You are on page 1of 22

USUL

KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

MAGANG MAHASISWA
DESAIN DAN LAYOUT FASILITAS PRODUKSI
KOMODITAS KAKAO DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA XII (PERSERO) UNIT KERJA KEBUN
KEDATON

Disusun oleh:
Anissa Linawati H 0812016

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

JUDUL : DESAIN DAN LAYOUT FASILITAS PRODUKSI KOMODITAS


KAKAO DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO)
UNIT KERJA KEBUN KEDATON

MAHASISWA:
Anissa Linawati H 0812016 Jurusan: Agribisnis

INSTITUSI MITRA
1. Nama Institusi Mitra : PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Unit
Usaha Kakao
2. Alamat : Jl. Rajawali no. 44 Surabaya, Jawa Timur.
3. Nomor telepon : (0313) 524893
4. Jangka waktu : 1 bulan (27 Juli 2015 sampai 27 Agustus 2015 )

PEMBIMBING
Nama : Dr. Sapja Anantanyu S.P., M.Si.
NIP : 19681227 199403 1 002
Jurusan : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Surakarta, Juni 2015

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Gugus KMM-FP Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P. Dr. Sapja Anantanyu S.P., M.Si.
NIP. 19670824 199203 1 003 NIP. 19681227 199403 1 002

Mengesahkan,
Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Pertanian UNS

Prof. Dr. Samanhudi S.P., MSi


NIP. 19680610 199503 1 003
PENDAFTARAN PEMILIHAN LOKASI MAGANG

Nama Lokasi yang Dituju : PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Unit
Usaha Kakao.

