You are on page 1of 11

MAKALAH MANAJEMEN PERUBAHAN

“PERUBAHAN DALAM PerPU CIPTA KERJA HAK MENYUSUI”

DISUSUN OLEH :
1. ARSYA AMELIA TRESNA 2102111664
2. KANESYA LATIFA ZAHRA 2102110148
3. MEISYA PUTRI ANGGELA 2102126023

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH: MANAJEMEN PERUBAHAN (D)

DOSEN PENGAMPU: RAHMAT JUNAIDI, S.E., M.M

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Makalah ini membahas
tentang Hak Menyusui.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahmat Junaidi, S.E.,
M.M selaku dosen mata kuliah Manajemen Perubahan Kelas (D) yang telah memberi
kesempatan dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah
ini. Sehingga kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama kami
membuat sampai menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Akhir
kata kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak pembaca jika terdapat kesalahan
dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan dihati pembaca
maupun pengoreksi, karena hingga saat ini kami masih dalam proses belajar. Oleh karena itu
kami memohon kritik dan sarannya demi kemajuan bersama.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.makalah ini.

Pekanbaru, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I....................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

D. Manfaat........................................................................................................3

BAB II..................................................................................................................4

PEMBAHASAN..................................................................................................4

A. Undang-Undang Hak Menyusui..................................................................4

B. Hak Menyusui Di Tempat Kerja.................................................................5

C. Pasal Hak Meyusui......................................................................................6

BAB III................................................................................................................7

PENUTUP...........................................................................................................7

A. Kesimpulan..................................................................................................7

B. Saran............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya kesetaraan gender sekarang menempatkan kaum perempuan memiliki
kedudukan dan peran yang tidak kalah dengan laki-laki. Pekerja perempuan dituntut untuk
meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan
kodratnya sebagai wanita.
Alangkah bahagia apabila kita telah menjadi seorang ibu, menjadi ibu adalah
anugerah tersendiri bagi perempuan. Sebagai seorang ibu tentunya kita menginginkan yang
terbaik untuk anak, salah satunya termasuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Namun, sering kali aktifitas menyusui terhalang berbagai masalah seperti ketika cuti
melahirkan yang dimiliki sang ibu habis. Padahal, Hak menyusui merupakan hak dasar setiap
ibu yang harus dihormati dan dilindungi. Selain memberikan nutrisi dan kekebalan pada bayi,
menyusui juga memberikan banyak manfaat kesehatan bagi ibu dan membantu dalam
bonding antara ibu dan bayi. Namun, meskipun hak menyusui diakui secara luas, masih ada
banyak isu dan masalah yang terkait dengan hak ini, termasuk juga mengenai hak ibu untuk
menyusui di tempat umum, hak ibu yang bekerja untuk menyusui dan pompa ASI di tempat
kerja, dan hak ibu untuk tidak diskriminatif atas pilihan menyusui.
Secara fisiologis, perempuan dikodratkan untuk melahirkan dan menyusui anaknya.
Anak adalah generasi penerus bangsa. Untuk membentuk generasi penerus bangsa yang sehat
dan kuat, dapat dimulai sejak dini salah satunya dengan pemenuhan hak anak diantaranya
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. ASI merupakan hak anak yang wajib
diberikan oleh orangtua. ASI memiliki zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf otak bayi, memiliki zat-zat kekebalan terhadap
penyakit, dan menguatkan ikatan emosional antara ibu dan anak.
Perempuan yang bekerja pada masa sekarang ini telah memiliki peran penting di
banyak industri. Sebagai pekerja, perempuan jarang mendapatkan perlakuan yang sama
dengan buruh laki-laki baik dari segi upah, susila, maupun maternitas seperti reproduksi,
kehamilan, termasuk menyusui. 2 Kesempatan menyusui ASI eksklusif semestinya didapat
oleh pekerja perempuan dengan cara diperbolehkannya mereka menyusui bayi atau memerah
ASI selama waktu kerja di tempat kerja, selama tidak mengganggu kegiatan usaha.
Pengusaha seringkali menganggap bahwa hal tersebut akan berimplikasi pada ekonomi biaya
tinggi dan mengganggu iklim usaha, sehingga daya saing industri menjadi rendah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diangkat jurnal yang berjudul “PERLINDUNGAN
HUKUM TERHADAP HAK MENYUSUI ANAK BAGI PEREMPUAN”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang muncul berdasarkan
situasi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Peraturan Perundang-undangan mengenai Hak menyusui untuk Ibu di
Indonesia?
2. Bagaimana Peraturan mengenai Hak Menyusui untuk Ibu secara Internasional?
3. Bagaimana Implementasi dari undang-undang mengenai hak menyusui bagi Ibu?
4. Bagaimana solusi untuk menghadapi tindakan diskriminatif mengenai hak menyusui
pada ibu?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui mengenai peraturan Perudang-undangan yang mengatur mengenai hak
menyusui bagi Ibu di Indonesia.
2. Mengetahui mengenai peraturan tentang hak menyusui bagi ibu secara internasional.
3. Menganalisis bagaimana implementasi dari peraturan yang telah dibuat di lingkungan
masyarakat.
4. Bagaimana solusi terhadap diskriminatif yang dialami ibu menyusui mengenai hak
menyusui yang tidak diterapkan secara baik untuk ibu menyusui.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis Hasil diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi bagi para
pihak yang terkait khususnya dalam hal pelaksanaan program ASI Eksklusif. Serta
bagaimana membatasi kajian teoritik tentang kebijakan publik, khususnya kewajiban
pemerintah terhadap hak anak dan perempuan.
2. Secara Praktis Hasil dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
para pihak atau instansi yang terkait terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Salatiga Nomor 4 Tahun 2014 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif
serta memberikan pandangan terhadap pemerintah dalam membuat sebuah kebijakan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Undang-Undang Hak Menyusui


