Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Oleh
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Apabila di kemudian hari dalam skripsi ini ditemukan hal-hal yang menunjukkan
telah dilakukannya kecurangan akademik maka penulis bersedia gelar sarjana yang
telah penulis dapatkan ditarik sesuai dengan ketentuan dari Program Studi S1
Agrubisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
Semarang, Oktober 2022
Penulis,
Materai
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dr. Ir. Wulan Sumekar, M.S. Agus Subhan P., S.P., M.Si.
Prof. Dr. Ir. Bambang W. H. E. P., M.Agr., IPU. Dr. Heni Rizqiati, S. Pt., M. Si.
iv
PERAN PENYULUH PERTANIAN DAN PARTISIPASI ANGGOTA
DALAM KEGIATAN URBAN FARMING PADA KELOMPOK TANI
DAHLIA
OLEH :
Oksya Inne Yestisia
ABSTRAK
Penelitian ini penting dilakukan sebagai evaluasi bagi kelompok tani, penyuluh dan
pemerintah terkait program pertanian perkotaan. Penelitian dilakukan tanggal 31
Oktober sampai dengan 28 November 2021 pada Kelompok Tani Dahlia yang
terletak di Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik. Kelompok tani Dahlia
merupakan kelompok tani urban farming yang mendapat juara 1 pada lomba
pertanian perkotaan di kota Semarang tahun 2019. Tujuan penelitian yaitu
mendeskripsikan peran penyuluh, tingkat partisipasi anggota dan menganalisis
pengaruh peran penyuluh pada partisipasi anggota kelompok tani Dahlia. Populasi
penelitian yaitu kelompok tani urban farming di Kota Semarang dengan sampel
yaitu Kelompok Tani Dahlia dengan 31 anggota. Metode penelitian yang digunakan
yaitu survey dengan responden anggota kelompok tani Dahlia. Metode analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kategori peran penyuluh sebagai mediator, inisiator, supervisor
dan fasilitator tergolong baik sedangkan sebagai motivator tergolong kategori
sedang. Tingkat partisipasi anggota pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kategori tinggi. Peran penyuluh sebagai mediator, inisiator, motivator,
supervisor dan fasilitator secara parsial tidak berpengaruh terhadap partisipasi
anggota tetapi secara simultan berpengaruh. Saran untuk penyuluh perlu
meningkatkan peran motivator dengan membangkitkan semangat anggota untuk
berpartisipasi pada kegiatan kelompok tani dengan menginfromasikan keuntungan-
keuntungan mengikuti kegiatan kelompok tani dan mendorong anggota untuk
memberikan inovasi.
Kata kunci : kelompok tani, partisipasi, peran penyuluh, pertanian, urban farming
v
KATA PENGANTAR
partisipasi anggota dalam kegiatan urban farming pada kelompok tani Dahlia perlu
tani urban farming. Partisipasi anggota dalam kegiatan urban farming yang
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan
1. Dr. Ir. Wulan Sumekar, M. S. sebagai Pembimbing Utama dan Agus Subhan
Prasetyo, S.P., M.Si sebagai Pembimbing Anggota atas bimbingan, saran dan
2. Dr. Ir. Wiludjeng Roessali, M. Si. selaku Dosen Wali yang telah memberikan
3. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono, Ms.S., M.Agr. selaku Dekan
4. Dr. Heni Rizqiati, S. Pt., M. Si. selaku Ketua Departemen Pertanian Fakultas
5. Ir. Kustopo Budirahardjo, M.P. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
vi
6. Penulis juga mengucapkan terima kasih juga kepada Ibu Sri selaku pengurus
Kelompok Tani Dahlia dan semua anggota yang telah membantu penulis dalam
7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Agribisnis Fakultas Peternakan dan
10. Adel, Angel, Angelia, Demil, Fani, Jasmine, Kristiana, Lova, Novena, Ovi,
Ruth, Mbak Priska dan Mbak Rina atas dukungan dan doa selama penyusunan
skripsi ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang................................................................................................1
1.2.Tujuan .............................................................................................................4
1.3.Manfaat ...........................................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................5
2.1.Urban Farming................................................................................................5
2.2. Kelompok Tani ..............................................................................................7
2.3. Peran Penyuluh Pertanian ..............................................................................8
2.4. Partisipasi ....................................................................................................10
2.5. Penelitian Terdahulu ....................................................................................11
BAB III ..................................................................................................................14
3.1. Kerangka Pemikiran ....................................................................................14
3.2. Waktu Dan Lokasi .......................................................................................16
3.3. Metode Penelitian ........................................................................................16
3.4. Penentuan Dan Pengambilan Sampel ..........................................................16
3.5. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data .....................................................17
3.6. Mengolah Dan Analisis Data.......................................................................18
3.7. Konsep dan Pengukuran Variabel ...............................................................20
BAB IV ..................................................................................................................26
4.1. Keadaan Umum Kelompok Tani .................................................................26
4.2. Karakteristik Responden .............................................................................30
4.3. Peran Penyuluh Pertanian ............................................................................32
4.3.1. Peran Penyuluh Pertanian sebagai Mediator ....................................33
4.3.2. Peran Penyuluh Pertanian sebagai Inisiator .....................................35
4.3.3. Peran Penyuluh Pertanian sebagai Motivator ..................................37
viii
4.3.4. Peran Penyuluh Pertanian sebagai Supervisor .................................39
4.3.5. Peran Penyuluh Pertanian sebagai Fasilitator ..................................41
4.4. Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dahlia ..................................44
4.4.1. Tingkat Partisipasi Anggota Pada Tahap Perencanaan ....................45
4.4.2. Tingkat Partisipasi Anggota Pada Tahap Pelaksanaan ....................46
4.4.3. Tingkat Partisipasi Anggota Pada Tahap Evaluasi ..........................48
4.5. Pengaruh Peran Penyuluh terhadap Partisipasi Anggota.............................50
BAB V....................................................................................................................54
5.1. Simpulan ......................................................................................................54
5.2. Saran .............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................55
LAMPIRAN ...........................................................................................................60
ix
DAFTAR TABEL
No Halaman
x
22 Presentase Presepsi Responden Terhadap Partisipasi ...............................44
xi
DAFTAR ILUSTRASI
No Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1 Kuesioner ...................................................................................................60
2 Dokumentasi ..............................................................................................72
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia. Berdasarkan global food security index pada tahun 2019 nilai ketahanan
pangan Indonesia berkisar yaitu 62,6% yang berarti masih belum baik. Nilai indeks
ketahanan pangan yang baik jika ≥80% (Lestari et al., 2018). Ketahanan pangan
Nasional terjadi jika ketahanan pangan rumah tangga tercapai (Husaini, 2012). Hal
perkotaan yaitu 7,60% dan pada daerah perdesaan yaitu 12,53% (BPS, 2022).
Rumah tangga miskin 51,33% berasal dari pekerja dibidang pertanian (BPS, 2022).
12.568 (BPS, 2022). Salah satu upaya memenuhi kebutuhan pangan individu atau
2
perkotaan. Petani urban farming melakukan pertanian pada tempat terbatas yang
ada dirumah atau pada lahan kosong. Rumah di daerah perkotaan hanya 18,32%
yang mempunyai pekarangan (BPS, 2022). Rumah di daerah perkotaan yang tidak
memiliki lahan pekarangan juga bisa melakukan urban farming dengan menanam
di pot. Urban farming tidak hanya menjadi hobi yang menyenangkan tetapi juga
farming memiliki kontribusi dalam menghadirkan ruang terbuka hijau bagi Kota,
keluarga (Krisnawati dan Farid, 2016). Keluarga yang melakukan urban farming
tidak perlu khawatir ketersediaan bahan pangan dan harga bahan pangan yang
program Kawasan Rumah Pangan Lestari pada tahun 2010 yang sekarang disebut
Pekarangan Pangan Lestari. Pekarangan Pangan Lestari yang disingkat P2L yaitu
pemanfaatan lahan yang ada sebagai penghasil pangan demi memenuhi kebutuhan
gizi dan bisa menjadi sumber pendapatan rumah tangga (Dwiratna, 2016). Dinas
pada peraturan walikota Semarang nomor 24 tahun 2021 dengan judul gerakan
dapat berdaya dengan memanfaatkan lahan yang ada sebagai penghasil pangan
Kota Semarang untuk mendukung gerakan tersebut salah satunya Kelompok tani
anggota pada kelompok tani baik tetapi sejak pandemi terus mengalami penurunan.
kelompok tani (Manei et al., 2016). Kelompok tani melakukan kegiatan pada akhir
pekan baik itu koordinasi, penyuluhan maupun kerja bakti. Anggota kelompok tani
anggota terkait peran kelompok tani, akses informasi, pendidikan, pandemi dan
salah satunya oleh peran penyuluh (Untari et al., 2022). Peran penyuluh
dilakukan.