Alamat : Jl. Rajawali no. 44 Surabaya, Jawa Timur

Mahasiswa peminat:
No. Nama NIM Jurusan Jenis Kelamin Tandatangan

1. Anissa Linawati H 0812016 Agribisnis Perempuan

Mengetahui
Ketua Gugus KMM-FP Mahasiswa

Dr. Ir. Joko Sutrisno, MP Anissa Linawati


NIP. 19670824 199203 1 003 NIM. H0812016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan proposal kegiatan magangmahasiswa.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta .
2. Dosen pembimbing magang yang telah banyak membantu dan membimbing
dalam penyusunan laporan magang.
3. Pihak PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero), Kebun Renteng Jember dan
Unit Kerja Kebun Kedaton yang telah banyak membantu dalam seluruh
kegiatan magang dan perolehan data guna kelengkapan laporan magang.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun yang dapat membantu
demi lengkapnya proposal ini. Penyusun juga berharap proposal ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penyusun
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor utama sebagai penunjang
pembangunan ekonomi di Indonesia. Sektor ini merupakan salah satu
penyumbang devisa bagi negara melalui kegiatan ekspor komoditas pertanian
khususnya komoditas perkebunan. Berdasarkan peran tersebutlah kegiatan
usahatani sub sektor perkebunan semakin digalakkan di Indonesia.
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Di samping
itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan
pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah
menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu
kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur
Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub
sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US $
701 juta.
Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat
dalam kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan
kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut
sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan
besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang
diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi
utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di
samping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara
di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia
dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara
dengan kakao yang berasal dari Ghana dan kelebihan kakao Indonesia tidak
mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Sejalan dengan
keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik
ekspor maupun kebutuhan dalam negeri. Dengan kata lain, potensi untuk
menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan
distribusi pendapatan cukup terbuka. Manajemen produksi dan operasi
merupakan salah satu proses yang secara berkesinambungan dan efektif yang
menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai
sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan dari suatu
perusahaan.
Salah satu kajian dari manajemen produksi dan operasi yaitu
mengenai desain dan layout fasilitas produksi dari PT. Perkebunan Nusantara
XII (Persero) Unit Kerja Kebun Kedaton. Kajian ini berguna untuk
memudahkan proses produksi supaya dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Desain fasilitas merupakan suatu sistem atas konsep desain pada
perencanaan dan pengaturan fasilitas fisik. Desain fasilitas dimulai dengan
menganalisa produk yang akan dibuat atau jasa yang diproduksi yang
kemudian dilakukan perencanaan secara detail dengan mengatur peralatan
pada setiap area kerja.
Desain layout digunakan untuk mendapatkan hubungan optimal dari
sejumlah operasional mesin, aliran barang, manusia (tenaga kerja), informasi
dan metode-metode yang diperlukan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas
dari kegiatan produksi perusahaan. Desain fasilitas biasanya dimulai dengan
menganalisa produk yang akan dibuat atau jasa yang diproduksi. Selanjutnya
secara bertahap melakukan perencanaan secara detail dengan mengatur
peralatan pada setiap area kerja.
Kegiatan magang mahasiswa ini merupakan sarana bagi mahasiswa
pertanian untuk dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan selama di
bangku perkuliahan. Selain itu kegiatan magang mahasiswa juga sebagai
sarana untuk mencari pengalaman kerja, khususnya dalam bidang pertanian,
yang dapat melatih mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah yang
dihadapi di lapangan dan sekaligus mencari solusinya. Oleh karena itu,
pengetahuan di bidang budidaya tanaman serta manajemen produksi dan
operasi komoditas kopi penting untuk diketahui yang dapat dilakukan melalui
kegiatan magang ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum kegiatan magang mahasiswa :
a. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja yang
nyata di bidang pertanian serta dapat memecahkan permasalahan yang
ada dalam kegiatan bidang pertanian.
b. Meningkatkan kompetensi lulusan melalui pengaplikasian teori yang
diterima selama perkuliahan pada kenyataan yang terjadi di dunia
pertanian.
c. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dan penerapannya, sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa
dalam terjun ke masyarakat.
d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi
yang terkait dan dengan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Terjun secara langsung dengan praktik lapang melakukan perencanaan
