You are on page 1of 56

KARYA ILMIAH AKHIR

PENERAPAN TINDAKAN KOMPRES JAHE TERHADAP


PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ASAM URAT DI DESA
BUGANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI

Disusun Oleh :
BENNI SURYA DARMA
(202102040005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN-
PEKALONGAN
2022
KARYA ILMIAH AKHIR
PENERAPAN TINDAKAN KOMPRES JAHE TERHADAP
PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ASAM URAT DI DESA
BUGANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI

Karya Ilmiah Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan
Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pekajngan-Pekalongan

Disusun Oleh :
Benni Surya Darma
(202102040005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN-
PEKALONGAN
PERNYATAAN ORISINALITAS

ii
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Benni Surya Darma

NIM : 202102040005

Dengan ini menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam karya ilmiah akhir ini adalah

benar adanya dan merupakan hasil karya sendiri. Segala kutipan karya pihak orang

lain telah saya tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari

ditemukan adanya plagiasi, falsifikasi atau fabrikasi maka saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Pekalongan, 2022

Penulis

Benni Surya Darma


202102040

iii
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners


PENERAPAN TINDAKAN KOMPRES JAHE TERHADAP PENURUNAN
NYERI PADA PENDERITA ASAM URAT DI DESA BUGANGAN
KECAMATAN KEDUNGWUNI

Disusun oleh :
BENNI SURYA DARMA
202102040005

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Rabu, 29 Juni 2022

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ns. Eka Budiarto, M.Kep, Sp.J (………………………...)

NIK. 1990021120133145

Farida Suryani, S.Kep.,Ns (………………………...)


NIP. 197707292005012007

Karya Ilmiah Akhir Ners ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Profesi Ners
Pekalongan, Juli 2022
Ketua Program Studi Sarajana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Emi Nurlaela, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya, sholawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada

Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah

akhir ini yang berjudul “Penerapan Tindakan Kompres Jahe Terhadap Penurunan

Nyeri Pada Penderita Asam Urat Di Desa Bugangan Kecamatan Kedungwuni’’.

Karya ilmiah akhir ini disusun guna memenuhi syarat menyelesaikan Program

Studi Pendidikan Profesi Ners di Universitas Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan. Penyusunan karya ilmiah akhir ini mampu terselesaikan berkat

bimbingan dosen dan bantuan serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Nur Izzah, M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan

2. Herni Rejeki, M.Kep.,Sp.Kep.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

3. Emi Nur Laela, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan

4. Ns. Eka Budiarto, M.Kep, Sp. Kep. J Selaku pembimbing akademik dan penguji

satu Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

v
5. Farida Suryani, S.Kep., Ns selaku pembimbing klinik dari puskesmas

kedungwuni 2 selaku penguji kedua

6. Seluruh dosen dan staf di Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan

Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

7. Orangtua yang selalu memberikan restu, doa serta dukungan sampai sekarang

8. Teman-teman Program Profesi Ners Angkatan 2019 yang telah membantu dan

memberikan saran selama menyusun karya ilmiah akhir ini

9. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan karya ilmiah akhir yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah akhir ini masih belum sempurna

karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan

karya ilmiah akhir ini. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pekalongan, 2022

Penulis

Benni Surya Darma


202102040005

vi
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………...................................…ii
Lembar Pernyataan Orisinalitas…………………………………...................................iii
Lembar Pengesahan………………………………………………..................................iv
Kata Pengantar……………………………………………………...................................v
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Akhir…...................................vi
Daftar Isi………………………………………………………......................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………................................1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..................................5
C. Tujuan………………………………………………………................................5
D. Manfaat……………………………………………………. ................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit……………………………………………................................7
B. Konsep Masalah Keperawatan……………………………................................15
C. Dasar Intervensi Keperawatan……………………………….............................17
BAB III GAMBARAN KASUS KELOLAAN UTAMA
A. Pengkajian dan diagnosa………………………………….................................19
B. Intervensi dan Implementasi………………………………................................20
C. Evaluasi……………………………………………………...............................23
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Konsep Kasus …..................................25
B. Analisis Penerapan Intervensi Berdasar Hasil Kajian Praktik Berbasis bukti
C. Implikasi Keperawatan………………………………….…...............................28
BAB V PENUTUP
A. Simpulan……………………………………………...……...............................29
B. Saran………………………………………………………................................29
Daftar Pustaka ………………………………………………....…................................30
Lampiran………………………………………………....………..................................42

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ppenyebab Hiperurisemia....................................................................15

Tabel 3.1 Pengkajian...........................................................................................17

Tabel 3.2 Evaluasi Tindakan Kompres Jahe.......................................................32

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Asam urat atau gout arthritis adalah suatu radang persendian yang

berulang, yang disebabkan oleh deposit atau penimbunan kristal asam urat di

dalam persendian(Anita dkk, 2020). Bagian tubuh yang terkena terutama adalah

bagian sendi yang berada pada ujung tubuh seperti ibu jari kaki.Sedangkan

sasaran lainnya adalah sendi pada siku, lutut, pergelangan kaki dan tangan, atau

bahu. Sendi adalah penghubung antara dua tulang atau lebih yang

memungkinkan terjadinya gerakan. Sendi-sendi utama seperti pinggul, lutut dan

siku mudah mengalami keausan dan regangan yang tetap, sehingga umumnya

bisa terjadi ketidaknyamanan setiap saat (Purnamasari & Listiyarini, 2015)

Menurut WHO (World Health Organization), hiperurisemia terjadi pada

5-30% populasi umum dan prevalensi dapat lebih tinggi pada beberapa

kelompok etnik tertentu. Prevalensi gout belakangan ini menunjukkan

peningkatan di seluruh dunia, diduga karena peningkatan prevalensi dan

penggunaan obat-obatan.

8
Di Indonesia sendiri penyakit gout atritis pertama kali diteliti oleh

seorang dokter Belanda, dr. Van den horst ditemukan 15 kasus penyakit asam

urat oleh masyarakat kurang mampu di wilayah Jawa Tengah pada tahun

1935(Rusnoto et al, 2020), prevalensi asam urat di Indonesia menduduki urutan

kedua setelah osteoartritis. di Indonesia sendiri diperkirakan 1,6-13,6/100.000

orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Pada

keperawatan komplementer ada terapi herbal dimana tidak ada bahan

farmakologi yang digunakan. Jahe mempunyai banyak khasiat yaitu dapat

menurunkan rasa nyeri pada penyakit nyeri sendi atau asam urat. Banyaknya

penelitian tentang manfaat dan khasiat jahe yang terbukti ampuh untuk

meredakan/menurunkan skala nyeri asam urat/nyeri sendi, maka jahe

digunakan sebagai kompres pada penderita asam urat atau nyeri sendi

(Purnamasari & Listiyarini, 2015)

Nyeri sandi merupakan tanda dan gejala dari penyakit Atritis Gout, rasa

nyeri merupakan rasa yang paling sering menyebabkan seseorang mencari

pertolongan medis. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri

sangat menganggu menyulitkan banyak orang dibanding suatu penyakit. Selama

ini bila terjadi nyeri terutama nyeri sendi asam urat, kebanyakan petugas

kesehatan dirumah sakit ataupun puskesma langsung memberikan tindakan

medis (terapi farmakologi) dibandingkan dengan melakukan Tindakan mandiri

(terapi-non farmakologi).