4
1.2. Tujuan
tani Dahlia.
1.3. Manfaat
penyuluh pertanian.
pangan lestari.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Urban farming berasal dari kata urban memiliki arti perkotaan dan kata
farming yang memiliki arti pertanian, maka urban farming adalah pertanian
dengan daerah pedesaan karena biasanya memiliki halaman dan lahan kosong yang
strategi yang tepat untuk menanam. Teknologi yang bisa diterapkan untuk
mengatasi kendala lahan yang sempit dengan pemanfaatan lahan sisa, lahan
penghasil pangan (Cari S. D. dan Ana I., 2020). Tanaman yang ditanam biasanya
berupa sayur-sayuran, tanaman obat keluarga, dan tanaman lain yang hasilnya bisa
dikonsumsi. Pertanian perkotaan menjadi gaya hidup yang dipilih dimasa pandemi
6
Tanaman yang biasa ditanam pada urban farming yaitu sayur-sayuran, buah-
buahan, tanaman pangan, tanaman obat, dan tanaman hias. Jenis tanaman yang
ditanam pada urban farming yaitu lamtoro, ubi, kemangi, jagung, labu air, terung,
pisang dan pepaya (Maulaa et al., 2021). Hasil panen dari urban farming jika dijual
tinggi jika hasil urban farming diolah terlebih dulu dan penting untuk melakukan
kegiatan lain seperti bekerja dan mengurus rumah sehingga curahan waktu untuk
kegiatan urban farming cenderung sedikit (Alynda dan Rani, 2021). Petani
mengalami kendala dalam urban farming baik pada kegiatan maupun tanaman.
Hama dan gulma menjadi salah satu kendala pada dialami dalam pertanian urban
hasil panen menurun (Maulaa et al., 2021). Kelompok tani tidak hanya
mengkonsumsi hasil panen tetapi juga menjualkannya walupun jadwal panen tidak
menentu dan jumlah panennya tidak sebanyak petani biasa. Kelompok tani urban
farming mengalami kendala pada kegiatan pemasaran produk karena jumlah panen
nya masih sedikit dan rendahnya partisipasi anggota kelompok tani untuk
Kelompok tani merupakan suatu kelompok yang berisi petani dalam suatu
tempat dan komoditas yang sama. Kelompok tani berfungsi sebagai media untuk
dan tempat belajar bagi petani. Kelompok tani merupakan wadah pembinaan
kelembagaan yang berperan sebagai wahana belajar serta media komunikasi antar
(Effendy L dan Yesti A, 2018). Kelompok tani didirikan atas kesadaran petani
bertujuan supaya program pemberdayaan yang dibuat dapat terlaksana dan petani
yang akan dilakukan selama satu tahun supaya tujuan dibentuknya dapat tercapai.
Kelompok Tani supaya bisa berjalan dengan baik dan semakin berkembang
diperlukan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan hingga evaluasi
(Salmon et al., 2017). Kelompok tani dalam proses mencapai tujuan dapat
pemeliharaan batasan, ketekaitan, sosialisasi dan kontrol sosial yang baik dalam
kelompok tani maupuan keluar. (Maryanti et al., 2019). Partisipasi akan semakin
formal bagi pertani yang memiliki tujuan untuk mengubah perilaku sasaran
kerjasama dari pihak luar kelompok tani (Anggoro et al., 2020). Penyuluh
sebagai mediator harus bisa menghubungkan dua pihak berbeda dengan tujuan
yang sama. Penyuluh pertanian dianggap telah menjadi seorang mediator yang
baik bagi kelompok tani jika dapat membantu kelompok tani mendapat bantuan
9
dari pemerintah seperti bibit, pupuk, alat-alat dan modal untuk usahatani
baru dengan memanfaatkan saranana dan prasaran yang ada pada kelompok tani
(Tahoni T. et al., 2020). Ide-ide yang dimilki dapat disampaikan dengan baik
kepada anggota kelompok tani supaya mudah untuk dipahami dan dipraktekan.
kegiatan usahatani dan membuat kelompok tani semakin membaik dalam proses
4. Penyuluh pertanian juga memiliki peran sabagai supervisor bagi kelompok tani.
kelompok tani supaya dapat melihat kemajuan dan hambatan yang terjadi
dinilai menjadi supervisor yang baik jika bisa membimbing, disipilin dalam
2.4. Partisipasi
Kelompok tani berisi anggota yang memiliki suatu tujuan. Kelompok tani
dapat berkembang juga memerlukan peran aktif atau partisipasi dari anggotanya.
(Falo dan Agustinus, 2017). Peran aktif yang dilakukan pada kegiatan kelompok
kelompok tani dikatakan berpartisipasi jika melibatkan pikiran, emosi, dan perasaan
Perencanaan adalah tahap awal dalam suatu kegiatan, yaitu menentukan suatu
perencanaan perlu dipertimbangkan dengan baik dan melihat kondisi dan masalah
yang ada sehingga tepat sasaran. Pencarian solusi dari masalah yang dialami dapat
11
sesuai dengan program kerja dan kegiatan yang telah dibuat. Partisipasi dalam tahap
penyuluhan (Alif M., 2017). Kelompok tani dalam melaksanakan rapat dan
Kelompok tani pada tahap pelaksanaan walaupun sudah berusaha melakukan sesuai
yang direncanakan tetapi tidak memungkiri tetap terjadi kesulitan maupun ketidak
Tahap terakhir yaitu evaluasi untuk melihat kembali setiap program kerja
yang sudah dikerjakan dan bagaimana berjalannya setiap kegiatan yang sudah
berjalan. Evaluasi juga berfungsi untuk melihat tujuan kelompok tani mana saja
yang sudah tercapai dan jika belum apa yang menjadi kendala untuk mencapainya.
yang dilakukan (Tulandi et al., 2018). Kendala-kendala dapat muncul dalam proses
anggota dalam mengukur hasil pertanian dan dalam menghadiri rapat evaluasi
anggota kelompok tani sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,
seperti berikut :
12
Persamaan dengan penelitian nomor satu dan dua yaitu pada variabel x
yaitu mengenai partisipasi. Penelitian nomor tiga dan empat memiliki persamaan
meneliti mengenai partisipasi anggot kelompok tani dan perbedaannya yaitu pada
penelitian saya juga mengenai peran penyuluh terhadap partisipasi. Perbedaan yang
lain pada metode analisis yaitu pada penelitian pertama menggunakan korelasi,
Penelitian yang saya lakukan menggunakan regresi untuk megetahui pengaruh dari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Program urban farming yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dahlia dengan
sebagai mediator dalam menjalin hubungan dengan pihak ketiga, inisiator dalam
dalam mengawasi kegiatan kelompok tani dan fasilitator memberikan fasilitas bagi
kelompok tani seperti sarana dan prasarana. Peran penyuluh dapat berjalan dengan
baik jika masyarakat berpartisipasi pada setiap kegiatan yang diadakan. Penyuluh
perlu memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat melalui kerja sama untuk
Partisipasi pada perencanaan dilihat dari kehadiran dalam rapat dan dalam
kegiatan kelompok tani dan membayar iuran. Partisipasi pada evaluasi dilihat dari
Partisipasi yang baik dari angota kelompok tani maka program urban farming
Partisipasi
anggota dalam
kegiatan urban
Analisis Regresi farming
Perencanaan : Evaluasi :
Pelaksanaan :
- Kehadiran - Keterlibatan
- Keaktifan dalam
dalam rapat dalam mengukur
kegiatan kelompok
- Keterlibatan hasil tani
tani
dalam - Keterlibatan
- keaktifan dalam
pembuatan menyelesaikan
membayar iuran
program masalah
Dahlia dipilih karena pernah mendapatkan juara satu pada lomba pertaniaan
perkotaan tahun 2019 dan menjadi program percontohan pertanian perkotaan oleh
survey adalah metode penelitian yang dilakukan pada suatu tempat alami dengan
wawancara, dan tes (Sugiyono, 2019). Metode penelitian survey dipilih karena
peneliti ingin melihat kondisi yang terjadi sebenarnya pada Kelompok Tani Dahlia.
Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekundar. Sumber data
yang berisi daftar pertanyaan tertutup sebagai panduan dan dengan observasi
partisipasi dan peran penyuluh. Sumber data sekunder yaitu data dari administrasi
kelompok tani, BPS, buku yang terkait penelitian dan jurnal hasil penelitian
terdahulu.
maka perlu dilakukan uji Validitas. Instrumen harus bisa memiliki hasil yang
konsisten setelah digunakan berulang maka perlu dilakukan uji Reliabilitas. Valid
berati kuesioner penelitian dapat digunakan untuk mengukur hal yang ingin diteliti
dan reliabel artinya kuesioner walaupun digunakan berkali-kali hasilnya tetap sama
(Sugiyono, 2019).
motivator, fasilitator dan supervisor. Variabel Y terdiri dari partisipasi pada tahap
skor total korelasi lebih dari 0,306. Hasil perhitungan validitas kuesioner adalah
seperti berikut :
18
partisipasi angota kelompok tani Dahlia. Analisis deskriptif memiliki tujuan untuk
(Purwanto dan Dyah, 2017). Metode deskriptif dipilih karena dapat menjelaskan
19
Regresi linier berganda adalah metode analisis yang digunakan untuk meramalkan
kondisi variabel dependen jika variabel independen nilainya naik atau turun
(Sugiyono, 2019). Metode regresi linier berganda dipilih karena dapat menunjukan
Keterangan :
a = Kostanta/intercept
β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 = Koefisien regresi
X1 = Mediator
X2 = Inisitaor
X3 = Motivator
X4 = Supervisor
X5 = Fasilitator
untuk mengetahui data itu baik atau tidak. Uji Asumsi Klasik terdiri dari uji
normal atau tidak. Data yang sudah diuji dengan uji asumsi klasik kemudian dapat
Xn−Xi
C=
𝐾
C : Interval Kelas
Xn : Skor Maksimum
Xi : Skor Minimum
K : Jumlah Kelas
85−17
C= = 13,6
5
likert 1-5 dengan 1 tidak pernah, 2 pernah, 3 jarang, 4 sering dan 5 sangat sering.
20−4
C= = 3,2
5
penyuluh dalam memberikan ide baru, keahlian pada bidang pertanian dan
pernah, 3 jarang, 4 sering dan 5 sangat sering. Hasil wawancara dihitung interval
15−3
C= = 2,4
5
5. Peran penyuluh sebagai motivator diukur berdasarkan tiga hal yaitu kemampuan
dengan 1 tidak pernah, 2 pernah, 3 jarang, 4 sering dan 5 sangat sering. Hasil
15−3
C= = 2,4
5
6. Peran penyuluh sebagai supervisor diukur berdasarkan tiga hal yaitu kemampuan
likert 1-5 dengan 1 tidak pernah, 2 pernah, 3 jarang, 4 sering dan 5 sangat sering.
15−3
C= = 2,4
5
7. Peran penyuluh sebagai fasilitator diukur berdasarkan tiga hal yaitu kemampuan
pernah, 3 jarang, 4 sering dan 5 sangat sering. Hasil wawancara dihitung interval
20−4
C= = 3,2
5
8. Partisipasi anggota kelompok tani Dahlia pada kegiatan urban farming diukur
55−11
C= = 8,8
5
9. Partisipasi anggota kelompok tani Dahlia pada kegiatan urban farming pada
tahap perencanaan diukur berdasarkan tiga hal yaitu anggota kelompok tani dalam
program urban farming. Pengukuran menggunakan skala likert 1-5 dengan 1 tidak
pernah, 2 pernah, 3 jarang, 4 sering dan 5 sangat sering. Hasil wawancara dihitung
15−3
C= = 2,4
5
10. Partisipasi anggota kelompok tani Dahlia pada kegiatan urban farming pada
tahap pelaksanaan diukur berdasarkan lima hal yaitu keaktifan dalam mengikuti
dalam membayar iuran wajib. Pengukuran menggunakan skala likert 1-5 dengan 1
tidak pernah, 2 pernah, 3 jarang, 4 sering dan 5 sangat sering. Hasil wawancara
25−5
C= =4
5
25
11. Partisipasi anggota kelompok tani Dahlia pada kegiatan urban farming pada
tahap evaluasi diukur berdasarkan tiga hal yaitu keterlibatan dalam mengukur hasil
pertanian, keaktifan dalam menghadiri rapat evaluasi dan keaktifan dalam memberi
menggunakan skala likert 1-5 dengan 1 tidak pernah, 2 pernah, 3 jarang, 4 sering
dan 5 sangat sering. Hasil wawancara dihitung interval skala ikert sebagai berikut :
15−3
C= = 2,4
5
BAB IV
berdiri pada bulan Februari tahun 2017 dimulai dari gerakan PKK yang diketuai
oleh Ibu Pujiyati dengan kegiatan menanam tanaman obat keluarga pada rumah
melakukan program kerja pokja 3 dan 4 PKK. Tanaman toga yang ditanam yaitu
Visi kelompok tani Dahlia yaitu menjadi kelompok tani yang mandiri
2. Memenuhi kebutuhan sayur dan buah organik, toga, tanaman hias dan ikan
bagi warga.
dan perikanan.
masyarakat
usaha bersama
farming.
Kelompok tani Dahlia kemudian mengikuti lomba rumah sehat pada bulan
Februari 2019. Dinas Pertanian yang menjadi juri lomba melihat potensi kemudian
pada Maret 2019 menjadikan Kelompok Tani Dahlia sebagai lokasi percontohan
Kelompok Tani Dahlia kemudian membuat demplot pertanian bersama yang berisi
berbagai tanaman yang ditanam menggunakan pot, hidroponik, dan juga aquaponik.
Tanaman yang ditanam pada demplot berupa sayur-sayuran dan tanaman obat.
Tanaman sayuran yang ditanam yaitu sawi, kangkung, terong dan cabai.
setiap waktu. Kegiatan kelompok dilakukan setiap piket mingguan. Panen cabai
setiap bulan ½ kg, terong 15 buah, daun ubi jalar hingga tiga ikat besar dan jagung
muda 30 buah. Tanaman sayur-sayuran seperti selada merah, selada hijau, sawi
hidroponik. Kangkung aquaponik dapat dipanen setiap dua minggu sekali dengan
28
dipotong. Cabai dan terong, dipanen setiap minggu. Lele dipanen selama 3-4 bulan
diternakan beberapa lele mati. Hasil produksi biasanya akan dibagi untuk dijual dan
dikonsumsi bersama, tetapi jika hasil sedikit biasanya dibagikan untuk anggota
kelompok tani. Kelompok tani menjualkan hasil produksi pada anggota atau
dikoordinasi oleh pengurus. Susunan organisasi Kelompok Tani Dahlia pada bagan
berikut:
KETUA
Pujiyati
WAKIL KETUA
Supriyanto
penyakit dan sub pasca panen pemasaran. Sub budidaya penanggulangan hama
budidaya tanaman dan merancang kerjasama dengan pihak luar terkait budaya
tanaman yang efektif. Sub pasca panen dan pemasaran bertanggung jawab dalam
produk dan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk memasarkan hasil
produk pertanian.
minggu kedua, minggu ketiga dan minggu ke empat. Kelompok piket terdiri dari 7-
8 anggota kelompok tani. Pengurus kelompok tani bertugas piket pada minggu
bertugas untuk membersihkan gulma serta hama, merapikan tanaman yang terlalu
panjang, mengganti air budidaya lele dalam ember, memanen lele dan menjual hasil
panen. Kelompok tani Dahlia pada bulan maret tahun 2021 berhasil melakukan
karena pandemi covid yang meningkat dan banyak anggota kelompok tani
kelompok tani Dahlia. Berdasarkan hasil penelitian data jenis kelamin responden
yang terdiri dari 64,5% perempuan dan 35,6% laki-laki. Data diatas menunjukan
berjenis kelamin laki-laki. Kelompok tani Dahlia dimulai berdasarkan inisiatif Ibu
PKK pada RT 1 RW 3 maka dari itu jumlah anggota perempuan lebih banyak
Anggota kelompok tani Dahlia juga terdiri dari berbagai tingkat usia. Usia
dibawah 15 tahun termasuk belum produktif dan usia diatas 64 tahun termasuk tidak
produktif. Usia tenaga kerja yang produktif yaitu 15-64 tahun. Berdasarkan hasil
Responden sebagian besar masuk pada usia produktif. Responden pada usia
pernyataan Saputro dan Wiwik (2020) yang menyatakan bahwa manusia pada usia
produktif memiliki tenaga yang lebih banyak untuk bekerja. Responden yang masih
Anggota kelompok tani Dahlia terdiri dari berbagai jenis pekerjaan. Anggota
walaupun berbeda pekerjaan dan bukan berasal dari bidang pertanian tetapi mau
jenis pekerjaan anggota kelompok tani Dahlia dapat dilihat pada tabel 15.
