You are on page 1of 31

TUGAS PENELITIAN SOSIOLOGI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KENAKALAN REMAJA DI DUSUN PEKUNDEN

DISUSUN OLEH :

MUTIARA NADIYUS SOLIKHAH (24)

NAVITA INTANVIA CHAVIDOH (25)

TITIAN VIPING HAMDILA (35)

KELAS XI-8

SMA NEGERI MOJOAGUNG

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kepada Allah yang maha pengasih lagi
maha penyayang, atas segala rahmat dan ridhonya sehingga tugas penelitian sosiologi
yang berjudul FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN
REMAJA DI DUSUN PEKUNDEN dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak pihak narasumber
yaitu para warga penduduk dusun pekunden yang sudah bersedia membantu kita dalam
menyelesaikan tugas ini, tanpa bantuan dari kalian semua tugas ini tidak akan selesai.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kebaikan dari kalian.

Penulis sangat berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar para pembaca bisa mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kenakalan remaja.

Bagi kami, sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan penelitian ini, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Jombang, 09 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................. 5

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................... 5

1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................. 7

1.3 TUJUAN PENELITIAN .............................................................................................................. 8

1.4 MANFAAT PENELITIAN ........................................................................................................... 8

1.4.1 MANFAAT TEORITIS .................................................................................................... 8

1.4.2 MANFAAT PRAKTIS...................................................................................................... 8


a. Bagi Subjek yang Diteliti ................................................................................................... 8

b. Bagi Penulis ...................................................................................................................... 8

C. Bagi Peneliti Lainnya ........................................................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................................................... 9

2.1 PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA ....................................................................................... 9

2.2 KERANGKA BERFIKIR ............................................................................................................ 10

2.3 HIPOTESIS ............................................................................................................................. 10

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 11

3.1 METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 11

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ........................................................................................ 11

3.2.1 JENIS PENELITIAN ...................................................................................................... 11

3.2.2 SUBJEK PENELITIAN ................................................................................................... 12

3.2.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................................................. 12

3.2.4 VALIDITAS DATA ........................................................................................................ 13

3.2.5 ANALISIS DATA .......................................................................................................... 14

3.3 INSTRUMEN PENELITIAN...................................................................................................... 15

3
3.3.1 WAWANCARA ........................................................................................................... 16

3.3.2 OBSERVASI ................................................................................................................ 16

3.3.3 DOKUMENTASI .......................................................................................................... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 17

4.1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 17

4.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KENAKALAN REMAJA ........................................... 17

4.2.1 FAKTOR INTERNAL .................................................................................................... 17

4.2.2 FAKTOR EKSTERNAL .................................................................................................. 18

BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 20

5.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 20

5.2 SARAN .................................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 24

LAMPIRAN ..................................................................................... Error! Bookmark not defined.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan


kehidupan manusia. Model kehidupan semakin bergerak ke arah model yang lebih
universal. Permasalahan yang sering muncul di masyarakat berkisar pada
permasalahan pemuda, pendidikan dan pergaulan sosial. Di kota-kota besar,
permasalahan seperti itu harus diperhitungkan jika ingin kehidupan sosial yang
harmonis. Ketika kita mendengar berita tentang remaja di internet atau di TV tentu
sangat menakutkan dan meresahkan masyarakat yang melihat atau mendengar berita
tersebut. Mereka bersenang-senang tanpa memikirkan konsekuensinya.
Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Seorang remaja belum bisa disebut anak-anak lagi, namun ia belum cukup dewasa
untuk dianggap dewasa. Ia mencari cara hidup yang paling cocok untuk dirinya
sendiri, dan hal ini sering dilakukan dengan cara coba-coba, meski banyak
kesalahannya. Kesalahan yang dilakukannya seringkali menimbulkan kegelisahan
dan perasaan tidak menyenangkan pada orang di sekitarnya dan orang tuanya.
Kesalahan yang dilakukan remaja hanya disukai oleh teman sebayanya. Sebab,
mereka semua masih mencari identitasnya. Kesalahan yang menimbulkan
kepedulian terhadap lingkungan sering disebut dengan kenakalan remaja.
Remaja adalah pemimpin masa depan negara. Selain hal-hal yang menggembirakan
bagi remaja masa kini, seperti semakin aktifnya partisipasi dalam organisasi antar
perguruan tinggi dan meningkatnya prestasi, kita juga melihat semakin maraknya
kemerosotan moral di kalangan generasi muda kita yang lebih dikenal dengan istilah
kriminalitas. Di surat kabar, sering kali terdapat berita tentang perkelahian pelajar,
penyebaran narkoba, kecanduan narkoba, alkohol, penculikan remaja, peningkatan
kehamilan di kalangan remaja putri, dll. Hal tersebut merupakan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat yang saat ini sudah marak, oleh karena itu berikan perhatian
yang serius dan terkonsentrasi terhadap masalah kenakalan remaja, arahkan generasi
muda ke sisi yang lebih positif, tekankan pada penciptaan sistem penanggulangan
kenakalan remaja.

