You are on page 1of 30

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCA

TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

DISUSUN OLEH :

NAMA : WIDI RAHAYU

NIM : 2201059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PALUTA HUSADA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

GUNUNG TUA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA” yang mana makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan


bantuan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu Ica Fauziah Harahap,SKM.,M.Kes. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berenca.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber
yang penulis miliki. Oleh karena itu, sekiranya para pembaca bisa memakluminya
atas keterbatasan yang penulis miliki. Kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya. semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Gunung Tua , Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................3

1.3 Tujuan ............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Remaja...............................................................................5

1. Pengertian Remaja.....................................................................5

2. Ciri-Ciri Kejiawaan dan Psikososial Remaja ............................6

3. Masa Transisi Remaja ...............................................................8

4. Tujuan Perkembangan Remaja .................................................9

5. Konsep Kedewasaan .................................................................10

2.2 Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja ...................................11

1. Pengertian .................................................................................11

2. Aspek Pertumbuhan ..................................................................12

3. Aspek Perkembangan Remaja ..................................................13

2.3 Pemelihara Organ Reproduksi ......................................................20

1. Pemelihara Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan .........20

2. Pemelihara Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan .........22

iii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................24

3.2 Saran .................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa

kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Sedangkan reproduksi menurut Koblinsky adalah kemampuan perempuan

hidup dari masa adolescence/ perkawinan tergantung mana yang lebih

dahulu, sampai dengan kematian, dengan pilihan reproduktif, harga diri

dan proses persalinan yang sukses serta relatif bebas dari penyakit

ginekologis dan risikonya. Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah

kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta

bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala

aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya

(Melyana, 2005).

Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18

tahun. Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan

anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

menikah. Pada buku-buku Pediatri, pada umumnya mendefi nisikan

remaja remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun

untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut

Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang

sesuai dengan saat lulus sekolah menengah (Soetjiningsih, 2004).

1
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai

permasalahan kesehatan reproduksi remaja antara lain: kehamilan tidak

dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda, ketergantungan napza

meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi

HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual.Permasalahan

tersebut disebabkan kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran

untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi.Orang tua yang

diharapkan remaja dapat dijadikan tempat bertanya atau dapat memberikan

penjelasan tentang masalah kesehatan reproduksi, ternyata tidak banyak

berperan karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan

dengan anak remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan

remaja dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya

tentang kesehatan reproduksi, ternyata masih menghadapi banyak kendala

dari dalam dirinya, seperti: tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu cara

menyampaikannya, tidak ada waktu, dan lain sebagainya. Solusi yang

tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan pemberian

pendidikan mengenai kesehatan reproduksi.

Menurut Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana (2009:1) bahwajumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia

terdapat 43 juta atau 19,61% dari jumlahpenduduk Indonesia sebanyak

220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remajawanita (1%)

menyatakan secara terbuka bahwa pernah melakukan hubungan

2
seksual.Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah menggunakan obat-

obatan terlarang. Sedangkanuntuk kasus HIV/AIDS dari 6987 penderita

AIDS, 3,02% adalah kelompom usia 15-19tahun dan 54,77% adalah

kelompok usia 20-29 tahun (Departemen Kesehatan RI,September 2006).

Ini terjadi karena pengetahuan merekamengenai kesehatan

reproduksimasih kurang. Sehingga sangat memerlukan perhatian dari

semua pihak, karena orang yang sehat aktivitas belajarnya akan baik.

Apabila kasus remaja inidibiarkan, sudah tentu akan merusak masa depan

remaja khususnya mereka dan masa depankeluarga dan masa depan

bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Remaja

2. Apa Ciri-Ciri Kejiawaan dan Psikososial Remaja

3. Bagaimana Masa Transisi Remaja

4. Apa Tujuan Perkembangan Remaja

5. Bagaimana Konsep Kedewasaan

6. Apa Yang Dimaksud Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Remaja

7. Apa Saja Aspek Pertumbuhan

8. Apa Saja Aspek Perkembangan Remaja

9. Bagaimana Pemelihara Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan

10. Bagaimana Pemelihara Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan

3
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui Pengertian Remaja

2. Untuk mengetahui Ciri-Ciri Kejiawaan dan Psikososial Remaja

3. Untuk mengetahui Masa Transisi Remaja

4. Untuk mengetahui Tujuan Perkembangan Remaja

5. Untuk mengetahui Konsep Kedewasaan

6. Untuk mengetahui Yang Dimaksud Dengan Pertumbuhan Dan

Perkembangan Remaja

7. Untuk mengetahui Saja Aspek Pertumbuhan

8. Untuk mengetahui Aspek Perkembangan Remaja

9. Untuk mengetahui Pemelihara Organ Reproduksi Pada Remaja

Perempuan

10. Untuk mengetahui Pemelihara Organ Reproduksi Pada Remaja

Perempuan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Secara etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi

remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah

periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai

24 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources and Services

Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah

11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14

tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun).

Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young

people) yang mencakup usia 10-24 tahun.

Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-

12 tahun sampai 20-21 tahun.

2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan

fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar

seksual;

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu

mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi,

sosial, dan moral, diantara masa anak-anak menuju masa dewasa.

5
2. Ciri-Ciri Kejiawaan dan Psikososial Remaja

A. Usia remaja muda (12-15 tahun)

1. Sikap protes terhadap orang tua

Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai

hidup orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes

terhadap orang tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan

seringkali disertai dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam

upaya pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat kepada

tokoh-tokoh diluar lingkungan keluarganya, yaitu: guru, figur ideal

yang terdapat di film, atau tokoh idola.

2. Preokupasi dengan badan sendiri

Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang

cepat sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi

diri remaja.

3. Kesetiakawanan dengan kelompok seusia

Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterkaitan dan

kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok

senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku sosial.

4. Kemampuan untuk berpikir secara abstrak

Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulai berkembang

dan dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam

kepercayaan diri.

6
5. Perilaku yang labil dan berubah-ubah

Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah-ubah.

Pada suatu waktu tampak bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain

tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa

cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan

bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan

pengertian dan penanganan yang bijaksana.

B. Usia remaja penuh (16-19 tahun)

1. Kebebasan dari orang tua

Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas.

Remaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang

menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terkait dengan

orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.

2. Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas

Sering kali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu

yang ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita-cita

masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau langsung

bekerja untuk mencari nafkah.

3. Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap

Remaja mulai menyususn nilai-nilai moral dan etis sesuai

dengan cita-cita.

7
4. Pengembangan hubungan pribadi yang labil

Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil

menyebabkan terbentuknya kestabilan diri remaja.

3. Masa Transisi Remaja

Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa

transisi tersebut menurut gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah

sebagai berikut.

1. Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh

Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi

belum sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini

menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap

masyarakat yang kurang konsisten.

2. Transisi dalam kehidupan emosi

Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat

dengan peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan

ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung,

melamun, dan sedih, tetapi dilain sisi akan gembira, tertawa, ataupun

marah-marah.

3. Transisi dalam kehidupan sosial

Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga,

dimana lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting.

8
Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan uapaya remaja untuk

mandiri (melepaskan ikatan dengan keluarga).

4. Transisi dalam nilai-nilai moral

Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan

menuju nilai-nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai

meragukan nilai-nilai yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai

mencari nilai sendiri.

5. Transisi dalam pemahaman

Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga

mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.

4. Tujuan Perkembangan Remaja

A. Perkembangan pribadi

1. Keterampilan kognitif dan nonkognitif yang dibutuhkan agar dapat

mandiri secara ekonomi maupun mandiri dalam bidang pekerjaan

tertentu.

2. Kecakapan dalam mengelola dan mengatasi masalah-masalah

pribadi secara efektif.

3. Kecakapan-kecakapan sebagai orang pengguna kekayaan kultural

dan perbadaan bangsa.

4. Kecakapan untuk dapat terikat dalam suatu keterlibatan yang

intensif pada suatu kegiatan.

9
B. Perkembangan sosial

1. Pengalaman bersama pribadi-pribadi yang berbeda dengan dirinya,

baik dalam kelas, sosial, subkultur, maupun usia.

2. Pengalaman dimana tindakannya dapat berpengaruh pada orang

lain.

3. Kegiatan saling tergantung yang diarahkan pada tujuan-tujuan

bersama (interaksi kelompok).

5. Konsep Kedewasaan

Karakteristik remaja (adolescence) adalah tumbuh menjadi dewasa.

Secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada penampilan fisik

dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.

Sementara itu, secara psikologis remaja merupakan masa dimana individu

mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan

moral antara masa anak-anak menuju dewasa.

Terdapat bukti bahwa konsep diri remaja berbeda di berbagai

konteks dan remaja memandang diri berbeda jika berada teman sebaya

dibandingkan saat dengan orang tua dan guru.

