You are on page 1of 32

KOMUNIKASI BISNIS TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK DI BADAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KABUPATEN PEKALONGAN

LAPORAN MAKALAH
KOMUNIKASI BISNIS

Oleh :

PANDHU HELMI SETIAWAN


19.240.0123

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK WIDYA PRATAMA
PEKALONGAN
2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH

Judul : KOMUNIKASI BISNIS TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK DI


BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN
PEKALONGAN
Tempat Magang : BPKD KAB. PEKALONGAN
Alamat : Jl.Sindoro No.7 Dk. Tambor Ds. Nyamok Kec. Kajen
: Kab. Pekalongan
Waktu Pelaksanaan : 10 MARET 2022 – 15 MEI 2022
Nama Matakuliah : KOMUNIKASI BISNIS
Pelaksana : PANDHU HELMI SETIAWAN/ 19.240.0123

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Makalah,

Edy Purwanto
NPPY: 170901.770514.045

Mengetahui,
Ketua Program Studi TI

Much. Rifqi Maulana, S.Kom., M.Kom


NIDN : 070901.851002.028

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

KOMUNIKASI BISNIS TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK


DI BPKD KAB. PEKALONGAN

Saya yang bertanda dibawah ini :

PANDHU HELMI SETIAWAN


19.240.0123

Menyatakan bahwa seluruh Makalah Magang Komunikasi Bisnis ini adalah hasil karya saya
sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti seluruh atau sebagian karya ini bukan karya sendiri
maka saya siap menanggung resiko dan konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat,semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Pekalongan, 28 Juni 2022

PANDHU HELMI SETIAWAN

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Penysusunan Makalah
Komunikasi Bisnis dalam Kegiatan Magang yang berjudul KOMUNIKASI BISNIS UNTUK
TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan
yang direncanakan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Sattriedi Wahyu Binabar, S.Si., M.Kom, selaku Ketua STMIK Widya Pratama Pekalongan
2. Much. Rifqi Maulana, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika
3. Edy Purwanto, S.Kom, selaku pembimbing yang telah membimbing selama penyusunan
Makalah Komunikasi Bisnis
4. Gunanto, S.Kom, selaku pembimbing dari perusahaan yang telah membimbing selama
Magang
5. Fery Irawan, S.T, M.T, selaku Pimpinan/Direktur Perusahaan tempat pelaksanaan Magang
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama ini di STMIK Widya
Pratama
7. Semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya Kegiatan Magang ini

Kegiatan Magang ini dilaksanakan guna melengkapi persyaratan kurikulum pada Program Studi
Teknik Informatika jenjang S1 STMIK Widya Pratama Pekalongan. Semoga Laporan ini
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Pekalongan, 28 Juni 2022

PANDHU HELMI SETIAWAN

DAFTAR PUSTAKA

iv
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR MAGANG.................................................ii
LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN AKHIR MAGANG................................................iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Pengertian Komunikasi Bisnis.....................................................................................1
B. Penerapan Komunikasi dalam Dunia Bisnis................................................................4
C. Teknik Komunikasi Bisnis...........................................................................................12
BAB 2 OBSERVASI................................................................................................................14
A. Proses Komunikasi Bisnis antar Bidang......................................................................14
B. Struktur Organisasi Perusahaan....................................................................................15
C. Prosedur Komunikasi Perusahaan................................................................................20
BAB 3 TEMUAN DAN DISKUSI..........................................................................................22
A. Temuan.........................................................................................................................22
B. Diskusi..........................................................................................................................22
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................................26
LEMBAR BIMBINGAN MAKALAH....................................................................................27

DAFTAR GAMBAR

v
Gambar 1.1 Komunikasi dari Atas ke Bawah..........................................................................6
Gambar 1.2 Komunikasi dari Bawah ke Atas..........................................................................7
Gambar 1.3 Komunikasi Horizontal........................................................................................8
Gambar 1.4 Komunikasi Diagonal...........................................................................................9
Gambar 1.5 Komunikasi Informal............................................................................................10
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BPKD Kab. Pekalongan.......................................................15
Gambar 2.2 Flowcard Alur Kegiatan Penyuluhan...................................................................20