Undang-Undang Hak Menyusui Di Indonesia, hak menyusui telah diakui secara hukum
dalam berbagai undang-undang. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan bahwa ibu diberikan hak untuk menyusui dan merawat anaknya secara optimal.
Selain itu, undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah menyatakan
bahwa pemerintah daerah harus memberikan fasilitas dan dukungan untuk mendukung
praktik menyusui, termasuk menyediakan ruang menyusui di tempat umum dan fasilitas
pompa ASI di tempat kerja.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk
mendukung hak menyusui. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 45 tahun 2014 tentang
peningkatan kualitas pelayanan dan ketersediaan ruang laktasi di tempat kerja, dan Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, juga mengatur tentang hak ibu untuk menyusui dan memberikan ASI
secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga telah menerbitkan Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) No. 39 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
Permenkes ini berisi aturan-aturan terkait hak menyusui, antara lain:
1. Setiap institusi pelayanan kesehatan harus menyediakan ruangan khusus untuk menyusui
atau memerah ASI.
2. Setiap ibu harus mendapatkan informasi dan dukungan yang cukup untuk memberikan
ASI kepada bayinya.
3. Setiap tenaga kesehatan harus memberikan dukungan dan edukasi yang cukup kepada
ibu mengenai manfaat dan cara memberikan ASI secara eksklusif.
4. Setiap institusi pelayanan kesehatan harus memfasilitasi ibu-ibu yang ingin menyusui
dengan memberikan waktu istirahat yang cukup dan fleksibilitas dalam jadwal kerja.
Di tingkat internasional, hak menyusui juga diakui oleh beberapa konvensi dan
perjanjian. Salah satu contohnya adalah Konvensi tentang Hak Anak (Convention on the
Rights of the Child/CRC) yang telah diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 1990. Pasal 24
ayat (e) CRC menyatakan bahwa negara harus "mendorong pendirian fasilitas-fasilitas yang
sesuai untuk memberikan dukungan kepada ibu-ibu yang memberikan ASI, termasuk
dukungan bagi pemberian ASI di tempat kerja".
Selain itu, World Health Organization (WHO) juga telah mengeluarkan beberapa
rekomendasi terkait hak menyusui, antara lain:
1. Memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
2. Memberikan ASI bersama dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) hingga usia 2
tahun atau lebih.
3. Memberikan dukungan yang cukup dan kontinu kepada ibu dalam memberikan ASI.
4. Mendorong lingkungan yang mendukung praktek menyusui positif, termasuk dukungan
untuk menyusui di tempat kerja
Hak Menyusui di Tempat Umum Hak ibu untuk menyusui di tempat umum juga diakui di
Indonesia. Namun, dalam praktiknya, masih banyak ibu yang mengalami diskriminasi atau
gangguan saat menyusui di tempat umum. Beberapa kisah di media sosial tentang ibu yang
diusir dari tempat umum karena menyusui, menunjukkan bahwa masih banyak orang yang
belum memahami hak menyusui. Pdahal, pada Pasal 200 UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan menyebut perusahaan yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air
susu ibu eksklusif dapat dikenai pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Lebih lanjut di pasal 201, mengatur sanksi
bagi perusahaan dapat diperberat dengan tambahan denda, dan pidana tambahan berupa 
pencabutan izin usaha dan/atau pencabutan status badan hukum.
Untuk mencegah diskriminasi atau gangguan terhadap ibu yang menyusui di tempat
umum, diperlukan dukungan dan kesadaran dari masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah
juga harus memberikan fasilitas dan dukungan untuk mendukung praktik menyusui di tempat
umum, seperti menyediakan ruang menyusui di pusat-pusat perbelanjaan dan tempat umum
lainnya.

