You are on page 1of 20

MAKALAH PKMD DAN TATALAKSANA PENGEMBANGAN PRILAKU

MASYARAKAT DESA MENUJU SEHAT

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK II

I MADE SUMAHARIANTA RADIN

IRMA SAFITRI

MEILANI RATNA MAYASARI

I WAYAN JELIH SUHARNATA

KURNIA HARIANI

LAILY FATHIANTY

LANI INGGA BUDIARSIH

LELY AGUSTINA

MEGA DWI WIBAWANTI

SAHRONI SAJALI

NAZAMUDIN

NI MADE RATNA SARI

PUTRI WIDYASTUTI

RANGGA ATMAYUDA

RISKA WIJAYANTI

SILVIA FITRIANINGSIH

ARIEF HIDAYAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM B

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Keperawatan Komunitas dengan judul “Makalah PKMD dan Tatalaksana
Pengembangan prilaku Masyarakat Desa Menuju Sehat”. Kami berterima kasih
kepada Bapak Ns. Ageng Abdi Putra, S.Kep., M.Kep. Selaku pembimbing yang
telah memberikan arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Mataram, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................


Kata Pengantar ...............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................
A. Definisi PKMD ....................................................................................................
B. Pokok-pokok Pikiran PKMD ................................................................................
C. Tujuan PKMD .......................................................................................................
D. Ciri-ciri PKMD .....................................................................................................
E. Prinsip PKMD .......................................................................................................
F. Pembinaan PKMD ................................................................................................
G. Ruang Lingkup PKMD .........................................................................................
H. Lima Program PKMD ...........................................................................................
I. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan PKMD .............................
BAB III TATA LAKSANA PENGEMBANGAN PERILAKU
MASYARAKAT DESA MENUJU SEHAT .................................................................
A. Membentuk Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Mengaktifkan Desa
Siaga ......................................................................................................................
1. Konsep Desa Siaga....................................................................................
2. Partisipasi masyarakat dalam mengaktifkan desa siaga ............................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setingi-tinginya. Dengan perkataan
lain bahwa msyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku dalam
pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatnnya sendiri, serta berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya. Untuk dapat mencapai tujuan pembangunan
kesehatan tersebut, departemen kesehatan RI memiliki visi dan misi.
Visi Departemen Kesehatn yaitu masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat. Visi ini menggambarkan suatu kondisi dimana masyarakat
Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan
mengatasi permasalahn kesehatan yang dihadapai, sehingga dapat bebas
dari gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan
perilakau yang tidak mendukung hidup sehat. Dalam rangka mewujudkan
visi tersebut, maka misi Departemen Kesehatan adalah membuat rakyat
sehat.
Artinya Depkes harus mampu menjadi penggerak dan fasilitator
pembangunan kesehatan yang dilaksanakn oleh pemerintah bersama
masyarakat termasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat, baik fisik,
social, maupun mental / jiwanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PKMD?
2. Apa saja yang jadi landasan dari PKMD?
3. Apa latar belakang dari kegiatan PKMD?
4. Apa Tujuan PKMD?
5. Apa yang jadi Ciri dari sebuah Kegiatan PKMD?
6. Bagaimana Prinsip PKMD ?

1
7. Apa saja kegiatan dan program PKMD ?
8. Apa saja yang harus dipersiapkan PKMD?
9. Bagaimana tatalaksana pengembangan prilaku masyarakat desa menuju
sehat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan PKMD
2. Mengetahui kegiatan apa saja yang ada di PKMD
3. Mengetahui apa tujuan dari PKMD itu.
4. Mengetahui apa saja yang harus diterpakan pada masyarakat dalam
pembangunan PKMD itu.
5. Mengetahui bagaimana tatalaksana pengembangan prilaku masyarakat
desa menuju sehat menurut kelompok.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi PKMD (Pembangunan kesehatan Masyarakat Desa)


Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah
rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-royong,
swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk
mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan
masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang dalam bidang
yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya
yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya
didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam
mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini
diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di Pedusunan melalui segala
pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut
membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di
Desanya (Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1976).
PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem
pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap
individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-
tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping
itu kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong
timbulnya kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat
untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan
menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang bersangkutan. (Kanwil Depkes Jawa Timur).