9
Asam urat sering terjadi pada lansia, hal ini ditandai dengan

hiperurisemia atau peningkatan asam urat di dalam badan seseorang. Cara yang

bisa menurunkan derajat nyeri asam urat adalah menggunakan terapi non

farmakologis serta farmakologis. Terapi farmakologis yaitu tindakan

memberikan obat analgesik seperti obat anti radang serta nonsteroid (OAINS)

sebagai penurun nyeri, sedangkan diberikannya terapi kompres hangat jahe

merah adalah tindakan secara non farmakologis (Ilham, 2020). Dimana kompres

hangat akan menimbulkan rasa panas, maka respon tubuh secara fisiologis

antara lain dapat menstabilkan darah yang kental, otot menjadi rileks,

keseimbangan metabolisme jaringan, meningkatkan permeabilitas jaringan,

menumbuhkan rasa kenyamanan dan mengurangi kecemasan (Syamsu, 2017).

Bahan alami yang cocok untuk menimbulkan sensasi hangat salah

satunya adalah jahe merah. Dimana mengandung beberapa komponen seperti,

pati (52,0%), minyak astiri (3,9%), serta saripati yang tercampur di dalam

alcohol (9,93%) lebih banyak dari jahe gajah serta jahe emprit. Jahe merah

bersifat pahit, pedas serta aromatik yang berasal dari olerasin yaitu gingerol,

zingeron dan shogaol. Dimana terdapat anti radang dari olerasin, antioksidan

yang kuat serta anti nyeri. Sehingga olerasin atau zingeron ini berguna untuk

menghambat sintesis prostaglandin hingga mampu mengurangi nyeri sendi

ataupun ketegangan otot (Syamsu, 2017).

Kompres jahe dapat menurunkan nyeri asam urat, kompres jahe

merupakan pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk mengurangi

nyeri asam urat. Kompres jahe memiliki kandungan enzim siklo-oksigenasi yang

10
dapat mengurangi peradangan pada penderita asam urat, selain itu jahe juga

memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas (zingerol dan oleoresin

tinggi), dimana senyawa ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot

atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan

dicapai dalam waktu 20 menit dan setiap 5 menit mengganti air

rendamannya(Purnamasari & Listiyarini, 2015)

Berdasarkan data survey pendahuluan dengan wawancara 5

responden didapatkan hasil bahwa dari keluhan yang disampaikan pada

dasarnya sama yaitu rasa nyeri sendi (asam urat) pada area lutut, namun yang

membedakan hanya pada skala nyeri yang dirasakan oleh responden. Kejadian itu

terjadi berulang setiap malam akan tidur, juga setelah melakukan aktivitas. Klien

juga mengatakan bahwa ketika nyeri tersebut mulai terasa maka klien mengatasi

nyerinya dengan mengonsumsi obat (obat asam urat dan analgetik) yang

diberikan oleh pegawai kesehatan Puskesmas tersebut dan tanpa disertai dengan

terapi herbal rutin untuk mengurangi skala nyeri yang mereka rasakan, misalnya

kompres dengan air rendaman jahe, oleh karena itu peneliti akan melakukan

teknik keperawatan komunitas dengan tindakan eksperimen berupa terapi

komplementer herbal yaitu bahan jahe dalam menurunkan skala nyeri dengan

asam urat. (Purnamasari & Listiyarini, 2015)

Pengobatan non farmakologis sangat efektif dilakukan untuk mengurangi

rasa nyeri yang timbul pada asam urat. Sehingga dari uraian latar belakang inilah

yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kompres air

11
rendaman jahe yang dapat digunakan untuk menurunkan skala nyeri pada

penyakit sendi khususnya asam urat.

B. Rumusan Masalah

Sesuai uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut “Pengaruh penerapan Tindakan Kompres Jahe Terhadap

Penurunan Nyeri Pada Penderita Asam Urat Di Desa Bugangan Kecamatan

Kedungwuni ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompres jahe

terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari karya ilmiah akhir ini sebagai berikut :

a. Mahasiswa mampu menganalisis asuhan keperawatan komunitas pada

penderita asam urat terutama nyeri yang disebabkan oleh tingginya

kadar asam urat.

12
b. Mahasiswa mampu menganalisis hasil implementasi dan evaluasi

dengan asuhan keperawatan komunitas dengan intervensi kompres jahe

untuk menurunkan nyeri pada penderita asam urat di desa bugangan

kecamatan kedungwuni dengan indikator gejala nyeri berkurang,

masalah dapat teratasi, intervensi dan implementasi yang tepat sesuai

EBN dan evaluasi hasil yang tepat.

D. Manfaat

1. Bagi Pasien

Tindakan penerapan ini bermanfaat bagi penderita asam urat sebagai upaya

terapi non farmakologis untuk menurunkan rasa nyeri.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Karya ilmiah akhir ini bermanfaat bagi profesi keperawatan sebagai bahan

kajian untuk melakukan asuhan keperawatan pada komunitas penderita

dengan asam urat.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil karya ilmiah akhir ini dapat dijadikan referensi maupun literatur

mengenai asuhan keperawatan pada penderita asam urat yang mengalami

nyeri.

4. Bagi Instansi Kesehatan

13
Sebagai bahan pertimbangan alternatif dalam penanganan nyeri pada

penderita asam urat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit

1. Gout Arthritis

a. Definisi Gout Arthritis

Gout arthritis adalah suatu penyakit peradangan pada persendian yang

dapat disebabkan oleh tumpukan asam/kristalurat pada jaringan, terutama

pada jaringan sendi. Gout berhubungan dengan gangguan metabolism purin

yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia)

yaitu jika kadar asam urat lebih dari 7,5 mg/dl. Normal kadar asam urat

darah pada pria adalah 8mg/dl , sedangkan perempuanadalah 7mg/dl(Putri

et al, 2017)

14
Gout adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat

ini biasanya akan dikeluarkan dalam kondisi tertentu,ginjal tidak mampu

mengeluarkan zat asam urat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan

dalam darah.Kelebihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan

tertimbun pada persendian-persendian di tempat lainnya termasuk diginjal

itu sendiri dalam bentuk kristal-kristal (Sandjaya,2014).

15
b. Etiologi

Saat ini, banyak sekali ditemukan penyakit yang secara genetik

mengubah proses alami tubuh untuk memetabolisme asam urat. Kondisi

hiperurisemia adalah salah satu faktor penyebab gout, tapi hiperurisemia

tidak selalu menyebabkan gout. Pada tabel berikut bisa disimak(Soeroso

dan Algristian, 2011)

Tabel 2.1

Penyebab hiperurisemia

Sumber Peningkatan produksi asam urat Penurunan ekskresi


asam urat
Genetik Mutasi gen defisiensi enzim Penurunan klirens
hypoxantin – guanyl urat
phosphorilbosyl transferase
Dapatan Diet tinggi purin Gagal ginjal

Obesitas dan hipertrigliseridemia Hipertensi

Konsumsi alkohol Obat – obatan


seperti diuretika
tiazida, salisilat
dosis rendah

c. Manifestasi Klinis.

Menurut (Lingga,2012) Gout Artritis terjadi dalam 4 tahap, yaitu :

1. Tahap Gout Artritis akut

Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang sangat

akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur

tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang

hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan monoartikuler berupa

16
nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik

berupa demam, menggigil dan merasa lelah, disertai lekositosis

dan peningkatan endap darah. Sedangkan gambaran radiologis

hanya didapatkan pembengkakan pada jaringan lunak

periartikuler. Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam

bahkan tanpa terapi sekalipun.

