Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK :
NGAJIONO
NOVI WANDARI
NOVILIA
SELLA PITRIYANI
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat serta karuniannya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perbandingan
perkembangan keperawatan di Indonesia dengan Negara lain” sebagai tugas dari
mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan I. Dengan selesainya makalah ini , kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan dalam hal
penyusunan tugas yang akan datang.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang turut serta membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi keperawatan adalah sebuah profesi yang sangat menentukan bagi
baik buruknya system pelayanan kesehatan di sebuah negara. Baik itu di negara
yang sedang berkembang ataupun negara maju.
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara
keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana
keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan
kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan
advokatif. Hal ini juga berkaitan dengan standard mutu pendidikan keperawatan
yang menjadi factor yang cukup penting dalam pembentukan sebuah profesi
keperawatan yang terintegrasi.
Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan
moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan
baik.
Keperawatan memiliki ruang lingkup yang luas dan telah berkembang
baik di luar negeri. Walaupun bidang keperawatan di Indonesia tidak semaju
negara lain terdapat usaha dari beberapa institusi yang sejak beberapa tahun lalu
untuk mengangkat fenomena ini berdasarkan kurikulum tentang keperawatan dan
aspek penting tentang keperawatan itu sendiri, serta untuk menepis anggapan di
kalangan masyarakat bahwa dunia keperwatan bukan hanya menyangkut pada
aspek klinis saja, tetapi dunia keperawatan telah berkembang sesuasi dengan
perkembangan zaman. Era globalisasi dan era informasi telah membuat standard
baru yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini.
1
B. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan dunia keperawatan di
Indonesia dan di Luar Negeri berdasarkan tiga aspek utama yaitu berdasarkan
aspek pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, dan riset keperawatannya.
C. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami tentang pendidikan keperawatan
2. Mahasiswa dapat memahami tentang sistem pelayanan keperawatan
3. Mahasiswa dapat memhami tentang riset keperawatan
2
BAB II
TINJUAN TEORI
A. Pengertian
1. Pendidikan Keperawatan
3
2. Pelayanan Keperawatan
4
1.1. Bentuk pelayanan keperawatan
1. Fisiologis. Setiap pasien akan mengalami gangguan fisiologis pengaruh
dari penyebab dari tiap – tiap bibit penyakit yang menyerang / diderita
oleh pasien.
2. Psikologis. Setiap pasien akan mengalami trauma sehingga psikologis
juga mengalami gangguan apabila masalah psikologis tidak segera
ditangani dengan baik makan akan mempengaruhi lembatnya kesembuhan
dari pasien itu sendiri.
3. Sosial dan Kultural .Orang yang sakit akan mempengaruhi sosial dan
kultural berkurang bahkan kegiatan interaksi dengan sosial dan kultural.
Hal ini dibutuhkan dorongan atau semangat dari orang – orang sekitar
(sosial).
1.2. Faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan terselenggara adalah
1. Ketidak mampuan
2. Ketidak mauan
3. Ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yang sedang terganggu
1.3. Aspek Kualitas Pelayanan Keperawatan
Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan menurut
Parasuraman, Berry dan Zeithaml dalam Yamit (2002) dan berbagai
penelitian terhadap beberapa jenis jasa yang telah dilakukan berhasil
mengidentifikasi lima kualitas karakteristik yang digunakan oleh
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan. Kelima
karakteristik kualitas pelayana keperawatan tersebut adalah :
1) Reliability(Kehandalan)
Menurut Lee, 1995 dalam jurnal AKK Unair, salah satu landasan kepuasan
pelanggan adalah mengenai sikap, tindakan dan latihan untuk para
petugas, sedangkan menurut pendapat Tener dan De Tore (1992) yang
menyebutkan bahwa nilai kualitas yang paling mudah dipahami dari suatu
barang atau atau jasa pelayanan adalah cepat dalam artinya bagaimana
suatu saranan atau jasa pelayanan dapat diperoleh secara cepat mudah dan
5
menyenangkan. Berkaitan dangan kemampuan perusahaan untuk
menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali
(Tjiptono, 2008).
Kualitas yang mengukur kehandalan dalam perusahaan dalam memberikan
layanan pada pelanggan. Iklan yang kreatif dan memberikan janji yang
lebih tidak akan efektif. Pelanggan tertarik tetapi setelah mencoba
pelayanannya, ternyatan tidak seseuai dengan yang dijanjikan, oleh karena
itu saat menentukan janji yang ditawarkan kepada pelanggan dalam dalam
suatu iklan, perlu memastikan bahwa perusahaan mampu memberikan
suatu yang dijanjikan.Irwan, 2002.
