You are on page 1of 157

Midwifery Care Of Project (Continuity Of Care)

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E USIA 24 TAHUN


DI PMB NY.M KABUPATEN GARUT
TAHUN 2022

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 8


Midwifery Care Project (Continuity of Care)

Oleh
Meli Susmini Rahman
19210200212

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Midwifery Care Of Project (Continuity Of Care)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E USIA 24 TAHUN


DI PMB NY. M KABUPATEN GARUT
TAHUN 2022

Telah disetujui pada tanggal,


Februari 2023

Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Retno Puji, M.Keb)


NIDN

i
LEMBAR PENGESAHAN

Midwifery Care Of Project (Continuity Of Care)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E USIA 24 TAHUN


DI PMB NY. M KABUPATEN GARUT
TAHUN 2022

Telah Disahkan Pada Tanggal,


Februari 2023

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Retno Puji, M.Keb)


NIDN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


perkenenan-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Seminar Kasus
yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E USIA 24 TAHUN DI
PMB NY. M KABUPATEN GARUT TAHUN 2022”. Dalam penyelesaian
Laporan ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. H. A Jacub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju.
2. Prof. Dr. Dr. dr. M. Hafizurrachman, MPH., SH, sebagai Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM., M.KM selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Sulsadi, S.ST, M. Biomed selaku Wakil I Rektor Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM, M.Kes selaku Wakil II Rektor Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, AM.Keb, SKM, M.KM selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedi Hardiana, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju.
9. Retno Puji, M.Keb selaku dosen pembimbing yang senantiasan memberikan
bimbingan dan arahannya dengan penuh kesabaran.
10. .......... selaku dosen responsi yang senantiasa memberikan masukan serta
arahan dalam penyusunan laporan ini.
11. Yayan Suryani, S.Tr.Keb selaku CI yang telah banyak memberikan masukan
pada stase ini.
12. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju.
13. Terima Kasih Kepada Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan
Dukungan baik materil moril dan sebagai support system terbaik.

iii
Penulis menyadari bahwa Laporan Seminar Kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran atau masukan dari semua pihak sangat
diharapkan guna perbaikan dimasa yang akan dating. Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi pembacanya.

Jakarta, Februari 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 3
C. Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................. 5
A. Kehamilan ..................................................................................................... 5
B. Persalinan ...................................................................................................... 12
C. Nifas .............................................................................................................. 38
D. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus ......................................................... 48
E. Keluarga Berencana ...................................................................................... 56
F. Pendokumentasian Metode Soap ................................................................... 61
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................. 63
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL ................................................... 63
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN ............................................ 77
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS .................................................. 99
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS ............................................................ 116
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB ............................................ 131
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 136
A. Kehamilan ..................................................................................................... 136
B. Persalinan ...................................................................................................... 138

v
C. Bayi Baru Lahir ............................................................................................. 140
D. Nifas .............................................................................................................. 141
E. KB (Keluarga Berencana) ............................................................................. 143
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 145
A. Kesimpulan .................................................................................................... 145
B. Saran .............................................................................................................. 146
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada bidang kesehatan

ditentukan oleh Umur Harapan Hidup (UHH) dan UHH tersebut secara

umum dipengaruhi oleh Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB). Kematian maternal merupakan indikator yang digunakan untuk

menilai baik buruknya suatu keadaan pelayanan kebidanan dalam satu negara

atau daerah.

AKI di dunia sangat tinggi tercatat sebanyak 400 perempuan

meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak.

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 lebih dari 303

perempuan meninggal selama dan setelah kelahiran serta persalinan.

Sedangkan pada tahun 2017 jumlah angka kematian bayi sebanyak 29

kematian per 1000 kelahiran hidup. (2)

Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference Reproductive

Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI Indonesia

masih tetap tinggi yaitu 305/100.000 kelahiran hidup padahal target AKI

Indonesia pada tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Kasus

kematian ibu di Indoensia sebanyak 28,39% disebabkan oleh perdarahan,

sebanyak 23,86% disebabkan hipertensi dalam kehamilan dan sebanyak

4,94% disebabkan oleh gangguan peredaran darah. (4)

1
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kasus kematian ibu

terbanyak pada tahun 2020 yaitu sebanyak 745 kasus dengan proporsi

mencapai 16,1% dari total kematian ibu di tanah air. Sedangkan Kabupaten

Garut pada tahun 2021 menduduki rangking pertama dari 27 kabupaten atau

kota di jawa Barat dengan kasus kematian ibu terbanyak yaitu 112 kasus

kematian ibu. (5)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan kasus kematian

ibu dan kematian bayi yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas dan berkesinambungan/ Continuity Of Care (COC) mulai dari

kehamilan, bersalin, nifas, neonates hingga pemilihan alat kontrasepsi.

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui pemberian

pelayanan antenatal minimum 6 kali selama masa kehamilan yaitu minimal 2

kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu). Minimal 1 kali

pada trimester kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal 3 kali pada

trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu – lahir).

Pelaksanaan COC dilaksanakan di PMB Ny. M yang merupakan salah

satu jejaring PuskeS1s Malangbong yang memberikan pelayanan kebidanan

pada WUS, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, balita, dan juga

akseptor KB. Berdasarkan laporan bulanan pada tahun 2021 PMB Ny. M

tidak terdapat kasus kematian ibu maupun kematian bayi dengan jumlah

kunjungan ibu hamil sebanyak 974 ibu hamil, 89 ibu yang bersalin, 134 ibu

nifas, BBL 101, kunjungan bayi 127 dan 568 kunjungan akseptor KB.

2
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan asuhan

kebidana konprahensif pada Ny. E selama masa kehamilan, persalinan, nifas,

bayi baru lahir, neonates dan melakukan ppendokumentasian di PMB Ny. M

Kecamatan Malangbong Kabupaten Garur Tahun 2023.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komprehensif kepada Ny. E Usia 24

Tahun di PMB Ny. M Kabupaten Garut tahun 2022.

2. Tujuan khusus

a. Mampu memberikan asuhan kebidanan masa kehamilan pada Ny. E

Usia 24 Tahun di PMB Ny. M Kabupaten Garut tahun 2022.

b. Mampu memberikan asuhan kebidanan masa persalinan pada Ny. E

Usia 24 Tahun di PMB Ny. M Kabupaten Garut tahun 2022.

c. Mampu memberikan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. E Usia

24 Tahun di PMB Ny. M Kabupaten Garut tahun 2022.

d. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru Lahir Ny. E

Usia 24 Tahun di PMB Ny. M Kabupaten Garut tahun 2022.

e. Mampu memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana Ny. E

Usia 24 Tahun di PMB Ny. M Kabupaten Garut tahun 2022

3
C. Manfaat

1. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidana konprehensip yang sesuai dengan

standar pelayanan kebidana dan menambah pengetahuan mengenai

kehamilan, persalian, nifas, BBL, dan KB.

2. Bagi Tenaga Kesehatan/ Bidan

Sebagai bahan masukan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan

kualitas pelayanan kebidanan secara konprehensif terutama pada ibu

hami, bersalin, nifas, BBL dan akseptor KB.

3. Bagi Institusi Program Studi Profesi Bidan.

Dapat mendambah refrensi kepustakaan, sumber bacaan, dan bahan

pelajaran yang berkaitan dengan asuhan kebidan komprehensif.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita

terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan

merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis (Yanti, 2017)

Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan

terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoadan ovum, konsepsidan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsisampai aterm (Manuaba,

2015).

2. Tanda-tanda Kehamilan

a. Tanda presumtif (dugaan) hamil

1) Ameneora (tidak dapat haid)

2) Mual dan muntah (nausea dan emesis)

3) Mengidam 4) Tidak tahan akan suatu bau

4) Tidak sadarkan diri

5) Tidak ada selera makan

6) Mudah lelah / letih

7) Payudara terasa tegang

8) Sering buang air kecil

5
9) Konstipasi/ sulit BAB

10) Pigmenrasi kulit / perubahan warna kulit

b. Tanda tidak pasti / kemungkinan kehamilan

1) Perut yg membesar

2) Uterus yg membesar

3) Tanda Chadwick (vulva dan vagina kebiruaan)

4) Kontraksi–kontraksi kecil di uterus

5) Test kehamilan positif

c. Tanda Positif (Tanda pasti hamil)

1) Terasa gerakan janin

2) Terdengar denyut jantung janin

3) Terlihat badanya gambaran janin melalui USG (Padila,2014)

3. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kehamilan Trimester III

a. Uterus

Terjadinya hiprtropi dan hyperplasia mengakibatkan Rahim atau uterus

semakin meningkat beratnya, otot rahim semakin membesar, serta

isthmus uteri menjadi lebih Panjang serta lunak. Pada akhir kehamilan

sering terjadi kontraksi uterus yang disebut his palsu.

b. Sistem darah dan system respirasi volume darah meningkat

c. Traktus digestivus, akan menyebakan ibu hamil mengalami nyeri ulu hati

dan regurgitasi karena terjadi tekanan keatas uterus.

6
d. Traktus Urinarius

Karena pengaruh desakan uterus dan turunnya kepala bayi pada hamil

tua, terjadi gangguan dimana ibu hamil akan mengeluh sering kencing,

desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

e. Sistem muskulus skeletal, membesarnya uterus sendi pelvik pada saat

hamil sedikit bergerak untuk mengkompensasi perubahan bahu lebih

tertarik kebelakang, lebi melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur

sehingga mengakibatkan nyeri penggung.

f. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentais karena

pengaruh melanophore stmulasing hormone lobus hipofisis anterior dan

pengaruh kelenjar suprarenalis, hiperpigmentasi ini terjadi pada Striae

gravidarum, livida atau alba, areola mamae, papilla maame, line nigra,

pipi (cloaS1 gravidarum), mengeluh gatal, kelenjar sebasea lebih aktif.

g. Perubahan metabolisme

1) Metabolism basal naik sebesar 15 sampai 20% dari semula, terutama

pada trimester III

2) Eseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155mEq perliter

menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan

kebutuha minerl yang diperlukan janin.

3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan

7
persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein sekitar 0,5g/kg

berat badan atau sebutir telur ayam sehari.

4) Kebutuhan kalori didapat dari kabohidrat, lemak dan protein.

5) Kebutuhan zat mineral

 Kalsium 1,5 gram setiap hari 30 sampai 40 gram untuk

pembentukan tulang janin

 Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari

 Zat besi, 800 mg atau 30 sampai 50 mg sehari

 Air, ibu hamil memerlukan cukup banyak air dan dapat terjadi

retensi air.

 Berat badan ibu hamil akan bertambah 6,5 sampai 16,5 kg

selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5

kg/minggu.

h. Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis dalam masa kehamilan menurut varney perubahan

adaptasi psikologis dalam masa kehamilan trimester III sering disebut

priode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada priode ini wanita ini

mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai mahluk yang terpisah

sehingga ibu tidak sabar menanti kehadiran bayi, ada perasaan was-was

mengingat bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya berjaga-jaga dan

meperhatikan serta menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.

8
4. Standar Asuhan Antenatal Care (ANC)

Menurut Tri Sartika (2021), pelayanan ANC dengan 10T, yakni :

a. Timbang berat badan dan tinggibadan

Pengukuran tinggi tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi

badan<145cm, maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit

melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan setiap kali periksa,

sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/ bulan. Berat badan

ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan

BB dan penurunan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai

16 kg.

b. Tekan Darah

Pengukuran tekanan darah (tensi), tekanan darah 120/80 mmHg.

Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan lebih besar atau sama

dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi)

dalam kehamilan. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah

anemia.

c. Nilai Status Gizi (Pengukuran Lingkar Lengan Atas)

Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang energi kronis

(KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran Tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan.

9
e. Menentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum

masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain.

Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160

kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin segera rujuk.

f. Pemberian imunisasiTT (Bila diperlukan)

Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas

selanjutnya bila mana diperlukan mendapatkan suntikan tetanus toksoid

sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan

bayi.

Tabel 2. 3 Jadwal Imunisasi

Imunisasi Inteval Masa Persalinan


Langkah awal pemberian
TT 1 kekebalan tubuh terhadap
tetanus
TT 2 4 minggusetelah 3 tahun
TT 1
TT 3 6 bulansetelah 5 tahun
TT 2
TT 4 1 tahunsetelah 10 tahun
TT 3
TT 5 1 tahunsetelah Lebih dari 25 tahun
TT 4
Sumber : (Kemenkes RI, 2017)

g. Pemberian tablet tambah darah (TabletFe)

Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil sejak awal kehamilan

minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet

tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

10
Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) berguna untuk memenuhi

volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa kehamilan

kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.

h. Tes Laboratorium

1) Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila

diperlukan;

2) Tes Hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah

(Anemia).

Periksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama

kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.

3) Tes pemeriksaan urine (air kencing). Untuk mengetahui adanya

protein dalam urine ibu hamil, protein urine untuk mendeteksi ibu

hamil kearah preeklamsi;

4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV,

syphilish.

i. Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusui dini

(IMD), Nifas, Perawatan bayi baru lahir, Asi Eksklusif, Keluarga

Berencana dan Imunisasi bayi.

j. Tata Laksana Kasus

Tata Laksana atau mendapatkan pengobatan jika ibu memiliki masalah

11
pada saat hamil.

5. Standar Kunjungan Antenatal Care

Menurut buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (2021), kunjungan ANC

yang dilakukan waktu kehamilan minimal :

a. Trimester I: Dua kali kunjungan (usia kehamilan hingga 12 minggu).

b. Trimester II : Satu kali kunjungan (usia kehamilan diatas12 minggu

sampai 24 minggu).

c. Trimester III : Tiga kali kunjungan (usia kehamilandiatas 24 minggu

sampai 40 minggu).

B. Persalinan

1. Pengertian

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara

spontan, beresiko rendah pada awal persalinan, bayi lahir secara spontan

dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap

dan setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi sehat. Persalinan

merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan. Meskipum persalinan adalah hal fisiologis, namun didalam

menghadapi proses persalinan terjadi serangkaian perubahan fisik dan

psikologis. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan dan

12
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin Annisa (2017).

Menurut walyani (2016) persalinan adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk

konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan

kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam

keharmonisan untuk melahirkan bayi.

2. Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Annisa, dkk (2017), yang termasuk tanda-tanda persalinan meliputi:

a. Tanda persalinan sudah dekat

1) Lightening

Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus

karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan

oleh :

a) Kontraksi Braxton Hicks

b) Ketegangan otot perut

c) Ketegangan ligamentum rotundum

d) Gaya berat janin kepala kearah bawah

2) Terjadinya His permulaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesterone dan estogen

13
semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi,

yang lebih sering disebut his palsu. Sifat his palsu :

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tidak teratur

c) Tidak ada perubahan serviks

d) Durasinya pendek

e) Tidak bertambah jika beraktivitas

b. Tanda persalinan

1) Terjadinya His Persalinan

a) Pinggang terasa sakit, menjalar kedepan

b) Teratur, intervalnya pendak dan kekuatannya makin kuat

c) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

2) Bloody Show

Pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina. Dengan his

permulaan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan pendataran

dan pembukaan, lendir yang terdapat di kanalis servikalis lepas,

kapiler pembuluh darah pecah yang menjadikan perdarah sedikit.

3) Pengeluaran cairan

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.

Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan

lengkaptapi kadang pecah pada pembukaan kecil.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

a. Power (kekuatan)

14
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar

meliputi:

1) His (Kontraksi Uterus)

Kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja

dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi

simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Walaupun his

itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan

kontraksi fisiologis lainnya, bersifat nyeri. Tiap his dimulai sebagai

gelombang dari salah satu sudut di mana tuba masuk ke dalam

dinding uterus. (Nurasiah, 2018).