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Wawancara dengan Imam Taufiq...................................................................14

vii
BAB 1

LATAR BELAKANG TEORI

A. Pengertian Komunikasi Bisnis


1. Definisi Komunikasi
Schramm (1959) mengemukakan secara etimologi komunikasi berasal dari
bahasa latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Seseorang
berkomunikasi maka ia sedang membangun kebersamaan pesan (commonness)
dengan lawan bicaranya dengan membagi informasi, ide atau sikap (Suprapto,
2006).
Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-
masing. Ingat bahwa sejarah ilmu komunikasi, ia dikembagkan dari ilmuan yang
berasal dari berbagai disiplin ilmu. Sarah Trenhilm dan Arthur Jensen (1996:4)
mendefinisikan komunikasi demikian: “A process by which a source transmits a
message to a receiver through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses
dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam
saluran.)
Everett M. Rogers dan Lawerence Kincaid (1981:18) menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya
terjadi saling pengertian yang mendalam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi dua orang
atau lebih yang mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan
tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni dan teknologi.
2. Definisi Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris bisnis, sibuk dari kata yang berarti “sibuk”
dalam konteks individu, komunitas, atau masyarakat. Dalam arti, sibuk aktivitas
dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Menurut Allan Aufah (2004) mengatakan “Business is the organized effort of
individuals to produce and sell for a provit, the goods and services that satisfy

1
societies needs. The general term business refer to all such efforts within a society
or within an industry”. Maksudnya Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu
yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam
industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung
resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
Dilihat dari jenis-jenis bisnis, dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Bisnis
yang berorientasi keuntungan atau profit oriented, misalnya perusahaan
perorangan, CV, firma, PT, dan lain sebagainya dan bisnis yang tidak berorientasi
keuntungan atau disebut sebagai bisnis nirlaba. Contohnya adalah yayasan,
organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat, dan lain sebagainya.
3. Definisi Komunikasi Bisnis
Komunikasi berhubungan erat dengan keterampilan. Keterampilan alami atau
keterampilan yang diasah. Seberapa baiknya kita membaca, seberapa telitinya
mendengar dan menulis, dan seberapa fasihnya berbicara, kalau tidak memiliki
keterampilan berkomunikasi, maka komunikasinya tidak efektif. Penelitian
dengan para pebisnis professional mengungkapkan bahwa komunikasi yang
efektif menempatkan urutan tertinggi di antara keterampilan yang diperlukan
untuk mendapatkan keberhasilan dalam bisnis. Keterampilan komunikasi akan
menentukan di mana anda akan di tempatkan untuk bekerja, kinerja, kemajuan,
dan kesuksesan anda dan perusahaan anda.
Djoko Purwanto (2006) mendefinisikan komunikasi bisnis adalah komunikasi
yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencangkup berbagai macam bentuk
komunikasi baik verbal maupun non verbal untuk mencapai tujuan tertentu.
Angell (2007) dalam bukunya Business Communication Design, mendefinisikan
komunikasi bisnis merupakan perencanaan dan pertukaran pesan yang dilakukan
bersama guna mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi bisnis tidak serta merta harus dalam dunia bisnis yang meliputi
jual beli untuk meperoleh keuntungan saja. Komunikasi bisnis disini yang di
maksud adalah komunikasi bisnis yang dilakukan dalam sebuah kegiatan
informasi mengenaitata cara pembayaran pajak. sesuai definisi komunikasi bisnis,
bahwa komunikasi bisnis adalah pertukaran pesan yang dilakukan bersama guna
mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adanya pesan yang di sampaikan guna
2
memberikan informasi dan tata cara kepada masyarakat yang akan membayar
pajak agar mereka bisa mengerti dan tidak kebingungan pada saat akan
membayara pajak.
4. Komunikasi Bisnis dalam Media Penyuluhan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata penyuluhan berasal dari kata
suluh yang berarti barang yang dipakai untuk media penerangan atau obor.
Sedangkan penyuluh adalah orang yang bertugas memberikan penerangan atau
penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam kata penyuluhan yaitu suatu proses
atau cara yang dilakukan oleh seseorang penyuluh untuk memberikan informasi
kepada orang lain dari semula yang tidak tahu menjadi tahu dan yang tahu
menjadi lebih tahu.
Untuk tercapainya hasil informasi yang baik, sangat dibutuhkan komunikasi
yang baik, latar belakang dan konsep-konsep komunikasi banyak dijadikan acuan
dalam melakukan informasi. Book et al (1980) menyatakan bahwa konsep
komunikasi sebagai suatu proses membantu kita memahami dan mengatasi
hambatan komunikasi, karena hal itu mengingatkan kita bahwa apa yang dibawa
dan diperoleh seseorang pada peristiwa komunikasi adalah berbeda. Prinsip proses
tersebut juga menjadi catatan bagi kita bahwa komunikasi bersifat mengalir.
Kompetensi komunikasi seseorang penyuluh dibidang apapun sangat
ditentukan oleh faktor kredibilitas penyuluh dimata khalayak. Kompetensi
komunikasi yang dimaksut adalah sejumlah kemampuan dasar dalam
berkomunikasi yang harus dimiliki oleh seorang penyuluh agar kegiatannya nanti
di tengah-tengah masyarakat dapat berjalan dengan baik.
5. Komunikasi Bisnis dalam Perancangan Media Penyuluhan Berbasis Multimedia
Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis &
Desain Sistem Informasi (2005 : 39), menyebutkan bahwa : Perancangan adalah
suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari
pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Sedangkan kata “media” berasal dari
bahasa latin medius yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar (Azhar Arsyad, 2006: 3).