5
Kejahatan remaja merupakan suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau
hukum masyarakat, yang dilakukan pada masa remaja atau pada masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa (Carton, 2010: 6). Kejahatan sebagai suatu masalah
sosial, kenakalan remaja dapat digolongkan sebagai perilaku menyimpang karena
melanggar norma atau nilai masyarakat. Dari sudut pandang perilaku menyimpang,
permasalahan sosial muncul karena perilaku menyimpang dari berbagai aturan sosial
atau nilai dan norma sosial yang berlaku (Carton, 2010: 7).
Perilaku menyimpang dapat dipandang sebagai sumber permasalahan karena dapat
mengancam kelangsungan sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang
mengandung arti bahwa jalan yang baku harus dipilih. Perilaku yang tidak mengikuti
jalur ini adalah menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perilaku
menyimpang, perlu dibedakan antara perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan
disengaja, misalnya karena pelaku tidak memahami aturan yang berlaku. Sementara itu,
perilaku menyimpang memang disengaja, bukan karena pelakunya tidak mengetahui
aturan.
Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan
terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Meningkatnya kriminal di Indonesia tidak
hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan remaja. Dari segi
ragam dan motivasi kenakalan remaja lebih terbatas dibandikan kriminal orang dewasa
misalnya : pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan
hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif
yang baik atau mengagumkan. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku
anakanaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka.
Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum
terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang
kehidupan.
Kenakalan remaja dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk perilaku
menyimpang karena tidak sesuai dengan norma masyarakat dan dapat merugikan orang
lain serta melanggar undang-undang yang ada. Penganiayaan, konfrontasi, perkelahian,
pencurian, pencopetan, penyalahgunaan narkoba, pornografi, pergaulan bebas, dan lain-
lain, merupakan perilaku menyimpang yang umum dan sering dilakukan terkait dengan
kenakalan remaja. Kenakalan remaja dipandang sebagai permasalahan yang harus

6
ditangani dengan baik karena remaja sebagai generasi penerus bangsa harus mempunyai
akhlak dan etika yang baik.

Orang tua sebagai pendidik utama harus mempunyai wawasan dan pengetahuan
yang luas tentang cara membimbing remaja. Menurut Sarwono (2013:62), orang tua juga
harus mengetahui tentang masa pubertas, yaitu masa remaja merupakan peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi keadaan psikis dan fisik individu. Orang
tua yang tidak memiliki informasi mengenai masa remaja anaknya dikhawatirkan tidak
akan mampu mendidik dan memberikan bantuan yang memadai sehingga menyebabkan
remaja tersebut terjerumus dalam perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang atau
kenakalan remaja merupakan perilaku global mulai dari perilaku yang tidak dapat
ditoleransi secara sosial seperti kejahatan terkait narkoba, kejahatan sosial, hingga
kejahatan yang merugikan orang lain. Peran keluarga sebagai lingkungan sosial terdekat
sangat penting agar anak menjadi individu yang peka terhadap kondisi lingkungan
sekitarnya.

Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti interaksi dengan
teman sebaya dan pengaruh lingkungan tempat mereka berinteraksi sehari-hari, serta
pengaruh terhadap diri mereka sendiri. Pada masa ini, generasi muda mengalami
perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan
yang dimaksud adalah pertumbuhan fisik, sosial, emosi dan psikis. Remaja yang
melewati masa pertumbuhan ini sangat rentan terhadap perilaku menyimpang yang
ditandai dengan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma masyarakat
sehingga dapat menimbulkan kesusahan bahkan kerugian bagi orang di sekitarnya.
Sebagai warga desa Pekunden, seluruh warga harus bahu membahu mengatasi
dampak luas dari kenakalan remaja agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang
dapat mencemarkan nama desa Pekunden. Warga dusun Pekunden terkenal dengan
masyarakatnya yang santun.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyimpulkan rumusan masalah


dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja di dusun Pekunden?

2. Apa dampak yang ditimbulkan dari kenakalan remaja?

7
1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Mencari informasi tentang dampak kenakalan remaja bagi kehidupan sosial

2. Menyusun saran yang tepat untuk mengurangi kenakalan remaja

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 MANFAAT TEORITIS

Kenakalan remaja adalah bentuk perilaku devian, yaitu perilaku yang melanggar
norma-norma sosial. Studi tentang kenakalan remaja dapat membantu dalam
pengembangan teori-teori yang menjelaskan mengapa individu, terutama remaja,
mungkin terlibat dalam perilaku devian. Ini bisa mencakup pemahaman tentang
faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, pengaruh lingkungan, atau masalah
kesehatan mental yang berperan dalam kenakalan.