Karyawan swasta memiliki jumlah paling tinggi karena setiap akhir pekan libur
sehingga dapat mengikuti kegiatan kelompok tani dan jumlah warga yang bekerja
sebagai karyawan lebih banyak. Berdasarkan BPS (2021) diketahui bahwa 49%
sedikit dibandingkan pekerjaan lainnya tetapi tetap memiliki peran penting untuk
menggerakan kelompok tani. Hal ini sesuai dengan pendapat Retno (2019) yang
pertanian karena mudah beradaptasi dengan perubahan dan semangat yang tinggi
Dahlia. 77,42% responden sangat setuju bahwa penyuluh sudah sangat baik dalam
sarjana peternakan dan sudah menerima pelatihan melalui diklat yang diadakan
dinas pertanian. Penyuluh pertanian sudah mempelajari pertanian mulai dari tahap
budidaya hingga pemasaran dengan mengikuti webinar pada masa pandemi dan
pelatihan dari Dinas Pertanian. Peran penyuluh sebagai mediator menurut 93,54%
responden mendapat nilai sangat tinggi. Penyuluh mengunjungi kelompok tani dua
kali setiap bulan dan ketika mengikuti kegiatan rutin kelompok tani seperti piket
dalam kategori sedang. Penyuluh dalam memotivasi anggota sangat terbatas karena
tidak semua anggota rutin mengikuti kegiatan kelompok tani. Pengurus yang
terkait urban farming mendapatkan nilai sangat tinggi dari 90,32% responden.
Penyuluh memberikan informasi kepada kelompok tani setiap setiap minggu pada
pendampingan perawatan taman dan melalui grup whatsapp sehingga tidak ada
kendala. Hal ini sesuai dengan pendapat Tirnani (2017) yang menyatakan bahwa
media grup whatsapp efektif digunakan untuk berkomunikasi karena pesan yang
Anggoro et al. (2020) yang menyatakan bahwa sebagai mediator penyuluh berperan
menolong kelompok tani untuk menjalin kerja sama dengan pihak diluar kelompok.
sangat tinggi dari 77,41% anggota. Penyuluh memberitahu kelompok tani jika ada
program dari pemerintah dan kelompok akan membuat proposal untuk mendapat
bantuan. Kelompok tani pernah menerima bantuan dari pemerintah berupa benih
tanaman sayuran, benih ikan lele dan pupuk. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wardah E. dan Setia B (2018) yang menyatakan bahwa penyuluh yang bisa
dan usahatani mendapat nilai sangat tinggi dari 87,10% anggota. Informasi
disampaikan secara langsung maupun melaui media grup whatsapp dengan bahasa
mudah dipahami dan memastikan anggota memahami. Hal ini sesuai dengan
pendapat Suratini et al. (2021) yang menyatakan bahwa melalui media grup
penyuluh sebagai inisiator yaitu memberikan ide baru, keahlian dalam pertanian
dan kehadiran pada kegiatan kelompok tani. Berdasarkan penelitian peran penyuluh
responden menilai sangat tinggi. Peran penyuluh sebagai inisiator dapat dilihat
36
ketika memberikan ide baru, keahlian pada bidang pertanian dan kehadiran pada
kegiatan kelompok tani. Penyuluh dalam memberikan ide baru untuk meningkatkan
kinerja kelompok tani menurut 77,42% responden masuk kategori tinggi. Penyuluh
mengetahui kondisi dan kebutuhan sehingga bisa memberikan ide baru yang
menjualkan hasil panennya pada toko sayur terdekat sehingga bisa menjadi
pemasukan bagi kas kelompok tani. Ide yang diberikan penyuluh kepada kelompok
tani seperti membuat perangkap serangga. Hal ini sesuai dengan pendapat Tahoni
T et al. (2020) yang menyatakan bahwa penyuluh dapat menggunakan sarana dan
prasarana yang untuk mencetuskan ide yang baru bagi kelompok tani.
Penyuluh seorang yang ahli pada bidang pertanian dan melayani anggota
kelompok tani 77,42% responden menilai sangat tinggi. Penyuluh memahami teori
dan teknis urban farming sehingga bisa menjawab sebagian besar permasalahan
yang dialami kelompok tani. Penyuluh menerima pelatihan dasar terkait pertanian
melalui belajar secara mandiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyudi dan
Ramadhani (2019) yang menyatakan bahwa pelatihan dasar penyuluh efektif untuk
Penyuluh hadir pada kegiatan kelompok tani dari mulai hingga selesai 67,74%
responden menilai sangat tinggi. Penyuluh hadir ketika rapat, kegiatan rutin
mingguan merawat kebun, lomba dan ketika ada kunjungan dari luar kelompok tani
sehingga penyuluh tahu kondisi kelompok tani dan dapat memberi masukan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Koampa et al. (2015) yang menyatakan bahwa setiap
37
kegiatan kelompok tani sudah ditentukan agenda mengenai bahan diskusi dan
masuk pada kategori sedang karena pengurus kelompok tani yang berperan
memotivasi anggotanya dan lebih dekat karena sebagai warga satu RT. Penyuluh
untuk berpartisipasi pada kegiatan kelompok tani 41,94% responden menilai masuk
penyuluhan yang berhasil baik itu milik penyuluh maupun anggota pada Whatsapp
grup. Penyuluh mendorong anggota untuk ikut kelompok tani dengan menceritakan
kelompok tani lain yang berhasil dan supaya bisa diteladani tetapi anggota kurang
tertarik mengikuti kegiatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tahoni et al. (2020)
kegiatan kelompok tani responden sejumlah 35,48% memilih kategori sedang dan
anggota bahwa dengan mengikuti kelompok tani maka akan dilatih untuk bertani,
kegiatan kelompok tani yaitu menjadi tahu cara melakukan urban farming secara
mandiri, mengatasi hama tanaman, dan mendapatkan hasil panen yang dapat
dikonsumsi padahal masih banyak keuntungan lain yang didapatkan. Hal ini sesuai
39
mengikuti kelompok tani urban farming maka dapat memanfaatkan lahan yang ada
kelompok tani sebagian besar tidak memiliki ide terkait inovasi yang bisa
dilakukan, hanya satu anggota yang mencetuskan inovasi yaitu padi hidroponik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Maulana (2019) yang menyatakan bahwa didalam
kelompok tani pertani dapat saling berbagi pikiran, pengetahuan, pengalaman dan
inovasi yang berguna untuk kemajuan pertanian. Padi hidroponik ini yang menjadi
daya tarik kelompok tani Dahlia dan mendapat banyak kunjungan dari luar
kelompok.
responden memilih kategori sangat tinggi. Peran penyuluh sebagai supervisor dapat
dilihat ketika mengawasi kegiatan kelompok tani, pengetahuan akan hambatan serta
responden memilih kategori sangat tinggi. Penyuluh selalu hadir pada setiap
kegiatan kelompok tani dan melakukan kunjungan diluar jadwal kegiatan kelompok
tani untuk mengetahui kondisi kebun. Hal ini sesuai dengan pendapat Faqih (2014)
kembali setiap satu siklus budidaya tanaman sehingga tahu kesulitan yang dialami
urban farming mendapat nilai sangat tinggi dari 54,84% responden. Penyuluh
tani dan mendapatkan informasi pada grup Whatsapp kelompok tani. Penyuluh
bertanya pada kelompok tani ketika bertemu dan anggota juga inisiatif untuk
bertanya pada penyuluh. Hal ini sesuai dengan pendapat Prihantiwi et al. (2016)
terhadap suatu masalah mendapat nilai sangat tinggi dari 51,61% responden.