3
Dalam perancangan media penyuluhan berbasis multimedia ini diperlukannya
komunikasi bisnis untuk bisa mengetahui apa saja yang nantinya akan di butuhkan
dan di tampilkan dalam media yang akan di buat. Perancangan media ini
diharapkan memudahkan para penyuluh untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
Selain untuk memudahkan para penyuluh, perancangan media penyuluhan
berbasis multimedia ini diharapkan juga bisa membantu masyarakat dalam
memahami apa yang telah dijelaskan oleh penyuluh. Multimedia yang di terapkan
dalam metode penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan sedikit gambaran atau
imajinasi kepada masyarakat terkait materi yang sudah disampaikan.
B. Penerapan Komunikasi dalam Dunia Bisnis
Dalam kegiatan organisasi bisnis sehari-hari, komunikator tidak dapat lepas
dari komunikasi bisnis. Komunikasi di dunia bisnis dimulai dari awal berkarier
seseorang pekerja dalam mencari pekerjaan dengan menyusun surat lamaran
pekerjaan dan resume, serta melaksanakan proses wawancara kerja perusahaan.
Setelah diterima bekerja, mendapat tugas seperti berkomunikasi melalui surat bisnis,
berkomunikasi verbal melalui telepon, mengorganisasi rapat bisnis, menjadi penyaji
untuk mempresentasikan proposal bisnis dan negoisasi.
Jika dibandingkan dengan komunikasi individu, komunikasi bisnis lebih rumit
dan kompleks. Komunikasi yang terjadi dalam bisnis bisa berupa komunikasi internal,
komunikasi eksternal, bersifat formal maupun informal dan dapat berbentuk verbal
maupun non verbal. Komunikasi bisnis ditekankan pada komunikasi verbal yaitu
berbicara, menulis, mendengarkan dan membaca. 5 Keterampilan pimpinan dan
pegawai untuk berkomunikasi dalam berbagai bentuk akan menentukan keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis. Komunikasi yang buruk dalam perusahaan
bisa merusak hubungan perusahaan dengan berbagai pihak, baik internal maupun
eksternal. Rusaknya hubungan dengan berbagai pihak akan merugikan perusahaan.
1. Pola Komunikasi Bisnis
Meskipun semua organisasi atau bisnis harus melakukan komunikasi
dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa
pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang
lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Berikut ini pola komunikasi dalam
bisnis secara umum dibedakan menjadi dua yaitu (Djoko Purwanto 2006) :

4
a. Komunikasi Formal
Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur
organisasi garis, fungsional, maupun matriks akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing – masing sesuai dengan
batas tanggung jawab dan wewenangnya. Pola transformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari bawah ke atas,
komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi horizontal, dan
komunikasi diagonal.
1) Komunikasi Dari Atas ke Bawah (Top-Down
Communications)
Secara sederhana, transformasi informasi dari
manajer dalam semua level ke bawahan merupakan
komunikasi dari atas ke bawah. Seseorang manajer yang
menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki
tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,
mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan
mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level
bawah.

Gambar 1.1 Komunikasi Dari Atas ke


Bawah
Berdasarkan pernyataan komunikasi dari atas ke
bawah, maka dapat di ambil contoh ketika seksi
perlindungan perempuan dan anak melakukan kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat guna mencegah
terjadinya perkawinan anak di usia dini atau pada saat

5
kepala dinas memimpin sebuah rapat yang melibatkan
beberapa bidang terkait.
2) Komunikasi Dari Bawah ke Atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari
bawah ke atas (botton – up atau upward
communications) berarti alur pesan yang disampaikan
berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas
(manajer). Pesan yang ingin disampaikan mula – mula
dari karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur
yang lebih tinggi yaitu ke bagian pabrik, ke manajer
produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Untuk
mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas
para manajer harus percaya penuh kepada para
bawahannya. Kalau tidak, informasi apapun dari
bawahan tidak akan bermanfaat karena yang muncul
hanyalah rasa curiga dan ketidak percayaan terhadap
informasi tersebut.

