Professional Documents
Culture Documents
Dosen Fasilitator :
Disusun oleh :
MOJOKERTO
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja sama untuk menyelesaikan
makalah ini. Dimana maklaah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah
Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan dengan
makalah yang berjudul ‘’KOMPONEN INTI KESELAMATAN PASIEN
(KERJASAMA TIM DAN KOMUNIKASI, MELAPORKAN DAN BELAJAR DARI
KESALAHAN)’’.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
meyakini bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami
sangat mengkarapkan kritik dan saran pembaca yang membangun. Semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Peran Kerja Tim Untuk Patien Safety..................................................
1. Pentingnya Kolaborasi Tim Kesehatan dan Patien Safety.............
2. Kolaborasi Penting Bagi Terlaksananya Patient Safety.................
3. Manfaat Kolaborasi Tim Kesehatan...............................................
B. Peran pasien dan Keluarga Sebagai Partner di Pelayanan Kesehatan Untuk
Mencegah Terjadinya Bahaya dan Atverse Events..............................
a) Ketepatan Identifikasi Pasien..........................................................
b) Komunikasi Efektif.........................................................................
c) Pemberian Obat Secara Aman........................................................
d) Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Oprasi.....
e) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan............
f) Pengurangan Resiko Pasien jatuh...................................................
C. Pelaporan Insiden dan Belajar Dari Kesalahan.....................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kolaborasi interprofesional merupakan strategi untuk mencapai kualitas
hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan.
Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur penting untuk meningkatkan
kualitas perawatan dan keselamatan pasien (Reni, A al, 2010). Kemampuan
untuk bekerja dengan professional dari disiplin lain untuk memberikan
kolaboratif, patien centred care dianggap sebagai elemen penting dari praktek
professional yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi. The American
Nurses Association (ANA, 2010) menggambarkan komunikasi efektif sebagai
standar praktik keperawatan professional. Kompetensi professional dalam
praktek keperawatan tidak hanya psikomotor dan keterampilan diagnostic klinis,
tetapi juga kemampuan dalam keterampilan interpersonal dan komunikasi.
Perawat terdaftar diharapkan untuk berkomunikasi dalam berbagai format dan di
semua bidang praktek.
Setiap tindakan memiliki resiko, tindakan medic juga menyimpan potensi
resiko. Banyaknya jenis pemeriksaan, jenis obat, dan prosedur, serta jumlah
pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial
bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut Institute of Medicine
(1999), medical error didefinisikan sebagai : The failure of a planned action to
be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a wrong plan to
achive an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis didefinisikan
sebagai : suatu kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu, kesalahan tindakan) atau
perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu, kesalahan
perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa
Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). Hal ini
sangat merugikan dan membahayakan, pasien dapat mengalami hal buruk dan
pemberi tindakan juga dapat terkena pasal pelanggaran hukum.
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan
rumah sakit untuk berusaha mengurangi medical error sebagai bagian dari
penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan system Patient
Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada. Patien safety
membantu pencegahan masalah baik pada pasien maupun pada tim medis.
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui kerjasama tim dan komunikasi
2. Untuk mengetahui cara melaporkan dan belajar dari kesalahan
BAB II
PEMBAHASAN
b) Komunikasi Efektif
Pasien yang menjalani rawat inap dikelola oleh dokter dan
berbagai profesi lain sebagai tim dengan menerapkan system komunikasi
yang efektif untuk memberikan pelayanan.
Peran pasien dan keluarga mewujudkan komunikasi efektif adalah :
Menunjuk atau menetapkan anggota keluarga yang diberi
kewenangan untuk berkomunikasi dengan tim kesehatan.
Penunjukkan ini diperlukan untuk memastikan komunikasi
berlangsung efektif dan berkesinambungan, tidak mengalami
rantai komunikasi yang panjang dan kompleks yang berisiko
menyebabkan perubahan makna isi informasi
Memberikan informasi dan data terkait kondisi pasien kepada tim
kesehatan dengan benar dan jelas
Memberikan informasi pada petugas bila ada kejadian tidak
diharapkan
Meminta informasi yang diperlukan kepada tim kesehatan
Beberapa hal yang dapat menjadi penghalang untuk melapor antara lain
adalah kurangnya pengetahuan terhadap proses pelaporan, ketidakpastian terhadap
apa yang perlu dilaporkan dan skeptisisme terhadap tindakan yang positif yang
akan diambil, oleh organisasi. Selain itu, terdapat faktor budaya yang
menghambat pelaporan yaitu ketakutan adanya tindakan hukuman atau
diskriminasi. Riset kualitatif juga mengkonfirmasi adanya kepercayaan bahwa
hanya dokter yang buruklah yang melakukan kesalahan. Hal tersebut tentunya
akan menghambat pelaporan insiden.
Sistem pelaporan hanya akan efektif apabila terdapat siklus umpan balik
yang kuat dan bukti tindakan setelah pelaporan cedera. Untuk enindaklanjuti
resiko yang diidentifikasi dari laporan, diperlukan mekanisme di mana staf klinis
dan staf lainnya dapat menginterpretasikan cerita dari insiden, mengkombinasikan
hal tersebut dengan informasi lain tentang resiko klinis dan mengidentifikasi
tindak lanjut yang akan diambil untuk mengurangi resiko. Data perlu untuk
diinterpretasi dan dipahami dengan pandangan untuk memperkuat system dan
bukan berfokus pada kesalahan individu.
Salah satu metode investigasi terhadap suatu insiden aanalisis akar
masalah (root cause analysis, RCA). Analisis akar masalah merupakan perangkat
diagnostic dan bukan solusi tunggal untuk keselamatan pasien.
PENUTUP
1) Kesimpulan
Proses penerapan patient safety harus memperhatikan standar keselamatan,
pemahaman pada hak, melakukan proses kepemimpinan yang efektif,
menerapkan metode kinerja dan evaluasi yang tepat, mengadakan pelatihan serta
komunikasi. Dan untuk mewujudkan patient safety butuh upaya dan kerjasama
berbagai pihak, pasien safety merupakan upaya dari seluruh komponen sarana
pelayanan kesehatan, dan perawat memegang peran kunci untuk mencapainya.
Langkah manajeen untuk mendukung proses patient safety berfokus pada
implementasi pencatatan dan pelaporan serta mengadakan monitoring maupun
evaluasi pada tiap program, sehingga selanjutnya system patient safety yang
diterapkan mampu lebih baik lagi.
2) Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu
kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan dalam
pembahasan materi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan
bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/372619742
https://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/pelaporan-insiden-dan-belajar-
dari-kesalahan-patient-safety/