Salah satu tugas perkembangan masa remaja adalah mencapai nilai-

nilai kedewasaan. Adapun ciri-ciri kedewasaan antara lain :

1. Emosi relatif lebih stabil (mampu mengendalikan emosi);

2. Mandiri (baik secara ekonomi, sosial, dan emosi);

3. Mampu melakukan upaya menyerahkan sumber daya dalam diri dan

lingkungan untuk memecahkan masalah.

10
4. Adanya interdependensi (saling ketergantungan) dalam hubungan

sosial.

5. Memiliki tanggung jawab.

6. Memiliki control diri yang adekuat (mampu menunda kepuasan,

melawan godaan, serta mengembangkan prestasi sendiri).

7. Memiliki tujuan hidup yang realistis.

8. Memiliki dan menghayati nilai-nilai keagamaan yang dianut.

9. Peka terhadap kepentingan orang lain.

10. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan (bersikap luwes),

bertindak secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

1. Pengertian

A. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi

kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuraan fisik dan

dapat diukur.

B. Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek

kualitatif dan kuantitatif. Rangkaian perubahan dapat bersifat

progresif, teratur, berkesinambungan, serta akumulatif.

11
2. Aspek Pertumbuhan

Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi.

Faktor lingkungan dapat memberi pengaruh yang kuat untuk lebih

mempercepat perubahan. Perubahan dipengaruhi oleh dua organ penting,

yaitu: hipotalamus, dan hipofisis. ketika kedua organ ini bekerja, ada tiga

kelenjar yang dirangsang, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal,

dan kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan saling

bekerja sama dan berinteraksi dengan factor genetik maupun lingkungan.

Tabel Perubahan- perubahan yang Dipengaruhi oleh Hormon

Jenis
Perempuan Laki - laki
Perubahan

Hormon Estrogen dan progesteron Testosteron

Tanda Menstruasi Mimpi basah

Perubahan  Pertambahan tinggi badan.  Tumbuh rambut di

Fisik  Tumbuh rambut di sekitar alat sekitar kemaluan, kaki,

kelamin dan ketiak. tangan, dada, ketiak

 Kulit menjadi lebih halus. dan wajah. Tampak

 Suara menjadi lebih halus dan pada anak laki – laki

tinggi. mulai berkumis,

 Payudara mulai membesar. berjambang, dan

berbulu ketiak.
 Pinggul semakin membesar.
 Suara bariton atau
 Pahamembulat.
bertambah besar.

12
 Mengalami menstruasi.  Badan lebih berotot

terutama bahu dan

dada.

 Pertambahan berat

badan dan tinggi badan.

 Buah zakar menjadi

lebih besar dan bila

terangsang dapat

mengeluarkan sperma.

 Mengalaami mimpi

basah.

3. Aspek Perkembangan Remaja

Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu Nature dan Nurture .

Konsep Nature mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa badai

dan tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak mengalami

gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dalam dirinya. Konsep

Nurture menyatakan tidak semua remaja mengalami masa badai dan

tekanan tersebut. Hal tersebut tergantung pada pola asuh dan lingkungan

dimana remaja itu tinggal.

A. Perkembangan Sosial

Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan

pola perilaku dewasa merupakan kondisi tersulit yang dihadapi

13
remaja. Remaja diharuskan dapat menyasuaikan diri dengan peran

orang dewasa dan melepaskan diri dari peran anak- anak. Remaja

dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar

lingkungan keluarga dan sekolah.

B. Kuatnya Teman Sebaya

Berdasarkan ciri- ciri yang dimiliki seperti menjadi

egosentris, kebingungan peran dan lain- lain, maka seorang remaja

mulai mencari pengakuan dirinya di luar rumah. Pada usia remaja,

seseorang menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman

sebayanya dibandingkan bersama dengan orangtuanya, sehingga wajar

saja jika tingkah laku dan norma/aturan- aturan yang dipegang banyak

dipengaruhi oleh kelompok sebayanya.namun, meskipun tampaknya

remaja sangat bergantung pada teman sebayanya, pada remaja sendiri

terdapat sikap ambivalen. Di satu sisi ingin membuktikan

kemandiriannya dengan melepaskan diri dari orangtuanya, tetapi disisi

lain mereka masih tergantung pada orangtuanya.