Gambar 1.2 Komunikasi Dari Bawah ke Atas


Berdasarkan pernyataan komunikasi dari bawah
ke atas, maka dapat di ambil contoh ketika di sebuah
masyarakat ada yang mengalami pelecehan seksual atau
kekerasan dalam rumah tangga, mereka mengajukan
pengaduan ke DPMPPA untuk di tindak lanjuti agar
masalah mereka bisa segera mendapatkan penanganan.

6
3) Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal atau komunikasi lateral
adalah komunikasi yang terjadi antara bagian – bagian
yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu
organisasi. Tujuan dari komunikasi horizontal, yaitu
untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan
memberikan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi secara
horizontal menjadi penting artinya manakala setiap
bagian atau departemen dalam suatu organisasi
memiliki tingkat saling ketergatungan yang cukup
besar. Akan tetapi, jika masing – masing bagian dapat
bekerja secara sendiri – sendiri tanpa harus
bergantungan pada bagian lainnya, komunikasi
horizontal tidak sering dipakai.

Gambar 1.3 Komunikasi Horizontal


Subbagian umum dan kepegwaian bersama
subbagian perencanaan, evaluasi dan keuangan
melakukan briefing bersama untuk menindaklanjuti
kegiatan yang dijalankan oleh bidang bidang terkait.
Seperti halnya kegiatan penyuluhan pencegahan
perkawinan anak di usia dini yang dilakukan oleh
bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak
dan perlindungan perempuan dan anak.

7
4) Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang
melibatkan komunikasi antara dua tingkat ( level )
organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi diagonal
memang menyimpang dari bentuk – bentuk komunikasi
tradisional yang ada seperti komunikasi dari atas ke
bawah dan komunikasi dari bawah ke atas. Sebuah studi
penelitian menunjukkan bahwa komunikasi lateral
maupun komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan
dalam suatu organisasi berskala besar manakala terdapat
saling ketergatungan antar bagian atau antar departemen
yang ada dalam organisasi tersebut.

Gambar 1.4 Komunikasi Diagonal


Komunikasi Diagonal yang terjadi pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Pekalongan adalah dimana
bidang kelembagaan masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat meminta bantuan kapada seksi perlindungan
perempuan dan anak untuk ikut andil dalam program
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan penyuluhan
terkait pernikahan dini guna menekan angka kematian
ibu dan anak, serta menjegah terjadinya stunting.

8
b. Komunikasi Informal
Bagan organisasi formal akan dapat menggambarkan
bagaimana informasi yang ada ditransformasikan dari satu bagian
ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur hierarki yang ada.
Namun, dalam praktiknya, tampaknya garis – garis dan kotak –
kotak yang tergambar pada struktur organisasi tidak mampu
mencegah orang – orang dalam suatu organisasi untuk saling
bertukar informasi antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Oleh karena itu, keberadaan jaringan komunikasi informal dalam
suatu organisasi tidak dapat dielakkan. Jaringan ini dapat pula
digunakan oleh para manager untuk memonitor para karyawan
dalam melakukan tugasnya.
Dalam jaringan komunikasi informal, orang – orang yang ada
dalam suatu organisasi, tanpa memedulikan jenjang hierarki,
pangkat dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara
luas. Meskipun hal – hal yang mereka perbincangkan biasanya
bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru
didengar, keluarga, anak – anak, dunia olahraga, musik, acara film,
dan sinetron TV, kadang kala mereka juga membicarakan hal – hal
yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya.