2) Tenaga Mengedan

Setelah pembukaan lengkap dan setelah selaput ketuban pecah atau

dipecahkan, serta sebagian presentasi sudah berada di dasar panggul,

sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu

dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunteer

(Nurasiah, 2018).

b. Passage (Jalan Lahir)

1) Bagian keras : tulang panggul, ruang panggul, bidang hodge, dan

ukuran panggul

a) Bagian-bagian Tulang Panggul

 Os Ischium

 Os Pubis

 Os Sacrum

15
 Os Illium

 Os Cocsigis

b) Bagian-bagian bidang hodge

 Hodge I : Dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas

simfisis dan promontorium

 Hodge II : Sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah

simfisis

 Hodge III : Sejajar dengan Hodge I dan II setinggi spina

ischiadika kanan dan kiri

 Hodge IV : Sejajar Hodge I, II, dan III setinggi os coccygis

(Sari, 2017)

2) Bagian lunak : diafragma pelvis dari dalam ke luar dan perineum

(Nurasiah, 2018)

c. Passanger (Janin dan Plasenta)

1) Janin

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak,

sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan

lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passanger yang

menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan normal.

2) Plasenta

Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari

16
lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan

sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat

dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterine.

Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan

efisiensi plasenta (Nurasiah, 2018).

d. Psikologis

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin

yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya cenderung

mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibanding dengan ibu

bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental

berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh terhadap

kelancaran proses persalinan.

e. Physician (Penolong)

Bidan atau tenaga kesehatan lainnya mempunyai tanggung jawab yang

besar dalam proses persalinan. langkah pertama yang harus dikerjakan

adalah harus mengkaji perkembangan persalinan, memberitahu

perkembangannya baik fisiologis maupun patologis pada ibu dan

keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang

dilakukan bidan dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan

kegelisahan dan kecemasan pada ibu dan keluarga (Nurasiah, 2018).

4. Tahapan Persalinan

Menurut Annisa,dkk (2017), Proses Persalinan di bagi empat kala yaitu:

17
a. Kala 1 : Kala Pembukaan

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap

(10cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

1) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.

a) Pembukaan kurang dari 4 cm.

b) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks membuka dari 4 ke

10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih perjam hingga

pembukaaan lengkap (10). Terjadi penurunan bagian terbawah janin

berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :

a) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan

menjadi 4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam

pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.

c) Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi 10cm/lengkap.

b. Kala II: Kala PengeluaranJanin

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan

18
mendorong janin hingga keluar.

1) His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit

sekali.

2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan.

3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB.

4) Anus membuka

Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan,vulva membuka dan

perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin

kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.Lama pada kala II

ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:

a) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam-2 jam

b) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1 jam

c. Kala III : Kala Uri

Setelah kala II uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Melalui kelahiran bayi,

plasenta sudah mulai terlepas pada lapisan Nitabisch karena sifat reaksi

otot rahim.dimulai segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit, maka harus diberi penanganan

lebih atau dirujuk. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda-tanda:

1) Uterus menjadi bundar.

2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke semen bawah

rahim.

19
3) Tali pusat bertambah panjang

4) Terjadi perdarahan

Waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir

kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus

uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali

sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan

pelepasan uri, dalam waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong ke

dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan

seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Dan

pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah

kira-kira 100-200cc.

d. Kala IV : Tahap Pengawasan

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan

postpartum paling serng terjadi pad 2 jam pertama. Observasi yang

dilakukan adalah :

1) Tingkat kesadaran penderita

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi, dan pernafasan.

3) Kontraksi uterus

4) Terjadi perdarahan

5) Kandung kemih.

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya

perdarahan.Pengawasan ini dilakukan selama kurang lebih dua jam.

Dalam tahap ini ibu masih mengelurkan darah dari vagina, tapi tidak

20
banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim

tempat terlepasnya plasenta.

5. Partograf

a. Pengertian Partograf

Menurut Prawirohardjo (2016), partograf adalah alat bantu yang

digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dan penggunaan

partograf adalah untuk :

1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap

kemungkinan terjadinya partuslama. Jika digunakan secara tepat dan

konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk :

1) Mencatat kemajuan persalinan

2) Mencatat kondisi ibu dan janinnya

3) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran

4) Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini

mengidentifikasi adanya penyulit

b. Waktu Penggunaan Partograf

1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai

elemen penting asuhan persalinan

2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat

3) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat

21
4) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan

asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran

a. Pencatatan selama fase laten persalinan

Kala satu persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang

dibatasi oleh pembukaan serviks :

Fase laten : pembukaan serviks kurang dari 4 cm

Fase aktif : pembukaan serviks dari 4 cm sampai 10 cm

Kondisi ibu dan bayi yang harus dinilai dan dicatat secara seksama yaitu:

1) Denyut jantunh janin : setiap ½ jam

2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam

3) Nadi : setiap ½jam

4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam

5) Penurunan : setiap 4 jam

6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam

7) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 jam sampai 4 jam

Jika ditemukan tanda- tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan

bayi, harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila

dalam diagnosis kerja ditetapkan adanya penyulit dalam persalian. Jika

frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam persalinan, nilai

ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya

Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit. Ibu

dipulangkan di rumah, penolong persalinan boleh meninggalkan ibu

hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi baik.

22
Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk memberitahu penolong

persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi (perlu diskusi).

b. Pencatatan pada halaman depan partograf selama fase aktif

Halaman depan partograf, mencantumkan bahwa observasi dimulai pada

fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat

hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk :

1) Informasi tentang ibu

a) Nama, umur

b) Gravida, para, abortus (keguguran)

c) Nomor catatan medis/nomor puskeS1s

d) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah, tanggal

dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)

e) Waktu pecahnya selaput ketuban

2) Kondisi janin

a) Denyut Jantung Janin (DJJ)

b) Warna dan adanya air ketuban

c) Penyusupan (molase) kepala janin

3) Kemajuan persalinan

a) Pembukaanserviks

b) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin

c) Garis waspada dan garis bertindak

4) Jam dan waktu

23
a) Waktu mulai fase aktif persalinan

b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan

5) Kontraksi uterus Frekuensi dan lamanya

a) Obat-obatan dan cairan yangdiberikan Oksitosin

b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan

6) Kondisi ibu

Nadi, tekanan darah dan temperature tubuh, urin (volume, aseton,

atau protein)

7) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam

kolom yang tersedia di sisi partograf atau dicatat kemajuan persalinan).

8) Mencatat temuan pada partograf

9) Informasi tentang ibu

Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai

asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai ‟jam‟pada

partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten

persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.

10) Kesehatan dan kenyamanan janin

Kolim, lajur dan skala angka pada partigraf adalah untuk pencatatan

denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala

janin)

11) Denyut jantung janin

Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian

pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat denyut jantung janin

24
(DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).

Setiap kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit.

12) Warna dan adanya airketuban

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dalam

nilai warna air ketuban jika ketuban pecah. Gunakan lambang-

lambang berikut ini:

U: utuh

J : jernih

M : mekonium

D : darah

K : kering

13) Molase (penyusupan kepala janin)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala

bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala

janin. Catat temuan dikotak yang sesuai, di bawah lajur air ketuban.

Gunakan lambang-lambang berikut ini :

0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat di

palpasi

1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat

dipisahkan

3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat

25
dipisahkan

14) Kemajuan persalinan

a) Pembukaan serviks

Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf

hasil temuan dan setiap pemeriksaan. Tandai ‟X‟ harus ditulis

digaris waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan

serviks. Beri tanda untuk temuan- temuan dan pemeriksaan

dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan

di garis waspada. Hubungkan tanda ‟X‟ dan setiap

pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).

b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin

Pada persalian normal, kemajuan pembukaan serviks

umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau

presentasi janin.

c) Garis waspada dan garisbertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan

berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap diharapkan

terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam.Pencatatan selama

fase aktif persalinan harus di mulai di garis waspada.Garis

bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh

8 kotak atau 4 jalur kesisi kanan.Jika pembukaan serviks berada

di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk

menyelesaikan persalinan harus dilakukan.Ibu harus tiba

26
ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.

d) Pengisian lembar belakang partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat

hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran,

serta tindakan- tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I

hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir) Prawirohardjo (2016).

6. 60 Langkah Persalinan Normal (APN)

a. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua

1). Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau

vaginanya.

 Perineum menonjol

 Vula vagina dan sfringter ani menonjol

b. Menyiapkan Pertolongan persalinan

2). Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3). Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

27
4). Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan

tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

5). Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk pemeriksaan

dalam.

6). Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan

kembali ke partus set/ wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengontaminasi tabung suntik).

c. Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik

7). Membersihan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari

depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah

dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau

anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama

dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau

kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung

tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut

dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah #9)

8). Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput

ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap lakukan

amniotomi.

28
9). Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan

kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan

(seperti diatas).

10). Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk

memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit).

 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk membantu proses pimpinan

meneran

11). Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan

keinginannya.

 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin

sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan

temuan-temuan.

 Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai

meneran.

29
12). Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.

(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia

merasa nyaman).

1) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran:

 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran

 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan

pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).

 Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu.

 Menganjurkan asupan cairan per oral.

 Menilai DJJ setiap lima menit.

 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera

dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60

menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak

mempunyai keinginan untuk meneran.

 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil

posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,

anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi

tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.

30
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera

setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

14). Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan

handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15). Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bokong ibu.

16). Membuka partus set.

16). Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

f. Menolong kelahiran Bayi Lahirnya Kepala

18). Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan

yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak

menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-

lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas

cepat saat kepala lahir

1) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau

kasa yang bersih. (Langkah ini tidak harus dilakukan).

20). Memeriksan lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika

hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

 Jika tali pusatnya melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di

dua tempat dan memotongnya.

31
21). Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

g. Lahir Bahu

22). Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di

masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke

arah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan

kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk

melahirkn bahu posterior.

23). Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi

yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan

lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku

dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah

untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan

anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi

saat keduanya lahir.

24). Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas

(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat

punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati

membantu kelahiran kaki.punggung kaki lahir. Memegang kedua mata

kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

h. Penanganan Bayi Baru Lahir

32
25). Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi

di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari

tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang

memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lalu lakukan resusitasi

26). Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan

kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin/i.m (lihat

keterangan di bawah)

1. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

28). Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting

dan memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut.

29). Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi

dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian

kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan

bernafas, ambil tindakan yang sesuai.

30). Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk

bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

i. Oksitosin

31). Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen

untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

32). Memberitahu pada ibu bahwa ia akan disuntik.

33
33). Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntik oksitosin 10

unit I.M, di gluteus atau atas paha kanan ibu bagian luar, setelah

mengaspirasinya terlebih dahulu.

j. Penegangan Tali Pusat Terkendali

34). Memindahkan klem pada tali pusat.

35). Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas

tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi

kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem

dengan tangan yang lain.

36). Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke

arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang

berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus

ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk

membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir

setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu

hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta

ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting

susu.

k. Mengeluarkan Plasenta

37). Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik

tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva

jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus

34
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak

sekitar 5-10 cm dari vulva.

 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat

selama 15 menit:

 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M

 Menilai kandung kemih dan dilakukan keteterisasi kandung kemih

dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.

 Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

 Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak

kelahiran bayi.

38). Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua

tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi

tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu

dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau

forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian

selaput yang tertinggal.

l. Pemijatan Uterus

39). Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan

35
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus

menjadi keras).

m. Pemijatan Uterus

39). Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan

gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus

menjadi keras).

n. Menilai Pendarahan

40). Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin

dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput

ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik

atau tempat khusus.Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan

masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

41). Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera

menjahit laserasi.

o. Melakukan Prosedur Pascapersalinan

42). Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

43). Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan

tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya

dengan kain yang bersih dan kering.

36
44). Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau

mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling

tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45). Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang bersebrangan

dengan simpul mati yang pertama.

46). Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin

0,5%.

47). Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan

handuk atau kainnya bersih atau kering.

48). Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49). Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan pendarahan pervaginam

 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan

yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

 Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan

penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang

sesuai.

50). Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterusdan

memeriksa kontraksi uterus.

51). Mengevaluasi kehilangan darah.

37
52). Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama

jam kedua pasca persalinan.

 Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selama 2 jam pertama

pascapersalinan.

 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

p. Kebersihan dan Keamanan

53). Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

54). Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah

yang sesuai.

55). Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

56). Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan

yang diinginkan.

57). Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan

larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

58). Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

38
59). Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

q. Dokumentasi

60). Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang). (9)

C. Nipas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil (Sutanto, 2018). Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam

setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah itu

(Sutanto, 2018)

2. Perubahan Fisik Pada Masa Nipas

Menurut Elisabeth Siwi Walyani (2017), Perubahan fisiologis yang

terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Involusi Uterus

Involusi uteri merupakan pengecilan yang normal dari suatu organ

setelah organ tersebut memenuhi fungsinya,misalnya pengecilan uterus

setelah melahirkan. Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim

setelah persalinan kembali kebentuk asal.

b. Pengeluaran lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

dalam masa nifas. Menjelang akhir minggu kedua, pengeluaran darah

39
menjadi berwarna putih kekuningan yang terdiri dari mukus serviks,

leukosit dan organisme. Proses ini dapat berlangsung selama tiga

minggu, dan hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat variasi

luas dalam jumlah darah, warna, dan durasi kehilangan darah/cairan

pervaginam dalam 6 minggu pertama postpartum.

c. Perineum, vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang

sangat besarselama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari

pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu postpartum, vulva dan vagina

kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae pada vagina secara

berangsur- angsur akan muncul kembali.

Perubahan pada perineum postpartum terjadi pada saat perineum

mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan

ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun

demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan

dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat

dilakukan pada masa nifas dengan latihan atau senam nifas.

d. Tanda vital nadi, suhu, pernapasan, dan tekanan darah

Tindakan melakukan observasi terhadap tanda vital ibu yang meliputi

nadi, suhu, pernapasan dan tekanan darah merupakan tindakan non

invasif dan merupakan indikator kesehatan ibu secara keseluruhan.

e. Sistem Kardiovaskuler

40
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah

melahirkan kren terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengkibatkan

beban jantung meningkat yang dapat di atas dengan haemokonsentrasi

sampai volume darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke

ukuran semula. Perubahan volume darah bergantung pada beberapa

faktor, misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi,

serta pengeluaran cairan ekstravaskular (edema fisiologis). Kehilangan

darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat, tetapi

terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang

menyebabkan volume darah menurun dengan lambat.Pada minggu ke-3

dan ke-4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai

mencapai volume darah sebelum hamil.

f. Sistem Hematologi

Pada akhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plaS1 serta faktor-faktor

pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar

fibrinogen dan plaS1 akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental

dengan peningkatan viskositas, dan juga terjadi peningkatan faktor

pembekuan darah serta terjadi leukositosis dimana jumlah sel darah putih

dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam

beberapa hari pertama dari masa postpartum.

g. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu

41
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan

melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar

progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus

memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.

h. Sistem Muskuloskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini

sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses

evolusi. Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan.

Pembuluh- pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot

uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah

placenta dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang

meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi pulih

kembali ke ukuran normal.

i. Sistem Endokrin

Berikut ini perubahan hormon dalam sistem endokrin pada masa

postpartum :

1) Oksitosin

Oksitosin disekresikan dari kelenjar hipofisis posterior.Pada tahap

kala III persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan

plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah

perdarahan.Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan

meningkatkan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu uterus

kembali ke bentuk normal.

42
2) Prolaktin

Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar

hipofisis posterior untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini

berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi

ASI. Pada ibu yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi

sehingga memberikan umpan balik negatif, yaitu pematangan folikel

dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui

tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14 sampai 21 hari setelah

persalinan, sehingga merangsang kelenjar gonad pada otak yang

mengontrol ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron

yang normal, pertumbuhan folikel, maka terjadilah ovulasi dan

menstruasi.