dan pengaturan area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk beroperasi produksi aman dan nyaman sehingga akan
dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator di PT.
Perkebunan Nusantara XII (Persero) Unit Kerja Kebun Kedaton.
b. Terjun secara langsung dengan praktik lapang melakukan penataan
layout fasilitas produksi yang sesuai dengan layout pabrik agar
masing-masing failitas dapat menjalankan fungsinya dengan lebih
optimal di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Unit Kerja Kebun
Kedaton.
c. Terjun secara langsung dengan praktik lapang pengaturan departemen
kerja yang ada dari pabrik (department layout) dimana hal ini untuk
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak
pelanggan dan citra perusahaan yaitu di PT. Perkebunan Nusantara XII
(Persero) Unit Kerja Kebun Kedaton.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kakao
Kakao termasuk tanaman perkebunan berumur tahunan. Tanaman
tahunan ini dapat mulai berproduksi pada umur 3-4 tahun . Tanaman
kakao menghasilkan biji yang selanjutnya bisa diproses menjadi bubuk
coklat. Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) adalah
sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
Kakao merupakan tanaman perkebunan di lahan kering, dan jika di
usahakan secara baik dapat berproduksi tinggi serta menguntungkan secara
ekonomis. Sebagai salah satu tanaman yang dimanfaatkan bijinya, maka
biji kakao dapat dipergunakan untuk bahan pembuat minuman, campuran
gula-gula dan beberapa jenis makanan lainnya bahkan karena kandungan
lemaknya tinggi biji kakao dapat dibuat cacao butter/mentega kakao,
sabun, parfum dan obat-obatan.
Habitat asli tanaman kakao adalah di hutan tropis dengan naungan
pohonpohon yang tinggi, curah hujan tinggi, suhu sepanjang tahun relatif
sama, serta kelembaban tinggi dan relatif tetap. Dalam habitat seperti itu,
tanaman kakao akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya sedikit. Jika
dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman kakao dapat mencapai 3 meter.
Menurut morfologinya, tanaman kakao terdiri dari akar, batang, daun,
bunga dan buah. Akar tanaman kakao merupakan akar tunggang; batang
bercabang; daun berbentuk bulat memanjang berwarna hijau; bunga
berwarna putih, ungu atau kemerahan; warna buah berwarna hijau, kuning,
merah, dan oranye yang akan masak setelah berumur enam bulan; dan biji
buah dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang berwarna putih
(Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
Kakao dibagi menjadi tiga varietas yaitu criollo, forastero, dan
trinitario. Ketiga varietas tersebut merupakan varietas yang dibudidayakan
di Indonesia (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
Biji kakao atau cokelat telah lama dikonsumsi oleh masyarakat di
Amerika Tengah sejak tahun 1600-an dan tidak hanya digunakan sebagai
makanan dengan rasa yang enak namun juga digunakan sebagai makanan
yang dapat mengobati beberapa gangguan termasuk angina dan nyeri dada.
Konsep bahwa kakao bermanfaat untuk kesehatan mulai diterima luas
sejak tahun 1850 (Keen, 2001).
Biji kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu sumber
antioksidan alami yang banyak dibudidayakan di Indonesia serta memiliki
harga jual yang relatif terjangkau. Biji kakao atau cokelat merupakan
sumber bahan makanan yang kaya kandungan antioksidan flavonoid. Jenis
flavonoid yang terdapat adalah monomer flavan-3-ol (flavanols) meliputi
epicatechin dan catechin, serta oligomer flavanols yaitu procyanidin.
Konsumsi makanan yang kaya kandungan flavonoidnya telah terbukti
memiliki manfaat untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah
(Mao et al., 2003).
Sunanto (1994) mengatakan bahwa sesungguhnya terdapat banyak
jenis tanaman kakao, namun jenis yang paling banyak ditanam untuk
produksi cokelat secara besar-besaran hanya tiga jenis, yaitu:
1) Jenis Criollo, yang terdiri dari Criollo Amerika Tengah dan Criollo
Amerika Selatan. Jenis ini menghasikan biji kakao yang mutunya
sangat baik dan dikenal sebagai kakao mulia. Jenis kakao ini terutama
untuk blending dan banyak dibutuhkan oleh pabrik-pabrik sebagai
bahan pembuatan produkproduk cokelat yang bermutu tinggi. Saat ini
bahan tanam kakao mulia banyak digunakan karena produksinya
tinggi serta cepat sekali mengalami fase generatif.
2) Jenis Forastero, banyak diusahakan diberbagai negara produsen
cokelat dan menghasilkan cokelat yang mutunya sedang atau bulk
cacao, atau dikenal juga sebagai ordinary cacao. Jenis Forastero
sering juga disebut sebagai kakao lindak. Kakao lindak memiliki
pertumbuhan vegetatif yang lebih baik, relatif lebih tahan terhadap
serangan hama dan penyakit dibandingkan kakao mulia.
Endospermanya berwarna ungu tua dan berbentuk bulat sampai
gepeng, proses fermentasinya lebih lama dan rasanya lebih pahit dari
pada kakao mulia.
3) Jenis Trinitario, merupakan campuran atau hibrida dari jenis Criollo
dan Forastero secara alami, sehingga kakao ini sangat heterogen.
Kakao jenis Trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour
cacao dan ada yang termasuk bulk cacao. Jenis Trinitario antara lain
hybride Djati Runggo (DR) dan Uppertimazone Hybride (kakao
lindak). Kakao ini memiliki keunggulan pertumbuhannya cepat,
berbuah setelah berumur 2 tahun, masa panen sepanjang tahun, tahan
terhadap penyakit VSD (Vascular streak dieback) serta aspek
agronominya mudah.

