You are on page 1of 26

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI PREMATUR


Dosenpembimbing : Ida Ariani M.Kep.,Sp.Kep.An

Kelompok 1
Disusun Oleh :
1. Purwaningsih (106115033)
2. Elma Mariana (106115034)
3. AqeelAbdurahman K (106115037)
4. Dina Waisakti (106115050)
5. Pipit ChalimatusSa’diyah (106115053)
6. Muhammad KafiMuzaki (106115057)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2B

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga
penulis berhasil menyelesaikan makalah mata kuliah Aplikasi
Keperawatan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
PREMATUR”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan yang diberikan dan
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cilacap, 16 Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
B. Manfaat ....................................................................................................
C. Tujuan Masalah ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Bayi Premature ..........................................................................
B. Eriologi Bayi Premature ..........................................................................
C. Patofisiologi Bayi Premature ...................................................................
D. Manifestasi Bayi Premature ....................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang Bayi Premature .................................................
F. Penata Laksanaan Bayi Premature ..........................................................
G. Patways Bayi Premature ..........................................................................
H. Asuhan Keperawatan Bayi Premature .....................................................
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................................
2. Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan


janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong melalui jalan lahir.Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan persentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa terjadi komplikasi baik pada ibu maupun
pada calon bayi.

Bayi baru lahir memerlukan perawatan khusus. Bayi lahir dengan


berat bayi lahir rendah merupakan masalah yang sering dialami sebagian
masyarakat yang ditandai dengan berat badan bayi kurang dari 2500 gram.
Berdasarkan Saifuddin, dkk., (2009:376) mengatakan, “bayi berat lahir
rendah mungkin kurang bulan (premature), mungkin juga cukup bulan
(dismatur)”.

Menurut Yulianti dan Ai Yeyeh Rukiyah (2010:2002) mengatakan


bahwa kelahiran prematur adalah persalinan pada umur kehamilan kurang
dari 37 minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram.Sedangkan
menurut Saifuddin, dkk., (2009:300) kesulitan utama dalam kelahiran
prematur adalah perawatan bayinya. Semakin muda usia kehamilannya
maka semakin besar morbiditas dan mortalitasnya. Karena harapan hidup
dan kualitas hidup bayi harus dipikirkan. Alasan penulis tertarik
mengangkat kasus kelahiran prematur karena masih tingginya angka
kelahiran prematur di Indonesia. Dimana kelahiran prematur ini dapat
beresiko tinggi terhadap kematian.

B. MANFAAT
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik
secara teoritas maupun secara praktis, secara teoritas makalah ini berguna
untuk mendapat gambaran tentang kelahiran prematur.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai kelahiran
prematur.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin penulis capai dari makalah ini adalah
penulisdapat mengetahui dan mendeskripsikan:
a. Klasifikasi prematur.
b. Penyebab kelahiran prematur.
c. Tanda dan gejala persalinan prematur.
d. Penyakit yang berhubungan dengan prematur.
e. Asuhan keperawatan pada bayi prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN

Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
dari sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir
(Donna L Wong 2004).Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum
minggu ke-37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir,
dianggap sebagai periode kehamilan memendek (Nelson. 1998 dan
Sacharin, 1996).

Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan.


Berasarkan kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi
3, yaitu :

1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang
dari 28 minggu.

Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu


dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu.
(Hassan, Rusepno. 2005)

B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui.


15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam
rahim terdapat lebih dari 1 janin). Di negeri maju angka kejadian kelahiran
bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan di negeri yang sedang
berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
1. Faktor ibu
a. Ras (wanita keturunan afrika – amerika memilki resiko lebih tinggi).
b. Ibu hamil kurang dari 18 tahun (kehamilan usia muda).
c. Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah
20 tahun dan pada multigravida yang jarak antara kelahirannya
terlalu dekat. Kejadian terendah adalah pada usia ibu antara 26 – 35
tahun.
d. Ibu menderita hipertensi dan atau kelainan jantung.
e. Ibu mengalami pendarahan yang jika tidak ditangani denagn
mengakhiri kehamilan dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi.
f. Ibu mengalami trauma akibat aktivitas fisik berlebihan.
g. bu perokok, mengkonsumsi alkohol, penyalahgunaan obat.
h. Ibu menderita disbetes.
i. Keadaan sosial ekonomi (keadaan gizi yang buruk).
j. Stress.
k. Ibu pernah mengalami keguguran (abortus).
l. Kelainan anatomi pada rahim atau leher rahim.
m. Lemahnya bagian bawah rahim atau disekitar mulut rahim (serviks)
sehingga rahim akan terbuka sebelum usia kehamilan mencapai 38
minggu.
2. Faktor uterus
a. Kelainan bentuk rahim, misalnya uterus lebih berbentuk seperti buah
pear, atau uterus terpisah menjadi dua ruang (Uterus Bifidus)
b. Ketuban pecah sebelum waktunya
c. Adanya infeksi seperti saluran kemih yang tidak diobati
d. Pemeriksaan kehamilan
3. Faktor janin / bayi
a. Kehamilan ganda
b. Hidramnion (kelebihan cairan ketuban)
c. Bayi memiliki kelainan bawaan
d. Gawat janin
e. Infeksi
f. Bayi memiliki pertumbuhan yang sangat lambat saat di dalam
kandungan.
C. PATOFISIOLOGIS

Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara


jelas. Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada
ibu yang memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya
perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama
kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi
pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda,
mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga
menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan
terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayiuntuk keluar
sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur
memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar.

D. PATHWAYS
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm.
3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala relative lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,
lanugonya banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic
usus.
7. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering timbul
apnea.
8. Reflek tonik leher lemah danr efleks morro positif.
9. Alat kelamin pada bayi laki- laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup labia mayora.
10. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannnya
lemah.
11. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
12. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan reflex
hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif.
13. Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
sehingga seolah- olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga
(Surasmi, 2003).
14. Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur
15. Otot-otot masih hipotonik
16. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit
17. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit
18. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagalnapas)
19. Kepala tidak mampu tegak .

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2. Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg
dan kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94
%.
3. Kimia darah sesuai kebutuhan
a. Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
b. Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
c. LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
1). Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
2). Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
d. Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi
dari 6.000 – 225.000/ mm³.
e. Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
f. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
g. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
h. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
i. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat
G. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu
untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan
suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian
oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat
besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita
hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan
panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai yang relative lebihluas
bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak
di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk
mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup
hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di
rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2
– 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh
sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%.
Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan
1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak ada,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan
memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah
dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada
bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan
panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan
incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu
incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini
suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah
ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi
dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini
mungkin untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan
tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya
sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini – dininya dan
tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
b. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang
dapat diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature.
Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature
berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama
kurang lebih 4 minggu.
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang
melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres,
ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah
ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau
kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang,
sering terjadi refluks, peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil
memberikan ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas,
diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara
memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet
ataupun pipa lambung.
1). Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu
gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk
hari – hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat
diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali
sehari.
2). Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34
minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan
sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 –
12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500
gram (30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada,
perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.
3). Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum
sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim
pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan
protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar
berat badan bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi
dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai
pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan
penghisapan cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada
tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan
cairan lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum
berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang
dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum
melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 –
5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap
12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan
setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu
kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini
disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang,
relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis
serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu
dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi,
kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal
dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi
tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin
kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu
digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus.
Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para
dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan
bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
1). Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan
bayi yang tidak terkena infeksi
2). Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang
bayi
3). Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai
lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1
minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)
4). Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
5). Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
6). Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian
yang telah disediakan
7). Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat
bayi
8). Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
9). Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
e. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum
bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan
menggunakan pipet.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan
pada bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu
menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih
cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS
bertujuan membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya.
Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi
biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS
yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh
pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat
badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara
umum.(Didinkaem, 2007).
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi.
Namun dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi
prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang
proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan
bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan
ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum
ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat
pertumbuhan berat anak.
b. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah
suhu tubuh yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus
mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu
kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan
menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
c. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi.
Karenanya orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil
supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan
terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum
memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
d. BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau
setelah disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup.
Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB
dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera
membawanya ke dokter.
e. Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai,
memijat, mengajak bermain, menimang, menggendong,
menunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar – gambar
dan mainan berwarna cerah.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Dasar Data Neonatus
a. SIRKULASI
Nadi apikal mungkin cepat dam atau tidak teratur dalam
batas normal(120 -160dpm) murmur jantung yang dapat didengar
dapat menandakan duktus arterious paten (PDA).
b. MAKANAN/CAIRAN
Berat badan < 2500 g (5 1b 8oz)
c. NEOROSENSORI
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut.
Ukuran kepala besar dalam hubungarnya dengan tubuh, sutura
mungkin mudah di gerakkan,fontenetal mungkin atau tidak terbuka
lebardapat mendemonstrasikan kedutan atau mata
berputar.Edemakelopak mata umum terjadi, mata mungkin
merapat(tergantung pada usia gestasi). Refleks tergantung pada
usia gestasi: roting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32;
koordinasi refleks untuk menghisap,menelan,bernapas, biasanya
terbentuk pada gestasi minggu ke-32; komponen pertama dari
refleks moro (ekstasi lateral dari ektremitas atas dengan mebuka
tangan) tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen kedua
(refleksi anterior dan menangis yang dapat di dengar) tampak pada
gestasi minggu ke 32.Pemeriksaandubowits menandakan usia
gestasi antra minggu 24 dan 37.
d. PERNAPASAN
1). Skor agar mungkin rendah .
2). Pernapasan mungkin dangkal, tidak teratur; retraksi
diafragmatik intermirten atau periodik (40-60x/mnit)
3). Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi superasternal
atau substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada.
4). Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi , menandakan sindro
distres pernafasan(RDS).
e. KEAMANAN
1). Suhu berfluktuasi dengan mudah .
2). Menangis mungkin lemah.
3). Wajah mungkin memar; mungkin ada suksedaneum.
4). Kulit kemerahan atau tembus pandang; warna mungkin merah
muda/ kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat.
5). Lanugo terdistribusi secara luas di seluruh tubuh.
6). Ekstremitas mungkin tampak edema.
7). Garis telapak kaki mungkin atau mungkin tidak ada pada
semua atau sebagian telapak.
8). Kukumungkin pendek.
f. SEKSUALITAS
1). Persalinan atau kelahiran mungkin tergesa-gesa.
2). Genetalia;labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia
mayor dengan klitoris menonjol;
3). Testispria mungkin tidak turun, rugea mungkin banyak atau
tidak ada pda skrotum.