3
B. Pokok-Pokok Pikiran Dari PKMD
Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang melandasi definisi
PKMD tersebut diatas ditekankan melalui pendekatan-pendekatan sebagai
berikut:
1. Untuk keberhasilan PKMD di suatu daerah harus memanfaatkan
pendekatan operasional terpadu (comprehensive operational approach)
yang meliputi pendekatan secara sistem (system approach), pendekatan
lintas sektoral dan antar program (inter program and inter sektoral
approach), pendekatan multi displiner (multi displionary approach),
pendekatan edukatif (educational approach), dsb.
2. Dalam pembinaan terhadap peran serta masyarakat melalui pendekatan
edukatif, hendaknya faktor ikut sertanya masyarakat ditempatkan baik
sebagai komplemen maupun suplemen terdepan dalam penunjang
sistem kesehatan nasional ini.
3. Sebagai kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, PKMD secara
bertahap dan terus menerus harus mampu didorong untuk membuka
kemungkinan-kemungkinan menumbuhkan potensi swadayanya melalui
pemerataan akan peranserta setiap individu di desa secara lebih luas dan
lebih nyata.
4. Puskesmas sebagai pengarah (provider) setempat perlu meningkatkan
kegiatan diluar gedung (out door activities) untuk mengarahkan
“intervensinya” di dalam memacu secara edukatif terhadap kelestarian
kegiatan PKMD oleh masyarakat dibawah bimbingan LSD.
Kegiatan masyarakat tersebut diharapkan muncul atas kesadaran dan
prakarsa masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari
pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral. Kegiatan tersebut tak
lain merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan
pembangunan desa khususnya. Puskesmas sebagai pusat pengembangan
kesehatan di tingkat kecamatan mengambil prakarsa untuk bersama-sama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan menggerakkan peran serta
masyarakat (PSM) dalam bentuk kegiatan PKMD.

4
C. Tujuan PKMD
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka.
b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri.
c. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat
yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam
pembangunan desa.
d. Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi
beberapa indikator:
1) Angka kesakitan menurun.
2) Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan
anak.
3) Angka kelahiran menurun.
4) Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
D. Ciri-Ciri PKMD
1. Kegiatan-kegiatan PKMD didasarkan atas kesadaran masyarakat dan
dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan
gotong-royong yang menggali dan menggunakan sumber dan potensi
masyarakat setempat.
2. Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh
masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat.
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari
masyarakat setempat dan dipilih oleh masyarakat sendiri. Tenaga
tersebut dipersiapkan terlebih dahulu sehingga pengetahuan sikap dan
keterampilannya sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.

5
4. Bantuan dan dukungan pemerintah yang bersifat lintas program dan
lintas sektoral baik dalam bentuk latihan maupun bahan-bahan atau
peralatan selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak
sampai menimbulkan ketergantungan.
5. Dari berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu kegiatan
yang merupakan salah satu unsur dari unsur “Primary Health Care”.

E. Prinsip-Prinsip PKMD

Adapun prinsip-prinsip dari PKMD itu sendiri adalah:

1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang


memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan
tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini
berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan
saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya
yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf
kesehatan.
2. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang
baik:
a. Antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lain yang
bersangkutan.
b. Antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga tersebut
dengan masyarakat.
3. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau
kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh
sektor-sektor yang bersangkutan.
4. PKMD merupakan upaya swadaya masyarakat yang pembinaannya
oleh Puskesmas.
5. Operasionalisasinya oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan
dilaksanakan oleh tenaga masyarakat sendiri (kader kesehatan yang
dilatih dan dibina oleh puskesmas).

