Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELAS XI-8
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kepada Allah yang maha pengasih lagi
maha penyayang, atas segala rahmat dan ridhonya sehingga tugas penelitian sosiologi
yang berjudul FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN
REMAJA DI DUSUN PEKUNDEN dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak pihak narasumber
yaitu para warga penduduk dusun pekunden yang sudah bersedia membantu kita dalam
menyelesaikan tugas ini, tanpa bantuan dari kalian semua tugas ini tidak akan selesai.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kebaikan dari kalian.
Penulis sangat berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar para pembaca bisa mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kenakalan remaja.
Bagi kami, sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan penelitian ini, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan laporan penelitian ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................. 5
3
3.3.1 WAWANCARA ........................................................................................................... 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Kejahatan remaja merupakan suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau
hukum masyarakat, yang dilakukan pada masa remaja atau pada masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa (Carton, 2010: 6). Kejahatan sebagai suatu masalah
sosial, kenakalan remaja dapat digolongkan sebagai perilaku menyimpang karena
melanggar norma atau nilai masyarakat. Dari sudut pandang perilaku menyimpang,
permasalahan sosial muncul karena perilaku menyimpang dari berbagai aturan sosial
atau nilai dan norma sosial yang berlaku (Carton, 2010: 7).
Perilaku menyimpang dapat dipandang sebagai sumber permasalahan karena dapat
mengancam kelangsungan sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang
mengandung arti bahwa jalan yang baku harus dipilih. Perilaku yang tidak mengikuti
jalur ini adalah menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perilaku
menyimpang, perlu dibedakan antara perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan
disengaja, misalnya karena pelaku tidak memahami aturan yang berlaku. Sementara itu,
perilaku menyimpang memang disengaja, bukan karena pelakunya tidak mengetahui
aturan.
Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan
terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Meningkatnya kriminal di Indonesia tidak
hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan remaja. Dari segi
ragam dan motivasi kenakalan remaja lebih terbatas dibandikan kriminal orang dewasa
misalnya : pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan
hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif
yang baik atau mengagumkan. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku
anakanaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka.
Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum
terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang
kehidupan.
Kenakalan remaja dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk perilaku
menyimpang karena tidak sesuai dengan norma masyarakat dan dapat merugikan orang
lain serta melanggar undang-undang yang ada. Penganiayaan, konfrontasi, perkelahian,
pencurian, pencopetan, penyalahgunaan narkoba, pornografi, pergaulan bebas, dan lain-
lain, merupakan perilaku menyimpang yang umum dan sering dilakukan terkait dengan
kenakalan remaja. Kenakalan remaja dipandang sebagai permasalahan yang harus
6
ditangani dengan baik karena remaja sebagai generasi penerus bangsa harus mempunyai
akhlak dan etika yang baik.
Orang tua sebagai pendidik utama harus mempunyai wawasan dan pengetahuan
yang luas tentang cara membimbing remaja. Menurut Sarwono (2013:62), orang tua juga
harus mengetahui tentang masa pubertas, yaitu masa remaja merupakan peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi keadaan psikis dan fisik individu. Orang
tua yang tidak memiliki informasi mengenai masa remaja anaknya dikhawatirkan tidak
akan mampu mendidik dan memberikan bantuan yang memadai sehingga menyebabkan
remaja tersebut terjerumus dalam perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang atau
kenakalan remaja merupakan perilaku global mulai dari perilaku yang tidak dapat
ditoleransi secara sosial seperti kejahatan terkait narkoba, kejahatan sosial, hingga
kejahatan yang merugikan orang lain. Peran keluarga sebagai lingkungan sosial terdekat
sangat penting agar anak menjadi individu yang peka terhadap kondisi lingkungan
sekitarnya.
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti interaksi dengan
teman sebaya dan pengaruh lingkungan tempat mereka berinteraksi sehari-hari, serta
pengaruh terhadap diri mereka sendiri. Pada masa ini, generasi muda mengalami
perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan
yang dimaksud adalah pertumbuhan fisik, sosial, emosi dan psikis. Remaja yang
melewati masa pertumbuhan ini sangat rentan terhadap perilaku menyimpang yang
ditandai dengan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma masyarakat
sehingga dapat menimbulkan kesusahan bahkan kerugian bagi orang di sekitarnya.