g. PENYULIHAN/PEMBELAJARAN
Riwayat ibu dapat menunjukan faktor-faktor yang memperberat
persalinan praterm, seperti usia muda; latar belakang sosial
ekonomi rendah; rentang ke hamilan dekat;gestasi meliputi
multipel; nutrisi buruk; kelahiran pratrem sebbelimnya;komlikasi
obstetrik seperti absropsio plasentae, ketuban pecah dini, dilatasi
serviks prematur, adanya infeksi; inkompatibilits darah
berhubungan dengan eritroblastosis fetalis; penggunaan obat yang
di resapkan, di jual bebas atau obat jalanan.
h. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pilihan tes yang di perkirakan tergantug padda adanya masalah dan
koplkasi sekinder. Studi cairan amniotik : untuk rasia lesetin
terhadap sfingofielin , profil paru janin, dan fosfatidigliserol /
fosfatidilinositol mungkin telah di lakukan selama kehamilan untuk
mengkaji maturitas janin.
1). Jumlah darah lengkap : penurunan pada hemoglobinhematokrit
mungkin di hubungkan dengan anemia atau kehilangan darah .
sel darah putih mungkin kurang dari 10.000/mm3 dengan
pertukaran ke kiri ( kelebihan didni dari netrofil dan pita), yang
biasanya berhubungan dengan penyakit bakteri berat.
2). Dekstrostik: menyatakan hipoglekimia. Tes glukosa serum
mungkin di perluan bila hasil dekstrostik kurang dari 45mg/ml.
3). Kalsum serum: mungkin rendah.
4). Elektrolit : biasanya dalam btas normal pada awalnya.
5). Golongan darah:dapat menyebankan potensial inkompetibilitas
ABO.
6). Penentuan Rh dan comb langsung (bila ibu Rh-negatif dan
ayah Rh-positif) : menet ukan inkompatibilitas.
7). Gas darah arteri (GDA): PO2 mungkin rendah : pco2 mungkin
meningkat dan menunjukan asidosis ringan , spesis ,atau
kesulitan nafas yang lama.
8). Laju sidemintasi eritrosit : meningkat menunjukaan respon
inflamasi akut penurunan ESR menujukan resolusi inflamasi.
9). Protein C_ kreatif(beta globulin ): ada dalam serum sesuai
dengan proporsi beratnya prosis radang infeksi atau non
infeksi.
10). Jumlah trombosittopenia dapat menertai sepsis.
11). Kadar fibrinogen: dapat menurun selama koagulasi
intravaskuler diseminata (KID) atau menjadi meningkat selama
cedra.
12). Produk spilt fibrin: ada pada KID.
13). Kultur darah: mengidentifikasi organisme penyebab yang di
hubungkan dengan sepsis.
14). Urinalis (pada spesimen kedua yang di keluarkan): mendeteksi
abnormalitas, cedra ginjal.
15). Klinites : mengidentifikasi gula dalm darah .
16). Hemates: memeriksa adnya darah pada feses; hasil positif
menunjukan nekrotisasi entro kolitis.
17). Tes shake aspiral lambung: menentukan adanya surfaktan .
18). Sinar x dada ( PA dan lateral ) dengan porogram udara: dapat
menunjuka penampilan groun-glass (RDS).
19). Seri ultrasonografi kranial : mendeteksi ada dan beratnya
hemoragi intravekuler.
20). Punksi lumbal: dapat dilakukan untuk mengesampingkan
meningitis.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan sindrom
hipoventilasi
b. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar-kapiler
c. Resiko gangguan termoregulasi : Hipotermia berhubungan dengan
penurunan laju metabolisme
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
e. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
kegagalan mekanisme regulasi
3. Intervensi Keperawatan