Gambar 1.5 Komunikasi Informal

9
2. Manfaat Penerapan Komunikasi Bisnis
Peranan komunikasi bisnis cukup besar dalam dunia usaha, bahkan
dapat merupakan bagian yang dominan dalam mendukung tercapainya
tujuan bisnis. Berikut ini beberapa manfaat penerapan komunikasi bisnis
(Alvonco 2014):
a. Mampu menciptakan saling pengertian antara unsur – unsur terkait
terutama sumber daya manusia, baik intern maupun ekstern. Unsur
– unsur dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu tim penyuluh (intern)
dan masyarakat (ekstern) dari dua unsur tersebut di harapkan
adanya timbal balik untuk menuju tujuan dari kegiatan penyuluhan
yaitu mengenai tata cara pembayaran pajak.
b. Dapat mendukung terwujudnya tujuan perusahaan baik melalui
interaksi intern (sesama karyawan perusahaan), maupun interaksi
ekstern dengan pihak – pihak lain diluar perusahaan. Seperti halnya
kegiatan penyuluhan untuk tata cara pembayaran pajak yang
dilakukan oleh pihak penyuluh kepada masyarakat, memiliki tujuan
untuk menyadarkan masyarakat terkait pembayaran pajak yang
baik dan benar. Sehingga harapannya masyarakat tidak
kebingungan pada saat pembayaran pajak.
c. Membangun dan menjalin hubungan antara perusahaan atau dunia
usaha dengan para pelanggan, menjalin hubungan dengan para
pemasok, pedagang perantaranya, bahkan dengan berbagai pihak
seperti dengan penyandang dana (stockholder), termasuk hubungan
dengan pesaingnya. Dalam kegiatan penyuluhan, tidak hanya berisi
meganai pemahaman saja, tetapi bisa di isi kegiatan lain yang
bersifat produktif. Seperti pada saat kegiatan sosialisasi, penyuluh
bersama dengan ibu – ibu PKK melakukan lomba masak setelah
pemaparan materi penyuluhan selesai.
d. Mendapatkan dan memperoleh informasi yang diperlukan oleh
manager dalam mengelola bisnisnya atau dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan bisnisnya. Memperoleh informasi
yang di maksud dalam kasus ini adalah, memperoleh informasi dan
ilmu yang didapatkan dari kegiatan penyuluhan sehingga nantinya

10
masyarakat bisa menerapkan ilmu yang mereka dapatkan lewat
penyuluhan untuk di praktikkan dalam kehidupannya.
e. Dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada di
perusahaan. Ini berarti karena keputusan yang diambil dapat lebih
cepat maka pelaksanaan bisnis dapat lebih efektif dan efisien. Pada
hal ini, keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan penyuluhan
terkait tata cara pembayaran pajak diharapkan bisa membantu
menyadarkan semua kalangan untuk pentingnya pembayaran pajak,
sehingga tujuan dari kegiatan penyuluhan ini dapat terealisasi agar
nantinya tidak ada kebingungan di masyarakat soal pembayaran
pajak.
C. Teknik Komunikasi Bisnis
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia
bisnis, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal (Gronroos,2004)
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu
bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan
(written) dan lisan (oral). Definisi lain komunikasi verbal diartikan sebagai
bicara atau lisan atau tulisan yang merupakan perwujudan bahasa sebagai
medium pertukaran pesan (Ahmad Sultra Rustan, 2017). Terdapat empat
jenis komunikasi verbal yang selalu digunakan dilingkungan bisnis yaitu
berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan. Sebuah penilitian
mengindikasikan bahwa kalangan bisnis menggunakan tulisan dan bicara
untuk mengirim pesan, dan mendengarkan serta membaca untuk menerima
pesan (Pratminingsih, 2006).
Sebagai contoh, ketika ada kegiatan penyuluhan di masyarakat,
penyuluh memberikan materi penyuluhan dengan menjelaskannya secara
lisan, otomatis penyuluh sedang melakukan komunikasi verbal. Begitupun
dengan masyarakat yang mendapatkan penyuluhan. Mereka mendengarkan
apa yang disampaikan oleh penyuluh, sesekali masyarakat mengajukan
pertanyaan yang mereka rasa belum di fahami dari pemaparan materi yang
dilakukan oleh penyuluh.
2. Komunikasi Nonverbal

11
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling
mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi
nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari,
seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah,
gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Menurut
teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata – kata, mereka
telah menggunakan gerakan – gerakan tubuh, bahasa tubuh (body
language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. (Djoko
Purwanto 2006).
Menjadi penyuluh tidak serta merta hanya pandai berbicara di depan
umum saja, tetapi mereka juga bisa berinteraksi dengan masyarakat.
Ekspresi wajah dan gerakan tubuh juga menjadi point penting saat kita
melakukan penyuluhan, agar masyarakat yang mendapat penyuluhan tidak
merasa bosan.
Pada saat kegiatan penyuluhan, penyuluh tidak hanya menyampaikan
materinya melalui lisan saja, tetapi mereka perlu menggunakan media
pendukung untuk membantu mereka dalam menyampaikan materi
penyuluhan. Seperti video atau film pendek yang berkaitan dengan materi
penyuluhan guna mempermudah ilustrasi, website yang bisa di akses untuk
membuka materi agar materi yang disampaikan bisa dibaca kapanpun dan
media pendukung seperti aplikasi yang didalamnya terdapat fitur – fitur
untuk mempermudah user dalam memahami materi.