2. Tahap Gout interkritikal

Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang

waktu tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari

rentang waktu 1-10 tahun. Namun rata-rata rentang waktunya

antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang waktu pada tahap ini

menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita

serangan gout Artritis akut. Atau menyangka serangan pertama

kali yang dialami tidak ada hubungannya dengan penyakit Gout

Artritis.

3. Tahap Gout Artritis Akut Intermitten

Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-tahun

tanpa gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang

ditandai dengan serangan artritis yang khas seperti diatas.

Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh)

yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan berikutnya

makin lama makin rapat dan lama serangan makin lama makin

panjang, dan jumlah sendi yang terserang makin banyak. Misalnya

17
seseorang yang semula hanya kambuh setiap setahun sekali,

namun bila tidak berobat dengan benar dan teratur, maka serangan

akan makin sering terjadi biasanya tiap 6 bulan, tiap 3 bulan

dan seterusnya, hingga pada suatu saat penderita akan mendapat

serangan setiap hari dan semakin banyak sendi yang terserang.

4. Tahap Gout Artritis Kronik Tofaceous

Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10

tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan

disekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai Thopi.

Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur

yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Thopi ini

akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang

disekitarnya. Bila ukuran thopi semakin besar dan banyak akan

mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakana sepatu lagi.

d. Patofisiologi

Untuk menjadi gout, asam urat harus melalui tahapan tertentu

yangmenandai perjalanan penyakit ini. Gejala awal ditandai oleh

hiperurisemia kemudian berkembang menjadi gout dan komplikasi yang

ditimbulkanya. Proses berjalan cukup lama tergantung dari lemah atau

kuatnya faktor resiko yang dialami oleh seorang penderita hiperurisemia.

Jika hiperurisemia tidak segera ditangangi dengan baik, cepat atau

lambat penderitanya akan mengalami serangan gout akut. Jika kadar

18
asam urat tinggi selama beberapa tahun, penderita akan mengalami

stadium interkritikal. Setelah memasuki fase ini, tidak butuh waktu lama

untuk menuju fase akhir yang disebut gout kronis(Lingga,2012).

Skema 2.1

Hiperurisemia Gout akut

Interkritikal

Gout kronik

e. Penatalaksanaan farmakologi

Pengobatan penyakit asam urat dilakukan dengan pemberian obat asam

urat. Pemberian obat ini bertujuan untuk meringankan gejala dan

mencegah terjadinya komplikasi. Untuk meredakan gejala, jenis obat

yang biasanya diresepkan oleh dokter adalah antiradang, seperti:

1. Obat antiinflamasinonsteroid (OAINS), seperti kalium

diklofenak, naproxen, etoricoxib, atau celecoxib

2. Colchicine

3. Kortikosteroid, seperti prednison, dapat diberikan kepada pasien

yang tidak bisa mengonsumsi OAINS atau colchicines(Willy,

2018)

19
f. Komplikasi
Menurut (Willy,2018) penderita penyakit asam urat harus mewaspadai

komplikasi yang mungkin timbul dari penyakit ini, di antaranya:

1. Munculnya benjolan keras (tofi). Tofi terbentuk akibat

penumpukan kristal asam urat di bawah kulit, dan dapat muncul

di beberapa area tubuh, seperti jari, tangan, siku, kaki, dan di

sekitar mata kaki. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, tofi bisa

membengkak dan mengeras saat serangan asam urat terjadi.

2. Asam urat kambuh. Pada sejumlah kasus, serangan asam urat bisa

terjadi beberapa kali dalam setahun. Bila dibiarkan tidak

tertangani, kondisi tersebut dapat menyebabkan pengeroposan

dan kerusakan pada sendi.

3. Penyakit batu ginjal. Kristal asam urat bisa menumpuk di saluran

kemih, dan menyebabkan batu ginjal.

2. Kompres Jahe

20
1. Kompres Jahe

Kompres jahe merupakan tindakan yang sering kali digunakan

sebagai obat nyeri persendian karena kandungan gingerol dan rasa

hangat yang ditimbulkannya membuat pembuluh darah terbuka dan

memperlancar sirkulasi darah, sehingga suplai makanan dan oksigen

lebih baik dan nyeri sendi berkurang (Zuriati, 2017).

Salah satu teknik non farmakologis yang dapat dilakukan dalam

penurunan nyeri sendi adalah dengan pemberian kompres jahe.

Jahe(Zingiberofficinale) mengandung jingiberol dan kurkuminoid

terbukti berkhasiat mengurangi peradangan dan nyeri sendi melalui

hambatan pada aktivitas COX-2 yang menghambat produksi PGE2

leukotrian dan TNFα pada sinoviosit dan sendi manusia (Waryantini dan

Wiranti, 2018).

2. Manfaat

Manfaat kompres jahe adalah :

1. Untuk melancarkan sirkulasi darah

2. Untuk menghilangkan rasa nyeri

3. Serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada pasien

(Waryantini & Wiranti, 2018)

21
3. Indikasi dan Kontraindikasi

Menurut (Ariani, 2017), indikasi dan kontra indikasi sebagai berikut :

1. Indikasi 

a. Pasien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)

b. Pasien dengan perut kembung

c. Pasien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang

persendian baik akibat osteoarthrtitis, reumathoidarthtritis dan

gout arthtritis

d. Keram otot

2. Kontraindikasi

a. Trauma 12-24 jam pertama

b. Perdarahan

c. Bengkak

d. Gangguan pembuluh darah

e. Memar

4. Prosedur Pelaksanaan

Menurut (Nur & DKK, 2019).rosedur penatalaksannan kompres jahe

adalah sebagai berikut :

1. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

- Alat

a. Parutan jahe

b. Baskom kecil

22
c. Handuk kecil / kain

- Bahan

a. Jahe 100 gram

b. Air hangat secukupnya

2. PERSIAPAN PASIEN

- Pastikan identitas klien

Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarga tentang tindakan

yang akan dilakukan

- Jaga privasi klien

- Posisikan klien senyaman mungkin

- Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam

posisi yang nyaman

3. CARA BEKERJA

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan nama kesukaannya

2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat

3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien dan

keluarga

4. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk bertanya

sebelum terapi Dilakukan

Tahap Kerja

23
1. Siapkan jahe 100 gram

2. Cuci jahe dengan air sampai bersih

3. Parut jahe

4. Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 40 – 50oC

5. Masukkan jahe yang sudah di parut ke dalam kain/handuk kecil

6. Celupkan kedalam air hangat

7. Kemudian tempelkan ke daerah sendi yang terasa nyeri

8. Pengompresan dilakukan selama 15-20 menit

9. Lakukan secara berulang sampai nyeri sendi hilang

10. Setelah selesai bereskan semua peralatan

11. Kompres hangat jahe dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore

agar hasilnya maksimal.