Penyuluh membantu anggota kelompok tani dalam melakukan urban farming mulai
dari penanaman hingga panen melalui pelatihan maupun ketika kegiatan rutin
perawatan taman. Penyuluh selalu mengikuti rapat yang diadakan kelompok tani
sehingga bisa saling berdiskusi dan memberikan saran. Hal ini sesuai dengan
penyuluh sebagai fasilitator yaitu dalam memberi bantuan ketika melakukan suatu
sangat tinggi dari 90,32% responden. Peran penyuluh sebagai fasilitator dapat
dilihat ketika penyuluh memberi bantuan kepada kelompok tani ketika mengadakan
kepada kelompok dalam melaksanakan suatu kegiatan mendapat nilai sangat tinggi
dari luar dan keluar. Hal ini sesuai dengan pendapat Safrida et al. (2015) yang
sangat tinggi dari 87,10% responden. Penyuluh biasanya bertanya pada pengurus
terkait kondisi sehingga tahu masalah yang terjadi. Penyuluh dapat memberikan
saran yang bermanfaat karena bisa menjawab permasalahan yang dialami kelompok
tani. Hal ini sesuai dengan pendapat Astuti (2015) yang menyatakan bahwa
penyuluh harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik terkait teknis
pertanian sehingga bisa memberikan saran pada kelompok tani. Saran yang pernah
memberitahu program bantuan pemerintah yang ada dan kelompok tani dapat
bibit lele, benih tanaman, pupuk dan perangkat hidroponik sederhana. Kelompok
tani sudah mandiri untuk menyediakan sarana dan prasarana pertanian yang
dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wardani dan Oeng (2018) yang
menyatakan bahwa kelompok tani berhasil menjadi mandiri tidak lain karena kerja
sama antara penyuluh dan pengurus kelompok tani dalam menjalankan perannya.
terkait urban farming dan mengarahkan anggota untuk mengikuti penyuluhan yang
dilakukan dinas pertanian Kota Semarang. Hal ini sesuai pendapat Yunasaf dan
pada setiap kegiatan yang diadakan. Partisipasi anggota dapat dilihat dari
kelompok tani Dahlia. Partisipasi anggota sudah baik karena sebagian besar
memiliki tingkat partisipasi paling tinggi karena jadwal piket. Tahap evaluasi
memiliki partisipasi paling rendah karena hanya diwajibkan bagi pengurus juga
45
tidak semua anggota mengetahui dengan detail kondisi yang terjadi dan anggota
tani. Perencanaan perlu dilakukan supaya kelompok tani memiliki strategi untuk
tanggapan pada rapat pembuatan program kerja kelompok tani. Hasil penelitian
terkait partisipasi anggota pada tahap perencanaan dapat dilihat pada tabel 23.
atas program yang ditawarkan, kehadiran pada rapat serta diskusi dan keterlibatan
dengan penyuluh membuat perencanaan program untuk satu tahun yang kemudian
disampaikan pada anggota dan menerima jika ada masukan. Hal ini sesuai dengan
didapat.
Kehadiran anggota pada rapat dan diskusi 51,61% responden mendapat nilai
sangat tinggi. Rapat diskusi terkait program tahunan biasanya diadakan sebelum
pergantian tahun. Rapat dihadiri pengurus, penyuluh dan anggota kelompok tani.
Hal ini sesuai dengan pendapat Syafriwan et al. (2013) yang menyatakan bahwa
pada pengurus kelompok tani terkait program yang akan dilaksanakan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Koampa et al. (2015) yang menyatakan bahwa pada tahap
tepat.
47
Tahap pelaksanaan terkait partisipasi anggota dalam kegiatan rutin piket mingguan,
koordinasi rutin, penyuluhan dan pembayaran iuran wajib. Hasil penelitian terkait
partisipasi anggota pada tahap pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 24.
responden masuk kategori sangat tinggi. Anggota dalam partisipasinya pada tahap
pelaksanaan dapat dilihat pada kehadiran dalam rapat, keaktifan mengikuti kegiatan
perawatan tanaman, panen, pasca panen, penyuluhan dan ketika membayar iuran
kategori tinggi. Pandemi yang terjadi menyebabkan dibatasinya jumlah anggota dan
biasanya sesuai dengan jadwal piket. Anggota yang tidak hadir biasanya karena ada
acara, bekerja atau pergi bersama keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat
Alfayanti et al. (2021) yang menyatakan bahwa kegiatan kelompok tani bersifat
yang ada.
kurang baik dibandingkan dengan yang lain. Anggota tidak ikut panen jika bukan
penjualan adalah sub pascapanen dan pemasaran tetapi tetap dibantu oleh anggota
yang lainnya. Penanganan pascapanen yang dilakukan yaitu membuat ekado lele
dan sirup bunga telang. Hal ini sesuai dengan pendapat Lidiyawati et al. (2013)
yang menyatakan bahwa mengolah hasil pertanian dapat meningkatkan nilai jual
dari produk. Anggota dalam membayar iuran wajib sudah sangat baik dilakukan.
Anggota membayarkan iuran setiap bulan kepada bendahara beserta dengan iuran
warga lainnya sehingga tetap diharuskan membayar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Susiana et al. (2021) yang menyatakan bahwa iuran anggota merupakan salah satu
sumber dana selain keuntungan. Kelompok tani membutuhkan dana untuk membeli
dilaksanakan dan minimal dilakukan 3 bulan sekali. Evaluasi yang dilakukan terkait
49
hasil pertanian yang didapat, melihat permasalahan yang dialami dan memberikan
solusi untuk memperbaiki kendala pada kegiatan kelompok tani. Hasil penelitian
terkait partisipasi anggota pada tahap evaluasi dapat dilihat pada tabel 25.
yaitu 51,60% responden masuk kategori sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Tulandi et al. (2018) yang menyatakan bahwa evaluasi dilakukan supaya
yang terjadi. Keterlibatan anggota dalam mengukur hasil pertanian urban farming
menghadir rapat evaluasi biasanya diadakan setelah kerja bakti merawat taman dan
minimal 3 bulan sekali. Anggota yang hadir pada rapat evaluasi yaitu yang piket
dihari itu dan pengurus sehingga tidak seluruh anggota kelompok tani hadir. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nopitasari et al., (2017) yang menyatakan bahwa rapat
50
anggota pada rapat evaluasi sehingga bersama anggota dapat menemukan solusi
sedikit karena anggota merasa dapat memberikan solusi jika sudah pernah
mengalaminya tetapi beberapa anggota tidak bisa memberikan solusi karena itu
permasalahan yang baru dialami. Anggota juga bukan orang yang bekerja dibidang
pertanian sehingga masih kurang pengetahuan terkait urban farming. Hal ini sesuai
dengan pendapat Koampa et al. (2015) yang menyatakan bahwa solusi yang
diberikan sedikit karena kehadiran anggota yang rendah pada rapat evaluasi.
Keterangan :
a = Kostanta/intercept
β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 = Koefisien regresi
X1 = Mediator
X2 = Inisitaor
X3 = Motivator
51
X4 = Supervisor
X5 = Fasilitator
memiliki pengaruh secara signifikan dengan partisipasi dan koefisien regresi 0,935
yang berarti setiap peningkatan mediator sebesar satu maka akan meningkatkan
secara parsial karena 83,8% anggota pada usia produktif sehingga memiliki
kesibukan dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri dan Hamid (2013)
sulit menghadiri kegiatan kelompok tani. Variabel inisiator memiliki nilai sig
0,397>0,05 yang berati tidak ada pengaruh secara signifikan dengan partisipasi dan
koefisien regresi 0,399 yang berati setiap kenaikan satu inisiator maka akan
signifikan karena anggota kelompok tani masih mengalami kendala dalam urban
farming.
Variabel supervisor memiliki nilai sig. 0,056>0,05 yang berati tidak ada
pengaruh secara signifikan dengan partisipasi dan koefisien regresi 0,638 yang
berarti setiap kenaikan satu supervisor maka partisipasi akan meningkat 0,638.