Sebagai warga desa Pekunden, seluruh warga harus bahu membahu mengatasi
dampak luas dari kenakalan remaja agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang
dapat mencemarkan nama desa Pekunden. Warga dusun Pekunden terkenal dengan
masyarakatnya yang santun.
7
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Kenakalan remaja adalah bentuk perilaku devian, yaitu perilaku yang melanggar
norma-norma sosial. Studi tentang kenakalan remaja dapat membantu dalam
pengembangan teori-teori yang menjelaskan mengapa individu, terutama remaja,
mungkin terlibat dalam perilaku devian. Ini bisa mencakup pemahaman tentang
faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, pengaruh lingkungan, atau masalah
kesehatan mental yang berperan dalam kenakalan.
b. Bagi Penulis
8
BAB II
KAJIAN TEORI
Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang yang melampaui batas toleransi
orang lain atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat melanggar
normanorma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja ini dapat disebabkan oleh
suatu bentuk pengabaian sosial sehingga remaja ini dapat mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para tokoh diatas, jadi yang dimaksud
dengan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan
yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
9
2.2 KERANGKA BERFIKIR
Dampak kenakalan
remaja
Perubahan sosial
Dampak sosial
2.3 HIPOTESIS
2. Bahwa adanya solusi, remaja tidak berhenti melakukan kenakalan akibat dari
solusi
3. Ada dampak secara langsung terhadap remaja dusun pekunden
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini secara sengaja melihat dan membiarkan kondisi yang diteliti
berada dalam keadaan yang sebenarnya. Metode penelitian ini adalah studi kasus.
11
Studi kasus ini merupakan studi kasus yang mendalam tentang individu dan
berjangka waktu relatif lama, terus menerus serta menggunakan objek jamak,
artinya kasus dialami oleh beberapa orang. Dalam studi kasus ini peneliti
mengumpulkan data mengenai diri subjek dari keadaan masa sebelumnya, masa
sekarang dan lingkungan desa Pekunden. Keuntungan terbesar dari studi kasus
adalah kemungkinan untuk melakukan penyelidikan secara mendalam dimana
studi kasus berusaha mendalami.
Subjek penelitian ini adalah 5 orang yaitu, Bapak Hartono selaku ketua RT
02, Bapak Sudarwin selaku ketua RT 03, Ibu Ita sapridah selaku istri dari Bapak
ketua RW 06, Ibu Asih, dan Nenek Kasriah. Alasan pemilihan mereka dikarenakan
mereka sesuai dengan kriteria warga yang terganggu dengan adanya peristiwa
tersebut. Mereka juga bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini dan peneliti
juga sudah mengenal mereka dengan baik dari lama dan hubungan antara peneliti
dengan subjek bisa terbilang baik.
12
b) Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara
d) Triangulasi
Proses validasi dilakukan dengan menganalisi data hasil uji coba instrumen
yaitu validitas butir dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir
dengan skor total instrumen. Dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. Kriteria batas minimum pernyataan yang diterima adalah rtable = 0,361.
Apabila rhitung > rtabel maka butir pernyataan dianggap valid, sedangkan rhitung
<tabel maka butir pernyataan dianggap tidak valid, yang kemudian butir
pernyataan tersebut tidak digunakan atau harus di drop. Berdasarkan hasil uji coba
tersebut maka dari 28 pernyataan setelah diuji validitasnya terdapat 4 butir soal
yang drop karena tidak valid atau belum memenuhi kriteria rtabel = 0,361.
Sehingga pernyataan yang valid yang dapat digunakan sebanyak 24 butir.