3) Estrogen dan progesterone

Selama hamil volume darah normal meningkat, diperkirakan bahwa

tingkat kenaikan hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon

antidiuretik yang meningkatkan volume darah. Disamping itu,

progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi

perangsangan dan peningkatan pembuluh darah yang sangat

mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar

panggul, perineum dan vulva, serta vagina.

j. Penurunan Berat Badan

Setelah melahirkan, ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang

berasal dari bayi, plasenta dan air ketuban dan pengeluaran darah saat

43
persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk

mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke

berat idealnya setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar mempunyai

kecenderungan tetap akan lebih berat daripada sebelumnya rata- rata 1,4

kg.

k. Perubahan Payudara

Pada saat kehamilan sudah terjadi pembesaran payudara karena pengaruh

peningkatan hormon estrogen, untuk mempersiapkan produksi ASIdan

laktasi. Payudara menjadi besar ukurannya bisa mencapai 800 gr, keras

dan menghitam pada areola mammae di sekitar puting susu, ini

menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi segera

setelah melahirkan melalui proses IMD, walaupun ASI belum keluar

lancar, namun sudah ada pengeluaran kolostrum. Proses IMD ini dapat

mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI.

l. Perubahan Payudara

Pada saat kehamilan sudah terjadi pembesaran payudara karena pengaruh

peningkatan hormon estrogen, untuk mempersiapkan produksi ASIdan

laktasi. Payudara menjadi besar ukurannya bisa mencapai 800 gr, keras

dan menghitam pada areola mammae di sekitar puting susu, ini

menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi segera

setelah melahirkan melalui proses IMD, walaupun ASI belum keluar

lancar, namun sudah ada pengeluaran kolostrum. Proses IMD ini dapat

44
mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI.

3. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

Tabel 2.3
Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

Nama Waktu Cirri –ciri


fase
Fase Setelah 1 Perasaan ibu berfokus pada dirinya
Takin In melahirkan 2 Ibu masih pasif dan tergantung
sampai hari ke-2 dengan orang lain
3 Perhatian ibu tertuju pada ke kwatiran
perubahan tubuhnya
4 Ibu akan mengulangi pengalaman-
pengalaman melahirkan
5 Memerlukan ketengan dalam tidur
untuk mengembalikan keadaan tubuh
kekondisi normal
6 Nafsu makan ibu biasanya bertambah
seingga membutuhkan peningkatan
nutrisi
7 Kurangnya nafsu makan menandakan
proses pengembalian kondisi tubuh
tidak berlangsung normal
8 Gangguan psikologi s yang mungkin
dirasakan ibu pada fase ini adalah
sebagai berikut :
a. Kekecewaan karena tidak
mendapatkan apa yang diinginkan
tentang bayinya. Misalnya jenis
kelamin tertentu, warna kulit, dan
sebagainya
b. Ketidaknyaman sebagai akibat
perubahan fisik yang dialami ibu.
Mislanya rasa malas akibat dari
kintraksi rahim, payudara bengkak,
akibat luka jahitan, dan sebagainya
c. Ras bersalah karena belum bisas
menyusui bayinya
d. Suami atau keluarag yang
mengkritik ibu tentang cara
merawat bayi dan cenderung
melihat saja tanpa membantu. Ibu
seakan tidak nyaman karena
sebenarnya hal tersebut bukan

45
hanya tanggung jawab ibu saja,
teteapi tanggung jawab bersama.
Fase Hari ke-3 1. Ibu merasa kwatir akan
Talking sampai 10 ketidakmampuan merawat bayi,
Hold muncul perasaan sedih (baby blues).
2. Ibu memperhatikan kemampuan
menjadi orang tua dan meningkatkan
tanggung jawab akan bayinya. Ibu
memfokuskan perhatian pada
pengontrolan fungsi tubuh,
BAK,BAB,dan daya tahan tubuh.
3. Ibu berusaha untuk menguasai
keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui,
memandikan, dan mengganti popok.
4. Ibu cenderung terbuka menerima
nasehat bidan dan kritik pribadi.
5. Kemungkinan ibu mengalami depresi
postpartum karean merasa tidak
mampu membesarkan bayinya.
6. Wanita pada saat ini sangat sensitive
akan ketidak mampuannya, cepat
tersinggung dan cenderung
7. Mengapa pemberitahuan bidan
sebagai teguran. Dianjurkan untuk
berhati-hati dalam berkomunikasi
dengan wanita ini perlu member
support.
Fase Hari ke-10 1. Ibu merasa percaya diri untuk
Latting sasmpai Akhir merawat diri dan bayinya. Setelah ibu
Go masa nifas pulang kerumah dan dipengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga.
2. Ibu sudag mengambil tanggung jawab
dalam merawat bati dan memahami
kebutuhan.
Sumber: Susanto, 2018

4. Kunjungan Masa Nipas

Menurut Sutanto (2018), kebijakan program nasional kunjungan masa

nifas paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk

menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi serta

menangani masalah – masalah yang terjadi.

46
1) 6-8 Jam setelah persalinan

a. Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyabab lain pendarahan, merujuk bila

pendarahan berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2) 6-7 hari setelah persalinan

a. Memastikan involus uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada

bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demm infeksi atau pendarahan

abnormal.

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, minuman,

danistirahat.

d. Mematikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda-tanda

penyakit.

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari –hari.

3) 2 minggu setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,

47
fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada

bau.

b. Menilai adanya tanda – tanda demam infeksi atau pendarahan

abnormal

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, minuman, dan

istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda

penyakit.

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayisehari-hari.

4) 6 minggu setelah persalinan

a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.

b. Memberikan konseling untuk KB secaradini.

D. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus

1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang memiliki berat badan lahir

antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada

kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat. Bayi baru lahir dan neonatus

meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan

oleh karena itu memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi di luar

48
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya (Armini, 2017).

2. Klasifikasi Bayi Baru Lahir

Dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Klasifikasi menurut berat lahir yaitu :

1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Bayi yang dilahirkan dengan berat

lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi

2) Bayi Berat Lahir Cukup/Normal Bayi yang dilahirkan dengan berat

lahir > 2500 –4000 gram

3) Bayi Berat Lahir Lebih Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >

4000 gram

b. Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu :

1) Bayi Kurang Bulan (BKB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37

minggu (< 259 hari)

2) Bayi Cukup Bulan (BCB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi

antara 37–42 minggu(259–293 hari)

3) Bayi Lebih Bulan (BLB)Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42

minggu (294 hari) (Kosim, 2012)

3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir

1) Menjaga Bayi agar Tetap Hangat

Langkah awal dalam menjaga bayi agar tetap hangat adalah dengan

menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir. Lalu, tunda

memandikan bayi selama setidaknya 6 jam atau sampai bayi stabil untuk

mencegah hipotermia.

49
2) Membersihkan Saluran Napas

Saluran napas dibersihkan dengan cara mengisap lendir yang ada di

mulut dan hidung. Namun, hal ini hanya dilakukan jika diperlukan.

Tindakan ini juga dilakukan sekaligus dengan penilaian skor APGAR

menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.

Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.

3) Mengeringkan Tubuh Bayi

Tubuh bayi dikeringkan dari cairan ketuban dengan menggunakan kain

atau handuk yang kering, bersih, dan halus. Mengeringkan tubuh bayi

juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat, hal ini

biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernapasan spontan. Tubuh

bayi dikeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya

dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan membantu

menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti

bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat

diklem. Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion

pada tangan bayi membantu bayi mencari puting ibunya yang berbau

sama.

4) Memotong dan Mengikat Tali Pusat

Ketika memotong dan mengikat tali pusat, teknik aseptik dan antiseptic

harus diperhatikan. Tindakan ini sekaligus dilakukan untuk menilai skor

APGAR menit kelima.

5) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

50
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama

6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI

sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah

tali pusat bayi dipotong dan diikat. Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit

bayi selama paling sedikit satu jam Langkah Inisiasi Menyusu Dini pada

bayi baru lahir adalah sebagai berikut.

a. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di

dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu.

Kepala bayi harus berada di antara payudara ibu tetapi lebih rendah

dari puting.

b. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala

bayi.

c. Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu di dada ibu paling sedikit satu

jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu,

letakkan bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak

visual antara ibu dan bayi. Hindari membersihkan payudara ibu.

Selama kontak kulit bayi ke kulit ibu tersebut, lakukan manajemen aktif

kala 3 persalinan.

6) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik BBL bertujuan untuk mengetahui sedini

mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL

terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di

fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas

51
kesehatan selama 24 jam pertama. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir

dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengkajian segera

setelah lahir. Tujuan pengkajian ini adalah mengkaji adaptasi bayi baru

lahir dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan di luar uterus, yaitu

dengan melakukan penilaian APGAR. Tahap kedua adalah pengkajian

keadaan fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan

bayi dalam keadaan normal atau tidak mengalami penyimpangan.

Prosedur pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir antara lain adalah

sebagai berikut.

a. Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orangtua

(informed consent)

b. Mencuci tangan dan mengeringkannya, jika perlu, gunakan sarung

tangan

c. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi

d. Memeriksa secara sistematised to toe (dari kepala hingga jari kaki)

e. Mengindentifikasi warna kulit dan aktivitas bayi

f. Mencatat miksi dan mekonium bayi

g. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut

(LP), lingkar lengan atas (LLA), dan panjang badan (PB); serta

menimbang berat badan (BB) bayi

Ciri-ciri umum bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut.

a. Berat badan: 2.500-4.000 gram

b. Panjang badan : 46-52 cm

52
c. Lingkar kepala : 33-35 cm

d. Lingkar dada : 30-38 cm

e. Masa kehamilan : 37-42 minggu

f. Denyut jantung : pada menit-menit pertama 180 kali/menit,

kemudian turun menjadi 120 kali/menit

g. Respirasi : pada menit-menit pertama cepat, yaitu 80 kali/menit,

kemudian turun menjadi 40 kali/menit

h. Kulit: berwarna kemerahan dan licin karena jaringansubkutan cukup

terbentuk dan diliputi vernikskaseosa

i. Kuku: agak panjang dan lemas

j. Genitalia:

• Perempuan : labia mayor sudah menutupi labia minor

• Laki-laki : testis sudah turun dalam skrotum

k. Refleks : refleks mengisap dan menelan, refleks moro, refleks

menggenggam sudah baik; jika dikagetkan, bayi akan

memperlihatkan gerakan seperti memeluk (refleks moro); jika

diletakkan suatu benda di telapak tangan bayi, bayi akan

menggenggam (refleks menggenggam)/grasping refleks

l. Eliminasi : eliminasi baik urine dan mekonium keluar dalam 24 jam

pertama

m. Suhu : 36,5-37°C

Tabel 2.4.3.1 Nilai APGAR Score

Parameter 0 1 3
Appearence color Pucat Badan merah Seluruh tubuh

53
(warna kulit) muda, kemerah-
ekstremitas biru merahan
Pulse heart (denyut Tidak Kurang dari 100 Lebih dari 100
jantung) ada

Grimace (reaksi Tidak Sedikit gerakan Batuk/bersin


terhadap rangsangan) ada mimik

Activity (tonus oto) Lumpuh Sedikit fleksi Gerakan aktif


pada ekstremitas

Respiration (usaha Tidak Lemah / tidak Tangisan yang


bernapas) ada teratus baik

7) Memberikan Identitas Diri

Bayi baru lahir di fasilitas kesehatan segera medapatkan tanda pengenal

berupa gelang yang dikenakan pada bayi di ibunya untuk menghindari

tertukarnya bayi. Gelang pengenal tersebut berisi identitas nama ibu dan

ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin. Apabila fasilitas

memungkinkan, dilakukan juga cap telapak kaki pada rekam medis

kelahiran. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan

anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas identitas diri. Oleh

sebab itu, tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan perlu

menuliskan keterangan lahir untuk digunakan orangtua dalam

memperoleh akte kelahiran bayi.

8) Memberikan Suntikan Vitamin K1

Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna,

semua bayi akan berisiko untuk mengalami perdarahan. Untuk mencegah

terjadinya perdarahan, pada semua bayi baru lahir, apalagi Bayi Berat

54
Lahir Rendah, diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione)

sebanyak 1 mg dosis tunggal, intramuskular pada anterolateral paha kiri.

Suntikan vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum

pemberian imunisasi hepatitis B. Jika sediaan vitamin K1, yaitu ampul,

sudah dibuka, sediaan tersebut tidak boleh disimpan untuk dipergunakan

kembali.

9) Memberi Salep Mata Antibiotik pada kedua Mata

Salep mata antibiotik diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi pada

mata. Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir

10) Memberikan Imunisasi

Imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sesuai program

pengembangan imunisasi (PPI) imunisasi ini mencakup imunisasi

hepatitis B, BCG, polio, DPT, dan campak. Vaksin BCG diberikan pada

bayi berusia ≤ 2 bulan. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap

penyakit tuberkulosis (TBC).Imunisasi Hepatitis B pertama (HBO)

diberikan 1-2 jam setelah pemberian vitamin K secara intramuskular.

Menurut PERMENKES no 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan

imunisasi,imunisasi Hepatitis B-0 diberikan umur 0-24 jam. Imunisasi

hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi,

terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus

diberikan pada bayi usia 0-7 hari karena sebagian ibu hamil merupakan

carrier hepatitis B, Hampir separuh bayi dapat tertular hepatitis B pada

saat lahir dari ibu pembawa virus, penularan pada saat lahir hampir

55
seluruhnya berlanjut menjadi hepatitis menahun, yang kemudian dapat

berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primer, imunisasi hepatitis

B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% bayi dari penularan

hepatitis B. Vaksin polio berguna untuk mencegah penyakit poliomielitis,

diberikan sebanyak 4 kali dengan interval 4 minggu (22)

4. Kunjungan Neonatal

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap

pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat

kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian

neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan

pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat

dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

Menurut Sinta B (2019), minimal tiga kali kunjungan ulang bayi baru lahir

adalah sebagai berikut:

a. Kunjungan Neonatal ke satu (KN1)

Kunjungan neonatal pertama kali yaitu pada hari pertama sampai hari

kedua (6-48 jam). dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit

gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan,

lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan

tali pusat dan pencegahan kehilangan panas bayi.

b. Kunjungan Neonatal ke dua (KN2)

Kunjungan neonatal yang kedua kalinya yaitu pada hari ke 3-7 hari.

pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI

56
eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda

bahaya.

c. Kunjungan Neonatal ke tiga (KN3)

Kunjungan neonatal yang ketiga kalinya yaitu pada hari ke 8-28 hari.

dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan

dan nutrisinya. Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kepada

neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai

standar.

E. Keluarga Berencana

1. Pengertian

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya untuk mengatur

jumlah dan jarak kelahiran dalam mewujudkan kesehatan ibu dan anak

serat kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2017). KB merupakan upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan, usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Purwoastuti, 2015).

Istilah Keluarga Berencana (KB) dapat didukung dengan istilah

kontrasepsi yang berarti mencegah pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sel sperma yang akan mengakibatkan kehamilan (kontra:

mencegah, konsepsi: pembuahan) Sutanto (2018)

2. Tujuan

57
a. Tujuan umum : meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkendalinya pertambahan penduduk.

b. Tujuan khusus : Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dan

kesehatan keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak

kelahiran.

3. Manfaat

Menurut Marternity dkk (2017) manfaat keluarga berencana adalah

a. Manfaat keluarga berencana terhadap pengendalian penduduk

(bangsa dan negara)

b. Program keluarga berencana merupakan salah satu usaha

penanggulan kependudukan yang merupakan bagian yang terpadu

dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut

serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial

budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan yang

baik dengan kemampuan produksi nasional.

c. Manfaat keluarga berencana bagi kepentingan nasional

1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan

anak serta keluarga dan bangsa pada umunya

2) Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan

angka kelahiran sehingga angka pertumbuhan penduduk

58
sebanding dengan peningkatan produksi.

4. Macam – macam Metode KB

a. Metode keluarga berencana alamiah (KBA)

1) Sistem Kalender

Metode kalender ini hanya bisa digunakan bagi wanita dengan

sistem menstruasi yang teratur sehingga masa subur dapat

dihitung, sehingga berhubungan pada saat masa subur dapat

dihindari.

2) Seggama terputus (coitus interuptus)

Teknik yang dilakukan dalam metode kontrasepsi ini adalah

dengan cara mengeluarkan sperma diluar vagina saat akan

terjadi ejakulasi.