Terminasi

1. Jelaskan pada klien bahwa terapi sudah selesai dilakukan

2. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi

3. Berikan reinforcement positif kepada klien

4. Rapikan pakaian klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman

5. Rapikan alat-alat.

3. Nyeri

24
1. Pengertian Nyeri

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang

dari 3 bulan. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

2. Etiologi

a. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

b. Agen pencedra kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

c. Agen pencidra fisik (mis. Abses, trauma, amputasi, terbakar,

terpotong, mengangkat berat,prosedur operasi,trauma, latihan fisik

berlebihan(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

3. Skala Nyeri

Menurut (Siwi, 2016) Skala nyeri bourbonnais adalah salah satu cara

mengukur tingkat nyeri berdasarkan penilaian objektif yang dilakukan oleh

enumerator, yaitu:

1) Skala 0 = tidak nyeri

2) Skala 1- 3 = nyeri ringan secara objektif subjek penelitian dapat

berkomunikasi dengan baik, tindakan manual dirasakan sangat membantu.

3) Skala 4-6 = nyeri sedang Secara objektif subjek penelitian mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dengan tepat dan dapat

25
mendeskripsikan nyeri, subjek penelitian dapat mengikuti perintah dengan baik

dan responsif terhadap tindakan manual.

4) Skala 7-9 = nyeri berat Secara objektif terkadang subjek penelitian dapat

mengikuti perintah tapi masih responsif terhadap tindakan manual, dapat

menunjukkan lokasi nyeri tapi tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat

diatasi dengan alih posisi, napas panjang, destruksi dll.

5) Skala 10 = nyeri sangat berat (panik tidak terkontrol)

4. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Faktor yang berhubungan dengan nyeri yaitu faktor internal yang

meliputi : jenis kelamin, usia, teperamen, ketakutan, dan pengalaman

nyeri, faktor eksternal meliputi : tindakan invasif, paparan nyeri

sebelumnya, budaya dan kehadiran keluargaselain orang tua(Rahayu

dkk. 2019).

b. Konsep Masalah Keperawatan

Salah satu masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan Asam

Urat adalah Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen pencedera fisiologis.

1. Pengertian Nyeri

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan

jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan

26
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

2. Etiologi

a. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

b. Agen pencedra kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

c. Agen pencidra fisik (mis. Abses, trauma, amputasi, terbakar,

terpotong, mengangkat berat,prosedur operasi,trauma, latihan fisik

berlebihan(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

b. Skala Nyeri

Skala Nyeri menurut (Siwi, 2016) Skala nyeri bourbonnais adalah salah

satu cara mengukur tingkat nyeri berdasarkan penilaian objektif yang

dilakukan oleh enumerator, yaitu:

1) Skala 0 = tidak nyeri

2) Skala 1- 3 = nyeri ringan secara objektif subjek penelitian dapat

berkomunikasi dengan baik, tindakan manual dirasakan sangat membantu.

3) Skala 4-6 = nyeri sedang Secara objektif subjek penelitian mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dengan tepat dan dapat

mendeskripsikan nyeri, subjek penelitian dapat mengikuti perintah dengan

baik dan responsif terhadap tindakan manual.

4) Skala 7-9 = nyeri berat Secara objektif terkadang subjek penelitian dapat

mengikuti perintah tapi masih responsif terhadap tindakan manual, dapat

27
menunjukkan lokasi nyeri tapi tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat

diatasi dengan alih posisi, napas panjang, destruksi dll.

5) Skala 10 = nyeri sangat berat (panik tidak terkontrol)

c. Dasar Intervensi Keperawatan

1. Pengertian

Asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan oleh adanya

gangguan metabolisme pada purin.Gangguan yang terjadi pada

metabolisme purin menyebabkan penimbunan sodium orat di dalam dan

diantara persendian. Penyakit asam urat ditandai dengan tingginya kadar

asam urat dalam darah (Haryono & Setianingsih, 2013).

Pemberian kompres jahe dapat menurunkan nyeri sendi karena jahe

dapat meningkatkan kemampuan kontrol terhadap nyeri, jahe memiliki

rasa pedas karena jahe mengandung senyawa seperti minyak atsiri

zingiberena (zingirona), bisabolena, zingiberol, kurkumen, filandrena,

gingerol, dan rasa hangat yang ditimbulkannya membuat pembuluh darah

terbuka dan memperlancar sirkulasi darah (Emil, 2022)

2. Tujuan kompres jahe

a. Menurunkan intensitas nyeri rasa nyeri, kaku dan spasme otot pada

asam urat.

b. Meredakan bengkak

3. Manfaat tindakan kompres jahe

28
Kompres jahe sangat bermanfaat untuk menurunkan nyeri pada pasien

Arthritis Gout karena mengandung 6 gingerdion,6-gingerol, zingerol yang

berfungsi menekan prostaglandin melalui hambatan pada aktivitas COX-2

yang menghambat produksi PGE2 dan leukotrien dan TNF- pada

sinoviosit dan sendi manusia (Rhadarani, 2020).

BAB III

GAMBARAN KELOLAAN KASUS UTAMA

A. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan di Desa Bugangan Kedungwuni

Pekalongan menggunakan studi kasus inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi

dalam subyek kasus ini yaitu 5 pasien dengan berjenis kelamin laki – laki

29
atau perempuan, 5 pasien lanjut usia akhir dengan rentang usia 60 tahun ke

atas, 5 pasien yang mengalami asam urat, 5 pasien yang bersedia dan

menyetujui dilakukanya terapi kompres jahe, dan belum mendapatkan terapi

kompres jahe sebelumnya. Adapun kriteria ekslusinya yaitu pasien berusia

kurang dari 60 tahun tidak mempunyai riwayat asam urat.

Tabel Pengkajian 3.1

Tn. N Ny. S Tn. J Ny. I Ny.I Diagnosa

Asam urat 8,5 7,5 8,5 7,6 7,8 Nyeri akut


berhubungan agen
Nyeri 4 4 4 4 4 pencedera fisiologis

Memakai Ya Tidak Tidak Ya Tidak


Obat
Tingkat Berhasil Tidak Tidak Berhasil Tidak
Keberhasilan

Dari data kelompok pada tabel diatas kelompok mempunyai kadar asam urat

yang tinggi dengan keluhan nyeri pada skala 4 (sedang), dari tabel diatas ada

juga responden ada yang mengkonsumsi obat untuk mengurangi nyeri yaitu 2

orang mengkonsumsi obat mengurangi nyeri dan 3 responden tidak

mengkonsumsi obat untuk mengurangi nyeri. Dalam tingkat keberhasilan 2

orang yang mengkonsumsi nyeri mengatakan jika mengkonsumsi obat

nyerinya berkurang dan 3 orang yang tidak mengkonsumsi obat mengatakan

nyerinya tidak ada perubahan atau tidak berkurang.

30
B. Intervensi

Asuhan keperawatan anggota kelompok khusus penderita asam urat

telah dilakukan rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan

yang telah ditegakkan.

Rencana keperawatan pada diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan

agen oencedera fisiologis dengan luaran SLKI adalah Tingkat Nyeri

Menurun dengan kriteria hasil ; Frekuensi nadi membaik(5), Pola nafas

membaik(5) keluhan nyeri menurun (5), meringis menurun (5), gelisah

menurun (5), kesulitan tidur menurun (5), dengan intervensi SIKI :

Identifikasi nyeri, berikan terapi non farmakologi, ajarkan teknik non

farmakologi, jelaskan penyebab, peridode dan pemicu nyeri.

Tindakan kompres jahe hangat dilakukan pada kelompok selama 3

hari, kompres jahe hangat terbukti bisa menunurunkan nyeri pada

responden yang mengalami pembekakan yang desebkan oleh asam urat

tinggi, jahe bisa digunakan untuk menahan nyeri karena memliki senyawa 6

gingerdion,6-gingerol yang bermanfaat untuk menurunkan nyeri pada

pasien Arthritis Gout.