Selanjutnya, dihitung reliabilitasnya terhadap skor butir pernyataan yang dianggap
valid dengan menggunakan rumus uji reliabilitas yajni Alpha Cronbrach yang
sebelumnya dihitung terlebih dahulu varian butr dan varian totalnya. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai total varians butir sebesar 1,56 dan varians total sebesar
271,60, sehingga diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,895. Hal ini menunjukkan
bahwa koefisien reliabilitas termasuk kedalam kategori sangat tinggi, sesuai
dengan krteria yang ditunjukkan oleh tabel Alpha Cronbach (ɑ > 0,9).Dengan
13
demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang berjumlah 24 butir pernyataan
inilah yang akan dugunakan sebagai instrumenfinal untuk mengukur kenakalan
remaja.
14
tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian data dapat diwujudkan
dalam bentuk matriks, grafis, jaringan atau bagan sebagai wadah panduan
informasi tentang apa yang terjadi. Data disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.
Semua penelitian melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan dalam penelitian tersebut. Umumnya peneliti menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data penelitian. Sappaile (2007) menyebutkan bahwa
Instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Instrumen dapat berbentuk tes dan juga
dapat berbentuk nontes, namun untuk memperoleh sampel tingkah laku dari ranah
kognitif digunakan tes.
15
3.3.1 WAWANCARA
3.3.2 OBSERVASI
3.3.3 DOKUMENTASI
Suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam
bentuk buku, arsip, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan
dokumen-dokumen yang terkait dengan permasalahan pada penelitian ini.
16
BAB IV
Dari beberapa penyebab kenakalan remaja yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka peneliti menggolongkan penyebab kenakalan remaja pada
subjek menjadi dua faktor, yaitu faktor internal (dari dalam diri) dan faktor
eksternal (dari luar diri).
Faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang atau ataupun individu itu
sendiri. Faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat yang melekat pada diri
seseorang. Menurut beberapa informan, faktor internal kenakalan remaja yakni
sebagai berikut.
17
1. Kurangnya pengendalian diri.
“Remaja belum memiliki keterampilan yang cukup untuk mengatasi stress atau
tekanan hidup, dan mereka mungkin menggunakan perilaku kenakalan sebagai
pelampiasan stress.” Menurut ibu Ita Sapridah.
4. Kurangnya pemahaman tentang etika.
Faktor yang asalnya dari luar diri seseorang ataupun individu meliputi
lingkungan di sekitar lingkungan termasuk orang orang yang terdekat. Menurut
beberapa informan, faktor eksternal kenakalan remaja yakni sebagai berikut.
“Jika orang tua kurang mengawasi aktivitas anak-anak mereka atau tidak
memberikan panduan yang jelas, remaja cenderung lebih rentan terhadap
pengaruh negatif dari teman sebayanya” Menurut ibu Ita Sapridah.
18
3. Kondisi keluarga.
4. Faktor Lingkungan
19
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dalam kesimpulan ini akan di paparkan hasil keseluruhan data yang telah
dihimpun dari responden secara langsung dan beberapa kutipan teori sebagai penegas
atau penguat data yang telah ada. Karena berkaitan dengan kode etik penelitian maka
tidak menggunakan nama samaran, peneliti mencantumkan nama asli mereka dan
tentunya juga sudah diberikan izin oleh para subjek. Selain itu, setelah semakin
banyak intensitas pertemuan antara peneliti dengan subjek maka juga semakin
mendekatkan hubungan baik antara peneliti dengan subjek.
Kenakalan remaja adalah isu yang telah lama menjadi perhatian dalam
masyarakat kita. Kenakalan remaja adalah perilaku negatif atau tindakan yang
dilakukan oleh remaja yang melanggar norma-norma sosial atau hukum yang berlaku.
Kenakalan remaja bisa mencakup berbagai perilaku, seperti merokok, minum-
minuman keras, mengonsumsi narkoba, berkelahi, vandalisme, atau bahkan perilaku
seksual yang tidak sehat.
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Salah satu faktor yang signifikan yang dapat memicu kenakalan remaja adalah
pengaruh teman sebaya. Remaja sering kali sangat dipengaruhi oleh teman-teman
sebayanya. Jika mereka bergaul dengan teman-teman yang terlibat dalam perilaku
negatif, seperti konsumsi narkoba atau kekerasan, mereka lebih mungkin
terjerumus dalam perilaku yang sama. Oleh karena itu, mengembangkan
kesadaran diri dan keterampilan sosial yang kuat pada remaja adalah langkah
penting dalam mencegah pengaruh negatif dari teman sebaya.