1.4.2 MANFAAT PRAKTIS

a. Bagi Subjek yang Diteliti

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kenakalan remaja,


sehingga orang tua, masyarakat dan guru dapat lebih peduli dan terlibat dalam
upaya pencegahan.

b. Bagi Penulis

Memperoleh informasi yang lengkap dan utuh mengenai dampak yang


menadasar dari kenakalan remaja.

C. Bagi Peneliti Lainnya

Memberikan peneliti lain pemahaman yang lebih baik tentang


faktorfaktor yang mempengaruhi kenakalan remaja serta dampaknya pada
individu dan masyarakat. Ini akan menjadi dasar pengetahuan yang berguna
bagi peneliti untuk memulai penelitian mereka sendiri.

8
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA

Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang yang melampaui batas toleransi
orang lain atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat melanggar
normanorma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja ini dapat disebabkan oleh
suatu bentuk pengabaian sosial sehingga remaja ini dapat mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang.

Sumiati (2009), mendefinisikan kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang


dilakukan oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam
masyarakat. Kenakalan remaja meliputi semua perilakuyang menyimpang dari
norma-norma dan hukum yang dilakukan oleh remaja. Perilaku ini dapat merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.

Hurlock (1999), menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran


hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebutdapat membuat
seseorang atau remaja yang melakukannya masuk kedalam penjara.

Gunarsa (2004), mendefinisikan kenakalan remaja itu terjadi padaremaja yang


mempunyai konsep diri lebih negatif dibandingkan dengan remaja yang tidak
bermasalah. Remaja yang dibesarkan dalam keluarga kurang harmonis dan memiliki
kecenderungan yang lebih besar menjadi remaja yang nakal dibandingkan remaja
yang dibesarkan dalam keluarga harmonis dan memiliki konsep diri yang positif.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para tokoh diatas, jadi yang dimaksud
dengan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan
yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

9
2.2 KERANGKA BERFIKIR

Dampak kenakalan
remaja

Faktor faktor yang Dampak kenakalan


mempengaruhi remaja di dusun Cara mengatasi
kenakalan remaja pekunden

Perubahan sosial

Dampak sosial

2.3 HIPOTESIS

Merupakan pernyataan yang penting dalam penelitian. Berupa jawaban yang


bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Adanya solusi untuk mengatasi kenakalan remaja

2. Bahwa adanya solusi, remaja tidak berhenti melakukan kenakalan akibat dari
solusi
3. Ada dampak secara langsung terhadap remaja dusun pekunden

4. Tidak ada dampak secara langsung terhadap remaja dusun pekunden

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

Pendekatan sistematis yang digunakan oleh peneliti untuk merencanakan,


mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam rangka memahami
suatu fenomena atau menjawab pertanyaan penelitian tertentu. Tujuan utama dari
metode penelitian adalah untuk memungkinkan peneliti untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam, valid, dan dapat diandalkan tentang topik yang sedang
diteliti.

Metode penelitian melibatkan serangkaian langkah-langkah yang terstruktur dan


terorganisir. Ini termasuk pengumpulan data melalui berbagai teknik seperti survei,
wawancara, observasi, atau eksperimen, analisis data menggunakan alat dan metode
statistik atau analisis kualitatif, dan akhirnya, penarikan kesimpulan dan penyajian
hasil penelitian.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Peneliti akan meneliti tentang faktor yang menyebabkan adanya kenakalan


remaja di desa setempat. Penelitian ini dilaksanakan di dusun Pekunden, kecamatan
Mojoagung, kabupaten Jombang, Jawa Timur pada awal bulan September sampai
pertengahan bulan September 2023.

3.2.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode


kasus. Peneliti yang menggunakan metode kualitatif menghasilkan data deskriptif
berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat
diamati. Penelitian ini bersifat alamiah. Peneliti tidak memanipulasi keadaan
maupun kondisi lingkungan di dusun Pekunden. Peneliti melainkan melakukan
penelitian langsung terhadap suatu keadaan pada situasi dimana keadaan tersebut
memang ada.

Penelitian ini secara sengaja melihat dan membiarkan kondisi yang diteliti
berada dalam keadaan yang sebenarnya. Metode penelitian ini adalah studi kasus.

11
Studi kasus ini merupakan studi kasus yang mendalam tentang individu dan
berjangka waktu relatif lama, terus menerus serta menggunakan objek jamak,
artinya kasus dialami oleh beberapa orang. Dalam studi kasus ini peneliti
mengumpulkan data mengenai diri subjek dari keadaan masa sebelumnya, masa
sekarang dan lingkungan desa Pekunden. Keuntungan terbesar dari studi kasus
adalah kemungkinan untuk melakukan penyelidikan secara mendalam dimana
studi kasus berusaha mendalami.