Remaja akan tetap meminta pertimbangan dari

orangtuanya ketika menghadapi masalah yang berat atau harus

menentukan sesuatu yang berkaitan dengan masa depannya yang

berakibat jangka panjang. Hal ini merupakan bentuk ketergantungan

remaja kepada orangtua. Ketergantungan pada teman sebaya lebih

mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan relasi sosial atau

14
penerimaan lingkungan (misalnya tingkah laku/kebiasaan sehari- hari,

kesukaan, aktivitas yang dipilih, gaya bahasa, dan lainnya).

Diterima oleh teman sebaya merupakan sesuatu yang

sangat berarti bagi remaja, sehingga penyesuaian diri dengan

kelompok, misalnya penyesuaian dengan selera, cara berpakaian, cara

berbicara dan berperilaku sosial lainnya adalah penting ( Hurlock,

1973). Namun, perilaku mengikuti kelompok akan semakin berkurang

sesuai dengan bertambahnya kematangan karena remaja semakin

ingin menjadi individu yang mandiri dan unik serta lebih selektif

dalam memilih sahabat.

Keluarga yang memberikan kehangatan serta ikatan emosi

dalam kadar yang tidak berlebihan dan senantiasa memberikan

dukungan positif dapat membantu anak mengembangkan ikatan lain di

luar keluarga secara lebih baik. Ia mampu menentukan kapan ia harus

mengikuti kelompoknya dan kapan harus menolak ajakan dari teman

sebayanya sehingga remaja tersebut akan terbebas dari tekanan teman

sebaya untuk melakukan hal- hal negatif.

Perubahan dalam perilaku sosial ditunjukkan dengan:

1. Minat dalam hubungan heteroseksual yang lebih besar;

2. Kegiatan- kegiatan sosial yang melibatkan kedua jenis kelamin;

3. Bertambahnya wawasan sehingga remaja memiliki penilaian yang

lebih baik serta lebih bisa mengerti orang lain. Remaja juga

15
mengembangkan kemampuan sosial yang mendorongnya lebih

percaya diri dan aktif dalam aktivitas sosial;

4. Berkurangnya prasangka dan diskriminasi. Mereka cenderung

tidak mempersoalkan orang yang tidak cocok latar belakang

budaya dan pribadinya.

Jenis- jenis pengelompokkan sosial remaja antara lain:

1. Teman dekat atau sahabat karib;

2. Kelompok kecil, terdiri atas kelompok teman- teman dekat,

biasanya terdri atas jenis kelamin yang sama;

3. Kelompok besar, terdiri atas beberapa kelompok kecil dan

kelompok teman dekat, biasanya berhubungan dalam aktivitas

khusus;

4. Kelompok yang terorganisasi, dibina oleh orang dewasa, dibentuk

oleh sekolah, organisasi masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan

sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok kecil atau

kelompok besar;

5. Kelompok geng yang terdiri atas anak- anak yang memiliki minat

utama yang sejenis untuk menghadapi penolakan teman- teman

melalui perilaku antisosial. Pengaruh geng cenderung meningkat

selama masa remaja.

16
C. Perkembangan Emosi

Ciri- ciri perkembangan emosi pada tahap ini antara lain sebagai

berikut :

1. Emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan secara

meledak- ledak.

2. Kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama sampai pada

akhirnya ke keadaan semula, yaitu keadaan sebelum munculnya

suatu keadaan emosi.

3. Jenis- jenis emosi sudah lebih bervariasi (perbedaan antara emosi

satu dengan lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya emosi

bercampur baur sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri.

Remaja juga sering bingung dengan emosinya sendiri karena

muncul emosi- emosi yang bertentangan dalam suatu waktu,

misalnya benci dan saying.

4. Mulai munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan

emosi (sayang, cinta, cemburu, dan lainnya).

5. Remaja umumnya sangat peka terhadap cara orang lain

memandang mereka. Akibatnya remaja menjadi mudah

tersinggung dan merasa malu. Hal ini akan terkait dengan

perkembangan konsep dirinya.

Faktor- faktor yang menyebabkan tingginya emosi antara lain sebagai

berikut.

1. Fisik (kelenjar dan nutrisi)

17
2. Lingkungan dan sosial :

1. Penyesuaian terhadap lingkungan yang baru;

2. Tuntutan sosial untuk berperilaku yang lebih matang;

3. Aspirasi yang tidak realistis ( tidak sesuai dengan kondisi dan

situasi yang nyata);

4. Penyesuaian sosial terhadap teman sejenis dan lawan jenis;

5. Masalah- masalah di sekolah;

6. Masalah-masalah dengan tugas atau bidang pekerjaan;

D. Kebahagiaan pada Masa Remaja

Ketidak bahagiaan remaja lebih disebabkan masalah pribadi dari

pada lingkungannya. Jika remaja berhasil mengatasi masalah-masalah

yang dihadapi dan kepercayaan pada kemampuannya mengatasi

permasalah tanpa bantuan orang dewasa, maka kebahagiaan akan

semakin meningkat dan meletakkan tujuan sesuai dengan apa yang ia

mampu capai. Selain itu juga meningkatkan kepercayaan diri serta

keberhasilan yang ia peroleh dari pengalamannya.