C. Implementasi

31
Asuhan keperawatan anggota kelompok khusus penderita asam urat

telah dilakukan implementasi keperawatan sesuai dengan diagnosa dan

rencana keperawatan yang telah ditegakkan.

Implementasi keperawatan dengan diagnosa Nyeri Akut melakukan

terapi kompres jahe. Dalam penerapannya terapi kompres jahe dilakukan

selama 3 hari dalam seminggu dengan durasi 15 sampai 20 menit dan

melakukan terapi kompres jahe sesuai dengan standar operasional (SOP),

pelaksaan selama 3 hari tersebut membawakan hasil yang baugus dimana

nyeri yang dialami oleh responden dari hari ke satu sampai hari ke tiga

mengalami penurunan

D. Evaluasi

Dari hasil implementasi keperawatan anggota kelompok khusus asam urat

selama asuhan keperawatan dengan diagnosa Nyeri Akut Berhubungan

dengan Agen pencedera fisologis sebelum dilakukan terlebih dahulu

mengidentifikasi nyeri yang dialami, kemudian dilakukan kompres jahe

sesuai standar operasional prosedur (SOP). Teknik kompres jahe dilakukan

selama 15 - 20 menit dilakukan 3 kali dalam satu minggu didapatkan hasil

evaluasi sebagai berikut.

Tabel 3.2
Skala nyeri pada lansia sebelum dan sesudah
diberikan kompres air hangat memakai jahe

32
7/3/22 9/3/20 11/3/20
Nama
pre post pre post pre Post
Tn. N 4 2 3 2 2 1
Ny. S 4 3 4 3 3 2
Tn. J 4 3 4 3 3 2
Ny. I 4 2 3 2 2 2
Ny. I 4 2 3 2 2 2

Berdasarkan tabel 3.2 didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan

kompres jahe selama 3 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit didapatkan

data sebelum dilakukan kompres air hangat memakai jahe, untuk pertemuan

pertama sebelum dilakukan kompres jahe didapatkan 5 dari 5 orang

mengalami nyeri skala 4 (sedang), setelah dilakukan kompres jahe 3 dari 5

orang nyeri berkurang menjadi skala 2 (ringan) dan 2 orang nyeri berkurang

menjadi 3 (ringan), pertemuan ke dua sebelum dilakukan kompres jahe

didapatkan 3 orang mengalami nyeri skala 3 (ringan) dan 2 mengalami skala

nyeri 4 (sedang) dan sesudah dilakukan kompres jahe didapatkan 5 orang

skala nyerinya berkurang menjadi ringan (1 sampai 3), untuk pertemuan

terakhir diapatkan sebelum dan sesudah dilakukan kompres jahe 5 orang

mengalami nyeri skala ringan (1 sampai 3)

Hal ini sesuai dengan penelitian (Rusnoto, 2015) Kompres air hangat

memakai jahe dengan durasi 20 menit berpengaruh untuk meringankan nyeri

pada lansia dengan gout arthritis. Pendapat peneliti Anna (2016) pemberian

kompres hangat memakai parutan jahe merah dengan durasi 15-20 menit

sangat efektif untuk menurunkan skala nyeri pada lansia dengan gout

arthritis.

33
Menurut Zakinah Arlina (2018) menyatakan bahwa kompres hangat

memakai parutan jahe yang dilakukan pada sore hari dapat dijadikan sebagai

intevensi untuk mengurangi skala nyeri. Karena dapat dilakuakan setiap hari

secara teratur dan ternyata berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri,

karena kompres hangat tersebut memberikan rasa hangat untuk memenuhi

kebutuhan rasa nyaman, dan mengurangi rasa nyeri.

Dari hasil penelitian diatas dalam pelaksanaan kompres jahe yang

dilakukan selama tiga hari dalam seminggu pada penderita asam urat peneliti

masih mempunyai kekurangan dimana dalam pelaksanaan lebih baik tidak

boleh dikasih jeda satu hari karena dapat mengakibatkan nyeri yang tadinya

berkurang bisa kembali meningkat. Jika dijeda satu hari bisa diberikan latihan

secara mandiri agar nyeri terus menurun agar tidak ada peningkatan saat

dilakukan terapi secara kelompok, untuk rekomendasi dari hasil diatas pada

hari terakhir juga responden masih mengalami nyeri jadi lebih baik responden

diedukasi dan diberikan motivasi agar responden bisa melakukan kompres

jahe secara mandiri.

34
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Konsep Kasus Terkait

Asam urat (Gout Arthritis) disebabkan tumpukan asam urat pada

sendi-sendi tubuh. Ketika terdapat kelebihan asam urat pada aliran darah dan

jumlahnya lebih dari yang dapat dikeluarkan, asam urat tersebut merembes ke

dalam jaringan sendi sehingga menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.

Rasa nyeri merupakan gejala penyakit Gout yang paling sering dialami. Gout

35
Arthritis biasanya paling banyak terdapat pada sendi jempol jari kaki, sendi

pergelangan, sendi kaki, sendi lutut dan sendi siku yang dapat menyebabkan

nyeri yang sedang meradang karena adanya penumpukan zat purin yang dapat

membentuk kristal-kristal yang mengakibatkan nyeri, jika nyeri yang dialami

tidak segera ditangani akan mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas fisik

sehari-hari seperti menurunnya aktivitas fisik (Radharani, 2020).

Hasil penelitian dari kelompok penderita asam urat menunjukan

bahwa kelomok menunjukan kadar asam urat yang tinggi kelompok

mengatakan sering mengalami nyeri, keluhan nyeri pada area sendi yang

bengkak yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat. Peneliti disini

memberikan atau menerapkan tindakan terapi kompres jahe dimana tindakan

kompres jahe dapat murunkan intensitas nyeri, dengan diberikanya tindakan

kompres jahe yang dilakukan selama 3 hari dalam seminggu dan dilakukan

selama 15-20 menit, keluhan nyeri pada kelompok asam urat mulai teratasi

dari hari pertama sampai ke tiga pelaksaan kompres jahe nyeri mulai turun

dari nyeri sedang turun sampai ke nyeri ringan, agar nyeri dapat di

pertahankan dalam batas nyeri ringan kelompok perlu melakukanya secara

mandiri dan rutin selama tiga kali dalam seminggu dengan durasi yang telah

ditentukan yaitu 15-20 menit.

Penurunan intensitas nyeri pada kelompok penderita asam urat setelah

dilakukan kompres jahe dikarenakan kompres jahe hangat memiliki

kandungan enzim siklo-oksigenasi yang dapat mengurangi peradangan pada

penderita reumatoid artritis, selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis

36
yaitu rasa panas dan pedas, dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa nyeri ,

kaku, dan spasme otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, manfaat

yang maksimal akan dicapai dalam waktu 30 menit sesudah aplikasi panas

(Bachtiar, 2010).

B. Analisa Penerapan Intervensi Berdasar Hasil Kajian Praktik Berbasis

Bukti

Berdasarkan asuhan Keperawatan yang dilakukan terhadap kelompok

penderita asam urat dan dilakukan intervensi menggunakan kompres jahe

dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku, didapatkan hasil jika rata – rata

intensitas nyeri mengalami penurunan setelah dilakukan kompres jahe.