3.2.2 SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah 5 orang yaitu, Bapak Hartono selaku ketua RT
02, Bapak Sudarwin selaku ketua RT 03, Ibu Ita sapridah selaku istri dari Bapak
ketua RW 06, Ibu Asih, dan Nenek Kasriah. Alasan pemilihan mereka dikarenakan
mereka sesuai dengan kriteria warga yang terganggu dengan adanya peristiwa
tersebut. Mereka juga bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini dan peneliti
juga sudah mengenal mereka dengan baik dari lama dan hubungan antara peneliti
dengan subjek bisa terbilang baik.

3.2.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan padakondisi
yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data
lebih banyak pada observasi berperanserta (participan observation), wawancara
mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

Terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu:

a) Teknik Pengumpulan data dengan Observasi

12
b) Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara

c) Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen

d) Triangulasi

3.2.4 VALIDITAS DATA

Proses pengembangan istrumen kenakalan remaja dimulai dengan menyusun


butir – butir instrumen dengan menggunakan skala Likert dengan adanya lima
pilihan jawaban. Penyusunan instrumen tersebut mengacu pada indikator dan sub
indikator variabel kenakalan remaja yang disebut sebagai konsep instrumen untuk
mengukur variabel kenakalan remaja Tahap selanjutnya, konsep instrumen
dikonsultasikan kepada guru pengampu mata pelajaran sosiologi berkaitan dengan
validitas konstruk yaitu seberapa jauh instrumen tersebut telah mengkur indikator
dan sub indikator dari variabel kenakalan remaja. Setelah konsep instrumen
disetujui, kemudian instrumen tersebut akan diuji cobakan.

Proses validasi dilakukan dengan menganalisi data hasil uji coba instrumen
yaitu validitas butir dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir
dengan skor total instrumen. Dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. Kriteria batas minimum pernyataan yang diterima adalah rtable = 0,361.
Apabila rhitung > rtabel maka butir pernyataan dianggap valid, sedangkan rhitung
<tabel maka butir pernyataan dianggap tidak valid, yang kemudian butir
pernyataan tersebut tidak digunakan atau harus di drop. Berdasarkan hasil uji coba
tersebut maka dari 28 pernyataan setelah diuji validitasnya terdapat 4 butir soal
yang drop karena tidak valid atau belum memenuhi kriteria rtabel = 0,361.
Sehingga pernyataan yang valid yang dapat digunakan sebanyak 24 butir.
Selanjutnya, dihitung reliabilitasnya terhadap skor butir pernyataan yang dianggap
valid dengan menggunakan rumus uji reliabilitas yajni Alpha Cronbrach yang
sebelumnya dihitung terlebih dahulu varian butr dan varian totalnya. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai total varians butir sebesar 1,56 dan varians total sebesar
271,60, sehingga diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,895. Hal ini menunjukkan
bahwa koefisien reliabilitas termasuk kedalam kategori sangat tinggi, sesuai
dengan krteria yang ditunjukkan oleh tabel Alpha Cronbach (ɑ > 0,9).Dengan

13
demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang berjumlah 24 butir pernyataan
inilah yang akan dugunakan sebagai instrumenfinal untuk mengukur kenakalan
remaja.

3.2.5 ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang


lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Analisis data dilakukan dengan tujuan
agar informasi yang dihimpun akan menjadi jelas dan eksplisit. Sesuai dengan
tujuan penelitian maka teknik analisis data yang dipakai untuk menganalisis data
dalam penelitian ini adalah analisiskualitatif model interaktif sebagaimana
diajukan oleh Miles dan Huberman (1992: 78) yaitu sebagai berikut:

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi


dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan
refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang
dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa
adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai.
Catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar dan tafsiran peneliti
tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana pengumpulan data
untuk tahap berikutnya. Untuk mendapatkan catatan ini, maka peneliti melakukan
wawancara beberapa informan.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan


abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat
ringkasan atau uraian singkat, menggolong-golongkan ke dalam pola-pola dengan
membuat transkip penelitian untuk mempertegas, memperpendek membuat fokus,
membuang bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan.

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun sehingga memberikan


kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Agar sajian data

14
tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian data dapat diwujudkan
dalam bentuk matriks, grafis, jaringan atau bagan sebagai wadah panduan
informasi tentang apa yang terjadi. Data disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.

4. Conclusions/Verifying (Penarikan Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna,


keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Kesimpulan
yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan
kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang
lebih tepat, selain itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikan. Hal tersebut
dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut
memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh.