2. Kurangnya pengawasan orang tua adalah faktor lain yang dapat berkontribusi
pada kenakalan remaja. Remaja yang tidak mendapatkan pengawasan yang
memadai dari orang tua mereka cenderung memiliki lebih banyak kesempatan
untuk terlibat dalam perilaku kenakalan. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih
20
aktif dalam memantau aktivitas dan interaksi anak-anak mereka, serta
mengajarkan nilai-nilai yang positif.
3. Kurangnya keterlibatan orang tua juga dapat mempengaruhi perilaku remaja.
Selain pengawasan, keterlibatan emosional dan komunikasi yang kurang dari
orang tua dapat membuat remaja merasa terisolasi dan tidak mendapatkan
dukungan yang mereka butuhkan. Membuka saluran komunikasi yang sehat
antara orang tua dan anak adalah kunci dalam mengatasi masalah ini.
4. Faktor lingkungan adalah pertimbangan lain. Lingkungan di mana remaja tumbuh
dan berkembang dapat sangat memengaruhi perilaku mereka. Lingkungan yang
kumuh, penuh dengan konflik dan kekerasan, dapat meningkatkan risiko
kenakalan remaja. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan mendukung bagi remaja.
5. Terakhir, faktor pendidikan juga memiliki peran dalam kenakalan remaja.
Masalah di sekolah, seperti gangguan belajar atau perasaan tidak diterima, dapat
menjadi pemicu kenakalan remaja. Pendidikan yang inklusif dan dukungan yang
tepat di lingkungan sekolah dapat membantu remaja mengatasi
hambatanhambatan ini.
5.2 SARAN
1. Keterlibatan Orang Tua: Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
mencegah kenakalan remaja. Mereka perlu aktif terlibat dalam kehidupan
anakanak mereka, mendengarkan mereka, memberikan dukungan emosional, dan
memberikan pengawasan yang memadai. Membangun komunikasi yang baik
dengan anak-anak juga kunci dalam memahami masalah dan kekhawatiran
mereka.
21
2. Pendidikan Karakter: Sekolah dan pendidik juga berperan dalam membentuk
karakter remaja. Pendidikan yang fokus pada nilai-nilai seperti empati, tanggung
jawab, dan integritas dapat membantu remaja memahami pentingnya perilaku
yang positif dan bertanggung jawab.
3. Peran Model Positif: Remaja sering meniru perilaku yang mereka lihat di sekitar
mereka. Masyarakat dan tokoh-tokoh yang berperilaku baik dan positif dapat
menjadi model yang baik bagi remaja. Oleh karena itu, penting untuk memiliki
peran model yang positif dalam kehidupan remaja.
4. Kegiatan Positif: Menyediakan kegiatan positif bagi remaja dapat mengalihkan
perhatian mereka dari perilaku kenakalan. Ini bisa berupa kegiatan olahraga, seni,
klub sosial, atau program sukarela. Keberadaan hobi yang positif dapat membantu
remaja mengembangkan minat dan keterampilan yang konstruktif.
5. Pendidikan Pencegahan: Pendidikan tentang bahaya kenakalan remaja seperti
narkoba, alkohol, dan seks yang tidak aman sangat penting. Sekolah dan orang
tua harus bekerja sama untuk memberikan pemahaman yang baik tentang
konsekuensi dari perilaku negatif ini.
6. Mengatasi Masalah Emosional: Remaja sering menghadapi masalah emosional
selama masa pertumbuhan mereka. Penting bagi mereka untuk memiliki
dukungan dan bimbingan dalam mengatasi masalah ini. Konseling atau dukungan
psikologis dapat membantu remaja mengelola stres dan tekanan dengan lebih
baik.