6
6. Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos
kesehatan antara lain:
a. Penyuluhan kesehatan.
b. Mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan
ke Puskesmas.
c. Upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya
jamban, kebersihan halaman, pembuangan limbah, dll.
d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke
Puskesmas.
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan
balita, kurang gizi, dll.
f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan/PKK.

F. Pembinaan yang dilakukan PKMD antara lain:


1. Pembinaan peran serta masyrakat dalam kesehatan, baik secara
individu, kelompok atau masyarakat luas.
2. Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor
dan lintas program.
3. Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila
masyarakat tidak mampu melaksanakannya.
4. Tipe penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan
masyarakat.

G. Ruang Lingkup PKMD

Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam


rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun
demikian status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama
lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan
PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi
menyangkut juga kegiatan diluar kesehatan yang berkaitan dengan
peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat.

7
Misalnya, kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan
pinjam untuk meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar,
dan sebagainya.

Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja,


akan tetapi juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yanga
berpenghasilan rendah.

Kegiatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan


terpadu (posyandu) 5 program, yaitu:

1. KIA,
2. KB,
3. Gizi,
4. Imunisasi dan
5. Penanggulangan Diare

H. Lima Program PKMD Dalam PUSKESMAS

Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan


angka kelahiran, dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan
dengan cara membina masyarakat untuk berusaha menolong mereka
sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas, yaitu : KIA, KB, Gizi,
Imunisasi dan Penanggulangan Diare.

I. Hal-Hal Yang Diperlukan Dalam Pelaksanaan Kegiatan PKMD

Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan PKMD


antara lain adalah:

1. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang


kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan
pemerintah.

8
2. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan
sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina
kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
mereka.
3. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan
terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat
mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri
dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
4. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi
yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan
tepat.
5. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan
berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara
pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran
yang mendukung kegiatan PKMD.
6. Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya.
persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui:
a) Pelatihan kader.
b) Kunjungan kerja.
c) Studi perbandingan.
7. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang
disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan
sumberdaya yang ada dimasyarakat yang dapat digali dan
dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak memilikinya barulah para
penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan
bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan
tidak menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat.

9
BAB III
TATA LAKSANA PENGEMBANGAN PERILAKU MASYARAKAT DESA
MENUJU SEHAT

A. MEMBENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM


MENGAKTIFKAN DESA SIAGA
1. Konsep Desa siaga
Secara keseluruhan hingga saat ini kondisi masyarakat di dunia
masih sulit untuk ikut serta dalam melaksanakan program pemerintah,
salah satunya adalah partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.
Sementara itu saat ini sudah terjadi pergeseran paradigma government
menjadi governance, dimana governance menekankan adanya
kolaborasi dalam kesetaraan dan keseimbangan anatar pemerintah,
pihak swasta dan masyarakat (civil society). Sehingga dengan kondisi
tersebut akan memungkinkan pemerintah memberikan pelayanan yang
baik terhadapa masyarakat. Pemerintahan yang partisipasif dapat di
maknai sebagai wujud pemerintah yang berupaya untuk
mengakomodasi berbagai aspirasi yang muncul di masyarakat dan
melibatkan masyarakat dalam decision making process.
Permasalahan kesehatan seperti angka kematian bayi dan balita ,
angka kematian ibu, gizi buruk, dan penyakit KLB di Nusa Tenggara
Barat masih menjadi hal yang harus selalu di evaluasi lagi oleh
pemerintah. Seperti yang kita ketahui derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yakni lingkungan, perilaku,
keturunan dan pelayanan kesehatan. Indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian, angka
kesakitan dan status gizi.
Masih rendahnya partisipasi masyarakat d bidang kesehatan yang
salah satu dampaknya adalah masih tingginya angka kematian ibu dan
anak juga terjadi di Indonesia. Provinsi NTB juga dihadapkan juga pada
masalah beban ganda. Di satu sisi kasus penyakit infeksi masih tinggi,
namun disisi lain penyakit degeneratif juga meningkat. Selain itu