3) Metode suhu basal

Saat wanita sedang subur maka suhu tubuh akan meningkat

berkisar 0.5°c, setelah sel telur dilepaskan, metode ini perlu

ketelatenan dan pengaturan yang benar.

b. Metode Non Hormonal

1) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau Intrauterine device (IUD) merupakan alat yang

terbuat dari plastic yang elastis dan berukuran kecil disesuaikan

dengan ukuran uterus yang nanti akan dipasang pada Rahim,

59
jangka waktu penggunaan IUD berkisar 5 – 10 tahun, tergantung

dengan tipe yang dipergunakan. Terdapat beberapa jenis AKDR

yaitu, AKDR CuT-380A Kecil, kerangka dari plastik yang

fleksibel, berbentuk huruf T kawat halus yang terbuat dari

tembaga (Cu), tersedia di mana-mana dan AKDR lain yang

beredar di Indonesia ialah NOVA T (schering)

a) Keuntungan

• Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi sangat efektif

0,6- 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun

pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).

• AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

• Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-

380A dan tidak perlu diganti).

• Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

• Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

• Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu

takut untuk hamil.

• Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR

(CuT-380A).

• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah

abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

60
• Dapat digunakan sampai menopause (I tahun atau lebih

setelah haid terakhir).

• Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

• Membantu mencegah kehamilan ektopik.

b) Kerugian

• Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama

dan akan berkurang setelah 3 bulan).

• Haid lebih lama dan banyak perdarahan (spotting) antar

menstruası.

• Saat haid lebih sakit

• Tidak mencegah IMS termasuk HIV/IDS.

• Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan.

2) Tubektomi (sterilisasi pada wanita) Jika ibu merasa tidak ingin

memiliki anak lagi dan dikarnakan karna fakton r usia maka

dapat dilakukan tubektomi yang berjangka waktu seumur hidup

da nada beberapa teknik tubektomi yang ikatan pada tuba bisa

dilepaskan kembali sehingga wanita tersebut dapat hamil

kembali. Tetapi cara seperti ini harus dipikirkan matang –

matang karena akan dilakukan operasi kecil dan memang harus

wanita yang tidak ingin merencanakan kehamilan kembali.

3) Vasektomi Selain kontrasepsi untuk perempuan kaum laki – laki

pun memiliki cara untuk ikut serta dalam keluarga berencana

61
yaitu dengan vasektomi yaitu dilakukan pembedahan pada

saluran sperma dan bersifat permanen tidak bisa dikembalikan

ke kondisi semula. Vasektomi termasuk metode efektif dan tidak

akan menimbulkan efek samping dalam jangka yang panjang.

(Ainiyah, 2018)

F. Pendokumentasian Metode Soap

1. Data Subjektif

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.

Diperoleh dari ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya

yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan

berhubungan langsung .

2. Data Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,

hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan

medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan

dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan

memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan

diagnosis.

3. Analisis

Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah

dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.

Analisis ini harus menjelaskan alasan dibalik keputusan intervensi atau

62
asuhan yang diambil bidan.

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evaluasi/ follow up dan rujukan.

63
BAB III

TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

No. Registrasi : R.04.08.981.11.22

Tanggal Pengkajian : 12-11-2022

Waktu Pengkajian : 07.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

A. DATA SUBYEKTIF

IDENTITAS

Nama Klien : Ny. E Nama Suami : Tn. O

Umur : 24 Tahun Umur : 30 tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan :S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru Honorer Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Barudua RT 03 RW 03 Kecamatan Malangbong Kab.Garut

1. Alasan Kunjungan saat ini

 Kunjungan Pertama

 Kunjungan Ulang

 Rutin

 Keluhan tidak ada, hanya merasa sering BAK

64
2. Riwayat kehamilan ini :

2.1 Riwayat Menstruasi

Hari pertama haid terakhir tanggal : 18 Februari 2022

Taksiran Persalinan : 25-11-2022

Lamanya : 5-6 hari

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari.

Siklus : 28 hari, teratur

Warna : Normal

2.2 Tanda-tanda kehamilan (trimester)

Hasil tes kehamilan (jika dilakukan)

Tanggal : 02-04-2022 hasil : positif

2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali usia kandungan 16 minggu

Pergerakan fetus dalam 12 jam terakhir : >10kali

2.4 Keluhan yang dirasakan (tidak ada)

 Rasa leah : tidak ada

 Mual dan muntah yang lama : tidak ada

 Nyeri Perut : tidak ada

 Panas, mengigil : tidak ada

 Sakit kepala berat/terus menerus : tidak ada

 Penglihatan kabur : tidak ada

 Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada

 Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya: tidak ada

 Pengeluaran pravaginam : cairan, lendir, darah, keputihan : tidak ada

65
 Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada

 Oedema : tidak ada

2.5 Diet/makan

Sebelum Hamil Sesudah Hamil


Makan
a. Frekuensi : 3 x/hari 3x/hari
b. Jenis : bervariasi, Bervariasi,
menuseimbang menuseimbang
Minum
a. Frekuensi : 7-8 x/hari 8-10x/hari
b. Jenis : Air putih Air putih dan
susu
Keluhan : Tidak Ada Tidak Ada
2.6 Pola Eliminasi

BAK : 6- 8 x sehari

Konsistensi : Normal

Warna : Normal

BAB : 1x sehari

Konsistensi : Normal

Warna : Normal

2.7 Aktifitas sehari-hari

Pola istirahat dan tidur : Siang 1-2 jam, malam 7-8 jam.

Seksualitas : 1 x dalam seminggu

Pekerjaan : Sebagai guru honorer di SMP Swasta dan

sebagai ibu rumah tangga.

2.8 Riwayat Imunisasi TT

66
TT1 : Catin I

TT2 : Catin II

TT3 : 2-4-2022

TT4 :-

TT5 :-

2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan : belum pernah menggunakan

kontrasepsi KB.

3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Tgl/ Penyakit Anak


Tahun Tempat Usia Jenis Kehamilan
No Penolong Jenis
Persali- Pertolongan Kehamilan Persalinan & BB TB Keadaan
nan Persalinan Kelamin
Hamil
1
ini

4. Riwayat Kesehatan

4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita (ada / tidak ada)

 Jantung : Tidak Ada

 Tekanan darah tinggi : Tidak Ada

 Hepar : Tidak Ada

 Diabetes melitus : Tidak Ada

 Anemia berat : Tidak Ada

 Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS : Tidak Ada

 Campak : Tidak Ada

 Malaria : Tidak ada

67
 Tuberkulosis : Tidak Ada

 Gangguan mental : Tidak Ada

 Operasi : Tidak Ada

 Lain-lain : Tidak Ada

4.2 Prilaku kesehatan

 Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya : Tidak Mengkomsusi

 Obat-obatan /jamu yang sering digunakan : Tidak Mengkomsmsi

 Merokok, makan sirih : Tidak Merokok, dan Tidak Makan Sirih

 Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : 2-3x/hari

5. Data Psikososial

5.1 Status perkawinan : Kawin

Jumlah : 1 kali

Lama perkawinan : 1 Tahun

5.2 Susunan keluarga yang tinggal serumah :

Jenis Umur Hubungan


No Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin tahun Keluarga
1. Laki-laki 30 tahun Kepala S1 Wiraswast
2. Perempuan 24 keluarga S1 a
Tahun Istri Guru
Honorer

5.3 Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

5.4 Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : Iya direncanakan

5.5 Jenis kelamin yang diharapkan : apa saja yang penting sehat

5.6 Respon Ibu terhadap kehamilan : Sangat berharap berjalan lancar

5.7 Dukungan suami dan keluarga : Sangat mendukung, dan menantikan

68
5.8 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas :

Tidak mempunyai kepercayaan, pantangan atau kebiasaan adat istiadat

yang bertentangan dalam kehamilan ini.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Keluaraga dari suami dan ibu tidak mempunyai riwayat penyakit berat seperti

AS1, Hipertensi, Jantung, Diabetes dan penyakit keturunan lainnya.

B. OBJEKTIF :

1. Keadaan umum : Baik kesadaran : Composmentis

2. Keadaan emosional : stabil

3. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Denyut nadi : 76x / menit

Suhu tubuh : 37◦C

Pernafasan : 20x / menit

4. Tinggi badan : 154 cm

Berat badan : 59 kg

5. Kenaikan berat badan selama hamil : 11 kg

6. Pemeriksaan fisik

6.1 Muka : tak ada kelainan

Kelopak mata : tak ada kelainan

Konjungtiva : warna merah, tak ada kelainan

Sklera : warna putih, tak ada kelainan

69
Mulut dan gigi : Bentuk Normal, tak ada kelainan, tak ada caries

6.2 Kelenjar thyroid : tak ada pembesaran kelenjar thyroid

6.3 Kelenjar getah benning : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

6.4 Dada : bentuk simetris

Jantung : tak ada kelainan

Paru : tak ada kelainan

Payudara : bentuk tidak ada kelainan

Pembesaran : tidak ada pembesaran

Puting susu : bentuk normal

Benjolan/tumor : tidak ada

Pengeluaran : tidak ada

Rasa nyeri : tidak ada

Lain-lain : tidak ada

6.5 Punggung dan pinggang : tidak ada kelainan

Posisi tulang belakang : tidak ada kelainan

Pinggang nyeri : tidak ada keluhan

6.6 Ekstremitas atas dan bawah odema : tidak ada oedama

Kekakuan sandi : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Varises : tidak ada

Refleks : tidak ada

LILA : 26 cm

Abdomen : TFU: 33 cm

70
TBJA: (33-12) x 154 = 3,234 gram

 Inspeksi

Bentuk : normal, tak ada kelainan

Bekas luka operasi: tidak ada kelainan

Stric Gravidarum : tidak ada

Linea nigra : ada

 Palpasi

Leopold I : Pada bagian fundus teraba bulat dan lunak

Leopold II : Pada bagian kanan teraba memanjang dan keras Pada

bagian kiri teraba bagian kecil pada janin

Leopold III : Pada bagian bawah teraba keras dan bulat

Leopold IV: belum masuk PAP

Auskultasi

Punctum maximum :

Denyut jantung fetus : 150 x/menit teratur

6.7 Ano-ganital

6.7.1 Inspeksi

Tidak dilakukan, ibu tidak ada keluhan apapun, dan tidak ada

indikasi

6.7.2 Periksa dalam

Tidak dilakukan

6.7.3 Pelvimetri klinis

Tidak dilakukan

71
Pemeriksaan Laboratorium

Darah : Hb : 13,2 gr%

Golongan darah : AB

HIV : Non reaktif

HbsAg : Non Reaktif

Spilis : Non Reaktif

Glukosa : Negatif

Urine Protein : Negatif

C. ANALISIS DATA :

Ny E G1P0A0 gravida 38 minggu janin tunggal hidup intra uteri.

D. PENATALAKSANAAN :

1. Membina hubungan baik dengan ibu dan bersikap ramah.


Evaluasi: Ibu bersikap ramah
2. Melakukan pemeriksaan dengan protokol Kesehatan selama pandemic
baik petugas maupun ibu.
Evaluasi: Bidan dan ibu melakukan protocol kesehatan.
3. Informed Consent tentang asuhan yang akan diberikan
Evaluasi: Ibu bersedia.
4. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan meliputi TD: 120/80 mmHg, N: 76
x/menit, Pernapasan: 20 x/menit, S: 370C, DJJ: 150 x/menit
Evaluasi: Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya normal

72
5. Memberitahu ibu bahwa keadaan sering BAK merupakan

ketidaknyamanan pada trimester III dikarenakan penurunan kepala yang

menekan pada kandung kencing.

Evaluasi: Ibu mengerti bahwa ketidaknyamanannya pada kehamilan

trimester III merupakan hal yang normal/fisiologis.

6. Memberitahu ibu tentang persiapan melahirkan meliputi penolong

persalinan, pendamping persalinan, calon donor darah yang sama, biaya

persalinan, kendaraan, tempat persalinan, peralatan ibu dan bayi, berkas

administrasi serta memastikan amanat persalinan dalam stiker P4K.

Evaluasi: Ibu telah mempersiapkan persalinan sesuai dengan amanat

dalam stiker P4K.

7. Memberitahu tanda awal persalinan yaitu perut mules-mules yang teratur

timbulnya semakin sering dan semakin lama, keluar lendir bercampur

darah atau keluar cairan ketuban dari jalan lahir dan apabila muncul salah

satu tanda ibu harus segera ke fasilitas kesehatan.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan segera ke fasilitas kesehatan apabila

timbul tanda awal persalinan.

8. Memberitahu tanda bahaya pada persalianan meliputi perdarahan lewat

jalan lahir, air ketuban hijau dan berbau, ibu gelisah atau mengalami

kesakitan yang hebat, ibu tidak kuat mengedan, tali pusat atau tangan

bayi keluar dari jalan lahir, ibu mengalami kejang dan jika muncul salah

satu tanda bahaya ibu harus segera ke fasilitas kesehatan.

Evaluasi: Ibu mengetahui tanda bahaya persalinan.

73
9. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkomsumsi tablet tambah darah.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan tetap mengkonsumsi tablet tambah

darah.

10. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi menu gizi seimbang meliputi

nasi pokok 6 porsi, protein hewani 4 porsi, protein nabati 4 porsi, sayur-

sayuran 4 porsi, buah-buahan 4 porsi, minyak atau lemak 5 porsi, gula

2porsi serta minum air putih 8-12 gelas perhari.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang kebutuhan porsi makanan pada ibu hamil.

11. Menjadwalkan kunjungan ulang berikutnya kepada ibu yaitu 1 minggu

kemudian atau bila ibu mengalami keluhan.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang pada

tanggal 19 November 2022.

12. Melakukan pendokumentasian.

Evaluasi: Pendokumentasian teah dilakukan

Jakarta, 12 November 2022


Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

74
KUNJUNGAN ANC KE 2

No. Registrasi : R.04.08.981.11.22

Tanggal Pengkajian : 19-11-2022

Waktu Pengkajian : 07.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

S : Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan kehamilan sesuai jadwal dan

mengeluh nyeri perut bagian bawah kalua berjalan dan sering BAK.

O : Keadaan umum baik, kesadaraan composmentis

TD; 120/70 mmHg, N; 80X/mnt, R; 20X/mnt, S;37 C, BB 59 kg

Leopold I : Pada bagian fundus teraba bulat dan lunak

Leopold II : Pada bagian kanan teraba memanjang dan keras Pada bagian

kiri teraba bagian kecil pada janin

Leopold III : Pada bagian bawah teraba keras dan bulat

Leopold IV : Belum masuk PAP

TFU 33 cm, DJJ 150 x/mnt regular

Presentasi kepala

A : Ny. E Usia 24 Tahun G1P0A0 gravida 39 minggu janin tunggal hidup Intra

uteri.

75
P :

1. Melakukan informed consent tentang asuhan yang akan diberikan.

Evaluasi: Ibu bersedia.

2. Melakukan pemeriksaan dengan protokol kesehatan selama pandemic

baik bidan maupun ibu.

Evaluasi: Bidan dan ibu melakukan protocol kesehatan.

3. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu TD; 120/70 mmHg,

N; 80X/mnt, R; 20X/mnt, S;37 C, BB 59 kg, DJJ 150 x/menit.

Evaluasi: Ibu mengetahui bahwa keadaan ibu dan janin baik.

4. Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri perut bagian bawah pada saat

berjalan dan sering BAK merupakan ketidaknyamanan kehamilan pada

trimester III yang disebabkan adanya penekanan kepala bayi sehingga

kandung kencing tertekan dan mengakibatkan ibu sering BAK serta

mensuprot ibu bahwa keadaan tersebut merupakan keadaan fisiologis.

Evaluasi: Ibu mengerti dan merasa tenang.

5. Memberitahu ibu tentang KB paska persalinan yaitu pemanfaatan atau

penggunaan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan sampai 42

hari sesudah melahirkan yang digunakan tidak mengganggu Produksi

ASI yaitu MKJP terdiri dari AKDR, inplan, MOW,MOP dan metode

kontrasespsi jangka pendek yaitu suntik,pil dan kondom

Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan

dan merencanakan menggunakan suntik 3 bulanan.

6. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkomsumsi tablet tambah darah.

76
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan tetap mengkonsumsi tablet tambah

darah.

7. Memastikan kembali persiapan melahirkan.

Evaluasi: Ibu sudah menyiapkan persiapan persalinan sesuai anjuran.

8. Menjadwalkan kunjungan ulang berikutnya kepada ibu yaitu 1 minggu

kemudian atau bila ibu mengalami keluhan.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang ke

puskeS1s pada tanggal 26 November 2022.