B. Desain dan Layout Fasilitas Produksi


Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri.
Perancangan tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan
sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan coba memanfaatkan
luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi
lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material
baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja, dan
sebagainya (Wignjosoebroto, 2003).
Efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya yang ada adalah prinsip
yang ingin dijalankan oleh semua perusahaan baik manufaktur maupun
jasa karena pemanfaatan sumber daya yang efisien akan menurunkan biaya
dan waktu produksi. Untuk itu diperlukan adanya tata letak fasilitas yang
baik terutama di perusahaan karena pada umumnya tata letak fasilitas yang
terencana dengan baik akan menentukan efisiensi perusahaan
(Wignjosoebroto,2009:68)
Tata letak fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup signifikan
terhadap performansi perusahaan seperti penurunan ongkos material
handling, work-in process inventory, lead times, peningkatan
produktivitas, dan performansi material handling. Desain fasilitas pabrik
yang baik adalah yang mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
melalui penurunan perpindahan jarak dan ongkos material handling
(Susetyo, 2010:75)
Perancangan layout fasilitas memiliki peranan penting dalam
menunjang kelancaran proses produksi yang berdampak terhadap
ketepatan waktu penyelesaian order terutama bagi perusahaan job order.
Dalam perancangan layout fasilitas produksi, banyak metode dan
pendekatan yang bisa digunakan antara lain : product layout, process
layout, dan cellular layout. Ketiga tipe layout tersebut termasuk layout
fasilitas tradisional yang telah banyak didiskusikan di literatur dan
diimplementasikan pada perusahaan job order. Tetapi dikarenakan
besarnya variasi komponen yang biasanya diproduksi pada perusahaan job
order, mengakibatkan tidak ada satupun dari layout tradisional tersebut
yang mampu memberikan solusi optimal (Dewi, 2006).
Menurut Apple (1990), ”Tata letak pabrik dapat didefinisikan
sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas
area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi
lainnya, kelancaran gerakan-gerakan material, penyimpanan material
(storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja
dan sebagainya”. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2006), tata letak
merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang.
Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu
pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen kerja yang
ada dari pabrik (department layout). Bilamana kita menggunakan istilah
tata letak pabrik, seringkali hal ini diartikan sebagai pengaturan
peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing arrangement)
ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang
baru sama sekali (the new layout plan).
Menurut Heizer dan Render (2006), tata letak memiliki banyak
dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan
dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas
lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Tujuan strategi
tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang
memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik menurut Apple
(1990) ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk beroperasi produksi aman dan nyaman sehingga akan
dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih
spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan–
keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut :
1) Menaikkan output produksi. Suatu tata letak yang baik akan
memberikan keluaran (output) yang lebih besar atau lebih sedikit, man
hours yang lebih kecil dan/atau mengurangi jam kerja mesin (machine
hours).
2) Mengurangi waktu tunggu (delay). Mengatur keseimbangan antara
waktu operasi produksi dan beban dari masing–masing departemen
atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab
terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang
terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu
(delay) yang berlebihan.
3) Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling). Proses
perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih
menekankan desainnya pada usaha–usaha memindahkan aktivitas–
aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung.
4) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.
Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin–mesin yang
berlebihan, dan lain–lain semuanya akan menambah area yang
dibutuhkan untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal
akan mencoba mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian
ruangan ini dan berusaha untuk mengkoreksinya.
5) Pendayaguna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja
dan/atau fasilitas produksi lainnya. Faktor–faktor pemanfaatan mesin,
tenaga kerja dan lain–lain adalah erat kaitannya dengan biaya
produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu
pendayagunaan elemen–elemen produksi secara lebih efektif dan lebih
efisien.
6) Mengurangi inventory in process. Sistem produksi pada dasarnya
menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari suatu
operasi langsung ke operasi berikutnya secepat-cepatnya dan berusaha
mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi (material in process).
Permasalahan ini terutama bisa dipecahkan dengan mengurangi waktu
tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera diproses.
7) Proses manufacturing yang lebih singkat. Dengan memperpendek
jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi
bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka
waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat diperpendek sehingga
secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.
8) Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari
operator. Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk
membuat suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang
bekerja didalamnya. Hal–hal yang bisa dianggap membahayakan bagi
kesehatan dan keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari.
9) Memperbaiki moral dan kepuasan kerja. Pada dasarnya orang
menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang segala
sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang cukup,
sirkulasi yang enak dan lain–lain akan menciptakan suasana
lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan
kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu
saja berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus kearah
peningkatan produktivitas kerja.
10) Mempermudah aktivitas supervise. Tata letak pabrik yang terencana
baik akan dapat mempermudah aktivitas supervise. Dengan
meletakkan kantor/ruangan diatas, maka seorang supervisor akan
dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang
berlangsung diarea kerja yang berada dibawah pengawasan dan
tanggung jawabnya.
11) Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran material yang
menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya
perpotongan (intersection) dari lintas yang ada akan menyebabkan
kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan.
Dengan memakai material secara langsung dan secepatnya, serta
menjaganya untuk selalu bergerak, maka labor cost akan dapat
dikurangi sekitar 40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi
masalah kesimpangsiuran dan kemacetan didalam aktivitas
pemindahan bahan. Layout yang baik akan memberikan luasan yang
cukup untuk seluruh operasi yang diperlukan dan proses bisa
berlangsung mudah dan sederhana.
12) Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas
dari bahan baku atau pun produk jadi. Tata letak yang direncanakan
secara baik akan dapat mengurangi kerusakan–kerusakan yang bisa
terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran–getaran, debu,
panas dan lain–lain dapat secara mudah merusak kualitas material
ataupun produk yang dihasilkan.
III. TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Magang