12
BAB 2

OBSERVASI
A. Proses Komunikasi Bisnis antar Bagian
Proses Komunikasi antar bagian yang terjadi di Badan Pengelolaan Keuangan
Daerah Kabupaten Pekalongan biasanya berupa komunikasi formal dan informal yaitu
sebagai berikut :
a. Komunikasi Formal
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi Jawa
Tengah jika akan meluncurkan program penyuluhan mengenai
pembayaran pajak maka akan ada materi ataupun tema yang diberikan.
Dengan tema dan materi tersebut maka akan disosialisasikan ke berbagai
daerah, salah satunya di kabupaten pekalongan. BPKD Kab. Pekalongan
akan menerima tema dan materi lalu mensosialisasikan di kabupaten
pekalongan, supaya masyarakat mengetahui pentingnya membayar pajak
dan tata caranya.
Dalam kegiatan magang yang saya lakukan, saya juga melakukan
komunikasi formal dengan metode wawancara. Berikut merupakan hasil
wawancara yang saya lakukan dengan pegawai BPKD Kab. Pekalongan,
yaitu Imam Tufiq selaku penyelenggara jika ada penyuluhan yang akan
dilakukan oleh BPKD Kab. Pekalongan.
Tabel 2.1 Hasil Wawancara dengan Imam Tufiq

Pertanyaan Jawaban
Apa saja yang dilakukan saat Saat kegiatan penyuluhan
kegiatan penyuluhan berlangsung? berlangsung akan di paparkan
materi. Materi yang diberikan
sesuai dengan yang sudah di
tentukan sebelumnya.
Siapa saja yang menjadi sasaran Sasaran dalam kegiatan penyuluhan
dalam kegiatab penyuluhan? adalah masyarakat secara umum.
Untuk penyuluhan seperti tata cara
pembayaran pajak biasanya
melibatkan orang dewasa yang
berkewajiban membayar pajak, jika
anak muda mengikuti penyuluhan
juga bagus karna supaya
mengetahui pentingnya membayar
pajak.
Dimana kegiatan penyuluhan Tempat pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan? penyuluhan biasanya di kelurahan,
gedung olahraga (GOR) dan rumah
warga. Jika kegiatan penyuluhan
melibatkan banyak orang maka
akan disediakan tempat dari dinas.

13
b. Komunikasi Informal
1) Komunikasi informal secara verbal
Para pegawai dalam satu ruangan saling bertukar cerita,
membuat agenda untuk melakukan makan siang bersama atau
melakukan obrolan via telepon dan whatsapp guna membahas terkait
persiapan kegiatan penyuluhan yang sudah di agendakan.
2) Komunikasi informal non verbal
Pada saat masa pandemi covid-19 ini, kegiatan penyuluhan
dilakukan dengan tetap mematuhi protocol kesehatan, adanya
pembatasan jumlah peserta mengakibatkan sedikitnya informasi
penyuluhan yang di terima oleh masyarakat. Untuk itu perlunya media
yang dapat diakses oleh semua kalangan sehingga masyarakat tetap
bisa menerima informasi mengenai kegiatan penyuluhan.
Salah satu yang sudah di jalankan adalah dengan membuat
konten di sosial media. Di instagram misalnya, informasi yang
diberikan dikemas dengan bentuk postingan foto berwarna dengan
gambar yang menarik sehingga masyarakat menjadi senang untuk
melihat dan membacanya.
B. Stuktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BPKD Kab. Pekalongan