9. Melakukan pendokumentasian.

Evaluasi: Pendokumentasian teah dilakukan.

Jakarta, 19 November 2022


Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

77
DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

No. Registrasi : R.04.08.981.11.22

Tanggal Pengkajian : 22-11-2022

Waktu Pengkajian : 09.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

A. DATA SUBYEKTIF

IDENTITAS

Nama Klien : Ny. E Nama Suami : Tn. O

Umur : 24 Tahun Umur : 30 tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru Honorer Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Barudua RT 03 RW 03 Kecamatan Malangbong Kab.Garut

1. Keluhan Utama:

Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules dan sedikit keluar lendir

bercampur darah dari jalan lahir sejak pukul 05.00 WIB.

2. Riwayat Menstruasi

HPHT : 18-02-2022

Taksiran Persalinan : 25-11-2022

Lamanya : 5-6 hari


Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari.

Siklus : 28 hari, teratur

Warna : Normal

3. Riwayat kesehatan

Riwayat penyakit menular dalam keluarga : ibu mengatakan baik keluarga

suami maupun dari keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular

ataupun penyakit keturunan lainnya.

4. Perilaku kesehatan :

 Penggunaan alkohol / obat sejenisnya: tidak mengkomsumsi

 Obat/jamu yang sering digunakan : tidak minum jamu-jamuuan

 Rokok, makan sirih : tidak merokok dan tidak makan sirih

 Irigasi vagina : tidak melakukan irigasi vagina

5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas

Penyakit Anak
Tgl/ Tahun Tempat Usia Jenis Kehamilan
No Penolong Jenis
Persalinan Pertolongan Kehamilan Persalinan & BB TB Keadaan
Persalinan Kelamin

1 Hamil Ini

6. Riwayat KB

Klien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB.

7. Riwayat hamil ini

 Pemeriksaan pertama kali pada kehamilan: sekitar 6 minggu

 Tempat periksa hamil : PMB Ny. M

79
 Immunisasi TT1, TT2 dilakukan pada waktu catin dan TT3 dilakukan

pada tanggal 02-04-2022.

 Keluhan mual dan muntah : pada saat hamil 6 minggu

 Keluhan pusing : kadang-kadang

 Muntah : tidak ada

 Oedem : tidak ada

 Nyeri perut : tidak ada keluhan

 Penglihatan kabur : tidak ada keluhan

 Gerakan janin pertama kali : usia 16 minggu

 Rasa gatal vulva dan vagina : tidak ada

 Gerakan Janin sekarang : masih terasa aktif

8. Aktivitas sehari-hari

a. Diet/makan

 Makan sehari-hari : menu seimbang 3x/hari, terakhir makan sekitar

jam 07.00

 Ngidam : tidak terlalu

 Pantangan tehadap makanan : tidak ada

b. Pola eliminasi :

 BAK : 6-8 x/ hari Warn: normal, terakhir BAK jam 08.30

 BAB : 1-2x/ hari Konsistensi / warna: normal

c. Pola istirahat dan tidur :

 Siang : 1-2 Jam

80
 Malam : 7- 8 jam/ hari

d. Pola seksulitas : 1-2x/ minggu tidak ada keluhan

e. Aktifitas sehari-hari : masih bisa melakukan aktivitas tanpa dibantu oleh

suami.

9. Riwayat Sosial

 Apakah kehamilan ini direncanakan: Iya direncanakan

 Jenis kelamin yang diharapkan: apa saja yang penting sehat

 Status perkawinan : kawin

 Usia perkawinan : Usia ibu 23 tahun, usia suami 29 tahun

 Kegiatan spiritual : melakukan ibadah dan berdoa sesuai agamanya

yaitu islam

B. OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

 Keadaan umum : baik

 Kesadaran : CM

 Keadaan emosional : stabil

 Vital sign:

 TD : 120/80 mmHG Nadi : 80 x/menit

 RR : 20 x/menit Suhu : 370C

 TB : 154 cm

 BB sebelum hamil : 48 kg

BB sekarang : 59 kg

81
Kenaikan selama hamil : 11kg

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

 Warna rambut : Hitam

 Tekstur : Normal

 Luka : Tidak ada

 Kebersihan : Cukup Bersih

b. Muka

 Oedema : tidak ada

 Pucat : Tidak tampak Pucat

 CloaS1 gravidarum : tidak terdapat

c. Mata

 Oedema : tidak oedem

 Konjungtiva : merah, tidak pucat

 Sklera : Putih, tidak ikterik

d. Hidung

 Kebersihan : Cukup Bersih

 Radang : Tidak Ada

e. Gigi/mulut :

 Lidah dan geraham : Normal

 Stomatits : Tidak

82
 Tonsil : Tidak ada kelainan, dan tidak ada radang

 Caries : Tidak terdapat caries

 Karang gigi : Tidak terdapat karang gigi

f. Telinga

 Kebersihan : cukup bersih

 Radang : tidak terdapat

 Pendengaran : Normal

g. Leher

 Kelenjer tiroid : Tidak ada kelainan

 Kelenjar lymfa : Tidak ada kelainan

 Vena jugularis : tidak ada kelainan

h. Dada

 Bunyi jantung : tidak ada kelainan

 Bunyi paru : tidak ada kelainan

i. Payudara

 Pembesaran : normal

 Striae : tidak terdapat striae

 Putting : menonjol

 Areola : hitam, tidak ada kelainan

 Benjolan : Tidak terdapat benjolan

 Pengeluaran : Colostrum

 Kebersihan : Cukup Bersih

83
j. Abdomen

 Bekas luka operasi : tidak terdapat luka bekas operasi

 Pembesaran perut : sesuai dengan kehamilan

 Bentuk perut : memanjang, tidak perut gantung

 Striae : tidak ada

 Kandung kemih : kosong

 Oedema : tidak terdapat oedema

 Linea nigra : terdapat linea nigra

k. Pemeriksaan kebidanan

 Palpasi uterus

 Leopold I : Pada bagian pundus teraba bulat dan lunak

 Leopold II : Pada bagian kanan teraba memanjang dan keras,

pada bagian kiri teraba bagian kecil janin

 Leopold III : pada bagian bawah teraba bulat dan keras

 Leopold IV : Sudah masuk PAP 2/5 bagian

 TFU : 33cm

 TBJ : 3234 gr

 Auskultasi

 Frekuensi : 146 x/menit

 Tempat : terdengar jelas kanan bawah pusat

 Irama : teratur

 Kontraksi

 Frekuensi : 4X

84
 Durasi : 10”X40”

l. Ekstremitas

 Oedema tangan dan jari : Tidak ada

 Oedema kaki : Tidak ada

 Betis merah/lembek/keras : Tidak ada

 Varises : Tidak ada

 Reflek patella ka/ki : Normal

m. Anogenital

 Inspeksi

 Vulva/vagina

- Varises : tidak ada

- Kemerahan : tidak ada

- Luka : tidak ada

- Oedema : tidak ada

- dll : tidak ada

 Perineum (luka parut) : tidak ada

n. Periksa Dalam

 Atas indikasi : mules-mules, hamil aterm

 Pukul : 09.00 WIB

 Dinding vagina : tak ada kelainan

 Portio (Effecement) : 50 %

 Posisi portio : tebal lunak

 Pembukaan serviks : 6 cm

85
 Konsistensi servik : normal

 Ketuban : utuh

 Presentasi fetus : kepala

 Penurunan bagian terendah : Hodge II

 Posisi janin : Kepala

 Bagian lain yang teraba : tidak ada

o. Punggung / pinggang dan anus

 Posisi tulang belakang : Tidak ada Kelainan

 Hemoroid : Tidak ada Kelainan

3. Pemeriksaan Penunjang

 HB : 13,2 gr%

 Protein urin : negatif

 Glukosa urin : negatif

 Golongan darah : negatif

C. ANALISIS DATA :

Ny. E usia 24 Tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif janin

tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.

D. PENATALAKSANAAN :

1. Bidan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir,

serta menggunakan APD dan melakukan protocol kesehatan

Evaluasi: petugas telah menggunakan APD

86
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan normal dan telah mengalami pembukaan sebanyak 6 cm

dan ibu akan menjalani proses persalinan

Evaluasi: ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan

oleh bidan

3. Memberikan asuhan sayang ibu yaitu diantaranya; memberikan usapan,

menganjurkan ibu untuk tetap makan minum.

Evaluasi: Ibu mengerti

4. Memberitahukan ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin sesuai

kondisi ibu dan tetap memfasilatasi posisi yang dapat membantu

penurunan kepala dan kemajuan persalinan.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang posisi persalinan

5. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas Panjang dari hidung dan

hembuskan melalui mulut saat ada kontraksi agar dapat mengurangi rasa

nyeri yang dirasakan.

Evaluasi: Ibu Mengerti dan mencoba menarik napas sesuai yang

dianjurkan.

6. Mengingatkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya jangan

menahannya.

Evaluasi: Ibu mengerti.

7. Mempersiakan alat, tempat dan obat untuk pertolongan persalianan

normal.

Evaluasi: Alat, tempat dan obat tersedia secara ergonomis.

87
8. Memantau kemajuan persalinan dengan partograp.

Evaluasi: Hasil observsi kemajuan persalinan terlampir dalam partograp.

9. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya persalinan.

Evaluasi: ibu mengerti tentang tanda bahaya persalinan

10. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital ibu.

Evaluasi: Hasil dalam batas normal dan data terlampir

11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan Tindakan.

Evaluasi: pendokumentasian telah dilakukan

Jakarta, 22 November 2022

Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

88
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA I)

Tanggal Pengkajian : 22 November 2022

Waktu Pengkajian : 12.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

S : Ibu mengatakan air ketubannya pecah dari jalan lahir

O : Tanda-tanda Vital

TD : 110/80 mmHg, P : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 370C

His :4X10”X45”, DJJ : 150 x/menit (regular)

Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :

Vulva/ vagina tak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 9 cm,

ketuban pecah spontan warna jernih, presentasi kepala, moulage 0,

penurunan kepala HIII, tidak ada penurunan bagian kecil lainnya.

Volume urine : 300 CC_

Hasil pemeriksaan lainnya :

Tidak dilakukan

A : Ny. E 24 Tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu kala l fase aktif

P : 1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang keadaannya, yaitu

tentang kemajuan persalinannya dimana sudah ada kemajuan,

pembukaannya bertambah dan posisi kepala pun sudah mulai turun.

Evaluasi: Ibu Mengerti adanya kemajuan persalinan

2. Menganjurkan ibu untuk sselalu menarik napas Panjang dari hidung

dan hembuskan melalui mulut saat ada kontraksi agar dapay

89
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.

Evaluasi: Ibu melakukannya

3. Mengingatkan ibu untuk tidak meneran pada saat pembukaan belum

lengkap.

Evaluasi: Ibu mengerti.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga asupan makan dan minum

selama selang kontraksi.

Evaluasi: Ibu makan dan minum diantara jeda kontraksi

5. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman.

Evaluasi: Ibu memilih tidur memiring dengan bergantin kekanan

dan kekiri

6. Mengobservasi kemajuan persalinan.

Evaluasi: Hasil terlampir dalam partograph

7. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi: Pendokumentasian telah dilakukan

Jakarta, 22 November 2022

Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

90
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA II)

Tanggal Pengkajian : 22 November 2022

Waktu Pengkajian : 13.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

S : Ibu mengatakan perutnya mules semakin kuat dan ingin BAB.

O : Keadaan umum baik

Kesadaran; komposmentis

Tanda-tanda Vital

TD : 110/70 mmHg, P : 80x/menit x/menit, R : 20x/menit, S : 370C

His : 5x10”x42”, DJJ : 150x/menit (regular)

Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :

Vulva/vagina normal tak ada kelainan, portio tak teraba, pebukaan 10

cm(lengkap), ketuban sudah pecah warna jernih, presentasi kepala,

denominator UUK kiri melintang, moulage 0. Penurunan kepala hodge

IV, tidak teraba bagian kecil lainnya, kesan panggul normal.

A : Ny. E Usia 24 Tahun G1P0A0 hamil 39 minggu infartu kala ll janin

tunggal hidup intra uteri presentasi kepala

P : 1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan Tindakan

yang akan dilakukan.

91
Evaluasi: Ibu mengerti.

2. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaannya

sudah lengkap dan janin dalam keadaan baik.

Evaluasi: Ibu dan keluarga mengerti.

3. Memnbantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan

keinginnannya.

Evaluasi: Tindakan telah dilakukan.

4. Memberitahu keluarga untuk membantu ibu pada saat meneran,

memberikan minum diantara kontraksi.

Evaluasi: Keluarga mengerti.

5. Melakukan bimbingan meneran pada saat kontraksi dan rasa ingin

meneran.

Evaluasi: Ibu melakukannya

6. Memfasilitasi asuhan persalinan normal.

Evaluasi: Pertolongan persalinan 60 langkah APN

7. Meletakkamn handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu.

Evaluasi: Telah dilakukan

8. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu.

Evaluasi: Telah dilakukan

9. Membuka tutup partus set , cek kelengkapan alatdan bahan. Telah

dilakukan

10. Memakai sarung tangan DTT atausteril pada kedua tangan.

92
Evaluasi: Telah dilakukan

11. Setelah bayi tampak 5-6 cm mebuka vulv, lindungi perineum

dengan tangan kanan dan dilapisi kain kering, tangan kiri menahahn

kepala untuk menahan fleksi. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan

atau bernapas cepat dan dangkal.

Evaluasi: Telah dilakukan.

12. Memeriksa adanya lilitan tali pusat.

Evaluasi: Tidak terdapat lilitan tali pusat

13. Setelah kepala bayi lahir tunggu putaran paksi luar secara spontan.

Evaluasi: Telah Dilakukan

14. Memegang kepala bayi secara biparietal, dengan lembut gerakan

kepala bayi kearah bawah dan distal untuk melahirkan bahu depan

dan gerakkan kerah tas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

Evaluasi: Telah dilakukan

15. Setelah kedua bahu lahir. Salah satu tangan menyangga kepala dan

bahu belakang bayi, dan tangan lain menelusuri tangan berlanjut

kebokong, dan kaki.

Evaluasi: Bayi lahir jam 13.30 WIB menangis kuat warna kulit

merah jenis kelamin perempuan.

16. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya

(kecuali bagian tangan) tanpa membersihkan veniks. Ganti handuk

basah dengan handuk lain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi

dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu.

93
Evaluasi: Tindakan telah dilakukan.

17. Melakukan pemotongan tali pusat.

Evaluasi: Tindakan telah dilakukan

18. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 1 jam.

Evaluasi: Tindakan dilakukan.

Jakarta, 22 November 2022

Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

94
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA III)

Tanggal Pengkajian : 22 November 2022

Waktu Pengkajian : 13.30 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

S : Ibu mengatakan merasa senang karena bayinya telah lahir dengan

selamat

O : Keadaan umum baik

Kesadaran composmentis

TFU : sepusat, tidak teraba janin kedua

Kontraksi uterus : baik

Kandung kemih : kosong

A : Ny. E Usia 24 Tahun P1A0 partus kala III

P : 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan

Tindakan yang akan dilakukan.

Evaluasi: Ibu mengerti

2. Menyuntikkan oksitosin 1/3 paha lateral secara IM 1menit setelah

bayi lahir.

Evaluasi: Tindakan telah dilakukan

3. Melakukan Penegangan tali Pusat Terkendali, pindahkan klem

hingga 5-10 cm dari vulva.

Evaluasi: Telah dilakukan

95
4. Saat Uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambal

tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso

kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).

Evaluasi: Telah dilakukan

5. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah

dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal,

maka lanjutkan dorongan kearah kranial plasenta dapat dilahirkan.

6. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin,

kemudian plasenta ditempatkan di wadah.

Evaluasi: Plasenta lahir spontan jam 13.40 WIB

7. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus.

Evaluasi: Kontraksi uterus baik

8. Mengajarkan ibu mencelupkan tangan yang masih memakai sarung

tangan kedalam larutan clorine 0,5% dan bilas di air DTT kemudian

dikeringan dengan handuk pribadi.