2) Assurance (Jaminan)
Menurut Zethaml, Berry dan Parasuraman (1985) dimana mereka
mengidentifikasi kelompok karakteristik yang digunakan oleh para
pelanggan dalam megevaluasi kualitas, diantaranya jaminan yang
mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
staf, bebas dari bihaya, resiko atau keragu-raguan. Berkenan dengan
pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam
menentukan rasa percaya dan keyakinan pelanggan Tjiptono, (2002).
Kualitas yang berhubungan dengan kemampuan perusahaandan perilaku
front-line staf dalam menanamkan rasa percaya, kenyakinan pada
pelanggan. Berdasarkan banyak riset yang dilakukan, ada 4 aspek pada
dimensi ini, yaitu keramahan, kompetensi, dan keamanan.Irwan, (2002).
6
penampilan tenaga kerja, alat atau peralatan yang digunakan dan dalam
memberikan bukti fisik sebagai media awal bagi klien/pasien untuk
melihat secara nyata pertama kali apa yang ada, sesuai itu mengenai
penampilan petugas maupun tentang sarana fisik yang digunakan diunit
rawat inap. Berkenan dengan penampilan fisik fasilitas pelayanan,
peralatan atau perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi komunikasi
perusahaan Tjiptono (2008).Karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak
bisa dicium dan tidak bisa diraba, maka aspek tangiblemenjadi penting
sebagai ukuranterhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra
penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Tangible yang baik
akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek
tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang mempengaruhi
harapan pelanggan.Karena tangibleyang baik, harapan pasien menjadi
lebih tinggi. Kualitas tangibleumumnya lebih penting bagi pelanggan baru.
Tingkat kepentingan aspek ini relative lebih rendah dagi penggan yang
sudah menjalin hubungan dengan penyedia jasa Irwan (2002)
4) Emphaty
Empati Berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan
bertindak demi kepentingan pelanggan dalam memiliki jam opersi yang
nyaman. Tjiptono (2008). Pelanggan dari kelompok menengah atas atas
mempunyai harapan tinggi hatas perusahaan penyedia jasa mengenal
mereka secara pribadi.Pelanggan yang empathy sangat memerlukan
sentuhan pribadi Irwan (2002). Memberikan pelayanan yang
menyenangkan dan mengikuti proses yang sesuai maka kualitaspelayanan
yang seseuai dapat diwujudkan, sebagaimana definisi kualitas dari Salusu
(1996). Dengan menggunakan ke lima kualitas ini didapatkan konsep
kesenjangan kualitas pelayanan, antara harapan pelanggan dan pelayanan
yang dirasakan. Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan
pelayanan yang dirasakan merupakan suatu pengukuran terhadap kualitas
7
pelayanan yang akan menimbulkan kepuasan (positif) maupun
kekecewaan (negatif).
5) Responsiveness (Ketanggapan)
Menurut Robert dan Prevost tahun (1987) dalam Azwar (1996)
menyatakan bahwa bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan (health
costumer) kualitas pelayanan lebih terkait dengan ketanggapan petugas
memenuhi kebutihan pasien dan kelancaran komunikasi antara petugas
dengan pasien, dimana dalam hal ini kebutuhan pasien adalah menjadi
lebih sesuai atau sembuh dari keluhan/penyakit yang dideritanya.
Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk
membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan
segera Tjiptono (2008). Daya Tangkap adalah kualitas yang paling
dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hamper dapat
dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu.
8
2. Aspek Perhatian
Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia
memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan suka rela
tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensivitas dan peka terhadap
setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan
pasien.
3. Aspek Komunikasi
Aspek ini meliputi setiap perawat yang harus biasa melalukan komunikasi
yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien.Adanya komunikasi yang
saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan
yang baik dengan keluarga pasien.
4. Aspek Kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
9
Kecepatan tanda ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
konsumen. Bagaimana perawat dalam memberkan pelayanan kepada
pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari
pasien.
3. Aman
Rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsi
suatu produk atau dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan
keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada
pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien.
4. Ramah tama
Menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan
menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan
tanpa emosi yang sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai
pelayanan dari perawat.
3. Riset Keperawatan
Riset atau penelitian adalah suatu usaha yang sistematis, terkendali dan dan
empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah.
Penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk tujuan mengatasi
masalah melalui metode ilmiah.
Proses penelitian diawali dengan penyusunan proposal penelitian yang
dimulai dari identifikasi masalah dibidang keperawatan melalui penelitian
keperawatan sampai penyajian hasil penelitian.