Hari / Diagnosa Tujuan dan ktriteria hasil Intervensi keperawatan


Tanggal keperawatan

Pola nafas Setelah dilakukan tindakan AIRWAY MANAGEMENT


tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam, (ManajemenJalanNafas)
diharapkannafasefektif. 1. Posisikan pasien untuk
Memaksimalkan ventilasi
kriteriahasil :Respiratory Status :
2. Identifikasipasienperlunyapemasa
Ventilation
nganalatjalannafasbuatan
INDIKATOR IR ER
1. FN sesuai yang 3. Lakukan fisioterapi dada jika
diharapkan perlu
2. Irama nafas sesuai
yang diharapkan 4. Keluarkan secret dengan batuk
3. Bernafas mudah atau suction
5. Auskultasi suara nafas,catat
4. Tidak dapatkan
penggunaan otot adanya suara tambahan
tambahan 6. Berikan bronkodilator bila perlu
5. Tidak didapatkan
7. Monitor respirasidan status o2
kontraksi tambahan
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak adak eluhan

Hari / Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Tanggal Keperawatan
Kerusakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan RESPIRATORYMONITORING
pertukaran
selama 3 x24 jam, diharapkan pertukaran 1. Monitor rata-
gas
rata,kedalaman,irama,danusahar
gas efektif.
espirasi
kriteriahasil: 2. Catat pergerakan dada,amati
kesimetrisan,penggunaan otot
Respiratory status :Gas exchange
tambahan,retraksiotot
INDIKATOR IR ER supraclavicular dan intercostal
1. kemudahan 3. Monitor suara nafas,seperti
dalam bernafas dengkur
2. dispneu saat 4. Palpasi kesalmaanekpansi paru
istirahat tidak 5. Catatlokasi trakea
ada
3. pharteri dalam
batas normal
4. perfusi
ventilasi
seimbang
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Hari / Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Tanggal Keperawatan
Perubahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NUTRITIONAL MANAGEMENT
nutrisi kurang
selama x24 jam, diharapkan klien dapat (Manajemennutrisi)
dari kebutuhan
tubuh kebutuhan nutrisinya . 1. Kaji adanya alergi
2. Ajarkan pasien bagaimana
kriteriahasil :
membuat catatan makanan
Nutritional status harian
3. Monitor jumlah nutrisi dan
INDIKATOR IR ER
kandungan kalori
1. Intake zat 4. Berikan informasi tentang
gizi (nutrient) kebutuhan nutrisi
2. Intake 5. Kaji kemampuan pasien
makanan dan
untuk mendapatkan nutrisi
cairan
yang dibutuhkan
3. Energy
4. Masa tubuh
5. Berat badan
6. Ukuran
kebutuhan
nutrisi secara
biokimia
Keterangan :
1. Keluhanekstrim
2. Keluhanberat
3. Keluhansedang
4. Keluhanringan
5. Tidak ada keluhan

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Masalah Kesehatan pada bayi
prematur, membutuhkan asuhan kebidanan.
Faktor penyebat persalinan bayi prematur adalah adanya faktor maternal,
faktor fetal, dan faktor lain, seperti kehamilan, kondisi medis, faktor sosial
ekonomi dan faktor gaya idup
kriteriadapatdipakaisebagai diagnosis ancamanpersalinan preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulangsdikitnyasetiap 7-8 menitsekali, atau 2-3 kali
dalamwaktu 10 menit
2. Adanyanyeripadapunggungbawah (low back pain)
3. Perdarahanbercak
4. Perasaanmenekandaerahserviks
5. Pemeriksaanserviksmenunjukantelahterjadipembukaansedikitnya 2 cm,
danpenipisan 50-80%
6. Presentasijaninrendah, sampaimencapaispinaischiadika
7. Selaputketubanpecahdapatmerupakantandaawalterjadinyapersalinan
preterm
8. Terjadipadausiakehamilan 22-37 minggu

B. SARAN
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa lebih
berperan aktif dalam melakukan pembinaan kasus. Sehingga asuhan yang
diberikan dapat diterapkan sesuai dengan teori yang didapat di institusi
pendidik

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, M. E. 2001. Rencana Maternal Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC
Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta
: Media Asculapius FKUI

Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 3.Jakarta : Bagian IKA
FKUI
Herdman, T. Heather .2012. Diagnosis keperawatan :definisi dan klasifikasi 2012-
2014,alih bahasa,Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Editor edisi bahasa
Indonesia, Barrarah Bariid,Monica Ester dan Wuri Praptiani . Jakarta: EGC.

https://www.academia.edu/8748349/A._KONSEP_DASAR_BAYI_PREMATUR

You might also like