mengetahui apa tujuan dari PKMD itu.
4. Mengetahui apa saja yang harus diterpakan pada masyarakat dalam
pembangunan PKMD itu.
5. Mengetahui bagaimana tatalaksana pengembangan prilaku masyarakat
desa menuju sehat menurut kelompok.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
B. Pokok-Pokok Pikiran Dari PKMD
Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang melandasi definisi
PKMD tersebut diatas ditekankan melalui pendekatan-pendekatan sebagai
berikut:
1. Untuk keberhasilan PKMD di suatu daerah harus memanfaatkan
pendekatan operasional terpadu (comprehensive operational approach)
yang meliputi pendekatan secara sistem (system approach), pendekatan
lintas sektoral dan antar program (inter program and inter sektoral
approach), pendekatan multi displiner (multi displionary approach),
pendekatan edukatif (educational approach), dsb.
2. Dalam pembinaan terhadap peran serta masyarakat melalui pendekatan
edukatif, hendaknya faktor ikut sertanya masyarakat ditempatkan baik
sebagai komplemen maupun suplemen terdepan dalam penunjang
sistem kesehatan nasional ini.
3. Sebagai kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, PKMD secara
bertahap dan terus menerus harus mampu didorong untuk membuka
kemungkinan-kemungkinan menumbuhkan potensi swadayanya melalui
pemerataan akan peranserta setiap individu di desa secara lebih luas dan
lebih nyata.
4. Puskesmas sebagai pengarah (provider) setempat perlu meningkatkan
kegiatan diluar gedung (out door activities) untuk mengarahkan
“intervensinya” di dalam memacu secara edukatif terhadap kelestarian
kegiatan PKMD oleh masyarakat dibawah bimbingan LSD.
Kegiatan masyarakat tersebut diharapkan muncul atas kesadaran dan
prakarsa masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari
pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral. Kegiatan tersebut tak
lain merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan
pembangunan desa khususnya. Puskesmas sebagai pusat pengembangan
kesehatan di tingkat kecamatan mengambil prakarsa untuk bersama-sama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan menggerakkan peran serta
masyarakat (PSM) dalam bentuk kegiatan PKMD.
4
C. Tujuan PKMD
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka.
b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri.
c. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat
yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam
pembangunan desa.
d. Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi
beberapa indikator:
1) Angka kesakitan menurun.
2) Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan
anak.
3) Angka kelahiran menurun.
4) Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
D. Ciri-Ciri PKMD
1. Kegiatan-kegiatan PKMD didasarkan atas kesadaran masyarakat dan
dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan
gotong-royong yang menggali dan menggunakan sumber dan potensi
masyarakat setempat.
2. Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh
masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat.
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari
masyarakat setempat dan dipilih oleh masyarakat sendiri. Tenaga
tersebut dipersiapkan terlebih dahulu sehingga pengetahuan sikap dan
keterampilannya sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
5
4. Bantuan dan dukungan pemerintah yang bersifat lintas program dan
lintas sektoral baik dalam bentuk latihan maupun bahan-bahan atau
peralatan selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak
sampai menimbulkan ketergantungan.
5. Dari berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu kegiatan
yang merupakan salah satu unsur dari unsur “Primary Health Care”.
E. Prinsip-Prinsip PKMD
6
6. Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos
kesehatan antara lain:
a. Penyuluhan kesehatan.
b. Mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan
ke Puskesmas.
c. Upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya
jamban, kebersihan halaman, pembuangan limbah, dll.
d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke
Puskesmas.
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan
balita, kurang gizi, dll.
f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan/PKK.
7
Misalnya, kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan
pinjam untuk meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar,
dan sebagainya.
1. KIA,
2. KB,
3. Gizi,
4. Imunisasi dan
5. Penanggulangan Diare
8
2. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan
sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina
kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
mereka.
3. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan
terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat
mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri
dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
4. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi
yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan
tepat.
5. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan
berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara
pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran
yang mendukung kegiatan PKMD.
6. Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya.
persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui:
a) Pelatihan kader.
b) Kunjungan kerja.
c) Studi perbandingan.
7. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang
disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan
sumberdaya yang ada dimasyarakat yang dapat digali dan
dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak memilikinya barulah para
penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan
bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan
tidak menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat.
9
BAB III
TATA LAKSANA PENGEMBANGAN PERILAKU MASYARAKAT DESA
MENUJU SEHAT
10
perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor utama
disamping lingkungan dan pelayanan kesehatan.(Profil Kesehatan NTB
2016).
Dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang ada kelompok
kami memiliki pendapat bahwa perlu adanya penerapan desa siaga d
setiap wilayah di NTB. Di beberapa wilayah di NTB khsususnya di
daerah Lombok sudah ada di terapkan desa siaga, tetapi ada beberapa
yang merupakan desa siaga aktif seperti Desa Karang Bajo Kecamatan
Bayan Kabupaten Lombok Utara NTB, sebagai Desa Siaga aktif
Pratama sejah tahun 2011, tahun 2013 kriterianya meningkat menjadi
Desa Siaga Aktif Madya ( http://desakarangbajo.blogspot.co.id/)
Desa siaga merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan desa siaga, menteri
kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 564/MENKES/SK/VIII/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Dengan di
aktifkannya desa siaga kami mengharapkan melaksanakan upaya-upaya
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, Survelans berbasis
masyarakat yang meliputi Gizi, Penyakit, lingkungan dan perilaku
masyarakat sehingga dapat terwujud masyarakat yang berPHBS.