14
Berikut ini merupakan deskripsi tugas dan tanggungjawab dari struktur
organisasi BPKD Kab. Pekalongan :
a. Kepala Badan
Kepala Badan mempunyai tugas memimpin pelaksanaan dan fungsi
Badan.
b. Sekretariat
1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
2) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Badan.
3) Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat melaksanakan fungsi :
a) Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana program
dan kegiatan di lingkungan Badan;
b) Penyiapan koordinasi kegiatan di lingkungan Badan;
c) Penyiapan pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi yang meliputi bidang ketatausahaan,
kepegawaian, hukum, keuangan, kerumalitanggan, kerja
sama, hubungali masyarakat dan kearsipan di lingkungan
Badan;
d) Peny iapan koordinasi, pembinaan dan penataan
organisasi dan tata laksana di lingkungan Badan;
e) Penyiapan koordinasi pelaksanaan Sistem Pengendalian
intern Pemerintah dari pengelolaan sistem informasi dan
dokumentasi;
f) Penyiapan pengelolaan barang milik/kekayaan Daerah
dari
pelayanan barang/jasa di lingkungan Badan;
g) Penyiapan evaluasi dan pelaporan di lingkungan Badan;
dan
h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

15
c. Bidang Perencanaan dan Penetapan
1) Bidang Perencanaan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui sekretaris;
2) Bidang Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan dan pendapatan pajak/retribusi, perhitungan,
penerapan dan penerbitan SKPD dan SKRD, serta pengolahan,
penilaian dan teknologi informasi data.
3) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Perencanaan dan Penetapan
melaksanakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan dan pendapatan pajak/retribusi;
b)Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
perhitungan, penatapan dan penerbitan SKPD dan SKRD;
c) Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelsksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengolahan, penilaian dan teknologi informasi data; dan
d)Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
d. Bidang Pelayanan dan Penagihan
1) Bidang Pelayanan dan Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Skeretaris.
2) Bidang Pelayanan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan umum,
penagihan pajak daerah dan retribusi daerah.
3) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan dan Penagihan
melaksanakan fungsi :

16
a) Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan umum;
b)Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
penagihan pajak daerah dan retribusi daerah; dan
c) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
e. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
1) Bidang Anggaran dan Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala
Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan melalui Sekretaris;
2) Bidang Anggaran dan Perbendaharaan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang anggaran,
perbendaharaan dan kas daerah.
3) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
melaksanakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
anggaran;
b)Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
perbendaharaan;
c) Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang kas
daerah; dan
d)Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

17
f. Bidang Akuntansi dan Pembukuan
1) Bidang Akuntansi dan Pembukuan dipimpin oleh Kepala Bidang
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bidang melalui Sekretaris.
2) Bidang Akuntansi dan Pembukuan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang akuntansi
dan pelaporan. Serta pembukuan dan verifikasi
3) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Akuntansi dan Pembukuan
melaksanakan fungsi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang akuntansi dan pelaporan;
b)Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
permbukuan dan verifikasi; dan
c) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
g. Bidang Aset
1) Bidang Aset dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui
Sekretaris;
2) Bidang Aset mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
penyusunan kebijakan, pengawasan dan pengendalian serta
pembinaan pengelolaan barang milik daerah yang meliputi
perencanaan, optimalisasi dan penatausahaan barang milik daerah;
3) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Aset melaksanakan fungsi :
a) Pelaksanaan penyusunan kebijakan pengawasan dan
pengendalian serta pembinaan pengelola barang milik
daerah;
b)Pelaksanaan koordinasi perencanaan kebutuhan dan
penganggaran serta pengamanan dan pemeliharaan barang
milik daerah;
c) Pelaksanaan koordinasi penilaian dan optimalisasi
penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, pemusnahan
18
dan penghapusan barang milik daerah;
d)Pelaksanaan koordinasi pengadaan, penatausahaan,
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik
daerah; dan
e) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
C. Prosedur Komunikasi Perusahaan

Pendataan Lokasi

Data lokasi dan data kasus


telat pembayaran pajak

Daftar pendataan lokasi dan


kasus tertinggi telat
pembayaran pajak

Penjadwalan Kegiatan
penyuluhan

Tidak

Ya

Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan

Gambar 2.2 Flowcard Alur Kegiatan Penyuluhan

Gambar 2.2 menjelaskan mengenai alur kegiatan penyuluhan yang berlangsung di


Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Pekalongan. Awal mula alur kegiatan ini adalah
petugas atau pihak terkait melakukan pendataan lokasi untuk mendapatkan data terkait kasus
telat pembayaran pajak, setelah mendapatkan data lalu dikelompokan untuk memudahkan
pendataannya. petugas atau pihak terkait menyerahkan data ke penyuluh untuk

19
mempermudah penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan. Setelah data sudah
terkumpul dilakukan penjadwalan untuk kegiatan penyuluhan. penjadwalan ini harus
disesuaikan kepada petugas atau pihak terkait untuk mempermudah penentuan lokasi dan
tidak adanya jadwal yang bertabrakan, jika tidak di setujui maka harus membuat penjadwalan
ulang dan jika di setujui maka akan dilaksanakannya kegiatan penyuluhan. Kegiatan
penyuluhan di ikuti oleh masyarakat yang daerahnya telah di lakukan pendataan lokasi.