25,81% responden memberikan nilai sedang bisa dilihat pada tabel 20 yang berati
peran sebagai supervisor belum baik. Variabel fasilitator memiliki nilai sig.
0,333>0,05 yang berati tidak ada pengarih secara signifikan dengan partisipasi dan
nilai koefisien regresi 0,497 yang berarti setiap kenaikan satu fasilitator akan
52
tani didapatkan dari kelompok sendiri yang menjadi beban bagi anggota. Hal ini
sesuai dengan pendapat Bakari (2019) yang menyatakan bahwa 30% biaya
usahatani untuk produksi digunakan untuk pupuk, benih dan media tanam.
Variabel motivator memiliki nilai sig 0,851>0,05 yang berati tidak ada
pengaruh secara signifikan dengan partisipasi dan koefisien regresi -0,055 yang
hasil kelompok tani yang tidak seberapa sehingga tidak menambah nilai ekonomis
bagi anggota kelompok tani. Hal ini sesuai dengan pendapat Yunaidi et al. (2019)
yang menyatakan bahwa jika keuntungan yang didapat tidak maksimal maka minat
produksi untuk meningkatkan nilai jual produk juga menjadi penyebab rendahnya
nilai ekonomis. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamidah et al. (2015) yang
partisipasi anggota Kelompok Tani Dahlia. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 26.
penyuluhan dapat tercapai jika penyuluh menjalankan seluruh perannya. Hal ini
penyuluh tidak hanya terbatas dalam proses adopsi inovasi tetapi sebagai agen
BAB V
5.1. Simpulan
dan fasilitator secara parsial tidak berpengaruh terhadap partisipasi anggota tetapi
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alynda H. Dan Rani A. B. K. 2021. Peran perempuan anggota kelompok kebun dalam
peningkatan ekonomi keluarga pada kegiatan urban farming. J. Pemikiran
masyarakat ilmiah berwawasan agribisnis. 7 (1) : 782-795.
Anggoro F. T., Maya S., dan Siswanta. 2020. Peran penyuluh pertanian dalam
komunikasi kelompok pada kelompok tani Esti Martani di Desa Logohimo
Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri. J. Ilmu-ilmu sosial. 2 (2) : 1-9.
Anggrayni F. M., Dini R. A., dan Merryana A. 2018. Ketahanan pangan dan coping
strategy rumah tangga urban farming pertanian dan perikanan kota surabaya. J.
Media gizi Indonesia. 10 (2) : 173-178.
Darmaludin, Suwasono S., dan Muljawan R. E. 2012. Peran penyuluh pertanian dalam
penguatan usahatani bawang daun di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo.
J. Buana sains. 12 (1) : 71-80.
Dwiratna S., Asri W., dan Devi M. R. 2016. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan
menerapkan konsep kawasan rumah pangan lestari. J. Aplikasi iptek untuk
masyarakat. 5 (1) : 19-22.
56
Effendy L dan Yesti A. 2018. Motivasi anggota kelompok tani dalam peningkatan
fungsi kelompok. J. Ekonomi pembangunan. 4 (1) : 10-24.
Falo M dan Agustinus N. 2017. Partisipasi anggota kelompok tani dalam berusahatani
bawang puting di desa Sallu kecamatan Miomaffo barat kebupaten Timor Tengah
utara. J. Agribisnis lahan kering. 2 (2) : 17-22.
Fauzi A. R., Annisa N. I., dan Heny A. 2016. Pertanian perkotaan : urgensi, peranan
dan praktik terbaik. . Agroekoteknologi. 10 (1) : 49-62.
Hamidah M., Abdul H. A. dan Yusra J. S. 2015. Analisis nilai tambah agroindustri
kripik ubi di kota pontianak. J. Social economic of agriculture. 4 (2) : 60-73.
Husaini M. 2012. Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga dan tingkat ketahanan
pangan rumah tanggal petani di Kabupaten Barito Kuala. J. Agribisnis pedesaan. 2
(4) :320-332.
Karbulah, Yaya, dan Aiyudin. 2018. Peran pemerintah desa dalam pemberdayaan
masyarakat tani. J. Pengembangan masyarakat Islam. 2 (1) : 90-113.
Koampa M. V., Benu O. L. S., Martha M. S., dan Vicky R. B. M. 2015. Partisipasi
kelompok tani dalam kegiatan penyuluhan pertanian di desa kanonang lima,
kecamatan kawangkoan barat. J. Agrisosioekonomi. 11 (3) : 19-32.
Lestari D. A. A., Drajat M., dan Ikeu T. 2018. Pengembangan indeks ketahanan
pangan dan gizi tingkat kabupaten di Kabupaten Bandung Barat. J. Ekonomi
pertanian dan agribisnis. 2 (1) : 62-67.
Lidiyawati R., Fifi D., Nurasih Y. Dan Sisi F. P. 2013. Mentel (permen wortel) sebagai
solusi penambah vitamin a. J. Ilmiah mahasiswa. 3 (1) : 11-14.
Maleba E., Ventje V. R., Welsom M. W., dan Yolanda P. I. R. 2015. Partisipasi
anggota dalam pengembangan kelompok tani di desa Soatobaru kecamatan Galela
barat. J. Agri sosioekonomi. 11 (2) : 47-60.
57
Maryanti D., Sumaryo G, dan Suarno S. 2019. Tingkat partisipasi anggota kelompok
tani dalam kegiatan penangkaran benih kedelai (glycibe max l) di kecamatan Raman
utara kabupaten Lampung Timur. J. Ilmu ilmu agribsinis. 7 (2) : 233-241.
Maulaa R., Niken K., dan Dian T. A. 2021. Potensi dan kendala pengambangan urban
farming di sempadan rel kereta api kelurahan Bangetayu wetan Kecamatan Genuk
Kota Semarang. J. Biologica samudra. 3 (2) : 155-165.
Nopitasari E., Suherman dan Gugun G. 2017. Hubungan peran penyuluh pertanian
lapang dengan tingkat partisipasi anggota kelompok dalam industri pengolahan
pangan lokal. J. Agribisnis terpadu. 10 (1) : 65-75.
Parsudi S. dan Damaijanto. 2019. Model, motivasi dan kendala masyarakat dalam
melakukan pertanian kota (urban farming) di kota Surabaya. J. Agridevina. 8 (1) :
34-47.
Prihantiwi S., Totok M. dan Agung W. 2016. Peran penyuluh pertanian dalam
pengembangan sistem agribisnis kubis. J. Agritexts. 40 (2) : 145-158.
Putri I. F. dan Hamid H. 2013. Analisis persepsi modal sosial (social capital) dan
hubungannya dengan eksistensi kelompok tani (kasus pada kelompok tani wanita
”sri sejati 2”, desa junrejo, kecamatan junrejo, kota batu). J. Wacana. 14 (1) : 11-
17.
Rasmikayati E., Anton E. P., dan Bobby R. S. 2021. Deskripsi kegiatan budidaya tiga
berbasis urban farming serta aspek kendala yang dihadapi : suatu kasus toga kunyit
di kelurahan Rancaboleng, kecamatan Gedebage, Kota Bandung. J. Pemikiran
masyarakat ilmiah berwawasan agribisnis. 7 (1) : 734-746.
Raudhah I., Suyanti K., dan Irwan A. K. 2018. Analisi peran penyuluh pada program
upaya khusus (upsus) terhadap penilaian pertanian di Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireun. J. Ilmiah mahasiswa pertanian Unsyiah. 3 (1) : 147-154.
Salmon K. E., Jenny B., dan Juliana R. M. 2017. Penerapanfungsi manajeme pada
kelompk tani asi endo di Desa Tewasen Kecamatan Amurang Barat Kabupaten
Minahasa Selatan. J. Agro sosioekonomi. 13 (3) : 259-270.
Saputri R. D., Sapja A. dan Arip W. 2016. Peran penyuluh pertanian lapangan dengan
tingkat perkembangan kelompok tani di kabupaten sukoharjo. J. Agrista. 4 (3) :
341-352.
Suratini, Pudji M., dan Cahyono T. W. 2021. Pemanfataan media sosial untuk
mendukung kegiatan penyuluhan pertanian di kabupaten minahasa provinsi
sulawesi utara. J. Penyuluhan. 17 (1) : 12-24.