3.3 INSTRUMEN PENELITIAN

Semua penelitian melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan dalam penelitian tersebut. Umumnya peneliti menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data penelitian. Sappaile (2007) menyebutkan bahwa
Instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Instrumen dapat berbentuk tes dan juga
dapat berbentuk nontes, namun untuk memperoleh sampel tingkah laku dari ranah
kognitif digunakan tes.

Menurut Darmadi (2011:85) bahwa definisi instrumen adalah sebagai alat


untuk mengukur informasi atau melakukan pengukuran. Instrumen pengumpul data
menurut Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada
umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.
Atibutatribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut
kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut
kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,
perangsangnya adalah pernyataan.

15
3.3.1 WAWANCARA

Wawancara dalam penelitian ini diadakan bebas terpimpin yang


menggunakan petunjuk umum wawancara. Dalam hal ini pewawancara terlebih
dahulu membuat kerangka dan garis pokok pertanyaan yang telah dirumuskan tidak
harus ditanyakan secara berurutan. Penggunaan petunjuk wawancara sebagai garis
besar dimaksudkan agar fokus tidak terlalu melebar dari fokus yang telah
ditetapkan, sehingga semua fokus dapat terungkap.

Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara langsung


dengan narasumber yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Pada teknik ini, peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan
responden atau subjek yang diteliti, kemudian peneliti menanyakan sesuatu yang
telah direncanakan dalam pedoman wawancara kepada responden.

3.3.2 OBSERVASI

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang


spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner.
Karena observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga obyek-obyek alam
yang lain.Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dari segi proses pelaksanaannya,
observasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu observasi berperan serta (participant
observation) dan observasi non partisipan (non participant observation).

3.3.3 DOKUMENTASI

Suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam
bentuk buku, arsip, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan
dokumen-dokumen yang terkait dengan permasalahan pada penelitian ini.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan bukti-bukti atau catatan catatan


penting yang berkaitan dengan penelitian Selain itu peneliti juga akan
mengumpulkan data berupa dokumentasi foto-foto saat proses wawancara
berlangsung dan foto-foto lainnya sebagai pendukung hasil penelitian.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini berisi tentang informasi–informasi yang telah diperoleh
dilapangan pada saat penelitian sebagai studi kasus seperti yang telah dijelaskan
dalam BAB III. Informasi berikut diperoleh langsung dari sumber yang relevan
sebagai penguat data.

4.1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian adalah pengkajian ulang terhadap validitas hasil peneliti.


Pembahasan hasil peneliti dapat dijelaskan sebagai pemikiran asli peneliti untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil peneliti yang telah dianalisis
guna menjawab pertanyaan pada penelitiannya. Pada bab ini akan disajikan
beberapa uraian mengenai pembahasan yang sesuai dengan hasil penelitian beserta
teori yang telah dijelaskan pada sebelumnya. Data-data yang diperoleh dari
pengamatan yang telah dilakukan melalui proses wawancara mendalam serta
dokumentasi yang mendeskripsikan mengenai FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA DI DUSUN PEKUNDEN yang
kemudian diidentifikasikan agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KENAKALAN REMAJA

Dari beberapa penyebab kenakalan remaja yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka peneliti menggolongkan penyebab kenakalan remaja pada
subjek menjadi dua faktor, yaitu faktor internal (dari dalam diri) dan faktor
eksternal (dari luar diri).

4.2.1 FAKTOR INTERNAL

Faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang atau ataupun individu itu
sendiri. Faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat yang melekat pada diri
seseorang. Menurut beberapa informan, faktor internal kenakalan remaja yakni
sebagai berikut.

17
1. Kurangnya pengendalian diri.

“Remaja mungkin belum sepenuhnya mampu mengendalikan emosi Menurut


bapak Hartono.
2. Gangguan mental.

“Beberapa remaja mungkin menghadapi masalah kesehatan mental seperti


depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku yang dapat menyebabkan
kenakalan.” Menurut nenek Kasriah.
3. Ketidakmampuan mengatasi stress.

“Remaja belum memiliki keterampilan yang cukup untuk mengatasi stress atau
tekanan hidup, dan mereka mungkin menggunakan perilaku kenakalan sebagai
pelampiasan stress.” Menurut ibu Ita Sapridah.
4. Kurangnya pemahaman tentang etika.

“Beberapa remaja belum memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai


etika yang benar, sehingga mereka lebih rentan terhadap perilaku kenakalan.”
Menurut bapak Sudarwin.

4.2.2 FAKTOR EKSTERNAL

Faktor yang asalnya dari luar diri seseorang ataupun individu meliputi
lingkungan di sekitar lingkungan termasuk orang orang yang terdekat. Menurut
beberapa informan, faktor eksternal kenakalan remaja yakni sebagai berikut.