Faktor yang memengaruhi adalah sebagai berikut :

1. Tingkat kematangan.

Kondisi fisik yang lebih matang menyebabkan tuntutan sosial

yang lebih besar pada remaja untuk dapat mengendalikan

ekspresi emosi yang wajar dan sesuai norma lingkungannya.

18
2. Jenis kelamin.

Kebanyakan kultur memberlakukan tuntutan bahwa laki-laki

lebih diizinkan untuk mengekspresikan emosinya, kecuali takut

dan sedih, dibandingkan perempuan yang lebih dituntut untuk

menekandan menahan perasaan emosi.

3. Kelas sosial atau budaya.

Terdapat beberapa budaya atau kelas sosial tertentu yang

mengizinkan atau tidak mengizinkan suatu ekspresi tertentu

muncul.

E. Masalah Umum Remaja

Berikut adalah masalah umum yang dialami remaja

berkaitan dengan tumbuh kembangnya.

1. Masalah yang berkaitan dengan lingkungan rumahnya seperti

relasi dengan anggota keluarga, disiplin, dan pertentangan dengan

orang tua.

2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan sekolah.

3. Kondisi fisik (kesehatan atau latihan), penampilan (berat badan,

ciri-ciri daya tarik, bau badan, jerawat, kesesuaian dengan jenis

kelamin).

4. Emosi (temperamen yang meledak ledak, suasana hati berubah

ubah).

5. Penyesuaian sosial (minder, sulit bergaul, pacaran, penerimaan

oleh teman sebaya, peran pemimpin).

19
6. Masalah pekerjaan (pilihan pekerjaan, pengangguran).

7. Nilai-nilai (moral, penyalahgunaan obat-obatan, dan hubungan

seksual).

8. Masalah yang berkaitan dengan hubungan lawan jenis

(heteroseksual), seperti putus pacar, proses pacaran, backstreet,

sulit punya pacar, dan lain-lain.

2.3 Pemeliharaan Organ Reproduksi

1. Pemeliharaan Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan

1. Pembersihan Vagina

Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian di antara

vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun

yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar ataupun

ketika mandi. Apabila anda alergi dengan sabun yang lembut, anda bisa

membasuhnya dengan air hangat.

Cara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan ke

belakang , dan jangan terbalik karena akan menyebabkan bakteri yang

ada di sekitar anus terbawa masuk ke vagina. Gunakanlah air bersih,

lebih baik lagi air hangat, tetapi jangan terlalu panas karena bisa

menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina melepuh dan

lecet.Setelah itu, sebelum memakai celana lagi, keringkan erlebih

dahulu dengan menggunakan handuk atau tisu yang tidak berparfum.

2. Mengganti celana dalam secara teratur

20
Celana dalam adalah hal penting yang harus diperhatikan

dalam menjaga kebersihan daerah kewanitaan.Oleh karena itu sangat

dianjurkan bagi kaum wanita untuk mengganti celana dalam 2x sehari

di saat mandi.Apalagi, jika anda termasuk wanita yang aktif dan mudah

berkeringat.

Pada saat menstruasi gunakan pembalut dengan bahan yang

lembut sehingga dapat menyerap dengan baik dan tidak mengandung

bahan yang bis membuat alergi ( misalnya parfum atau gel). Pembalut

perlu diganti sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari

pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut.

3. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina

Mencuci tangan sebelum menyentuh vagina penting untuk

dilakukan agar mencegah masuknya kuman masuk ke dalam vagina.

4. Memilih celana dalam

Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari

bahan katun. Bahan lain, seperti nylon dan polyester akan emmbuat

gerah dan panas sehingga vagina menjadi lembab sehingga memberikan

kesempatan bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.

5. Handuk/washlap

Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang

lain untuk mengeringkan vagina anda.

21
6. Mencukur rambut kemaluan

Bagi wanita dianjurkan untuk mencukur sebagian dari rambut

kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah

vagina.