10
Penelitian merupakan proses ilmiah karena dalam penelitian menggunakan
ilmu dan penelitian akan menghasilkan penemuan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan. Dalam penelitian menggunakan metode ilmiah. Metode
ilmiah merupakan proses yang teratur yang menggunakan prinsip-prinsip
ilmu, memerlukan langkah-langkah yang berurutan untuk mencari informasi
bagi pemecahanmasalah.
Metode ilmiah ditandai dengan ciri :
1) sistematis;
2) terkendali;
3) empiris (nyata);
4) generalisasi; dan
5) formulasi teori.
11
yang diajukan terhadap suatu masalah yang dihadapi melaui kegiatan
penelitian dasar dan terapan.
Hasil suatu penelitian berupa temuan (findings) akan memberikan
impliksi bagi pihak :
1) Ilmu pengetahuan (menyempurnakan pengetahuan yang sudah ada);
2) Perbaikan pelayanan atau program;
3) Tindak lanjut penelitian secara komprehensi.
Itulah sebabnya penelitian harus bersifat jelas, terbuka, jujur dan dapat
diulang atau dikembangkan oleh orang lain.
ujuan penelitian keperawatan untuk memperbaiki praktik profesi
keperawatan khususnya bagi perbaikan mutu asuhan keperawatan.
Jenis Penelitian
Beberapa pendekatan digunakan untuk menetapkan klasifikasi jenis
penelitian. Berdasarkan tujuan, metoda, kelengkapan, kesinambungan
(waktu), tempat dan aktivitas.
Disamping klasifikasi penelitian tersebut, jenis penelitian dapat pula
digolongkan menurut jenis data yang dicari, yaitu :
a. Penelitian Kuantitatif:
1) Bersifat objektif dan sistematis
2) Data yang dicari bersifat numerik (kuantitatif) : Nominal (dikotomi);
Ordinal (katagorikal); Interval (tidak ada nol absulut); Rasio (Nol
absulut). Terdiri dari jenis penelitian sebagai berikut:
a) Diskriftif (Non analitik) : pada populasi ; studi ekologi dan pada
individu Case report, Case series, Cross sectional
b) Obsevasional (Analitik) Cross sectional, case control, kohor
c) Eksperimental (Eksperimental semu/ Quasi dan Eksperiment murni:
RCT (Randomized Controlled Trial)
12
b. Penelitian Kualitatif
1) Bersifat subjektif
2) Data yang dicari bersifat kualitatif tentang pengalaman dan
perasaan/emosi. Terdiri dari jenis penelitian :
a) Fenomenalogical
b) Grounded theory (studi pengembangan teori)
c) Ethnografi (studi suku/bangsa)
d) Historical (studi pengalaman)
e) Philosophical (studi pengetahuan)
3) Triangulasi (penggunaan lebih dari satu metode dalam mempelajari
suatu penomena melalui; Theoritical, data, invertigasi, dann sebagainya.
Lingkup dan Area Penelitian keperawatan
Lingkup penelitian keperawatan termasuk dalam penelitian
kesehatan serta bersumber pada penelitian epedemiologi kesehatan serta
dalam area penelitian keperawatan sebagai berikut;
a. Pre Klinik :
1) Keperawatan dasar
2) Dasar Keperawatan
3) Administrasi dan Manajemen Keperawatan dan Kesehatan
4) Pendidikan Keperawatan
5) Teori terkait (kedokteran, farmasi, kesehatan masyarakat, psikologi,
sosial dll)
b. Klinik:
1) Keperawatan Reproduksi (Maternal Perinatal)
2) Keperawatan Pediatrik
3) Keperawatan Medikal Bedah
4) Keperawatan Psikiatrik
c. Komunitas :
1) Keperawatan Keluarga
2) Keperawatan Komunitas
3) Keperawatan Gerontik dan Kelompok khusus
13
4) Keperawatan Kesehatan Matra dan kesehatan kerja
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
2. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca
sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu,
3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus,
4. Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut
Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan
Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan
memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi untuk meningkatkan
knowledge, skill, personality yang lebih baik.
Sejak 2008, PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan
Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ),
menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia,
Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan
Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia dan semua standar
tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan saat ini sudah
diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan
kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.