Kegiatan magang ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu tanggal
27 Juli sampai dengan 27 Agustus 2015 atau menyesuaikan jadwal dari
perusahaan antara bulan Juni – September 2015 di PT. Perkebunan Nusantara
XII (Persero) Komoditas Kakao Unit Kerja Kebun Kedaton.
B. Metode Kegiatan
Kegiatan magang yang akan dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara
XII (Persero) Unit Kerja Kebun Kedaton ini, meliputi kegiatan pemeliharaan
budidaya tanaman kakao yang meliputi penyulaman, penyiangan atau
pengedalian gulma, pemupukan dan pemangkasan., dan kegiatan pemanenan.
Untuk kegiatan pemanenan meliputi waktu panen yang tepat dan cara
pemanenan komoditas yang telah siap panen. Sedangkan kegiatan pasca
panen meliputi pemprosesan, penyimpanan, penggudangan dan pengepakan.
Didalam proses-proses tersebut, efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya
sangat diperlukan sebagai prinsip yang ingin dijalankan oleh semua
perusahaan karena pemanfaatan sumber daya yang efisien akan menurunkan
biaya dan waktu produksi. Untuk itu, diperlukan adanya tata letak fasilitas
yang baik terutama di perusahaan karena pada umumnya tata letak fasilitas
yang terencana dengan baik akan menentukan efisiensi perusahaan. Ada
beberapa metode yang digunakan pada pelaksanaan magang, antara lain:
1. Praktik lapang
Praktik lapang yang dilakukan dalam kegiatan magang mahasiswa
ini merupakan hal yang sangat penting. Praktik lapang yang dilakukan
adalah melakukan terjun langsung bersama tenaga kerja PT Perkebunan
Nusantara XII (Persero) Unit Kerja Kebun Kedaton dalam melakukan
kegiatan praktik pekerjaan sesuai bidangnya. Praktik lapang ini
merupakan kegiatan-kegiatan yang direncanakan atau di programkan
oleh mahasiswa magang sendiri dengan pembuatan jadwal kegiatan
magang. Seperti contohnya adalah untuk minggu pertama bekerja
bersama tenaga kerja di kebun kakao dalam hal budidaya, minggu ke dua
bekerja di bagian pengolahan bahan baku hingga bahan jadi, dan lain
sebagainya. Sehingga dari beberapa kegiatan yang dilakukan setiap
minggu di tempat yang berbeda ini, mahasiswa akan dapat mengerti
tugas dan kinerja karyawan. Selain itu, mahasiswa dapat
mengidentifikasi masalah apa yang terjadi di setiap pekerjaan dan
mengevaluasinya.
2. Metode Pengambilan Data
Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang berlangsung di
PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) ini menggunakan beberapa
metode pengambilan data. Adapun metode yang digunakan pada
pelaksanaan magang antara lain:
a. Pengamatan Langsung
Melakukan pengamatan langsung di lapangan, yaitu
pengamatan mengenai bagaimana layout fasilitas produksi pada
perusahaan ditata sedemikian rupa. Pengamatan ini dilakukan untuk
mengetahui layout fasilitas produksi perusahaan sesuai ataupun
kurang sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam proses
produksi. Karena tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik dapat
menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak memiliki banyak
dampak strategis dimana tata letak dapat menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta
kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan.
Tujuan layout ini adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis
yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
b. Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi
tentang keadaan perusahaan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