7. Komunitas yang Aman: Masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan mendukung bagi remaja. Ini termasuk mengurangi
kekerasan, mengawasi peredaran narkoba, dan memberikan peluang bagi remaja
untuk berkontribusi positif dalam komunitas mereka.
8. Komunikasi Terbuka: Remaja harus merasa nyaman untuk berbicara tentang
masalah dan kekhawatiran mereka. Orang tua dan pendidik perlu menciptakan
lingkungan yang mendukung komunikasi terbuka dan tanpa hukuman. Ini akan
membantu remaja merasa didengar dan dimengerti.
9. Pendekatan Holistik: Penting untuk memahami bahwa mencegah kenakalan
remaja melibatkan berbagai aspek kehidupan remaja. Oleh karena itu, pendekatan
22
yang holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, masyarakat, dan individu itu
sendiri diperlukan.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6482270/kenakalan-remaja-pengertian-dan-
contoh-yuk-sama-sama-mencegahnya https://id.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230524143130-569-953481/contoh-
kenakalan-remaja-faktor-penyebab-dan-cara-mengatasinya
https://an-nur.ac.id/kenakalan-remaja-pengertian-jenis-penyebab-dan-cara
mengatasinya/
http://etheses.uin-malang.ac.id/1713/5/06410033_Bab_2.pdf
https://journal.unpad.ac.id/prosiding/article/viewFile/14393/6947
http://repository.uinsu.ac.id/19970/3/BAB%20II%20KHAIRUN%20NISA%20%28B
KPI%2718%29.pdf
http://eprints.umg.ac.id/333/3/BAB%20II.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/5739/1/Risi%20Dayatul%20Adyani.pdf
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/1890/5/111804027_file%205.pdf
24
CATATAN LEMBAR OBSERVASI
No Hari, tanggal, waktu Lokasi dan informan Aktivitas informan Catatan penting / temuan
yang diamati
25
- Nenek Kasriah mabuk-mabuk an atau lingkungan. Pertama,
perilaku negatif pengaruh teman sebaya
lainnya dapat adalah faktor kunci,
merugikan karena remaja ingin
masyarakat. diterima oleh kelompok
mereka dan mungkin
-Dapat mempengaruhi
tergoda untuk melakukan
remaja lainnya
hal-hal yang tidak
merusak norma-norma
seharusnya dilakukan
sosial,
demi mendapatkan
mempromosikan
persetujuan teman-teman
perilaku yang tidak
mereka. Kedua,
sehat.
kurangnya pengawasan
dari orang tua dapat
membuat remaja lebih
rentan terhadap pengaruh
negatif teman sebaya.
Ketiga, kondisi keluarga
yang konflik, kurangnya
dukungan, atau kekerasan
dalam rumah tangga
dapat mempengaruhi
perilaku kenakalan
remaja dan mendorong
mereka mencari
dukungan di luar
keluarga. Terakhir, faktor
lingkungan seperti
ketersediaan alkohol dan
narkoba dapat menjadi
faktor risiko besar yang
26
memengaruhi perilaku
kenakalan remaja.
27
INSTRUMEN WAWANCARA
Dampak apa yang Dampak kenakalan 1. Bagaimana dampak kenakalan remaja terhadap
ditimbulkan dari remaja di dusun keamanan dan kenyamanan warga dusun
kenakalan remaja Pekunden Pekunden?
terhadap warga dusun 2. Apakah ada pengaruh negatif terhadap
Pekunden lingkungan sosial di dusun Pekunden akibat
kenakalan remaja?
3. Apakah ada dampak ekonomi yang dirasakan
oleh warga sebagai akibat dari kenakalan
remaja?
28
Pendapat warga 1. Pendapat warga tentang peningkatan tindakan
mengenai kenakalan kenakalan remaja di komunitas mereka?
remaja 2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap
upaya pencegahan kenakalan remaja di wilayah
mereka?
29
IDENTITAS NARASUMBER
Umur: 65 Tahun
Umur: 40 Tahun
Nama: Kasriah
Umur: 85 Tahun
30
Wawancara bersama Ibu Asih
Nama: Asih
Umur: 70 Tahun
Umur: 50 Tahun
31