1. Pengaruh teman sebaya.

“Kenakalan remaja biasanya disebabkan oleh pengaruh dari teman sebayanya,


remaja ingin diterima dan diakui oleh temannya, sehingga mereka mungkin
tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, hanya agar
mendapatkan persetujuan dari kelompok mereka.” Menurut bapak Sudarwin.

2. Kurangnya pengawasan orang tua.

“Jika orang tua kurang mengawasi aktivitas anak-anak mereka atau tidak
memberikan panduan yang jelas, remaja cenderung lebih rentan terhadap
pengaruh negatif dari teman sebayanya” Menurut ibu Ita Sapridah.

18
3. Kondisi keluarga.

“Situasi di rumah seperti konflik keluarga, kurangnya dukungan atau kekerasan


dalam rumah tangga mempengaruhiperilaku kenakalan remaja dan membuat
mereka lebih mencari dukungan dari teman sebayanya.” Menurut nenek Kasriah.

4. Faktor Lingkungan

“Ketersediaan alkohol dan narkoba di lingkungan remaja dapat menjadi faktor


resiko besar. Jika remaja memiliki akses mudah ke hal-hal tersebut, mereka lebih
cenderung mencoba dan menggunakan yang dapat mengarah pada kenakalan.”
Menurut ibu Asih.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dalam kesimpulan ini akan di paparkan hasil keseluruhan data yang telah
dihimpun dari responden secara langsung dan beberapa kutipan teori sebagai penegas
atau penguat data yang telah ada. Karena berkaitan dengan kode etik penelitian maka
tidak menggunakan nama samaran, peneliti mencantumkan nama asli mereka dan
tentunya juga sudah diberikan izin oleh para subjek. Selain itu, setelah semakin
banyak intensitas pertemuan antara peneliti dengan subjek maka juga semakin
mendekatkan hubungan baik antara peneliti dengan subjek.

Kenakalan remaja adalah isu yang telah lama menjadi perhatian dalam
masyarakat kita. Kenakalan remaja adalah perilaku negatif atau tindakan yang
dilakukan oleh remaja yang melanggar norma-norma sosial atau hukum yang berlaku.
Kenakalan remaja bisa mencakup berbagai perilaku, seperti merokok, minum-
minuman keras, mengonsumsi narkoba, berkelahi, vandalisme, atau bahkan perilaku
seksual yang tidak sehat.

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Salah satu faktor yang signifikan yang dapat memicu kenakalan remaja adalah
pengaruh teman sebaya. Remaja sering kali sangat dipengaruhi oleh teman-teman
sebayanya. Jika mereka bergaul dengan teman-teman yang terlibat dalam perilaku
negatif, seperti konsumsi narkoba atau kekerasan, mereka lebih mungkin
terjerumus dalam perilaku yang sama. Oleh karena itu, mengembangkan
kesadaran diri dan keterampilan sosial yang kuat pada remaja adalah langkah
penting dalam mencegah pengaruh negatif dari teman sebaya.
2. Kurangnya pengawasan orang tua adalah faktor lain yang dapat berkontribusi
pada kenakalan remaja. Remaja yang tidak mendapatkan pengawasan yang
memadai dari orang tua mereka cenderung memiliki lebih banyak kesempatan
untuk terlibat dalam perilaku kenakalan. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih

20
aktif dalam memantau aktivitas dan interaksi anak-anak mereka, serta
mengajarkan nilai-nilai yang positif.
3. Kurangnya keterlibatan orang tua juga dapat mempengaruhi perilaku remaja.
Selain pengawasan, keterlibatan emosional dan komunikasi yang kurang dari
orang tua dapat membuat remaja merasa terisolasi dan tidak mendapatkan
dukungan yang mereka butuhkan. Membuka saluran komunikasi yang sehat
antara orang tua dan anak adalah kunci dalam mengatasi masalah ini.
4. Faktor lingkungan adalah pertimbangan lain. Lingkungan di mana remaja tumbuh
dan berkembang dapat sangat memengaruhi perilaku mereka. Lingkungan yang
kumuh, penuh dengan konflik dan kekerasan, dapat meningkatkan risiko
kenakalan remaja. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan mendukung bagi remaja.
5. Terakhir, faktor pendidikan juga memiliki peran dalam kenakalan remaja.
Masalah di sekolah, seperti gangguan belajar atau perasaan tidak diterima, dapat
menjadi pemicu kenakalan remaja. Pendidikan yang inklusif dan dukungan yang
tepat di lingkungan sekolah dapat membantu remaja mengatasi
hambatanhambatan ini.

Untuk mengatasi kenakalan remaja, diperlukan pendekatan yang komprehensif.