20
BAB 3

TEMUAN DAN DISKUSI

A. Temuan
Berdasarkan proses komunikasi bisnis yang terjadi di Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, terdapat beberapa kendala yang terjadi
yaitu sebagai berikut :
1. Penyampaian materi penyuluh masih menggunakan cara tradisional dengan hanya
mengandalkan materi lisan tanpa media pendukung lainnya.
2. Penyampaian materi kurang menarik dan monoton sehingga membuat masyarakat
bosan mendengarkan materi penyuluhan.
3. Komunikasi verbal secara lisan terkadang masih menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti oleh masyarakat.
4. Komunikasi nonverbal yang dilakukan dalam penyampaian materi kurang
diperhatikan, seperti gerakan – gerakan tubuh (body language), dan seringkali
tidak memperhatikan keramahan dalam menyampikan materi penyuluhan yang
mengakibatkan masyarakat tidak nyaman.
B. Diskusi
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan selama kegiatan magang di
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, permasalahan –
permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut:
1. Sistem informasi yang berjalan masih bersifat manual, maka akan dibuat sedikit
inovasi pada sistem yang berjalan.
2. Untuk penyampaian materi penyuluhan akan di buatkan media pendukung,
sehingga lebih memudahkan penyuluh dalam menyampaikan materi dan
memudahkan masyarakat dalam memahami materi yang disampaikan. Untuk
sementara waktu kegiatan penyuluhan bisa menggunakan media pendukung
dengan Microsoft Power Point.

3. Dalam penyampaian materi akan di berikan beberapa inovasi baru, seperti adanya
ice breaking untuk menghilangkan kejenuhan saat materi berlangsung dan

21
menampilkan video yang berkaitan dengan materi agar memberikan sedikit
gambaran terkait materi yang di sampaikan supaya tidak adanya kesan monoton.
4. Komunikasi verbal yang menggunakan kata – kata yang kurang dimengerti oleh
masyarakat akan di jelaskan sedetail mungkin dengan menjabarkan makna kata
tersebut.
5. Komunikasi nonverbal sering kali terlupakan dalam kegiatan penyuluhan, untuk
itu perlunya ada pelatihan bagi tim penyuluh, sehingga tim penyuluh bisa
menyampaikan materi dengan baik agar masyarakat juga bisa menerima materi
yang diberikan.
6. Harusnya adanya media penyuluhan untuk memudahkan tim penyuluhan dalam
menyampaikan materi dan memudahkan masyarakat untuk memahami materi
yang disampaikan. ‘Media penyuluhan akan dibuat dengan multimedia sehingga
menampilkan kesan yang menarik.

22
BAB 4

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Metode penyuluhan yang dilakukan di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pekalongan masih dilakukan secara tradisional yaitu dengan
menggunakan lisan saja sehingga kurang efektif dalam penyampaiannya.
2. Teknik komunikasi yang ada di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Pekalongan menggunakan teknik komunikasi verbal dan nonverbal.
3. Teknik komunikasi yang dilakukan ketika melakukan penyuluhan terhadap
masyarakat juga menggunakan teknik komunikasi verbal dan nonverbal.
B. SARAN
Berdasarkan observasi dan wawancara selama kegiatan pelaksanaan magang
di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, maka di buat
perancangan media penyuluhan berbasis multimedia guna memudahkan dalam
melakukan kegiatan penyuluhan terkait tata cara pembayaran pajak.

23
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Purwanto, M.B.A. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Solo: Erlangga.

Febriyanti Riska, dkk. 2020. Penyuluhan Sosial Membaca Konteks dan memberdayakan Masyarakat:
lekkasa.

24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : PANDHU HELMI SETIAWAN
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PEKALONGAN, 26 JUNI 2001
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : RT.01/RW.05 DESA KUTOREJO KEC. KAJEN
KAB. PEKALONGAN
HP/WA : 081227144978
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. STMIK WIDYA PRATAMA, TEKNIK INFORMATIKA 2019- SEKARANG
2. SMK MUHAMMADIYAH KAJEN, 2016-2019
3. SMP N 1 KAJEN, 2013-2016
4. SD N 02 KUTOREJO, 2007-2013
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Pekalongan, 28 Juni 2022

Pandhu Helmi Setiawan

25

You might also like