B. Hak Menyusui Di Tempat Kerja


Hak Menyusui di Tempat Kerja Hak ibu yang bekerja untuk menyusui dan pompa ASI di
tempat kerja juga telah diatur oleh undang-undang. Namun, dalam praktiknya, masih banyak
perusahaan yang tidak menyediakan fasilitas pompa ASI di tempat kerja atau tidak
memberikan waktu istirahat khusus untuk ibu hamil agar dapat melakukan pompa ASI
sehingga dapat memberikan ASI untuk bayinya sebagaimana dengan mestinya. Padahal
kewajiban pengusaha terhadap pekerja perempuan diatur dalam Pasal 76 Undang-Undang
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu :
1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandunganya maupun
dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00,
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00 wajib memberikan makanan dan minuman bergizi serta menjaga
kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
4. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan
yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00
Konsekuensi dari Pasal 83 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 adalah kewajiban bagi
pengusaha untuk memberi kesempatan dan fasilitas kepada pekerja wanita yang sedang
menyusui untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI
perah tersebut.
Peran Pemerintah dalam perlindungan hukum atas hak menyusui anak selama waktu kerja
di tempat kerja bagi pekerja perempuan adalah dengan dibentuknya PP No.33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif yang bertujuan untuk, menjamin pemenuhan hak
Bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan 6 (enam) bulan
dengan memperhatikan pertumbuhandan perkembangannya, memberikan perlindungan
kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, dan meningkatkan peran dan
dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian
ASI eksklusif. Pasal 30 ayat (1) PP No.33 Tahun 2012 menyebutkan, Pengurus Tempat Kerja
dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung program ASI eksklusif. Tempat
kerja terdiri atas perusahaan dan perkantoran milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
swasta.

C. Pasal Hak Meyusui


Pasal 34 PP No.33 Tahun 2012 menyebutkan, Pengurus Tempat Kerja wajib memberikan
kesempatan kepada Ibu yang bekerja untuk memberikan ASI eksklusif kepada Bayi atau
memerah ASI selama waktu kerja di Tempat Kerja. Setiap pengurus Tempat Kerja atau
penyelenggara tempat sarana umum yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini ada;ah sebagai berikut:
1. Perlindungan hukum terhadap hak menyusui anak diatur dalam beberapa peraturan baik
secara nasional maupun internasional seperti contohnya Konvensi ILO Nomor.183
Tahun 2000, UU No.13 Tahun 2003, UU No.36 Tahun 2009, UU No. 23 Tahun 2002,
UU No.49 Tahun 1999, serta Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan, Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi, dan Menteri Kesehatan Nomor.
48/MEN/PP/XII/2008, PER 27/MEN/XII/2008, dan 1177/MENKES/PB/XII/2008.
2. Pengusaha wajib untuk memberikan kesempatan dan fasilitas kepada pekerja wanita
yang sedang menyusui untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja.
Peran pemerintah dalam perlindungan hukum terhadap hak menyusui anak selama
waktu kerja di tempat kerja bagi pekerja perempuan adalah dengan dibentuknya PP
No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada makalah ini mengenai hak menyusui dalah
sebagai berikut:
1. Peraturan Perundang-undangan yang telah dibuat telah memberikan perlindungan
hukum terhadap hak menyusui anak selama waktu kerja di tempat kerja bagi pekerja
perempuan. Namun, sebaiknya dijelaskan secara lebih terperinci mengenai sarana-
prasarana yang wajib dipenuhi pengusaha, serta sanksi apabila pengusaha tidak mau
menyediakan fasilitas menyusui di tempat kerja.
2. Pengusaha sebaiknya agar dapat menerapkan kebijakan yang ramah terhadap pekerja
perempuan yang sedang menyusui sebagai bentuk menerapkan kewajiban yang
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai bentuk
perlindungan hukum terhadap hak menyusui anak selama waktu kerja di tempat kerja
bagi pekerja perempuan.
DAFTAR PUSTAKA

Elya Sugianti, 2019, Kajian Implementasi Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012
Tentang Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas, Cakrawala Journal Litbang
Kebijakan Volume 13, No.1, Juni 2019.
Mambu, Joupy G.Z, 2017, Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Wanita (Menurut
Undang-Undang Nomor.13 Tahun 2003), Jurnal Hukum Universitas Negeri
Manado, Manado. Tambunan,
Ni Putu Rosita Novanda, 2018,”Perlindungan Hukum Terhadap Hak Menyusui Anak Selama
Waktu Kerja Di Tempat Kerja Bagi Pekerja Perempuan,”Jurnal Kertha Semaya
Fakultas Hukum Universitas Udayana, Volume 6 No.1, Oktober 2018
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu.(Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 441).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif. (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5291).
Rini,2018,”Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Laktasi Di Kota Malang,”Jurnal
Action Aceh Nutrion Journal,Volume 3, No.1, Mei 2018.
Rita Olivia, 2007, Buruh Perempuan Indonesia dan Gejala Globalisasi, Yayasan Jurnal
Perempuan, Jakarta.
Sylvana Murni, & Siti Nurul, 2017,”Pengaturan Penyediaan Ruang Asi Bagi Pekerja
Perempuan Pada Perusahaan,”Jurnal Hukum, Volume 8, No.2, 2017.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063).
WageIndikator Foundation. 2023. Hak Ibu Menyusui di Indonesia. https://gajimu.com/tips-
karir/Tentang-wanita/hak-ibu-menyusui-di-indonesia

You might also like