Evaluasi: DTT sarung tangan telah dilakukan

9. Mengajarkan ibu atau keluarga cara melaukan masase uterus dan

menilai kontraksi:

Evaluasi: ibu dan keluarga tahu melakukan cara masase uterus

10. Memeriksa TTV dan keadaan umum ibu, serta evaluasi dan estimasi

jumlah kehilngan darah.

96
Evaluasi: keadaan umum ibu baik dan keadaan ibu normal

11. Membersihkan ibu dan membersihkan tempat tidur.

Evaluasi: ibu telah memakai pakaian yang bersih dan kering dan

tempat tidur dalam keadaan bersih

12. Merendam semua peralatan dalam larutan clorine 0,5%

dekontaminasi.

Evaluasi: alat telah di dekontaminasi

13. Melakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorine

0,5%.

Evaluasi: tempat bersalin telah di dekontaminasi

14. Mencelupkan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan mencuci

tangan dengan sabun dan air mengalir.

Evaluasi: bidan telah melakukan cuci tangan dan dikeringkan

dengan handuk pribadi

15. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi: pendokumentasian telah dilakukan

Jakarta, 22 November 2022

Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

97
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA IV)

Tanggal Pengkajian : 22 November 2022

Waktu Pengkajian : 14.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny.E

S : Ibu merasa senang dengan kelahiran anaknya

O : Tanda-tanda Vital

TD : 110/800mmHg, P : 80x/menit, R : 20x/menit, S :36.50C

TFU : 2 jari bawah pusat

Kontraksi uterus : baik

Kandung kemih : kosong

Hasil pemeriksaan lainnya :

Tidak dilakukan

A : Ny. E Usia 24 Tahun P1A0 Partus Kala IV

P : 1. Memberitahukan keadaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik

dan dalam masa pemulihan.

Evaluasi: Ibu mengerti

2. Melakukan Observasi Keadaan Umum, tanda-tanda vital, tinggi

fundus Uteri, kontraksi uterus, Kandung kemih dan perdarahan

setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam

pertama. Evaluasi: Observasi terlampir

3. Menganjurkan ibu makan dan minum untuk mengganti energi yang

98
hilang pada saat melahirkan.

Evaluasi: Ibu makan dan minum.

4. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang bahaya masa nipas

yaitu, demam lebih dari 2 hari, keluar cairan berbau dari jalan lahir,

payudara bengkak merah disertai rasa sakit, bengkak diwajah,

tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang, ibu terlihat

sedih dan murung dan menangis tanpa sebab, perdarahan lewat jalan

lahir

Evaluasi: Ibu dan keluarga mengerti tentang bahaya masa nipas

5. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa proses IMD berlangsung 1

jam.

Evaluasi: Ibu mengerti

6. Melakukan dokumentasi.

Evaluasi: pendokumentasian telah dilakukan

Jakarta, 22 November 2022

Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

99
DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS

No. Registrasi : R.04.08.981.11.22

Tanggal Pengkajian : 22 November 2022

Waktu Pengkajian : 14.30 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

A. DATA SUBYEKTIF

BIODATA

Nama bayi : Bayi Ny. E

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 22 November 2022

Nama ibu : Ny. E

Umur : 24 Tahun

Nama ayah : Tn. O

Umur : 30 tahun

Alamat : Desa Barudua RT 03 RW 03 Kecamatan Malangbong

Kab.Garut

100
1. Alasan datang : ibu melahirkan 1 jam yang lalu

2. Keluhan utama : ibu merasakan sedikit agak mules

3. Riwayat antenatal/ selama masa kehamilan

Status Gravida : P1A0

Pemeriksaan antenatal : 10 kali

Komplikasi antenatal : Tidak ada

Obat-obat yang di terima selama kehamilan : Asam folat, Fe, dan kalsium

4. Riwayat Persalinan

Keadaan umum ibu : Baik

Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmhg N : 80 x/m

RR : 20 x/m S : 37 C

Jenis persalinan : Normal

Penolong persalinan : Bidan

Komplikasi persalinan : Tidak terdapat komplikasi

Lama persalinan : 30 menit

Ketuban pecah selama : 1 jam 30 menit

Warna air ketuban : Jernih

Pengobatan selama persalinan: pemberian vitamin dan paracetamol

Kondisi plasenta

Berat : ± 500 gr Diameter : ± 20 cm

Panjang tali pusat : ± 50 cm Insertio tali pusat : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada

101
5. Keadaan Bayi

Kelahiran : Normal

Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :

 Menangis : Spontan dan kuat

 Warna kulit : Kemerahan

 Tonus Otot : Kuat

Tindakan resusitasi jika ada :

 Berat badan .......................................................... kg

 Peniupan dan penghisapan.................................... menit

 Pemberian oksigen dengan tekanan...................... menit

 Pernafasan mulut ke mulut................................... menit

 Waktu sampai bernafas teratur............................. menit

 Waktu sampai menangis....................................... menit

B. OBJEKTIF :

1. Pemeriksaan Umum

 Berat badan : 3100 kg

 Panjang badan : 49 cm

 Suhu : 36,8 °C

 Lingkar kepala : 33 cm

 Lingkar dada : 34 cm

 Lingkar perut : 35 cm

102
2. Pemeriksaan Sistematis

 Kepala :

Bentuk : ( ✓) Bulat ( - ) Kaput ( - ) Cepal Hematon

Ubun-ubun : Besar : Normal

Kecil : Normal

Sutura : Normal

 Mata : Posisi bola mata

( - ) Kotoran

( - ) Perdarahan

Konjungtiva: Merah muda

Sclera : Bersih

 Telinga : Posisi daun telinga

( ✓ ) Lubang telinga

( - ) Kotoran

Kelainan : Tidak terdapat kelainan

 Mulut : ( ✓ ) Simetris

( - ) Palatum mole

( - ) Palatum hidung

Kelainan : Tidak terdapat kelinan

 Hidung : ( ✓ ) Lubang hidung

( - ) Pengeluaran secret

103
( - ) Pernafasan cuping hidung

 Leher : ( ✓ ) Pergerakan leher

 Dada ( - ) Asimetris

( - ) Retraksi

Pergerakan dada : ( - ) / positif

Denyut jantung : x/menit, teratur

Bunyi nafas : Normal

Pernafasan :

 Perut : ( - ) Penonjolan sekitar tali pusatpada saat

menangis

( - ) Pendarahan tali pusat

( - ) Benjolan/tumor

Kelainan : Tidak terdapat kelainan

 Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris

Kelainan tulang punggung : Tidak terdapat kelainan

 Ekstremitas: Posisi tangan : Simetris

Posisi kaki : Simetris

Jari tangan : lengkap kelainan : ( - )

Jari kaki : lengkap kelainan : ( - )

Pergerakan : aktif

Rotasi paha : Tidak ada

 Kulit : Warna : Kemerahan

( ✓ ) Vernik caseosa

104
( ✓ ) Lanugo

( ✓ ) Tugor kaki

 Genitalia : perempuan

(-) Testis berada di scrotum

(- ) Penis berlobang

Perempuan

(✓) Vagina berlubang

(✓) Labia mayora

(✓) Labia minora

Anus : Berlubang ( ✓ )

Mekoneum ( - )

Kelainan pada genitalia : Tidak terdapat kelainan

 Status Neurologi

Reflek : ( ✓ ) Tendon

( ✓ ) Moro

( ✓ ) Rooting

( ✓ ) Menghisap

( ✓ ) Menggenggam

( ✓ ) Menagis

( ✓ ) Babinski

 Eliminasi

105
BAB pertama : Ada jam : 16.00 WIB

BAK pertama : Ada jam : 16.00 WIB

IDENTITAS BAYI

IDENTITAS IBU

CAP JEMPOL KIRI IBU/CAP JEMPOL KANAN IBU

C. ANALISIS DATA

By Ny. E Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam

106
D. PENTALAKSANAAN :

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu mengetahui bahwa

keadaan bayinya baik.

Evaluasi: Ibu mengerti

2. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan di berikan salep mata.

Evaluasi: Ibu bersedia

3. Memberikan Neo K 1 mg (0,5 cc) IM dipaha sebelah kiri.

Evaluasi: Ibu bersedia

4. Memberikan imunisasi HB 0 IM di paha kanan setelah 1 jam pemberian

Vit K.

Evaluasi: Ibu dan keluarga bersedia

5. Memberitahu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan

memberikan ASI secara Eksklusif pada bayinya.

Evaluasi: ibu akan memberikan bayinya ASI ekslusif

6. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi.

Evaluasi: Ibu mengerti

7. Memberitahu tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu tali pusat kemerahan

sampai dinding perut berbau atau bernanah, tinja bayi berwarna pucat,

demam, atau panas tinggi, diare, muntah-muntah, kulit dan mata bayi

kuning, lemah, dingin, menangis atau merintih terus menerus, sesak

nafas, kejang, tidak mau menyusu dan menganjurkan ibu untuk segera

107
membawa bayi ke pelayanan kesehatan terdekat bila ada sesuatu tanda

bahaya yang ditemukan.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir

8. Memberitahu cara perawatan bayi baru lahir sehari-hari.

Evaluasi: Ibu mengerti.

9. Memberitahu ibu untuk selalu mematuhi protokol Kesehatan.

Evaluasi: Ibu akan selalu mencuci tangan sebelam dan setelah memegang

bayi, memakai masker dan mejaga jarak anaknya dari yang menengok.

10. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi: Pendokumentasian telah dilakukan

Jakarta, 22 November 2022


Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

108
Kunjungan Bayi ke 1 (18 Jam )

Tanggal : 23 November 2022

Waktu : 07.30 WIB

Tempat : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

S:

Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu ASI dan bayinya sudah BAK dan

BAB

O:

Keadaan umum : baik

Tanda-tanda Vital : N: 130 x/menit, R: 46 x/menit, S: 36,5 °C,

warna kulit : kemerahan

Tonus otot : baik

Menangis : kuat dan kencang

Tali Pusat : tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak ada

perdarahan

A : By Ny. E. NCB SMK BBL 18 jam

P:

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan kepada Ibu bahwa keadaan

bayinya dalam keadaan baik.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setelah mandi pagi selama

109
10-15 menit dibawah sinar matahari antara pukul 07.00-09.00 wib.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukannya

3. Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin/ on demand ASI nya dan

berikan secara ekslusif.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukanya

4. Memberi tahu ibu cara perawatan tali pusat.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukan.

5. Mengajarkan ibu cara menjaga hygine bayi yaitu dengan cara

dibersihkan dengan. air bersih.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukannya

6. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti: sulit bernafas,

kulit pucat, panas tinggi.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.

7. Memberitahukan ibu kunjungan ulang pada tanggal 29 November 2022.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan kunjungan ulang sesuai yang

dianjurkan

8. Melakukan pendokumentasian.

Evaluasi: Dokumentasi telah dilakukan

Jakarta , 23 November 2022


Pengkaji,

110
(Meli Susmini Rahman )

Kunjungan Bayi ke II ( 7 hari)

Tanggal : 29 November 2022

Waktu : 06.00 WIB

Tempat : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

S:

Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah lepas, tapi masih sedikit basah dibekas

pusarnya

O:

Keadaan umum : baik

Tanda-tanda Vital : N: 127 x/menit, R: 47 x/menit, S: 36,5 °C/

Berat Badan : 3200 gram

warna kulit : kemerahan, tidak ikterik

Tonus otot : baik

Menangis : kuat dan kencang

A : By Ny. E NCB SMK BBL 7 hari

P:

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan kepada Ibu bahwa keadaan

bayinya dalam keadaan baik.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan cara perawatan pusar bayi, yaitu dengan cara membersihkan

dengan kapas direndam air hangat kemudian oleskan untuk membersihkan

111
bagian pusar, sehingga pusarnya akan cepat kering.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan mencoba melakukannya.


3. Memastikan kepada ibunya mendapat ASI yang cukup, tanpa di berikan
pendamping ASI atau susu Formula.
Evaluasi: Ibu mengerti dan memang sangat berniat hanya memberi ASI
saja.
4. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga nutrisi dan minum lebih dari 3 liter
agar pengeluaran ASI tetap banyak.
Evaluasi: ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan menjemur bayinya setelah mandi
pagi selama 10-15 menit dibawah sinar matahari antara pukul 07.00-09.00
wib.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melakukannya
6. Mengajarkan ibu cara menjaga hygine bayi yaitu dengan cara dibersihkan
dengan air bersih.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melakukannya
7. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti: sulit bernafas, kulit
pucat, panas tinggi.
Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.
8. Memberitahukan ibu kunjungan ulang pada tanggal 13 Desember 2022
atau bila ada tanda bahaya yang ditemukan ibu segera Kontrol dengan
bayinya.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan kunjungan ulang sesuia yang dianjurkan
9. Melakukan pendokumentasian dengan SOAP, sudah dilakukan.
Evaluasi: dokumentasi telah dilakukan

Jakarta, 29 November 2022

112
Pengkaji,

( Meli Susmini Rahman )

113
Kunjungan Bayi ke III (21 hari)

Tanggal : 13 Desember 2022

Waktu : 06.00 WIB

Tempat : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

S:

ibu mengatakan ingin melakukan kontrol kesehatan bayinya sesuai jadwal

O:

Keadaan umum : baik

Tanda-tanda Vital : N: 124 x/menit, R: 45 x/menit, S: 36,6 °C

Berat Badan : 3700 gram

Panjang badan : 50 cm

warna kulit : kemerahan, tidak ikterik

Tonus otot : baik

Menangis : kuat dan kencang

A : By Ny. E NCB SMK BBL 21 hari

P:

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan kepada Ibu bahwa keadaan

bayinya dalam keadaan baik.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

114
2. Menjelaskan kepada ibu tentang jenis dan jadwal pemberian imunisasi.
Evaluasi: Ibu mengerti
3. Memastikan kepada ibunya mendapat ASI yang cukup, tanpa di berikan
pendamping ASI atau susu Formula.
Evaluasi: Ibu mengerti dan memang sangat berniat hanya memberi ASI
saja.
4. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga nutrisi dan minum lebih dari 3 liter
agar pengeluaran ASI tetap banyak.
Evaluasi: ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan menjemur bayinya setelah mandi
pagi selama 10-15 menit dibawah sinar matahari antara pukul 07.00-09.00
wib.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melakukannya
6. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti: sulit bernafas, kulit
pucat, panas tinggi.
Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.
7. Memberitahukan ibu kunjungan ulang pada tanggal 22 Desember 2022
untuk mendapatkan imunisasi BCG dan polio 1 atau bila ada tanda bahaya
yang ditemukan ibu segera Kontrol dengan bayinya.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan kunjungan ulang sesuia yang dianjurkan
8. Melakukan pendokumentasian dengan SOAP, sudah dilakukan.
Evaluasi: pendokumentasian telah dilakukan

Jakarta , 13 Desember 2022


Pengkaji,

115
( Meli Susmini Rahman )

116
DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS

No. Registrasi : R.04.08.981.11.22

Tanggal Pengkajian : 23 November 2022

Waktu Pengkajian : 07.00 wib

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

A. DATA SUBYEKTIF

IDENTITAS

Nama Klien : Ny. E Nama Suami : Tn. O

Umur : 24 Tahun Umur : 30 tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru Honorer Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Barudua RT 03 RW 03 Kecamatan Malangbong Kab.Garut

Keluhan Utama : Ibu mengatakan keadaannya sudah membaik akan tetapi

perutnya masih terasa sedikit mules.