secara umum, keadaan unit kerja kedaton, kondisi pabrik yang
dimiliki oleh perusahaan, tata letak fasilitas-fasilitas produksi
perusahaan apakah sudah sesuai dengan fungsi-fungsi fasilitas
tersebut dalam proses produksi, kendala yang dihadapi, proses
produksi yang terjadi, biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas-fasilitas
produksi, serta bagaimana lingkungan tenaga kerja dalam proses
produksi oleh perusahaan dengan cara menanyakan langsung
kepada pihak-pihak yang terkait (pembimbing lapang, karyawan
instansi mitra).
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi sebagai data
pelengkap dan pembanding dalam melakukan alternatif pemecahan
masalah. Referensi tersebut antara lain diperoleh dari buku-buku,
jurnal, majalah, koran, dan internet.
3. Metode Indentifikasi Masalah di Lokasi Magang
Setiap lokasi magang pasti memiliki masalah yang terjadi. Masalah
yang muncul tersebut perlu adanya uraian agar mempermudah dalam
melakukan identifikasi. Untuk mengidentifikasi masalah apa yang terjadi
banyak metode yang dapat digunakan, salah satu nya adalah metode
pohon masalah (problem tree analysis).
Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan masalah dengan
mencari sebab dari suatu akibat. Pohon masalah juga sebagai suatu teknik
untuk mengidentifikasi semua masalah dalam suatu situasi tertentu.
Selain itu juga untuk memperagakan informasi ini sebagai rangkaian
hubungan sebab akibat.
Sebagai suatu alat atau teknik dalam mengidentifikasi dan
menganalisis masalah, analisis pohon masalah mempunyai banyak
kegunaan. Alat analisis ini membantu untuk mengilustrasikan korelasi
antara masalah, penyebab masalah, dan akibat dari masalah dalam suatu
hirarki faktor-faktor yang berhubungan. Analisis ini digunakan untuk
menghubungkan berbagai isu atau faktor yang berkontribusi pada
masalah organisasi dan membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab
dari masalah organisasi tersebut.
Dari pengertian diatas analisis pohon masalah dapat digunakan
untuk menguraikan permasalahan layout fasilitas produksi yang terjadi di
PTPN XII (Persero) ini. Misal untuk masalah layout fasilitas produksi
yang tata letaknya kurang baik atau kurang sesuai dengan layout pabrik
bisa dibuat pohon masalah nya. Dicari akibat yang terjadi apabila layout
fasilitas produksi tidak sesuai layout pabrik, sehingga fungsi masing-
masng fasilitas produksi tidak dapat bekerja secara optimal. Setelah itu
akan diperoleh penyebab-penyebab yang dapat menyebabkan hal itu
dapat terjadi.
C. Aspek yang Dikaji
1. Aspek umum
Mengkaji tentang keadaan umum perusahaan meliputi sejarah dan
perkembangannya, lokasi dan struktur organisasi perusahaan.
2. Aspek khusus
Mengkaji secara khusus kegiatan desain dan layout fasilitas
produksi komoditas kakao di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)
Unit Kerja Kebun Kedaton, Jember, Jawa Timur yang meliputi:
a. Pengaturan mesin (machine layout)
Dalam hal ini pengaturan mesin atau fasilitas produksi yang sesuai
dengan layout pabrik sehingga masing-masing fasilitas produksi
dapat menjalankan fungsinya secara lebih optimal.
b. Pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department layout).
Dalam hal ini penentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan
kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan dapat berjalan dengan
tujuan perusahaan.
IV. PERENCANAAN AKTIVITAS MAGANG

Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan lebih dialokasikan pada


kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan budidaya komoditas tanaman
kopi, manajemen produksi, manajemen mutu dan manajemen pemasaran produk
PTPN XII (PERSERO) dengan rencana aktivitas magang sebagai berikut :
No. Macam Kegiatan Minggu Ke-
1 2 3 4
1 Perkenalan dan penyelesaian administrasi
2 Presentasi dan pembagian kerja
3 Pra kegiatan di lapangan
4 Pelaksanaan kegiatan lapangan
5 Evaluasi data dan hasil kegiatan di lapangan
6 Penyusunan hasil akhir kegiatan lapangan
CURICULUM VITAE

Nama : Anissa Linawati


NIM : H0812016
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/ Prog Studi : Agribisnis
Tempat/ Tgl Lahir : Ngawi, 01 Mei 1994
Alamat : Jl. Raya Ngancar Pitu, RT. 005/004, Dsn. Gajah, Ds.
Ngancar, Kec. Pitu, Kab. Ngawi. 63252
Email : anissa.linawati@gmail.com
No Telp/ HP : 085735193083
Riwayat Pendidikan :
1. SD : MI GUPPI Ngancar, Pitu
2. SMP : Mts N 1 Paron, Ngawi
3. SMA : SMA Negeri 1 Ngawi
4. PT : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Riwayat Organisasi :
a. Staff Hubungan Masyarakat HMJ KAMAGRISTA Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Periode 2012-2013.
b. Staff Hubungan Masyarakat HMJ KAMAGRISTA Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Periode 2013-2014.
c. Anggota Aktif Bursa Mahasiswa, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, Periode 2012-2013.
d. Anggota Aktif Bursa Mahasiswa, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, Periode 2012-2013.
Motto Hidup : Akan hadir pelangi, setelah turunnya hujan.

Surakarta, Juni 2015

Anissa Linawati
H0812016
DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Edisi Tiga.
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Dewi, Fitria. 2006. Perancancangan Tata Letak Fasilitas Produksi dengan
Pendekatan Modular Layout (Studi Kasus di PT. Meco Inoxprima). [Tugas
Akhir]. Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sepuluh
Nopember. Surabaya.
Heizer, J. dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta.
Keen, C.L. 2001. Chocolate: Food as Medicine/Medicine as Food. Journal of the
American Colllege of Nutrition. 20(5): 436S-439S.
Mao, T.K., Van De Water J., Keen, C.L., Schitz, H.H., dan Gershwin, M.E. 2003.
Cocoa Flavanols and Procyanidins Promote Transforming Growth Factor-β1
Homeostasis in Peripheral Blood Mononuclear Cells. Exp Biol Med. 228:
93- 9.
Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. 2004. Kiat Mengatasi Masalah Praktis :
Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sunanto. H., 1994, Cokelat Budi-daya, Pengolahan Hasil, dan Aspek
Ekonominya. Kaninus. Yogyakarta.
Susetyo, J, Simanjuntak, R. A dan Ramos, J. M. (2010). Perancangan Ulang Tata
Letak Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan Group Technology Dan
Algoritma Blocplan Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. Jurnal
Teknologi 3 (1): 75-84
Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi Tumbuhan (Spermathopyta). Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Edition. Guna Widya, Surabaya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Guna
Widya. Surabaya.

You might also like