Standar-standar yang dimaksudkan sebelumnya juga mengacu pada
perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu
berubah, dibawah ini sekilas kami sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam
dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan
Jenis, Jenjang, Gelar Akademik dan Level KKNI. Untuk Jenis Pendidikan
Keperawatan Indonesia, meliputi :
a) Pendidikan Vokasi : yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu
sebagai perawat
16
b) Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang
mencangkup beberapa program ( Sarjana, Magister, Doktor )
c) Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai
kompetensi profesi perawat. Dan berikut ini untuk Jenjang Pendidikan
Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar antara lain :
Pendidikan untuk jenjang DIII ( Diploma Tiga ) keperawatan
lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan
(AMD.Kep)
Pendidikan untuk jenjang Ners (Nurse) yaitu ( Sarjana +
Profesi ), lulusannya mendapat sebutan Ners ( Nurse ), sebutan
gelarnya ( Ns. )
Pendidikan untuk jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya
mendapat gelar ( M.Kep )
Pendidikan untuk jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya
( Sp.KMB )
Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Mat )
Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Kom )
Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya ( Sp.Kep.Anak )
Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya ( Sp.Kep.Jiwa )
Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya ( Dr.Kep )
17
teori keperawatan dan praktek serta humanistik. Pelajar juga mendapat supervisi
dari tenaga klinik berpengalaman di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.
Pelajar harus giat belajar, mempunyai critical thingking dan skill problem solving,
Confident, keteguhan hati, rajin belajar akan menjadikan seseorang menjadi
perawat. Sedangkan di luar negeri tepatnya di USA telah terdapat 1500 program
pendidikan keperawatan dengan 3 tipe program training yaitu:
o Bachelor of Science in Nursing (BSN), dengan program 4 tahun di
Universitas
o Associate Degree of Nursing (AND), program 2 tahun pada junior college
atau komunitas.
o Diploma untuk rumah sakit, program 2-3 tahun berdasarkan setting rumah
sakit. Banyak pendidikan diploma bergabung dengan junior college di
mana pelajarnya mengambil ilmu dasar dan English sesuai kebutuhan.
18
bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat
untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit,
mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan
pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu:
kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan
berbeda dan berbeda dengan profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan
pendidikan berlanjut bagi perawat.
19
2001) Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan
abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya
dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah.
Selain district nurse (dn), di uk juga muncul perawat health visitor (hv) yang
berperan sebagai district nurse (dn) ditambah dengan peran lain ialah :
1. Melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat
luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan.
2. Memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.
20
“Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan
pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan
perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali
pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan
tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis
kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan.
Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang
memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan.
21
d. Hospital Home Care
Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care) Merupakan
perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih
memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan
munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan
Home Care (HC)
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk
bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan
perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan
akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan
pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
22
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan
keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan
belaka kepada pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek
keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan keperawatan. Fokus peran dan
fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek
preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif.
Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu
profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan
keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan,
pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi
organisasi profesi (PPNI).
2. SARAN
Setelah mempelajari sistem Pendidikan Keperawatan, pelayanan
keperawatan, riset keperawatan didalam negeri dengan di negara lain Maka
dari itu kami dapat menyarankan :
Diharapkan kepada tenaga keperawatan mulai meningkatkan minat dan
pengetahuan akan pembelajaran bahasa asing ( Khususnya Bahasa
Inggris ).
Meningkatkan pendidikan keperawatan di Dalam Negeri (Indonesia)
sehingga dapat menciptakan tenaga keperawatan yang lebih baik dan
mampu bersaing di luar negeri.
Diharapkan kepada tenaga keperawatan senantiasa menggali ilmu secara
berkesinambungan, mempunyai skill yang baik, mempunyai jiwa seorang
perawat, mengikuti perkembangan mengenai isu-isu keperawatan agar
mampu bersaing di pasar global.
Para peneliti, harus siap berkolaborasi dengan sumber daya manusia dan
alat yang dimiliki sebagai modal utama. Hal itu agar bisa tercipta riset
kolaboratif dalam dan luar negeri, maupun akademis dan Strategi
pelaksanaan riset, juga dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas dan
kompetensi riset.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://seramoe-printstation.blogspot.co.id/2013/04/sistem-pelayanan-kesehatan-
khususnya-di.html
http://kdk2stikesda.blogspot.co.id/2015/05/makalah-sistem-pelayanan-
kesehatan.html
http://deniteja.blogspot.co.id/2013/03/pendidikan-keperawatan-di-dalam-dan-
di.html
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Pengantar-
Riset-Keperawatan-Komprehensif.pdf
https://www.academia.edu/19857091/perkembangan_keperawatan_pada_pendidik
an_keperawatan_di_indonesia_saat_ini_dan_masa_akan_datang
https://nanangsyahputraaddres.blogspot.co.id/2017/05/makalah-hakekat-
penelitian-keperawatan.html
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin
%20perawat%202017.pdf
24