Selain melakukan perawatan daerah kewanitaan, pemeriksaan

rutin oleh dokter juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan secara

menyeluruh dan agar dokter mengetahui jika terdapat gangguan

sehingga dapat segera ditangani.

2. Pemeliharaan Organ Reproduksi Pada Remaja Pria

Untuk mencegah penyakit pada organ kelamin, berikut adalah

beberapa tips untuk memelihara organ reproduksi pada pria :

1. Membersihkan organ kelamin secara teratur

Bersihkan organ kelamin setiap hari dengan menggunakan air

bersih.Untuk para pria, terutama yang tidak disunat, sebaiknya

bersihkan bagian dalam penutup kepala penis.Hal ini karena kotoran

yang terdapat di dalam (smegma) dapat memicu terjadinya

kanker.Oleh karena itu, penis harus dibersihkan setiap hari.

Sebaliknya untuk pria yang telah disunat, pastikan penutup kepala

penis telah terbuka secara sempurna.Jika masih menempel maka itu

sangat beresiko menimbulkan penyakit.

2. Mencukur rambut kemaluan

Usahakan mencukur pendek rambut kemaluan secara

berkala.Jangan biarkan rambut kemaluan tetap panjang karena bisa

22
menjadi tempat tumbuhnya bakteri.Akn tetapi, jangan mencukur habis

rambut kemaluan.Sebab, sebenarnya rambut kemaluan juga memiliki

bakteri flora normal yang berguna menjaga kebersihan alat kelamin.

3. Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari

Sebagaimana halnya wanita, celana dalam pria hendaknya diganti

minimal dua kali sehari.Hal ini karena celana dalam sangat riskan

untuk tumbuh kembangnya bakteri yang merugikan apabila dalm

kondisi kotor ataupun lembab akibat keringat.Oleh karena itu,

mengganti celana dalam secara teratur (minimal dua kali sehari) dapat

mencegah berkembangnya bakteri.

4. Hindari sinar elektromagnetik

Hindarkan organ kelamin dari paparan cairan berbahaya

ataupun gelombang elektromagnet kuat, seperti sinar x. Khusus

untuk pria, usahakan menghindari penggunaan celana ketat ataupun

menempelkan sesuatu yang hangat/panas, misalnya laptop ai atas

paha ataupun pada kelamin, karena hal ini akan berpengaruh pada

sistem reproduksi sel-sel kelamin yang bisa mengakibatkan

kemandulan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai

permasalahan kesehatan reproduksi remaja antara lain: kehamilan tidak

dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda, ketergantungan napza

meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi HIV/AIDS),

Dan resiko terkena penyakit menular seksual.

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja, Pertumbuhan adalah

perubahan yang menyangkut segi kuantitatif yang ditandai dengan

peningkatan dalam ukuraan fisik dan dapat diukur sedangkan perkembangan

adalah perubahan yang menyangkut aspek kualitatif dan kuantitatif.

Rangkaian perubahan dapat bersifat progresif, teratur, berkesinambungan,

serta akumulatif.

Pemeliharaan organ reproduksi pada remaja khusunya pada remaja

perempuan yaitu : pembersihan vagina, mengganti celana dalam dengan

teratur, selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina, memilih celana

dalam, mencukur rambut kemaluan. Sedangkan pemeliharaan organ

reproduksi pada remaja pria yaitu : Membersihkan organ kelamin secara

teratur, Mencukur rambut kemaluan, Gantilah celana dalam minimal dua kali

sehari, Hindari sinar elektromagnetik.

24
3.2 Saran

Saran yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca bahwa hal

yang paling penting bagi remaja yaitu memelihara kesehatan organ

reproduksi remaja mengingat pentingnya kesehatan. Di samping itu kita perlu

mengingat pergaulan remaja saat ini yang tidak terbatas sehingga

pengetahuan tentang alat reproduksi remaja sangat bermanfaat untuk

mencegah dan menghindari terjadi hal-hal yang merugikan remaja,

mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang mengajarkan

perilaku sehat kepada para remaja.Pembaca diharapkan bisa memahami

pembahasan tentang kesehatan reproduksi remaja.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, Eni.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita. Jakarta : Salemba

Medika

Suseno,Tutu A.dkk.2011. Kamus Kebidanan.Yogyakarta : Citra Pustaka

Holmes,Debbie.2012.Buku Ajar Ilmu Kebidanan.Jakarta : EGC

Tresnawati, Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan

Profesional.Jakarta : Prestasi Pelajar Publisher

26

You might also like