Tindakan non farmakaologis selain diet purin dapat diberikan tarapi kompres

jahe.

Berdasarkan dari penerapan intervensi tindakan kompres jahe yang

dilakukan tiga hari dalam seminggu dengan durasi 15-20 menit didapatkan

bahwa tindakan kompres jahe dapat menurunkan intensitas nyeri yang

disebabkan oleh pembengkakan karena tingginya kadar asam urat. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Suryani, et al, 2021) bahwa ada

perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi kompres jahe, jahe

mengandung senyawa gingerol dan shogaol yaitu senyawa panas dan pedas

yang terdapat di dalam jahe. Jahe memiliki sifat anti inflamasi non steroid

dimana jahe dapat menekan sintesis prostaglandin-1 dan siklooksigenase-2.

Sehingga ketika diberikan kompres jahe rasa pedas dari kompres jahe tersebut

37
aakan mengurangi peradangan, meredakan nyeri, kaku, dan spasme otot (Putri

et al, 2017).

C. Implikasi Keperawatan

Selain diet purin untuk menguragi kadar asam urat yang tinggi dapat

diberikan juga tarapi kompres jahe, dengan bahan yang mudah didapatkan dan

mengandung beberapa senyawa, jahe dapat meredakan nyeri, peradangan,

kaku dan anti inflamasi kompres jahe ini dapat menjadi terapi yang bagus

untuk meredakan nyeri yang dialami penderita asam urat.

hasil penelitian kompres jahe selama tiga hari dalam seminggu dengan

durasi 15- 20 menit penerapan kompres jahe ini menunjukan hasil yang baik

dimana nyeri yang dialami terus menurun dari hari kehari, selama penerapan

selama tiga hari peneliti memberikan jeda selama satu hari dalam jeda satu

hari tersebut menimbulkan nyeri menjadi naik lagi jika diberikan jeda satu

hari dapat direkomendasikan agar kelompok bisa latihan secara mandiri,

kompres jahe dapat diterapkan oleh perawat dan keluarga sebagai terapi non

farmakologis dalam menangani nyeri yang disebabkan oleh tingginya kadar

asam urat

38
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

39
Terapi kompres jahe merupakan salah satu terapi non farmakologi yang dapat

menurunkan intensitas nyeri pada penderita asam urat. Dimana jahe memiliki

sifat anti inflamasi non steroid dimana jahe dapat menekan sintesis

prostaglandin-1 dan siklooksigenase-2. Sehingga ketika diberikan kompres

jahe rasa pedas dari kompres jahe tersebut aakan mengurangi peradangan,

meredakan nyeri, dan kaku.

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan kepada penderita asam urat untuk lebih meningkatkan

motivasi dalam memanfaatkan jahe untuk mengurangi rasa nyeri.

2. Bagi Institusi

Dapat memberikan masukan dan sumber informasi dibidang kesehatan

dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas khususnya pada

penderita gout arthritis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitan ini sebagai referensi yang bermanfaat untuk,

melakukan asuhan keperawatan komunitas baik pengkajian, perumusan

diagnosa.

DAFTAR PUSTAKA

Anita et al (2020), Pengaruh pemberian kompres hangat memakai parurtan jahe


merah terhadap penurunan skala nyeri pada penderita gpout arthritis dipanti
jompo yayasanguna budi bakti medan. Jurnal Ilmiah Kepwraatan Imelda,
Vol. 6, No. 2

40
Avilia et al (2020), Pengaruh Kompres Air Hangat Memakai Jahe Untuk Menurunkan
Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Gout Atritis. Wellnes And Healthy
Magazine, Volume 2
Haryono, R. & Setianingsih, S. (2013). Musuh-musuh Anda setelah Usia 40 Tahun.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Ilham (2020) „kompres hangat jahe merah terhadap penurunan nyeri asam urat‟,
jurnal kesehatan, 2(2), pp. 14–19.
Lingga, L. (2012). Bebas Penyakit Asam Urat tanpa Obat. Jakarta Selatan: PT Agro
Medika Pustaka.
Lutfi dan Fijianto (2021), Penerapan kompres Jahe Untuk Mengurangi Nyeri Pada
Lansia Penderita Asam Urat, Seminar Kesehatan Nasional, Prosiding
Seminar Kesehatan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Universitas
Muhammadiyah Pekajanngan Pekalongan
Ni Putu Eka Ariani, (2017).
https://www.bhaktirahayu.com/artikel-kesehatan/kompres-hangat-air-
rebusan-jahe-untuk-penderita-nyeri-osteoarthritis
Purnamasari dan Listyarini (2015), Kompres Rendaman Jahe Dapat Menurunkan
Nyeri Pada Lansia Dengan Dsam Urat Di Desa Cengkalsewu Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati, Cendekia Utama, Jurnal Keperawatan Dan
Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia Utama Kudus
Putri, Rahmayanti, Diani (2017), Pengaruh Pemberian Kompres Jahe Terhadap
Intensitas Nyeri Gout Athritis Pada Lansia Di PSTW Budi Sejahtera
Kalimantan Selatan, Dunia Keperawatan, Volume 5, Nomor 2
Radharani (2020), Kompres Jahe Hangat Dapat Menurunkan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Gout Atritis, Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, Volume 9,
Nomor 1
Rahayu, M. K., Waluyanti, F. T., & Hayati, H. (2019, oktober). faktor - faktor yang
berhubungan dengan reaksi nyeriakibat invasif pada anak yang dirawat. jurnal
ilmiah Keperawatan altruistik, 2.

Rusnoto et Al (2015), Pemberian Kompres Hangat Memakai Jahe Untuk


Meringankan Skala Nyeri Pada Pasien Asam Urat Di Desa Kedungwungu
Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, JIIK, Vol 6
Samsudin, A.R.R., Kundre, R & Onibala, F. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres
Hangat Memakai Parutan Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var
Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Padapenderitagout Artritis Di
Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupeten Minahasa. Ejournal
Keperawatan (E-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016 hal 1- 6

41
Sandjaya, H (2014), Buku Sakti Pencegahan Dan Penangkal Asam Urat. Yogyakarta :
Mantra Books
Siwi (2016), Pemberian Kompres Jahe Dalam Mengurangi Nyeri Pada Lansia Di
UPT PSTW Khusnul Khatimah Pekanbaru
Soeroso, & Algristian. (2011). Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.
Suryani, Sutiyo, Pistanty M. (2021), Pengaruh Pemberian Larutan Jahe Terhadap
Nyeri Asam Urat Di Posyandu Lansia Melati Desa Candisari, Cendekia
Utama, Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia
Utama Kudus
Syamsu, A. D (2017), Perbandingan Kompres Jahe Merah Dan Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Osteoarthritis, Jurnal
Keperawatan UNSRAT.
Waryantini dan Wiranti (2018), Pengaruh Kompres Jahe Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri Sendi Pada Lansia, Healthy Jurnal, Vol. VI , No 2
Willy, 2018. Alodokter. https://www.alodokter.com/rematik-asam-urat/pengobatan
Zuriati, (2017). Efektifitas K ompres Air Hangat dan Kompres Jahe Terhadap
Penurunan Nyeri Padas Pasien Asam Urat di Puskesmas Lubuk Begalung.
STIKes Alifa. Padang.