Riwayat Persalinan

a. Tempat melahirkan : PMB Ny. M

b. Ditolong oleh : Bidan

c. Jenis persalinan : Normal

117
d. Lama persalinan

- Dipimpin Meneran : 30 menit

- Kala I : 4 Jam

- Kala II : 30 menit

- Kala III : 10 menit

e. Ketuban pecah pukul :12.00 WIB lamanya 1 jam

f. Amniotomi : Tidak

g. Banyak air ketuban : 300 cc

h. Komplikasi dalam persalinan : Tidak

i. Plasenta

- Lahir spontan : Ya

- Dilahirkan dengan indikasi : Tidak

- Lengkap, ukuran : 25 cm Berat : ± 500 gr

- Kelainan : Tidak ada

- Panjang tali pusat : ± 50 cm

- Kelainan : Tidak ada

- Sisa plasenta : Tidak ada

j. Perineum

- Utuh : Ya

- Robekan : Tidak ada robekan

- Episiotomi : Tidak

- Anastesi : Tidak

118
- Jahitan dengan : Tidak

k. Perdarahan

- Kala I : ………….. ml

- Kala II : ………….. ml

- Kala III : ………….. ml

- Kala IV : ………….. ml

- Selama operasi : ………….. ml

l. Tindakan lain : Tidak ada

m. Bayi

- Lahir pukul : 13.30 Wib

- BB : 3100 gr

- PB : 49 cm

- Nilai Apgar : 5/10

- Cacat bawaan : Tidak ada

- Masa gestasi : 38-39 mg

n. Komplikasi

- Kala I : Tidak ada

- Kala II : Tidak ada

o. Air ketuban banyaknya : 300 ml Warna : Jernih

119
B. OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Keadaan emosional : Stabil

c. Tanda – tanda vital :

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Nadi : 80 x/mnt

- Suhu tubuh : 37 oC

- Pernapasan : 20 x/mnt

2. Pemeriksaan Fisik

a. Payudara

- Pengeluaran : Ada, Colostrum

- Puting susu : Menonjol

- Benjolan : Tidak ada

- Konsistensi : Baik

b. Uterus

- TFU : 2 jari dibawah pusat

- Konsistensi uterus : Baik

- Kontraksi uterus : Baik

- Posisi uterus : Normal

c. Pengeluaran lochea

120
- Warna : Merah

- Bau : Normal

- Jumlah : 50 ml

- Konsistensi : Baik

d. Perineum : Baik

e. Kandung kemih : 50 ml

f. Ekstremitas

- Oedema : Tidak ada

- Kemerahan : Tidak ada

- Tanda Homan : Tidak ada

3. Pemeriksaan Penunjang

- HB : 13 gr%

- Protein urin :-

- Glukosa urin :-

- Golongan darah :-

C. ANALISIS DATA

Ny. E Usia 24 Tahun P1A0 post partum 18 jam

D. PENATALAKSANAAN :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam keadaan

normal.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.

2. Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini seperti miring kiri,

121
miring kanan, duduk atau turun dari tempat tidur untuk BAB maupun

BAK.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang penjelasan dan ibu sudah turun dari

tempat tidur kekamar mandi untuk BAK.

3. Memberitahu kepada tentang keluhan yang dirasakan merupakan hal

yang normal karena proses rahim kembali ke ukuran semuala.

Evaluasi: Ibu mengerti.

4. Mengajarkan ibu untuk massase uterus agar kontraksi uterus baik dan

involusi uterus berjalan dengan baik.

Evaluasi: Ibu mengerti dan melakukan massase uterus.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk ganti pembalut minimal 2-3 kali sehari,

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukannya.

6. Menganjurkan kepada ibu teknik membasuh vagina yang benar dengan

cara membasuh vagina dari depan kebelakang serta mengeringkannya

dengan handuk kering setelah BAB dan BAK, usahankan agar alat

kemaluan ibu dalam keadaan kering agar tidak ada bakteri.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukannya.

7. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi atau gizi

seimbang dan minum lebih dari 3 liter atau 12-14 gelas agar ibu Kembali

pulih dan produksi ASI banyak.

Evaluasi: Ibu mengerti.

8. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.

Evaluasi: ibu mengerti dan tidak menahan BAK dan BAB.

122
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat, 2 jam pada siang hari dan 8 jam pada

malam hari, atau disaat bayi tidur ibu ikut tidur agar ibu cukup istrahat

dan tidak kelelahan,

Evaluasi: Ibu menegerti dan mau melekukan.


10. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar yaitu bayi
menghadap ke ibu, memberitahu tentang ASI ekslusif, yaitu hanya
memberi asi saja selama 6 bulan.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan dan akan menyusui bayinya
dengan benar.
11. Menganjurkan kepada ibu untuk menjemur bayinya pada pagi hari
sebelum jam 09.00 WIB selama ± 15 menit setelah mandi.
Evaluasi: Ibu akan melakukannya.
12. Memberitahu kepada ibu tanda bahaya nifas seperti demam, bengkak,
sakit perut yang hebat.
Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya nifas.
13. Memberikan dan mengajarkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan
pijat oksitosin agar membantu produksi ASI.
Evaluasi: Ibu bersedia melakukan.
14. Memberikan kapsul vitamin A 1x1 sebanyak 2 kapsul dengan jarak 24
jam
Evaluasi: Ibu telah mengkonsumsi vitamin A.
15. Memberikan tablet tambah darah dengan dosis 1x1 selama masa nifas.
Evaluasi: Ibu akan mengkonsumsi fe sesuai anjuran.
16. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 3 Desember 2022.
Evaluasi: Ibu bersedia kunjungan ulang
17. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi: Pendokumentasian telah dilakukan

123
Jakarta, 23 November 2022
Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

124
KUNJUNGAN NIFAS KE II (HARI KE 7)

Tanggal : 29 November 2022

Waktu : 06.00 WIB

Tempat : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

S:

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ASI sudah banyak. BAB dan BAK lancar

tidak ada keluhan.

O:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : CM

Tanda- tanda vital : T:120/80 mmHg, N: 80 x/menit, R: 20 x/menit, S: 36,5

°C, BB: 52 kg.

Pemeriksaan fisik

Muka : Normal, tidak pucat tidak oedema,

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

Mulut : Normal lembab, bibir tidak kering warna tidak pucat.

Leher : Normal tidak ada kelainan

Payudara : Bentuk simetris, puting menonjol, tidak terdapat lecet, ASI

banyak.

Abdomen : TFU 3 jari atas simpisis, kontraksi uterus baik.

Kandung kemih: kosong. Pengeluaran pervagina lochea rubra warna merah,

125
Genetalia : Tidak ada kelainan, lochea sanguelenta

Anus : Normal tidak ada kelainan

Ekstremitas bawah : tidak ada oedema

Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan.

A:

Ny. E Usia 24 Tahun P1A0 postpartum 7 hari.

P:

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaannya dalam keadaan

baik.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan ibu untuk melanjutkan makan-makanan yang bergizi dan

seimbang dan minum lebih dari 3 liter sehari.

Evaluasi: Ibu mengerti dan melakukannya.

3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk memperhatikan kebersihan diri

terutama kebersihan pada daerah genetalia dengan cara cebok denagn air

bersih dari depan kebelakang, mengganti pembalut minimal 3 kali sehari,

serta mengeringakan daerah genitalia ibu dengan handuk kering setiap

habis BAB atau BAK.

Evluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan dan mau

melakukannya.

4. Memotivasi dan memuji ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,

minimal 2 jam sekali. Dan memeberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa diberikan tambahan makanan lain selain obat.

126
Evaluasi: Ibu mengerti dan ibu merasa senang ASInya banyak.

5. Memberitahu kembali pola istirahat dan tidur 2 jam pada siang hari dan 8

jam pada malam hari, atau istirahat, disaat bayi tidur ibu ikut tidur agar

ibu cukup istrahat dan tidak kelelahan.

Evaluasi: ibu mengerti dan mau melekukan.

6. Melakukan konseling tentang perawatan payudara agar tidak ada

bendungan ASI.

Evaluasi: ibu mengerti dengan penjelasan bidan

7. Memastikan ibu menyusui dengan baik, dengana posisi bayi seluruh

badan bayi tersangga baik kepala, tubuh bayi lurus, badan bayi mengadap

kedada ibu dan badan bayi dan bayi dekat ke dada ibu. Dagu bayi

menempel payudara, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah membuka

keluar, dan putting aerola ibu masuk semua.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukan

8. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya nifas seperti perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat, pembengkakan diwajah, tanagn dan

kaki, payudara yng brubah warna, demam, terasa sakit, anemia, panas,

muntah dan nyeri kemih, kehilngan nafsu makn dalam waktu lama, kram

perut nafas terengan-engah, sakit dibagian bawah perut, atau punggung,

bila ibu merasakan tanda-tanda tersebut segera datang ketenag kesehatan.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukan jika terasa ada tanda-tanda

tersebut.

127
9. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet tambah darah selama

masa nifas.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi tablet tambah darah.

10. Menjadwalkan kunjungan Ulang.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan kunjungan ulang

11. Melakukan pendokumentasian

Evluasi: pendokumentasian telah dilakukan

Jakarta, 29 November 2022


Pengkaji,

( Meli Susmini Rahman )

128
KUNJUNGAN NIFAS KE III (21 Hari)

Tanggal : 13 Desember 2022

Waktu : 06.00 WIB

Tempat : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

S:

Ibu mengatakan perdarahan sedikit, istirahat cukup, nafsu makan ada dan ASI

lancar.

O:

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : CM

Tanda- tanda vital : TD:120/70 mmHG, N: 80 x/menit, R: 20 x/menit, S: 36,5

°C, BB: 53 kg.

Pemeriksaan fisik

Muka : Normal, tidak pucat tidak oedema,

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,

Mulut : Normal lembab, bibir tidak kering warna tidak pucat.

Leher : Normal tidak ada kelainan

Payudara : Bentuk simetris, puting menonjol, tidak terdapat lecet, ASI

banyak.

Abdomen : TFU tidak teraba, normal taka da kelainan.

Kandung kemih: Kosong.

Pengeluaran pervagina lochea alba warna putih

129
Ginetalia : Tidak ada kelainan, lochea alba

Anus : Normal tidak ada kelainan

Ekstremitas bawah : Tidak ada eodema

Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

A:

Ny. E Usia 24 Tahun P1A0 postpartum 21 hari.

P:

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan rahimya sudah mulai mengecil.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan tubuh terutama daerah

kemaluan.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukannya

3. Menilai apakah adanya tanda-tanda bahaya nifas, seperti pusing

berlebihan, kaki bengkak.

Evaluasi: Tidak ada tanda-tanda bahaya nifas.

4. Memberitahu ibu jika ada keluhan yang dirasakan tidak nyaman segera

datang ke tenaga kesehatan.

Evaluasi: ibu mengerti dan mau melakukan.

5. Memastikan ibu menyusui dengan baik, dengana posisi bayi seluruh badan

bayi tersangga baik kepala, tubuh bayi lurus, badan bayi mengadap kedada

ibu dan badan bayi dan bayi dekat ke dada ibu. Dagu bayi menempel

payudara, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, dan

putting aerola ibu masuk semua.

130
Evaluasi: Ibu dapat menyusui dengan baik.

6. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi: dokumentasi telah dilakukan

Jakarta, 13 Desember 2022


Pengkaji,

(Meli Susmini Rahman )

131
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN IBU ASEPTOR KB

No. Registrasi : R.04.08.981.11.22

Tanggal Pengkajian : 2 Januari 2023

Waktu Pengkajian : 06.00 Wib

Tempat Pengkajian : PMB Ny. M

Pengkaji : Meli Susmini Rahman

A. Data Subjektif

Nama Klien : Ny. E Nama Suami : Tn. O

Umur : 24 Tahun Umur : 30 tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru Honorer Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Barudua RT 03 RW 03 Kecamatan Malangbong Kab.Garut

1. Alasan datang

Ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulanan.

2. Keluhan utama

Tidak ada keluhan.

1. Riwayat obstetri

Manarche : 13 Tahun

132
Lamanya : 6-7 Hari

Siklusnya : 28 Hari

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Tgl/ Penyakit Anak


Tempat
Tahun Usia Jenis Kehamilan
No Pertolonga Penolong Jenis Keadaa
Persali- Kehamilan Persalinan & BB TB
n Kelamin n
nan Persalinan
22-11-
1 PMB 9 Bulan Spontan Bidan Tak ada Perempuan 3.1 49 Sehat
2022

2. Riwayat menyusui

Ibu sedang menyusui.

3. Riwayat kontrasepsi

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi KB.

4. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu

Ibu tidak sedang menderita penyakit yang berat, menahun, menurun dan

menular seperti jantung, hepatitis, hipertensi, DM, TBC, HIV/AIDS,

tidak ada riwayat kanker.

b. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga tidak sedang menderita penyakit yang berat, menahun,

menurun dan menular seperti jantung, hepatitis, hipertensi, DM, TBC,

HIV/AIDS.

133
5. Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

Makan : Ibu makan 3 kali sehari dalam porsi sedang.

Minum : Ibu minum 8-10 gelas sehari.

b) Eliminasi

BAK : Ibu BAK 6-7 kali sehari

BAB : Ibu BAB 1 kali sehari tidak ada keluhan

c) Istirahat/Tidur

Siang : Tidur siang 1 jam

Malam : Tidur malam 6-8 jam

d) Personal hygine

Mandi 2 kali sehari, ganti celana 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari.

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Antropometri

Berat badan : 53 kg

Tinggi badan : 154 cm

3. Tanda-tanda vital

Tekanan darag : 120/70 mmHg Respirasi : 20 x/m

Nadi : 80x/m Suhu : 36,2oC

134
1. Pemeriksaan fisik

Wajah : Tidak ada oedema

Mata : Tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera putih

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar limfe

Payudara : Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, masa,

tidak ada nyeri tekan

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan, tidak

sedang hamil, tidak ada benjolan

Ekstremitas : Tidak ada kelainan tidak ada oedema, tidak ada varies, tidak

ada kelainan, tidak oedema.

ANALISA

Ny. E Usia 24 Tahun akseptor KB suntik 3 bulanan.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

Evaluasi : Ibu mengetahui

2. Menjelaskan kepada ibu macam-macam kontrasepsi yang cocok untuk ibu

menyusui, seperti metode amenore laktasi (MAL), suntik progestin, mini pil,

implant, IUD, kondom, kontrasepsi mantap (tubektomi).

Evaluasi : Ibu memilih KB Suntik 3 bulanan.

3. Memberitahu efek samping KB suntik yaitu perubahan siklus mentruasi

berat badan naik, tidak bisa seketika kembali subur, gairah sex menurun

sakit kepala, nyeri payudara dan perubahan mood, timbul jerawat dan

135
kepadatan tulang berkurang.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang efek samping KB suntik.

4. Informed consent tindakan yang akan dilakukan

Evaluasi : Ibu menyetujui.

5. Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulanan

Evaluasi : Ibu telah disuntik KB 3 bulanan di bokong sebelah kiri secara IM

6. Memberitahu kunjungan ulang untuk melakukan kunjungan ulang yaitu 3

bulan kemudian.

Evaluasi : Ibu akan melakukan kunjungan ulang.

7. Pendokumentasian

Evaluasi : Telah dilakukan pendokumentasian.

Garut, 2 Januari 2023

Penulis

( Meli Susmini Rahman )

136
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, penulis membandingkan antara teori dengan asuhan

kebidanan komprehensif yang didapat pada Ny. “E” di PMB Ny. M Penulis

menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan

Bayi Baru Lahir dan KB (Keluarga Berencana).

A. Kehamilan

Pada pemeriksaan kehamilan Ny. “E” G1P0A0 Usia 24 Tahun dengan

usia kehamilan 38-39 minggu, langkah awal yang dilakukan adalah

pengkajian. Pengkajian dilakukan penulis yaitu tanggal 12 November 2022

sekaligus melakukan informed consent kepada Ny.”E” untuk dapat

mendampingi selama kehamilan, persalinan, masa nifas dan juga membantu

dalam asuhan pada bayi baru lahir serta pendampingan dalam pemilihan alat

kontrasepei yang akan menjadi pilihan Ny. E, dilanjutkan dengan melakukan

anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus obstetri dan pemeriksaan

penunjang.

Pada pengumpulan data Ny. E usia 24 tahun hamil anak pertama

menurut Walyani (2015) Umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan.

Umur sangat menentukan seatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berresiko tinggi

apabila ibu hamil dabawah usia 20 tahun dan diatas 35 tahun. HPHT 18-02-

2022 Ny. E pada kehamilan trimester III sering BAK hal ini disebabkan

karena adanya tekanan dari pembesaran rahim. TB Ny. E yaitu 154 cm,

137
menurut Marni (2011) tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan

genetic batas normal tinggi badan ibu hamil adalah sama dengan atau lebih

dari 145 cm jika kurang kemungkinan mengalami gangguan panggul sempit.