Tujuan desa Siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang
sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayahnya. Sedangkan tujuan khusus dari desa siga Desa Siaga yaitu
a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan;
11
hidup bersih dan sehat;
seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait, LSM, swasta, para
12
nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta
benda, tenaga dan keterampilan sedangkan bentuk partisipasi yang
tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial,
pengambilan keputusan dan partisipasi representatif.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat antara lain sebagai berikut
(Huraerah, 2008:102) :
1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam anjang
sono, pertemuan atau rapat;
2. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai
kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan
bagi orang lain, dan sebagainya;
3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai
kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan
bagi orang lain yang biasanya berupa uang, makanan dan
sebagainya;
4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang
untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri;
5. Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban.
Dalam meningkatkan motivasi masyarakat desa perlu adanya
peran serta dari semua pihak terlebih dari petugas kesehatan desa
setempat. Menurut kami ada beberapa langkah yang bisa kita
terapkan di masyarakat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam mengaktifkan desa siaga si wilayah setempat
seperti :
1. Petugas kesehatan aktif melakukan sosialisasi mengenai desa
siaga meliputi tujuan-tujuan dan manfaat dari di aktifkannya
desa siaga
2. Petugas kesehatan terjun langsung ke wilayah tersebut untuk
ikut melakukan penyuluhan program kesehatan seperti
penyuluhan PHBS, penyuluhan Gizi dan Penyakit penyakit
lainnya
13
3. Petugas kesehatan bersama perangkat desa setempat rutin
melaksanakan pertemuan bulanan dengan melibatkan tokoh
masyarakat maupun guna merencanakan program-program
desa siaga, dengan metode sharing sehingga masyarakat
memilki ruang untuk mengeluarkan pendapat mereka
4. Perangkat desa membentuk organisasi desa yang khusus
untuk memberikan pelatihan-pelatihan usaha menengah bagi
masyarakat desa, misalnya memberikan pelatihan untuk
membuat usaha makanan (keripik, kerupuk), daur ulang atau
pelatihan tentang bagaimana memanfaatkan hasil-hasil
pertanian, peternakan ataupun perikanan yang ada di desa
tersebut. Dana yang di peroleh bisa dengan mengajukan
proposal ke pemerintah pusat ataupun perusahaan swasta
lainnya. Sehingga dana-dana yang di peroleh dari usaha
tersebut bisa menjadi masukan untuk kas desa yang bisa di
gunakan untuk melengkapi sarana desa siaga yang belum
tersedia, misalnya seperti ambulance desa, dll.
5. Petugas kesehatan bersama perangkat desa rutin melakukan
evaluasi mengenai apa saja hambatan-hambatan dalam
mengaktifkan desa sehat di wilayah tersebut. Selain
terbatasnya sarana, kurangnya pengetahuan masyarakat,
kebudayaan yang berlaku juga menjadi hambatan yang di
sering di temukan dalam pengaktifan desa siaga.
6. Menerapkan strategi dukungan yang bertujuan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik
tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan
ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara
sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan
masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan
mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah
14
mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat
mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan
tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai
upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terliadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain:
pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan
kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran
utama dukungan sasial atau bina suasana ada.
7. Mengoptimalkan posyandu baik posyandu balita sampai dengan
posyandu lansia. Dengan optimalnya posyandu, maka derajat
kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Pelaksanaan posyandu
merupakan salah satu program puskesmas yang harapannya dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan
edukatif seperti imunisasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
8. Melakukan kerjasama lintas sektoral luar desa seperti dengan dinas
kesehatan, dinas pertanian dan sebagainya tergantung pada
kebutuhan masyarakat sesuai dengan MMD (Musyawarah
Masyarakat Desa) yang telah disepakati. Dengan demikian semua
elemen masyarakat maupun pemerintahan dapat saling
bekerjasama sehingga pelaksanaan desa siaga dapat terlaksana
dengan baik dan derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat.
15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari partisipasi masyarakat
dan seluruh elemen pemerintahan. Oleh karena itu sebagai petugas
kesehatan sudah menjadi kewajiban untuk berperan aktif dalam
memotivasi masyarakat agar dapat mencapai tujuan dari pelaksanaan
program-program kerja desa siaga.
B. Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan
masalah-masalah yang di masyarakat khususnya di wilayah desa terutama
desa terpencil. Dalam hal ini pemerintah dapat memberikan bantuan
berupa dana ataupun tenaga khususnya tenaga kesehatan di daerah-daerah
terpencil.
16
DAFTAR PUSTAKA
17