42
Lampiran

Format Pengkajian Keperawatan Kelompok Khusus

Gout Atritis

Fasilitas Yankes No. Registrasi


Nama Perawat yang Mengkaji Benni Surya Darma Tanggal Pengkajian 03 Maret 022
Nama kelompok Kelompok asam urat Alamat Desa Bugangan RT 04 RW 02

1. Data Dasar Anggota Kelompok 2. Status Kesehatan Anggota Kelompok


Analisis
Tanda Alat Masalah
Status Gizi Riwyt Pola Ket.
No Nama JK Umur Pendd Pekj Agama Suku KU Tanda Vital Bantu/ Kesehat
Penyk an
Protesa
TD N P S TB BB Konjungtiva Olahraga Tidur
1 Tn. N P 60 th SD Buruh Islam Jawa Baik 120/80 82 20 36,5 154 55 Tidak - - - 7 jam - -
anemis
2 Ny. S P 60 th SD - Islam Jawa Baik 120/80 80 21 36,2 150 49 Tidak - - - 8 jam - -
anemis
3 Tn. J P 61 th SMP Buruh Islam Jawa Baik 110/60 81 20 36 151 60 Tidak - - - 7 jam - -
anemis
4 Ny. I P 67th SD - Islam Jawa Baik 120/75 80 20 36 155 61 Tidak - - - 8 jam - -
anemis
5 Ny. I P 67 th SD - Islam Jawa Baik 125/90 80 22 36,7 156 55 Tidak - - - 7 jam - -
anemis
. Upaya Peningkatan Kesehatan
Penilaian Penilaian
No Uraian Pengkajian Gambaran Kondisi No Uraian Pengkajian Gambaran Kondisi
Ada Tidak Ada Tidak
A Fasilitas pelayanan kesehatan yang E Status Ekonomi
tersedia untuk kelompok
1. Posyandu √ Posyandu biasa 1.Sumbangan (asal sumber √
dilakukan di TPQ pendanaan)
desa Bugangan
1. Tenaga kesehatan yang berpraktik √ Bidan 1, dokter 1 2.Jenis pekerjaan √ Buruh
2. Puskesmas dan Jaringannya √ Terdapat 1 3.Rata-rata pendapatan √
puskesmas wilayah perbulan
kedungwuni II
3. Klinik √ 4.Lainnya
4. Rumah Sakit √ Rumah sakit hanya
terdapat di
pekajangan
5. Dll
B Pelayanan Kesehatan yang F Status sosial budaya
dimanfaatkan oleh kelompoknya spriritual
1. Imunisasi dasar lengkap √ 1.Sarana ibadah √ Masjid dan mushola
2.Imunisasi ibu hamil √ 2.Kegiatan keagamaan √ Pengajian Al- Qur’an
setiap malam, dan
pengajian ceramah setiap
malam rabu di mushola
3.Makanan tambahan √ 3.Kepercayaan yang
bertentangan dengan
penanggulangan masalah
kesehatan
4.Vitamin tambahan √ 4.Kegiatan sosial (kerja √ Kerja bakti dilakukan
bakti, setiap satu bulan sekali
arisan dll)
5.Pelayanan kesehatan √ Puskesmas, praktik
mandiri bidan dan
dokter
6.Lainnya
C Fasilitas pendidikan G Komunikasi
1.Fasilitas pendidikan yang √ MI 1 1. Alat komunikasi yang √ Alat komunikasi yang
tersedia untuk kelompok SD 1 digunakan digunakan yaitu
a.Playgroup a.Telepon handphone
b.TK b.Handphone
c.SD c.Faximile
d.SMP d. Lainnya
e.SMA
f.Perguruan Tinggi
g.Lainnya
2.Fasilitas Pendidikan yang √ Kegiatan penyuluhan 2.Efektifitas proses √ Komunikasi antar
dimanfaatkan untuk kelompok kesehatan biasanya komunikasi antar anggota kelompok efektif
untuk kegiatan penyuluhan dilakukan di tempat anggota dengan menggunakan
kesehatan, pembelajaran di sekolah masing- dalam kelompok handphone (gadget)
kelompok dll masing
D Lingkungan tempat tinggal H Fasilitas rekreasi yang
anggota kelompok tersedia untuk kelompok
1.Sumber air bersih √ Sumber air sudah 1.Taman √
menggunakan PAM
2.Dapur umum √ 2.Pantai √
3. Tempat pembuangan sampah √ Pengelolaan sampah 3.Sarana olah raga √ Lapangan yang biasamya
sudah ada yang dipakai untuk berbagai
mengangkut setiap kegiatan olahraga
harinya
4.Sarana MCK √ Masing-masing 4.Lainnya
rumah sudah
memiliki MCK
5.Saluran pembuangan limbah √ Serapan
6.Lainnya
J Kebiasaan/Perilaku
dalam kelompok
1.Pemeliharaan kesehatan √ - 3 dari 5 kelompok
diri asam urat mengatakan
saat asam urat kambuh
langsung membeli obat
di apotek
- 4 dari 5 kelompok
belum mengetahui
penatalaksanaan untuk
mengurangi nyeri
dirumah dengan terapi
tradisional (kompres
jahe, dll)
- Kelompok ada yang
belum mengetahui diit
asam urat

2.Pengelolaan makanan √ Mampu mengelola


bersih dan sehat makanan bersih dan sehat
ANALISA DATA

NO KATEGORI RINGKASAN DATA SIMPULAN


1. Data Dasar

Pendidikan 4 anggota kelompok berpendidikan terakhir Mayoritas anggota kelompok berpendidikan


SD terakhir SD
1 berpendidikan terakhir SMP
Pekerjaan 1 anggota kelompok bekerja sebagai buruh Mayoritas anggota kelompok sebagai IRT
4 anggota kelompok sebagai IRT
Kedaan Umum 100% anggota kelompok memiliki keadaan Keadaan semua anggota kelompok baik dan
umum baik sehat
2. Status Kesehatan
Tekanan Darah 100% memiliki tekanan darah normal Tekanan darah semua anggota kelompok
normal
Nadi Semua anggota kelompok mempunyai 100% frekuensi nadi anggota kelompok
frekuensi nadi <100 normal
Status Gizi (IMT : BB/ TB² ) Semua anggota kelompok mempunyai IMT Presentase IMT anggota kelompok 100%
18,5 – 22,9 dalam renttan normal
Konjungtiva 100% kondisi konjungtiva kelompok tidak Semua anggota kelompok memliki
anemis konjungtiva yang normal
Pola Olahraga Anggota kelompok jarang melakukan -
olahraga
Pola tidur 100% anggota kelompok memiliki pola Semua anggota kelompok memiliki pola tidur
tidur 7-8 jam selama sehari yang baik
Analisa masalah kesehatan Anggota kelompok asam urat sering Persentase analisa masalah kesehatan pada
mengeluh nyeri pada persendian kelompok baik
3. Upaya Peningkatan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan kesehatan yang - Terdapat 1 Puskesmas wilayah Fasilitas kesehatan sudah tersedia dengan
tersedia untuk kelompok kedungwuni 2
cukup baik dengan adanya puskesmas dan
- Tenaga yang berpraktik ada 1 bidan dan tenaga kesehatan yang berpraktik.
1 dokter

Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan - Pelayanan kesehatan yang ada berupa Anggota kelompok selalu memanfaatkan
oleh kelompoknya puskesmas dan tenaga yang berpraktik fasilitas kesehata terdekat
(bidan & dokter)