Ini melibatkan kerja sama antara orang tua, pendidik, dan masyarakat.
Memprioritaskan pendidikan karakter, memberikan dukungan sosial yang kuat,
dan mendorong komunikasi terbuka antara remaja dan orang dewasa adalah
langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu remaja tumbuh menjadi
individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

5.2 SARAN

1. Keterlibatan Orang Tua: Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
mencegah kenakalan remaja. Mereka perlu aktif terlibat dalam kehidupan
anakanak mereka, mendengarkan mereka, memberikan dukungan emosional, dan
memberikan pengawasan yang memadai. Membangun komunikasi yang baik
dengan anak-anak juga kunci dalam memahami masalah dan kekhawatiran
mereka.

21
2. Pendidikan Karakter: Sekolah dan pendidik juga berperan dalam membentuk
karakter remaja. Pendidikan yang fokus pada nilai-nilai seperti empati, tanggung
jawab, dan integritas dapat membantu remaja memahami pentingnya perilaku
yang positif dan bertanggung jawab.
3. Peran Model Positif: Remaja sering meniru perilaku yang mereka lihat di sekitar
mereka. Masyarakat dan tokoh-tokoh yang berperilaku baik dan positif dapat
menjadi model yang baik bagi remaja. Oleh karena itu, penting untuk memiliki
peran model yang positif dalam kehidupan remaja.
4. Kegiatan Positif: Menyediakan kegiatan positif bagi remaja dapat mengalihkan
perhatian mereka dari perilaku kenakalan. Ini bisa berupa kegiatan olahraga, seni,
klub sosial, atau program sukarela. Keberadaan hobi yang positif dapat membantu
remaja mengembangkan minat dan keterampilan yang konstruktif.
5. Pendidikan Pencegahan: Pendidikan tentang bahaya kenakalan remaja seperti
narkoba, alkohol, dan seks yang tidak aman sangat penting. Sekolah dan orang
tua harus bekerja sama untuk memberikan pemahaman yang baik tentang
konsekuensi dari perilaku negatif ini.
6. Mengatasi Masalah Emosional: Remaja sering menghadapi masalah emosional
selama masa pertumbuhan mereka. Penting bagi mereka untuk memiliki
dukungan dan bimbingan dalam mengatasi masalah ini. Konseling atau dukungan
psikologis dapat membantu remaja mengelola stres dan tekanan dengan lebih
baik.
7. Komunitas yang Aman: Masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan mendukung bagi remaja. Ini termasuk mengurangi
kekerasan, mengawasi peredaran narkoba, dan memberikan peluang bagi remaja
untuk berkontribusi positif dalam komunitas mereka.
8. Komunikasi Terbuka: Remaja harus merasa nyaman untuk berbicara tentang
masalah dan kekhawatiran mereka. Orang tua dan pendidik perlu menciptakan
lingkungan yang mendukung komunikasi terbuka dan tanpa hukuman. Ini akan
membantu remaja merasa didengar dan dimengerti.
9. Pendekatan Holistik: Penting untuk memahami bahwa mencegah kenakalan
remaja melibatkan berbagai aspek kehidupan remaja. Oleh karena itu, pendekatan

22
yang holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, masyarakat, dan individu itu
sendiri diperlukan.

Mencegah kenakalan remaja adalah tanggung jawab bersama. Dengan kerja


sama dan perhatian dari semua pihak, kita dapat membantu remaja tumbuh
menjadi individu yang bertanggung jawab, produktif, dan berkontribusi positif
dalam masyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6482270/kenakalan-remaja-pengertian-dan-
contoh-yuk-sama-sama-mencegahnya https://id.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230524143130-569-953481/contoh-
kenakalan-remaja-faktor-penyebab-dan-cara-mengatasinya

https://an-nur.ac.id/kenakalan-remaja-pengertian-jenis-penyebab-dan-cara
mengatasinya/
http://etheses.uin-malang.ac.id/1713/5/06410033_Bab_2.pdf
https://journal.unpad.ac.id/prosiding/article/viewFile/14393/6947
http://repository.uinsu.ac.id/19970/3/BAB%20II%20KHAIRUN%20NISA%20%28B
KPI%2718%29.pdf
http://eprints.umg.ac.id/333/3/BAB%20II.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/5739/1/Risi%20Dayatul%20Adyani.pdf
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/1890/5/111804027_file%205.pdf

24
CATATAN LEMBAR OBSERVASI

No Hari, tanggal, waktu Lokasi dan informan Aktivitas informan Catatan penting / temuan
yang diamati

1. Sabtu, 09-09-2023 Dusun. Pakunden -Kenakalan remaja Perilaku kenakalan pada


mengganggu remaja bisa disebabkan
09.00-12.00 WIB - Ibu Ita Sapridah
ketertiban umum oleh beberapa faktor.
seperti membuat Pertama, kurangnya
- Ketua RT 2
keributan di tempat pengendalian diri
- Ketua RT 3 umum ini dapat menyebabkan remaja
mengganggu sulit mengelola emosi.
masyarakat. Kedua, gangguan mental
seperti depresi dan
kecemasan dapat menjadi
penyebab perilaku
kenakalan. Ketiga,
ketidakmampuan
mengatasi stres
mengarahkan mereka
pada perilaku kenakalan
sebagai pelampiasan.
Terakhir, kurangnya
pemahaman tentang etika
membuat beberapa
remaja lebih rentan
terhadap perilaku
kenakalan.