Susiana A., Ratna K. dan Solikhah R. H. 2021. Penerapan teknologi untuk peningkatan
produktivitas dan pemasaran sriping pisang kelompok wanita tani soka makmur. J.
Pengabdian multidisiplin. 1 (3) : 82-90.
Syafirwan, Syaiful H., dan Rosnita. 2013. Peranan penyuluh dalam strategi
peningkatan peranan penyuluh perkebunan dalam pengembangan kelompok tani
pemasaran karet di kabupaten kuantan singingi. J. Dinamikan pertanian. 28 (2) :
131-140.
Tulandi C.K., Celcius T., dan Sherly G. 2018. Partisipasi anggota pada kegiatan
kelompok tani Mitra Jaya di Desa Mungdung Kecamatan Tombatu Timur. J. Agro
sosioekonomi. 14 (3) : 287-296.
Untari F. D., Dwi S. dan Lukman E. 2022. Partisipasi anggota kelompok tani dalam
pengembangan usahatani hortikultura di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur,
provinsi Jawa Tengah. J. Penyuluhan. 18 (1) : 87-104.
59
Wardah E. dan Setia B. 2018. Pelaksanaan sl-ptt dan peran penyuluh terhadap petani
kakao di Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya. J. Agrifo. 3 (2) : 14-22.
Wardani dan Oeng A. 2015. Peran penyuluh terhadap penguatan kelompok tani dan
regenerasi petani di kabupaten bogor jawa barat. J. Tabaro. 2 (1) : 191-200.
Yunaidi, Anugrah P. R. dan Ari W. 2019. Aplikasi pakan pelet buatan untuk
peningkatan produktivitas budidaya air tawar di desa jerukagung srumbung
magelang. J. Pemberdayaan. 3 (1) : 45-54.
LAMPIRAN
B. KUESIONER
baru untuk 2. Pernah, penyuluh pernah memberikan ide baru tetapi tidak
meningkatkan meningkatkan kinerja kelompok tani
kinerja 3. Jarang, penyuluh jarang memberikan ide baru yang dapat
kelompok tani meningkatkan kinerja kelompok tani
4. Sering, penyuluh sering memberikan ide baru yang dapat
meningkatkan kinerja kelompok tani ketika rapat
5. Sangat sering, penyuluh selalu memberikan idebaru yang dapat
meningkatkan kinerja kelompok tani ketika rapat
- Penyuluh ahli Skala Likert :
pada bidang 1. Tidak pernah, penyuluh tidak memahami pertanian dan tidak
pertanian dan pernah bisa memberikan jawaban atas permasalahan kegiatan
melayani urban farming
anggota 2. Pernah, penyuluh memahami pertanian tetapi tidak bisa
kelompok tani memberikan jawaban atas permasalahan kelompok tani
3. Jarang, penyuluh tidak memahami pertanian dan jarang
memberikan jawaban atas permasalahan kegiatan urban farming
4. Sering, penyuluh memahami pertanian dan bisa memberikan
jawaban atas permasalahan kegiatan urban farming
5. Sangat sering, penyuluh sangat memahami pertanian dan bisa
memberikan jawaban atas permasalahan kegiatan urban farming
- Penyuluh selalu Skala Likert :
hadir pada 1. Tidak pernah, penyuluh tidak pernah hadir dalam kegiatan
kegiatan kelompok tani
kelompok tani 2. Pernah, penyuluh jarang hadir dalam kegiatan kelompok tani
dari mulai 3. Jarang, penyuluh sering hadir pada kegiatan kelompok tani tetapi
hingga selesai tidak dari awal hinggal akhir
4. Sering, penyuluh sering hadir pada kegiatan kelompok tani dan
mengikuti kegiatan kelompok tani dari awal sampai akhir
63
kemajuan yang 2. Pernah, penyuluh jarang mencari tahu hambatan dan kemajuan
terjadi di dalam kegiatan urban farming di kelompok tani
kelompok tani 3. Jarang, penyuluh sering mencari tahu hambatan dan kemajuan
dalam kegiatan dalam kegiatan urban farming
urban farming 4. Sering, penyuluh sangat sering mencari tahu hamnatan dan
kemajuan dalam kegiatan urban farming
5. Sangat sering, penyuluh tahu dan selalu mencari tahu kemajuan
serta hambatan dalam kegiatan urban farming di kelompok tani
- Penyuluh Skala Likert :
mampu 1. Tidak pernah, penyuluh tidak mampu menjelaskan teknis urban
menjelaskan farming serta tidak pernah memberikan saran atas permasalahan
teknis urban yang terjadi
farming dan 2. Pernah, tahu teknis urban farming tetapi tidak mampu
memberikan menjelaskan dan tidak pernah memberi saran terhadap suatu
saran terhadap masalah
suatu masalah 3. Jarang, penyuluh tahu teknis urban farming tetapi tidak mampu
menjelaskan dan tidak pernah memberi saran terhadap suatu
masalah
4. Sering, penyuluh bisa menjelaskan teknis urban farming dan
tidak pernah memberi saran terhadap suatu masalah
5. Sangat sering, penyuluh dapat menjelaskan teknis urban farming
dan selalu memberikan saran atas permasalahan yang terjadi
Fasilitator - Penyuluh dapat Skala Likert :
memberi bantuan 1. Tidak pernah, penyuluh tidak pernah membantu kelompok tani
kepada dalam melaksanakan suatu kegiatan
kelompok tani 2. Pernah, penyuluh perna sekali memberi bantuan kepada
dalam kelompok tani dalam melaksanakan suatu kegiatan
66
Hasil panen
Panen lele
Wawancara Wawancara
Wawancara Wawancara
73
Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Jabatan
Kelamin
Sub Budidaya dan
1 Ughari L 54 PNS Penanganan Hama
Penyakit
2 Sri Mulyanah P 68 Pensiunan Sekretaris 1
3 Ngadino L 53 Swasta Anggota
Bambang
4 L 73 Pensiunan Pembina
Merdeka
Ibu Rumah
5 Pujiati P 49 Ketua
Tangga
6 Supriyanto L 35 Ojek Online Wakil Ketua
7 Kartono L 44 Swasta Sub Pemasaran
Ibu Rumah
8 Rohma P 58 Anggota
Tangga
9 Suharto L 48 Swasta Sub Pemasaran
10 Harnoko L 68 Pensiunan Sub Pemasaran
11 Ida P 23 Mahasiswa Anggota
Ambar Ibu Rumah
12 P 62 Anggota
Listyowati Tangga
Sub Budidaya dan
Aditya Dwi
13 P 56 Wisraswasta Penanganan Hama
Hardiani
Penyakit
Karyawan
14 Dian P 47 Sekretaris 2
Swasta
Karyawan
15 Sri Handayani P 25 Bendahara 2
Swasta
Karyawan
16 Satimin L 51 Anggota
Swasta
Ibu Rumah
17 Sri Munarsih P 38 Bendahara 1
Tangga
18 Idha P 45 PNS Anggota
19 Firda P 23 Mahasiswa Anggota
Wahyu
20 P 60 Pensiunan Sub Pemasaran
Wijiarsih
21 Mustaim Ali L 71 Pensiunan Anggota
22 Yuniarti P 45 PNS Anggota
74
Lampiran 3. (Lanjutan)
Endang
23 P 65 Pensiunan Sub Pemasaran
Wisdiastuti
24 Amrih Priyo H L 64 Pensiunan Anggota
Ibu Rumah
25 Iriyani P 42 Anggota