10
perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor utama
disamping lingkungan dan pelayanan kesehatan.(Profil Kesehatan NTB
2016).
Dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang ada kelompok
kami memiliki pendapat bahwa perlu adanya penerapan desa siaga d
setiap wilayah di NTB. Di beberapa wilayah di NTB khsususnya di
daerah Lombok sudah ada di terapkan desa siaga, tetapi ada beberapa
yang merupakan desa siaga aktif seperti Desa Karang Bajo Kecamatan
Bayan Kabupaten Lombok Utara NTB, sebagai Desa Siaga aktif
Pratama sejah tahun 2011, tahun 2013 kriterianya meningkat menjadi
Desa Siaga Aktif Madya ( http://desakarangbajo.blogspot.co.id/)
Desa siaga merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan desa siaga, menteri
kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 564/MENKES/SK/VIII/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Dengan di
aktifkannya desa siaga kami mengharapkan melaksanakan upaya-upaya
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, Survelans berbasis
masyarakat yang meliputi Gizi, Penyakit, lingkungan dan perilaku
masyarakat sehingga dapat terwujud masyarakat yang berPHBS.
Tujuan desa Siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang
sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayahnya. Sedangkan tujuan khusus dari desa siga Desa Siaga yaitu
a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang

pentingnya kesehatan;

b. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa

terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan (bencana, wabah, kegawat-daruratan dan sebagainya)

c. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku

11
hidup bersih dan sehat;

d. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa;

e. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk

menolong diri sendiri di bidang kesehatan

Dalam rangka mempermudah strategi intervensi, sasaran

pengembangan Desa Siaga dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama,

semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu

melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap

permasalahan kesehatan di wilayah desanya. Kedua, pihak-pihak yang

mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan

keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan

perilaku tersebut,seperti tokoh masyarakat. Termasuk tokoh agama,

tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan. Ketiga,

Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan,

peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain,

seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait, LSM, swasta, para

donatur dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Partisipasi masyarakat dalam mengaktifkan desa siaga

Partisipasi bisa diartikan sebagai keikutsertaan seseorang,


kelompok, atau masyarakat dalam proses pembangunan. Pengertian
tersebut dapat diartikan bahwa seseorang, kelompok, atau masyarakat
dapat memberikan kontribusi/sumbangan yang sekiranya dapat
menunjang keberhasilan dari sebuah proyek/program pembangunan.
Secara umum partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk
partisipasi masyarakat yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki
wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak

12
nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta
benda, tenaga dan keterampilan sedangkan bentuk partisipasi yang
tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial,
pengambilan keputusan dan partisipasi representatif.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat antara lain sebagai berikut
(Huraerah, 2008:102) :
1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam anjang
sono, pertemuan atau rapat;
2. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai
kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan
bagi orang lain, dan sebagainya;
3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai
kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan
bagi orang lain yang biasanya berupa uang, makanan dan
sebagainya;
4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang
untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri;
5. Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban.
Dalam meningkatkan motivasi masyarakat desa perlu adanya
peran serta dari semua pihak terlebih dari petugas kesehatan desa
setempat. Menurut kami ada beberapa langkah yang bisa kita
terapkan di masyarakat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam mengaktifkan desa siaga si wilayah setempat
seperti :
1. Petugas kesehatan aktif melakukan sosialisasi mengenai desa
siaga meliputi tujuan-tujuan dan manfaat dari di aktifkannya
desa siaga
2. Petugas kesehatan terjun langsung ke wilayah tersebut untuk
ikut melakukan penyuluhan program kesehatan seperti
penyuluhan PHBS, penyuluhan Gizi dan Penyakit penyakit
lainnya