2 Minggu, 10-09-2023 Dusun Pakunden -Remaja yang terlibat Perilaku kenakalan


dalam kenakalan remaja dipengaruhi oleh
09.00-12.00 WIB - Ibu Asih
remaja seperti berbagai faktor yang
penggunaan narkoba, bersifat sosial dan

25
- Nenek Kasriah mabuk-mabuk an atau lingkungan. Pertama,
perilaku negatif pengaruh teman sebaya
lainnya dapat adalah faktor kunci,
merugikan karena remaja ingin
masyarakat. diterima oleh kelompok
mereka dan mungkin
-Dapat mempengaruhi
tergoda untuk melakukan
remaja lainnya
hal-hal yang tidak
merusak norma-norma
seharusnya dilakukan
sosial,
demi mendapatkan
mempromosikan
persetujuan teman-teman
perilaku yang tidak
mereka. Kedua,
sehat.
kurangnya pengawasan
dari orang tua dapat
membuat remaja lebih
rentan terhadap pengaruh
negatif teman sebaya.
Ketiga, kondisi keluarga
yang konflik, kurangnya
dukungan, atau kekerasan
dalam rumah tangga
dapat mempengaruhi
perilaku kenakalan
remaja dan mendorong
mereka mencari
dukungan di luar
keluarga. Terakhir, faktor
lingkungan seperti
ketersediaan alkohol dan
narkoba dapat menjadi
faktor risiko besar yang

26
memengaruhi perilaku
kenakalan remaja.

27
INSTRUMEN WAWANCARA

Rumusan Masalah Data yang dibutuhkan Pertanyaan


Apa penyebab utama Identitas informan 1. Siapa nama kamu?
kenakalan remaja 2. Berapa usia kamu?

3. Dimana alamat rumahmu?

4. Bisakah kamu menjelaskan sedikit mengenai


aktivitasmu sehari hari?
Pengalaman informan 1. Bagaimana pendapatmu tentang remaja yang
saat melihat peristiwa mabuk mabuk an, dan menggunakan narkoba
2. Ketika mendengar tentang kenakalan remaja,
apa yang terlintas di pikiranmu?
3. Bisakah kamu menceritakan apa itu kenakalan
remaja?
Cara informan 1. Apa peran warga dalam membantu remaja yang
menyikapi kenakalan terlibat dalam kenakalan remaja?
remaja 2. Bagaimana informan dapat berkontribusi dalam
upaya pencegahan kenakalan remaja?
3. Bagaimana cara membangun komunikasi yang
terbuka dan baik dengan remaja yang terlibat
dalam kenakalan?

Dampak apa yang Dampak kenakalan 1. Bagaimana dampak kenakalan remaja terhadap
ditimbulkan dari remaja di dusun keamanan dan kenyamanan warga dusun
kenakalan remaja Pekunden Pekunden?
terhadap warga dusun 2. Apakah ada pengaruh negatif terhadap
Pekunden lingkungan sosial di dusun Pekunden akibat
kenakalan remaja?
3. Apakah ada dampak ekonomi yang dirasakan
oleh warga sebagai akibat dari kenakalan
remaja?

28
Pendapat warga 1. Pendapat warga tentang peningkatan tindakan
mengenai kenakalan kenakalan remaja di komunitas mereka?
remaja 2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap
upaya pencegahan kenakalan remaja di wilayah
mereka?

29
IDENTITAS NARASUMBER

Wawancara bersama bapak Sudarwin, selaku


ketua RT 03 Nama: Sudarwin

Umur: 65 Tahun

Alamat: Dusun Pekunden

Wawancara bersama Ibu Ita Sapridah selaku


istri dari Bapak ketua RW 06

Nama: Ita Sapridah

Umur: 40 Tahun

Alamat: Dusun Pekunden

Wawancara bersama Nenek Kasriah

Nama: Kasriah

Umur: 85 Tahun

Alamat: Dusun Pekunden

30
Wawancara bersama Ibu Asih

Nama: Asih

Umur: 70 Tahun

Alamat: Dusun Pekunden

Wawancara bersama Bapak Hartono, selaku


ketua RT 06 Nama: Hartono

Umur: 50 Tahun

Alamat: Dusun Pekunden

31

You might also like