Tangga
Ibu Rumah
26 Aminah P 49 Anggota
Tangga
27 Khoiriati P 51 PNS Anggota
28 Endang Larasati P 64 PNS Anggota
29 Fera P 50 Wisraswasta Anggota
Karyawan
30 Ardi Purnomo S L 38 Anggota
Swasta
31 Isti Ikma P 38 PNS Anggota
motivator
X3
X1 (Mediator) X2 (Inisiator)
No Total Total (Motivator) Total
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 5 5 5 5 20 5 5 4 14 4 4 4 12
2 5 5 5 5 20 5 5 5 15 2 2 2 6
3 5 5 5 5 20 5 5 5 15 3 3 3 9
4 5 5 5 5 20 5 5 5 15 2 2 2 6
5 5 5 5 5 20 5 5 5 15 3 4 3 10
6 5 5 5 5 20 5 4 5 14 4 3 3 10
7 5 5 5 5 20 5 4 5 14 4 3 4 11
8 5 5 5 5 20 5 3 5 13 3 3 2 8
9 5 5 5 5 20 5 4 5 14 3 3 4 10
10 5 5 5 5 20 5 5 4 14 2 2 2 6
11 5 5 5 5 20 5 5 4 14 3 3 2 8
12 5 5 5 5 20 5 3 4 12 3 3 2 8
13 5 5 5 5 20 5 5 4 14 3 3 3 9
14 5 5 5 5 20 5 5 5 15 3 4 4 11
15 5 5 4 5 19 4 5 5 14 4 3 3 10
16 5 5 4 5 19 4 5 5 14 2 2 3 7
17 5 2 5 5 17 4 5 5 14 3 4 4 11
18 5 5 5 5 20 5 5 5 15 2 2 2 6
75
Lampiran 3. (Lanjutan)
19 5 5 5 5 20 5 5 5 15 4 4 3 11
20 5 5 5 5 20 4 5 5 14 4 4 4 12
21 5 5 5 5 20 5 5 5 15 4 3 5 12
22 5 4 4 5 18 5 5 5 15 3 4 3 10
23 5 5 5 5 20 5 5 5 15 2 2 3 7
24 5 4 4 5 18 4 5 5 14 3 4 3 10
25 4 5 5 4 18 4 4 4 12 4 4 4 12
26 5 5 5 5 20 5 5 5 15 3 2 3 8
27 4 4 4 4 16 2 4 4 10 3 2 3 8
28 5 5 4 4 18 5 5 4 14 2 2 2 6
29 5 5 5 5 20 5 5 4 14 2 2 2 6
30 5 5 4 4 18 5 5 4 14 2 2 3 7
31 4 5 5 5 19 5 5 5 15 4 3 3 10
X4 (Supervisor) X5 (Fasilitator)
No Total Total Total X
1 2 3 1 2 3 4
1 5 5 5 15 5 5 5 5 20 81
2 5 5 5 15 5 5 5 5 20 76
3 5 5 5 15 5 5 5 5 20 79
4 5 5 5 15 5 5 5 5 20 76
5 5 5 5 15 5 5 5 5 20 80
6 5 5 5 15 5 5 5 5 20 79
7 5 5 5 15 5 5 5 5 20 80
8 5 5 5 15 5 5 5 5 20 76
9 5 5 5 15 5 5 5 5 20 79
10 5 5 5 15 5 5 5 5 20 75
11 5 5 5 15 5 5 5 5 20 77
12 5 5 5 15 5 5 5 5 20 75
13 5 5 5 15 5 5 5 5 20 78
14 5 5 5 15 5 5 5 5 20 81
15 5 5 5 15 4 5 4 4 17 75
16 4 5 5 14 5 4 5 4 18 72
17 4 5 5 14 5 5 4 4 18 74
18 5 5 5 15 5 5 5 5 20 76
19 5 5 5 15 5 5 5 5 20 81
20 5 5 5 15 5 5 5 5 20 81
21 5 5 5 15 5 5 5 5 20 82
76
Lampiran 3. (Lanjutan)
22 5 5 5 15 5 5 4 5 19 77
23 5 5 5 15 5 5 5 5 20 77
24 5 5 5 15 5 5 5 5 20 77
25 4 5 4 13 5 5 4 5 19 74
26 5 5 5 15 5 5 5 5 20 78
27 4 5 5 14 4 4 4 4 16 64
28 4 4 4 12 3 3 2 4 12 62
29 4 5 5 14 5 5 2 2 14 68
30 4 4 4 12 2 3 2 4 11 62
31 5 5 5 15 5 5 5 5 20 79
Y1 (Perencanaan) Y2 (Pelaksanaan)
No Total Total
1 2 3 1 2 3 4 5
1 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
2 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
3 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 15 4 4 5 5 4 22
5 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
6 4 4 5 13 5 5 4 4 4 22
7 5 5 5 15 5 5 5 4 5 24
8 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
9 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
10 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
11 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
12 5 2 2 9 2 5 2 4 4 17
13 4 5 4 13 5 5 5 5 5 25
14 5 4 5 14 5 4 4 5 5 23
15 5 4 5 14 5 4 4 5 5 23
16 4 5 1 10 1 2 2 4 5 14
17 4 2 1 7 1 1 1 2 5 10
18 5 2 1 8 2 5 4 4 5 20
19 5 2 2 9 4 2 4 2 5 17
77
Lampiran 3. (Lanjutan)
20 5 5 4 14 5 5 4 5 5 24
21 5 5 2 12 5 5 4 2 5 21
22 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20
23 1 1 1 3 1 2 2 1 5 11
24 1 1 1 3 1 2 2 1 5 11
25 2 2 2 6 1 2 2 2 1 8
26 4 5 4 13 5 5 5 5 5 25
27 1 2 1 4 2 2 2 2 3 11
28 1 1 1 3 1 2 2 1 5 11
29 1 1 1 3 2 2 2 2 2 10
30 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
31 5 2 5 12 5 4 5 5 5 24
evaluasi
No Y3 (Evaluasi)
Total Total Y
1 2 3
1 5 5 4 14 54
2 5 5 5 15 55
3 5 4 4 13 53
4 5 4 4 13 50
5 5 5 5 15 55
6 4 4 4 12 47
7 5 4 4 13 52
8 5 5 4 14 54
9 4 5 5 14 54
10 5 5 5 15 55
11 5 5 5 15 55
12 2 2 4 8 34
13 5 5 4 14 52
14 5 4 4 13 50
15 5 4 4 13 50
16 2 2 4 8 32
17 1 5 1 7 24
78
Lampiran 3. (Lanjutan)
18 4 4 4 12 40
19 1 4 2 7 33
20 1 5 2 8 46
21 1 2 2 5 38
22 5 1 5 11 43
23 1 1 2 4 18
24 1 1 2 4 18
25 2 2 1 5 19
26 5 4 4 13 51
27 2 2 1 5 20
28 1 1 4 6 20
29 1 1 1 3 16
30 5 5 5 15 55
31 4 4 5 13 49
Lampiran 4. Hasil perhitungan uji asumsi klasik
Uji Normalitas
Lampiran 4. (Lanjutan)
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -7.499 3.268 -2.294 .030
Mediator .935 .858 .199 1.090 .286 .530 .213 .151 .577 1.733
Inisiator .399 .463 .173 .862 .397 .587 .170 .119 .478 2.094
Motivator -.055 .287 -.029 -.190 .851 .127 -.038 -.026 .809 1.237
Supervisor .638 .318 .352 2.004 .056 .610 .372 .278 .621 1.610
Fasilitator .497 .504 .189 .987 .333 .541 .194 .137 .524 1.907
a. Dependent Variable: Partisipasi
81
Lampiran 4. (Lanjutan)
Lampiran 4. (Lanjutan)
Lampiran 4. (Lanjutan)
Lampiran 4. (Lanjutan)
Lampiran 4. (Lanjutan)
Uji F
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .721 .520 .424 .96517
a. Predictors: (Constant), Fasilitator, Motivator, Supervisor,
Mediator, Inisiator
b. Dependent Variable: Partisipasi
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 25.255 5 5.051 5.422 .002b
Residual 23.289 25 .932
Total 48.544 30
a. Dependent Variable: Partisipasi
b. Predictors: (Constant), Fasilitator, Motivator, Supervisor, Mediator, Inisiator
87
Lampiran 5. (Lanjutan)
Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part
1 (Constant) -7.499 3.268 -2.294 .030
Mediator .935 .858 .199 1.090 .286 .530 .213 .151
Inisiator .399 .463 .173 .862 .397 .587 .170 .119
Motivator -.055 .287 -.029 -.190 .851 .127 -.038 -.026
Supervisor .638 .318 .352 2.004 .056 .610 .372 .278
Fasilitator .497 .504 .189 .987 .333 .541 .194 .137
a. Dependent Variable: Partisipasi
Lampiran 6. Riwayat Hidup Penulis
RIWAYAT HIDUP
Semarang pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2011, sekolah menengah pertama
di SMP PL Santo Yusuf Semarang pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2014,
Pengetahuan Alam pada tahun 2014 dan lulus pada 2017. Tahun 2017 penulis