Pada pemeriksaan LILA didapat hasil 25cm menurut Kemenkes RI (2021)

standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa adalah 23,5 cm hasil

pengukuran antriprometri Ny. E mennunjukan tinggi badan dan LILA yang

normal.

Pada pemeriksaan tinggi fundusuteri, hasil pemeriksaan TFU adalah 33

cm. menurut Jannah (2012) bahwa usia kehamilan 36-38 minggu TFU berada

setinggi PX atau 2-3 jari PX. Pada pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil DJJ

150x/menit menurut Walyani (2015) jumlah DJJ normal adalah 120-160

x/menit jika kurang dari 120 atau lebih dari 160 maka kemungkinan ada

kelainan pada janin atau plasenta

G1P0A0 umur kehamilan 38 minggu janin tunggal hidup intra uterin

pada Ny. E sudah sesuai dengan diagnose kebidanan menurut Diana (2017)

diagnose kebidanan adalah GPA, usia kehamilan, tunggal atau ganda, hidup

atau mati, intrauterine atau ekstra uterin, keadaan jalan lahir normal atau

tidak, keadaan umum ibu dan janin baik atau tidak, sehingga dapat

disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Pada kunjungan

ANC didapatkan dari pengumpulan data, pemeriksaan fisik, inter pretasi data,

pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan teori yang di pelajari sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus terkait penatalaksanaan yang

diberikan sehingga evaluasi yang didapatkan dari respon ibu terhadap

138
penatalaksanaan yang diberikan sehingga ibu memahami hasil pemeriksaan

dan nasehat yang diberikan.

B. Persalinan

Hasil asuhan persalinan pada Ny. E di PMB Ny. M dari Kala I, Kala II,

Kala III dan Kala IV berjalan normal tidak ada penyulit dan komplikasi. Dan

pada umumnya tidak ada kesenjangan dan komplikasi. Ny. E merasa perut

teras mulas-mulas pada tanggal 22 November 2022 pukul 05.00 menurut

Kemenkes RI (2021) tanda dari kala I persalinan adalah terjadinya HIS

persalinan dengan ciri khas perut mulas terasa nyeri menjalar dari punggung

hingga kedepan secara teratur dan semakin sering dan kekuatannya semakin

besar. Ini menunjukan antara teori dengan kenyataan tidak dapat

kesenjangan pada kasus berdasrkan HPHT Ny. E memasuki persalinan

dengan usia kehamilan 39 minggu menurut Oktarianan (2016), persalinan

dianggap normal jika peroses nya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

yaitu 37-42 minggu tanpa disertai adanya penyulit.

Ketuban pecah sejak pukul 12.00 WIB warna jernih. Ketuban pecah

merupakan suatu keadaan dimana kondisi pasien merasakan pecahnya

ketuban disertai dengan tanda inpartu dan setelah 1 jam tepat tidak diikuti

dengan proses inpartu (Susilo wati, 2010). Pembukaan lengkap pada Ny. E

tanggal 22 November 2022 pukul 13.00 WIB pada kala I berlangsung selam

4 jam. Menurut Manwaba (2014) kala I merupakan salah satu masalah yang

sering terjadi dalam proses persalinan. Kala I pada primigravida

139
berlangsung selama 12 jam, untuk kala I pase aktif normal nya berjalan

selama 6 jam pada primigravid sedangkan lama kala I berlangsung pada

multigravida sebanyak 8 jam. Pembukaan primigravida 1cm setiap jam dan

multigravida tiap jam. Pada kala II berlangsung selam 30 menit menurut

Walyani (2015) lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan

multigravida 30 menit-1 jam ini menunjukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus.

Pada persalinan kala III berlangsung selama 10 menit, sesuai dengan

teori yaitu proses pengeluaran plasenta berlangsung selama 5 – 15 menit

setelah bayi lahir, kemudian memeriksa apakah ada janin kedua atau tidak.

Selanjutnya dilakukan manajemen aktif kala III yaitu dalam waktu 1 menit

setelah bayi lahir menyuntikkan oksitosin untuk merangsang uterus

berkontraksi dan mempercepat pengeluaran plasenta, penyuntikkan oksitosin

10 IU secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral dan melakukan aspirasi

sebelum memberikan oksitosin, melakukan penegangan tali pusat terkendali

serta melakukan masase fundus segera setelah plasenta lahir untuk

menimbulkan kontraksi uterus, sesuai dengan teori Manajemen Aktif Kala

III.

Kemudian dilakukan pengecekan apakah terdapat ruptur pada

perineum, ternyata tidak terdapat ruptur. Pada kala IV ibu dipantau tekanan

darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah setiap 15 menit pada 1

jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua kala IV.

140
Pada kasus komprehensif yang peneliti ambil jumlah jam Kala I-Kala II

pada Ny. “E” yaitu selama 4 jam 30 menit sehingga tidak melewati garis

waspada pada partograf. Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4

cm dan berakhir dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju

pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan

harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah

kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (3). Maka

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Jumlah perdarahan yang terjadi pada persalinan Ny “E” mulai dari Kala

I sampai Kala IV sebanyak 250 cc. Berdasarkan teori yang mengatakan

perdarahan normal yang terjadi pada persalinan yaitu 250-500 cc, jika lebih

dari 500 cc maka ibu mengalami syok hemorargik (3). Maka tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

C. Bayi Baru Lahir

Segera setelah bayi lahir badan bayi dibersihkan dan dikeringkan

kemudian dilakukan Inisiasi Menyusui Dini dengan meletakkan bayi di dada

ibu diantara payudara dan di bawah puting payudara ibu kontak kulit ibu dan

kulit bayi kemudian diselimuti selama ± 60 menit, hal ini sesuai dengan teori

prinsip menyusu/pemberian ASI eksklusif dimulai sedini mungkin dan secara

eksklusif yang telah diperbaharui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan

bayi baru lahir untuk satu jam pertama dengan melakukan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD). Sehingga disini tidak ada kesenjangan antara praktek dan teori.

141
Pada 1 jam bayi baru lahir, menurut Kemenkes RI 2021, bayi baru lahir

normal diberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata dan

vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi

menyusu dini, untuk mencegah terjadinya perdarahan intracranial dan

diberikan Imunisasi Hepatitis B 0.5 mg 1 jam setelah pemberian vitamin K1

dengan oneinject. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kenyataan.

Kunjungan Bayi Baru Lahir dan Neonatus pada By. Ny. E selama 3

kali, 1 kali kunjungan pada 18 jam setelah kelahiran, 1 kali kunjungan pada 7

hari setelah kelahiran, 1 kali kunjungan pada 21 hari setelah kelahiran, di lihat

dari hasil pemeriksaan TTV bahwa keadaan By Ny. E dalam batas normal.

Menurut Kemenkes RI (2021) pelayanan kesehatan neonatus usia 0-28

hari minimal 3 kali kunjungan yaitu pada kunjungan bayi usia 6-48 jam atau

disebut dengan KN 1, kunjungan bayi usia 3-7 hari atau disebut juga dengan

KN 2 dan kunjungan bayi usia 8-28 hari atau disebut juga KN 3. Berdasarkan

asuhan yang diberikan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

Berdasarkan hasil laporan tentang Asuhan Kebidanan Komprehensif di

PMB Ny. M Kabupaten Garut, berdasarkan teori, penulis beramsumsi bahwa

yang telah dilakukan sudah sesuai dengan standar asuhan BBL/Neonatus.

D. Nifas

142
Pada masa nifas Ny. E mendapatkan asuhan kebidanan sebanyak 3 kali

yaitu saat 18 jam post partum, 7 hari post partum, 21 hari post partum dan 40

hari postpartum. Hal ini sesuai dengan Kemenkes RI 2021 yang menyatakan

bahwa perawatan ibu nifas dimulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan

yang diberikan oleh tenaga kesehatan minimal 4 kali kunjungan nifas yaitu

kunjungan nifas pertama 6 jam - 2 hari setelah persalinan atau disebut juga

KF 1, kunjungan ke 2 3-7 hari setelah persalinan atau disebut juga KF 2,

kunjungan ke 3 8-28 hari setelah persalinan atau disebut juga KF 3 dan

kunjungan ke 4 29-42 hari setelah persalinan atau disebut juga KF 4. Penulis

berpendapat kunjungan nifas tersebut sangat penting dilakukan, karena

dengan adanya kunjungan nifas tersebut dapat mendeteksi adanya penyulit

saat masa nifas.

Pada 18 jam postpartum, penulis memperoleh data ibu masih merasa

mules sedikit diperutnya, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus baik, perdarahan 50 cc. Hal ini sesuai dengan teori Taufan Nugroho

(2014) bahwa tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir adalah setinggi 2 jari

dibawah pusat, mulas yang dialami ibu merupakan hal yang fisiologis karena

proses involusi uterus (proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum

hamil setelah melahirkan).

Pada kunjungan 7 hari postpartum, ibu mengatakan pengeluaran ASI

sudah banyak, tinggi fundus uteri 3 jari diatas simpisis dan lochea

sanguinolenta. Hal ini sesuai dengan teori Taufan Nugroho (2014) bahwa

pada 3-7 hari postpartum kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri berada di

143
pertengahan syimpisis pusat, dan ada pengeluaran pervagina lochea

sanguinolenta berwarna kuning yang terdiri dari darah dan lendir.

Pada 21 hari postpartum, ibu mengatakan pendarahan sedikit, istirahat

cukup, nafsu makan ada dan ASI lancar. Tinggi fundus uteri tidak teraba dan

pengeluaran pervagina lochea alba, warna putih, hal ini sudah sesuai dengan

teori Taufan Nugroho (2014) bahwa pada uterus terjadi proses involusi. Pada

usia lebih dari 2 minggu Post partum = TFU tidak teraba di atas simpisis dan

bobot uterus sebesar 200 gr dengan diameter uterus 3-4 cm.

E. KB (Keluarga Berencana)

Kemudian menganjurkan ibu untuk menggunakan KB, konseling

tentang KB yang aman untuk ibu menyususi yaitu MKJP seperti AKDR,

implant, MOW dan MOP sedangkan metode kontrasepsi jangka pendek

seperti suntik 3 bulan, pil menyususi, kondom dll. Karena menurut PP IBI

2021 Masa nifas dimulai dari plasenta lahir sampai alat kandungan kembali

seperti sebelum hamil dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu. Tujuan

penulis memberikan penyuluhan kontrasepsi kepada klien untuk membantu

klien dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat bagi dirinya. Keluarga

Berencana adalah suatu tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami isteri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur

interval diantara kehamilan dan mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan

dengan suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga.

144
Penulis melakukan konseling KB yaitu pada waktu ANC trimester III
tentang alat kontrasepsi, Ny. E memutuskan untuk menggunakan alat
kontrasepsi suntik 3 bulanan. pada waktu kunjungan nifas hari ke 41. Dimana
ini sesuai dengan tujuan Ny. E untuk menjaga jarak kehamilan Jangka
Panjang dan tidak mengganggu proses menyusui dan sesuai teori menurut
Manuaba (2017) KB AKDR dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi oleh
ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI. Menurut pendapat
penulis tidak diemukan kesenjangan antara teori dengan praktik.

145
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan secara komprehensif yang diberikan pada Ny. E

yaitu asuhan selama hamil trimester ke III, bersalin, bayi baru lahir, nifas,

neonatus, dan pelayanan kontrasepsi, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut;

1. Asuhan kebidanan masa kehamilan pada Ny. E Usia 24 Tahun G1P0A0

di PMB Ny. M Kabupaten Garut tidak ada kesenjangan antara teori

dengan praktek dilapangan.

2. Asuhan kebidanan masa bersalin pada Ny. E Usia 24 Tahun G1P0A0 di

PMB Ny. M Kabupaten Garut tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktek dilapangan.

3. Asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. E Usia 24 Tahun P1A0 di PMB

Ny. M Kabupaten Garut tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktek dilapangan.

4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. E Usia 24 Tahun di PMB Ny.

M Kabupaten Garut tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

dilapangan.

5. Asuhan kebidanan pada keluarga berencana Ny. E Usia 24 Tahun di

PMB Ny. M Kabupaten Garut tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek dilapangan.
B. Saran

1. Bagi Klien

Diharapkan klien melakukan pemeriksaan rutin untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi nya di Posyandu maupun fasilitas

kesehatan lainnya.

2. Bagi Bidan

Sebagai bahan evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan secara

konprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas dan BBL maupun

akseptor KB sehingga dapat dijadikan sebagai bahan koreksi untuk

meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

147
DAFTAR PUSTAKA

1. Ambarwati, R,E., Wulandari, D. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra


Cendika Press. 2009.
2. Bahiyatun. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC. 2009.
3. Dewi, V. N. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika. 2010.
4. Dinkes Sumbar. Profil Dinas Kesehatan . Sumatera Barat: Dinas Kesehatan
Sumatera Barat. 2017.
5. Fitri, I. Nifas, Kontrasepsi Terkini & Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Gosyen Publishing. 2018.
6. Furwasyih, D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan. Mitra Pemuda:
Jakarta. 2016.
7. JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta.
2008.
8. JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi dan Perkumpulan
Obsetri Ginekologi Indonesia. 2015.
9. Kemenkes RI. Situasi Kesehatan Ibu. Info Datin Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI. 2014.
10. Kemenkes RI. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2015.
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2016.
12. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 2017.
13. Latuharhary, Florence. T.U. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi
Menyusui Dini. Jurnal E-Clinic (ECL). Volume 2 Nomor 2. 2014.
14. Lisnawati, L., Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Jakarta. Trans Info Media,
2011.
15. Mandriwati, G. A., Ariani, N. W., Harini, R. T., Darmapatni, M. W., &
Javani, S. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Buku Kedokteran. 2018.
16. Manuaba, I. B. G. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan, dan kb untuk
pendidikan edisi 2. Jakarta: EGC. 2010.
17. Manuaba, I. A. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan, dan kb. Jakarta: Buku
Kedokteran. 2014.
18. Oxorn, H., & Forte, W. R. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta: C.V Andi Offset. 2010.
19. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Standar Pelayanan
Kebidanan :Jakarta
20. Pratiwi. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) dengan Partisipasi Ibu Melakukan IMD (Studi diruangan bersalin
RS Wava Husada). Surya. Volume 07 Nomor 01. 2013.

148
21. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008.
22. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.
23. Ranuh dkk. Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas Imunisasi IDAI.
2011.
24. Riaty, Z. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Padang: Universitas
Baiturrahmah. 2010.
25. Rukiyah, A. Y., Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. Asuhan Kebidanan
I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media. 2009.
26. Runjati, Umar, S., & Ester, M. Teori dan Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku
Kedokteran. 2018.
27. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.
28. Saleha, S. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
2009.
29. Sondakh, J. J. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga. 2013.
30. Sulistyawati. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta Salemba
Medika. 2011.
31. Sutanto, A. V., & Fitriana, Y. Asuhan Pada Kehamilan. yogyakarta: Pustaka
Baru Press. 2018.
32. Sutarmi, Suprihatin, K. Widyawati, M.N. Touch Training Series 1 : Mom,
Baby Massage and SPA. Sidoarjo : ICHA. 2016.
33. Varney H, Kriebs Jan M, Gebor LC. Buku Ajar Kebidanan edisi 2. Jakarta :
EGC. 2008.
34. Varney Helen dkk. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta : EGC. 2009.
35. Vionalisa. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Padang: Universitas
Baiturrahmah. 2010.
36. WHO. World Health Statistic Report 2015. Geneva: World Health
Organization : 2015
37. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2010.
38. Yanti. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Pustaka Rihama :
Yogyakarta. 2010.
39. Yosefni, E., Yulia, S., & Ester, M. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta:
Buku Kedokteran. 2018.

149
DOKUMENTASI ANC KUNJUNGAN PERTAMA

DOKUMENTASI ANC KUNJUNGAN KEDUA

DOKUMENTASI INC

DOKUMENTASI KN 1

DOKUMENTASI KN 2

DOKUMENTASI KN 3

DOKUMENTASI KF 1

DOKUMENTASI KF 2

DOKUMENTASI KF 3

DOKUMENTASI KB

150

You might also like