13
3. Petugas kesehatan bersama perangkat desa setempat rutin
melaksanakan pertemuan bulanan dengan melibatkan tokoh
masyarakat maupun guna merencanakan program-program
desa siaga, dengan metode sharing sehingga masyarakat
memilki ruang untuk mengeluarkan pendapat mereka
4. Perangkat desa membentuk organisasi desa yang khusus
untuk memberikan pelatihan-pelatihan usaha menengah bagi
masyarakat desa, misalnya memberikan pelatihan untuk
membuat usaha makanan (keripik, kerupuk), daur ulang atau
pelatihan tentang bagaimana memanfaatkan hasil-hasil
pertanian, peternakan ataupun perikanan yang ada di desa
tersebut. Dana yang di peroleh bisa dengan mengajukan
proposal ke pemerintah pusat ataupun perusahaan swasta
lainnya. Sehingga dana-dana yang di peroleh dari usaha
tersebut bisa menjadi masukan untuk kas desa yang bisa di
gunakan untuk melengkapi sarana desa siaga yang belum
tersedia, misalnya seperti ambulance desa, dll.
5. Petugas kesehatan bersama perangkat desa rutin melakukan
evaluasi mengenai apa saja hambatan-hambatan dalam
mengaktifkan desa sehat di wilayah tersebut. Selain
terbatasnya sarana, kurangnya pengetahuan masyarakat,
kebudayaan yang berlaku juga menjadi hambatan yang di
sering di temukan dalam pengaktifan desa siaga.
6. Menerapkan strategi dukungan yang bertujuan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik
tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan
ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara
sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan
masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan
mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah

14
mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat
mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan
tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai
upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terliadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain:
pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan
kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran
utama dukungan sasial atau bina suasana ada.
7. Mengoptimalkan posyandu baik posyandu balita sampai dengan
posyandu lansia. Dengan optimalnya posyandu, maka derajat
kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Pelaksanaan posyandu
merupakan salah satu program puskesmas yang harapannya dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan
edukatif seperti imunisasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
8. Melakukan kerjasama lintas sektoral luar desa seperti dengan dinas
kesehatan, dinas pertanian dan sebagainya tergantung pada
kebutuhan masyarakat sesuai dengan MMD (Musyawarah
Masyarakat Desa) yang telah disepakati. Dengan demikian semua
elemen masyarakat maupun pemerintahan dapat saling
bekerjasama sehingga pelaksanaan desa siaga dapat terlaksana
dengan baik dan derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat.

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari partisipasi masyarakat
dan seluruh elemen pemerintahan. Oleh karena itu sebagai petugas
kesehatan sudah menjadi kewajiban untuk berperan aktif dalam
memotivasi masyarakat agar dapat mencapai tujuan dari pelaksanaan
program-program kerja desa siaga.
B. Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan
masalah-masalah yang di masyarakat khususnya di wilayah desa terutama
desa terpencil. Dalam hal ini pemerintah dapat memberikan bantuan
berupa dana ataupun tenaga khususnya tenaga kesehatan di daerah-daerah
terpencil.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Desa Karang Bajo di akses pada tanggal 10 Maret 2018 dari


http://desakarangbajo.blogspot.co.id/2015/05/karang-bajo-harus-menjadi-
desa-siaga.html
2. Desa Siaga di akses pada tanggal 10 Maret 2018 dari
https://servicedeliveryighealth.files.wordpress.com/2011/12/desa_siaga_evalu
ation1.pdf
3. Evaluasi Desa Siaga di akses pada tanggal 10 Maret 2018 dari http://dr-
suparyanto.blogspot.co.id/2011/09/pembentukan-dan-evaluasi-desa-
siaga.html
4. Promosi Kesehatan Desa Siaga di akses pada tanggal 10 Maret 2018 dari
https://roshapradana.wordpress.com/2010/12/18/pendekatan-promosi-
kesehatan/

17

You might also like