Lingungan tempat tinggal anggota - Sumber air bersih, berupa PDAM Pemukiman kelompok asam urat di desa
kelompok - Tempat pembuangan sampah setiap bugangan bisa dikatakan bersih
rumah ada, dan untuk pengelolaan
sampah sudah ada yang mengangkut
setiap harinya
- Masing masing anggota kelompok sudah
memiliki MCK dirumah masing-masing
- Semua anggota kelompok mempunyai
sluran pembuangan limbah yaitu berupa
serapan

Status ekonomi - Kelompok dengan asam urat tidak Status ekonomi pada kelompok asam urat
memiliki penghasilan tetap per bulan dikatakan dalam status ekonomi menengah

Status sosial budaya spiritual - Adanya kegiatan kerja bakti rt setiap satu - Sarana keagamaan di desa bugangan
bulan sekali sangat banyak
- Pengajian Al- Qur’an setiap malam - Masih berjalannya kegiatan kebersihan
sehabis maghrib, dan pengajian ceramah lingkungan dengan keja bakti
setiap malam rabu di mushola

Komunikasi - Alat komunikasi yang digunakan anggota 2 kelompok/orang menggunakan handphone


kelompok berupa handphone

Fasilitas rekreasi yang tersedia untuk - Tersediasarana olahraga berupa lapangan Tersedia 1 lapangan (gor) sebagai sarana
kelompok (gor) olahraga
Kebiasaan/ perilaku dalam kelompok - Kelompok asam urat kurang mengetahui - Mayoritas kelompok melakukan
cara penanganan nyeri saat asam urat penanganan kurang efektif
kambuh dirumah dan hanya membeli - Mayoritas kelompok memiliki kurangnya
obat di apotek pengetahuan yang kurang
- Kelompok asam urat belum mengetahui
diit asam urat
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

DATA KODE RUMUSAN DIAGNOSA


DS: Kelompok dengan asam urat sering D. 0077 Nyeri akut
mengatakan nyeri pada sendi
- kelompok belum mengetahui tentang diit
asam urat dan cara mengatasi nyeri

DO: Kelompok terlihat masih bingung terkait diet


asam urat dan mengatasi nyeri
DS: - Kelompok mengatakan mau belajar tentang D.0113 Kesiapan peningkatan pengetahuan
penatalaksanaan saat nyeri asam urat kambuh
(kompres jahe, senam sendi)
- Beberapa Kelompok mengatakan tidak
mengonsumsi jeroan

DO: Kelompok terlihat sangat antusias


Skor Diagnosis Keperawatan Komunitas

TOTAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA/SKOR PRIORITAS
SKOR
A B C D E F
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan 3 4 3 4 4 3 21 2
2. Nyeri Akut 4 5 3 4 5 3 24 1

Keterangan :

SKOR KRITERIA

1 = Sangat rendah A= Kesadaran masyarakat akan masalah


2 = Rendah B= Motivasi untuk menyelesaikan masalah
3 = Cukup C= Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah
4 = Tinggi D= Ketersediaan ahli/pihak terkait penyelesaian masalah
5 = Sangat tinggi E= Berat konsekuensi jika masalah tidah terselesaikan
F= Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI


DATA
KODE DIAGNOSIS HASIL INTERVENSI
DS: - Kelompok dengan asam urat D. 0077 Nyeri akut Prevensi Primer : 1. Idetifikasi kelompok mengenai cara
kurang mengetahui cara penanganan penanganan saat nyeri asam urat
nyeri saat asam kambuh dirumah kambuh : kompres hangat, kompres
- kelompok belum mengetahui jahe
tentang diit asam urat 2. Demonstrasikan cara penanganan
nyeri asam urat

Prevensi Sekunder : 3. Beri informasi mengenai pentingnya


DO: Kelompok terlihat masih bingung
terkait diet asam urat dan cara mengetahui diit asam urat
mengatasi nyeri
Prevensi Tersier 4. Kolaborasi dengan puskesmas untuk
pemeriksaan kesehatan rutin

DS: - Kelompok mengatakan mau D.0113 Kesiapan peningkatan Prevensi Primer 1. Identifikasi kelompok mengenai
belajar tentang penatalaksanaan saat pengetahuan penatalaksanaan nyeri asam urat :
nyeri asam urat kambuh (kompres kompres jahe
jahe, senam sendi)
Prevensi Sekunder 2. Beri informasi mengenai pentingnya
- Beberapa Kelompok
menjaga kesehatan
mengatakan tidak
mengonsumsi jeroan Prevensi Tersier 3. Kolaborasi dengan puskesmas untuk
pemeriksaan kesehatan rutin

DO: Kelompok terlihat sangat antusias

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO DIAGNOSA HARI/ JAM TINDAKAN/ PELAKSANAAN TEMPAT HASIL RENCANA REKOMEND


KEPERAWATAN TANGGAL KEGIATAN TINDAK ASI
LANJUT
1. Kesiapan 3 maret 13.00 - Memberikan informasi Benni TPQ - Anggota Anggota Melibatkan
peningkatan 2022 WIB mengenai asam urat dan mengatakan kelompok keluarga untuk
diit asam urat sudah mampu memotivasi
pengetahuan
memberikan kelompok agar
mengetahui
informasi menjaga pola
- Memberikan informasi tentang kepada anggota makan yang
13.30 mengenai beberapa makanan yang kelompok lain dapat
WIB macam penanganan tidak boleh mengenai diit meningkatkan
nyeri saat asam urat
dikonsumsihk asam urat kadar asam
kambuh
an dan urat
makanan yang
boleh
dikonsumsi
bagi penderita
asam urat
- Anggota
mengatakan
mampu
mempraktekka
n kompres
hangat dan
jahe

2. Nyeri akut 7 , 9 dan 10 14.00 - Mendemonstrasikan Benni TPQ Anggota Anggota Melibatkan
Maret 2022 WIB kompres Jahe mengatakan kelompok keluarga untuk
mampu mampu memotivasi
mempraktekka memberikan anggota
n kompres informasi melakukan
hangat dan kepada anggota penatalaksanaa
jahe kelompok lain n nyeri saat
mengenai diit asam urat
asam urat dan kambuh
penatalaksanaan dirumah
nya dengan terapi
tradisional
PLAN OF ACTION ( POA )
UKK (PEKERJA KONVEKSI)

No Diagnosa Tujuan Kegiatan Sasaran Hari dan Tempat Dana Penangg


keperawatan Tanggal ung
Jawab
1 - Nyeri akut Jangka Panjang: Melakukan pengkajian serta Kelompok khusus Senin, TPQ Mahasiswa Benni
- Kesiapan Terbentuknya kelompok pemeriksaan penyakit (asam 3 maret
peningkatan khusus penyakit (asam urat) 2022
pengetahuan urat) yang peduli
terhadap kesehatan TPQ
Memberikan pendidikan Kelompok khusus Kamis, 3 Mahasiswa Benni
Jangka pendek : kesehatan mengenai diet penyakit (asam Maret 2022
 Kelompok asam urat urat)
mendapatkan TPQ
pengetahuan yang Benni
cukup tentang diet Mengajarkan kompres Kelompok khusus Senin, 7, 9 Mahasiswa
asam urat dan hangat : jahe penyakit (asam dan 11
penatalaksanannya urat) Maret 2022 TPQ

Benni
Mengajarkan senam sendi Kelompok khusus Mahasiswa
penyakit (asam Senin, 21
urat) Maret 2022

You might also like