Professional Documents
Culture Documents
PERKEMBANGAN
Disusun oleh:
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Sistematika Penulisan ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengaruh Faktor Nature Terhadap Perkembangan.....................................3
B. Pengaruh Faktor Nurture Terhadap Perkembangan....................................4
C. Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan serta
Implikasinya dalam Pendidikan.................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh faktor nature terhadap perkembangan?
2. Bagaimana pengaruh faktor nurture terhadap perkembangan?
3. Bagaimana determinasi faktor nature dan nurture dalam
perkembangan serta implikasinya dalam pendidikan?
1
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. Bagian awal terdiri atas: halaman sampul luar, halaman judul, kata
pengantar, serta daftar isi.
2. Bagian utama terdiri atas: pendahuluan, isi, penutup.
a. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
b. Isi berupa uraian lengkap tentang tema atau masalah yang
diungkapkan.
c. Penutup yaitu bagian akhir karangan yang berisi pokok pikiran
yang harus diingat pembaca. Selain itu, bagian penutup
merupakan kesimpulan dan saran dari isi suatu karangan.
3. Bagian akhir terdiri atas: daftar pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
organisme yang sempurna. Setiap sel benih memiliki 48 kromosom
yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24 pasang.
Tiap kromosom mengandung sejumlah gen-gen (unsur-unsur
keturunan/ faktor-faktor dasar dalam pembawaan). Gen-gen inilah
yang akan menentukan sifat-sifat individu, baik fisik maupun
psikisnya.
4
Keluarga juga dipandang sebagai insitusi (lembaga) yang
dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi). Apabila
mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan
individu dari maslow, maka keluarga merupakan lembaga pertama
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.melalui perawatan dan
perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis maupun sosio
psikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman,
penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi
kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri (self- actualization).
Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama
anak). Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat
memerankan fungsinya secar baik. Fungsi dasar keluarga adalah
memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan
membangun hubungan yang baik diantara anggota keluarga.
hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan, akan
tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab,
pehatian, pemahaman, respek dan keinginan untuk
menumbuh kembangkan anak yang dicintainya. Keluarga yang
hubungan antar anggotanya tidak harmonis, penuh konflik,
atau gap communication dapat mengembangkan masalah-masalah
kesehatan mental bagi anak.
Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga
ini dapat diklasifikasikan kedalam fungsi-fungsi berikut:
a. Fungsi biologis
Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang
memberikan legalitas, kesempatan dan kemudahan bagi para
anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar biologisnya.
5
b. Fungsi ekonomis
Keluarga ( dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban
untuk menafkahi anggota keluarganya (istri dan anak) dalam
Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 223)
Yang artinya, “dan kewajiban suami memberi makan dan
pakaian kepada para istri dengan cara yang baik. Seorang
(suami) tidak dibebani (dalam memberi nafkah), melainkan
menurut kadar kesanggupannya”.
c. Fungsi pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama
dan utama bagi anak.
d. Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan buaian atau penyampaian bagi
masyarakat masa depan dan lingkungan keluarga merupakan
faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi
yang akan datang.
e. Fungsi perlindungan
Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota
keluarganya dari gangguan, ancaman atau kondisi yan
menimbulkan ketidak nyamanan (fisik-psikologis) para
anggotanya.
f. Fungsi rekreatif
Untuk melaksanakan fungsinya ini, keluarga harus
diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan,
keceriaan, kehangatan dan penuh semagat bagi anggotanya.
g. Fungsi agama
Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama
kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
Dalam al-Qur’an surat Al-Tahrim: 6
6
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga penddikan formal yang secara
sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan
latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengemankan
potensiya, baik menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional maupun sosial.
Mengenai peran sekolah dalam mengembangkan
kepribadian anak, Hurlock mengemukakan bahwa sekolah
merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak
(siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara
berperilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru
subtitusi orang tua.
Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau
tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai
tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah
seyogianya berupaya menciptakan iklim yang kondusif, atau
kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai tugas
perkembangannya
3. Lingkungan kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi
remaja (siswa) memiliki peranan yang cukup penting bagi
perkembangan kepribadian. Hans Sebald mengemukakan,bahwa
teman sebaya lebih memberikan pengaruh dalam memilih: cara
berpakaian, hobi, perkumpulan (club), dan kegiatan-kegiatan sosial
lainnya.
7
Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah
memberikan untuk belajar tentang: (1) bagaimana berinteraksi
dengan orang lain, (2) mengontrol tingkah laku sosial, (3)
mengembangkan ketrampilan dan minat yang relevan dengan
usianya, (4) saling bertukar perasaan dan masalah. Uraian tersebut,
menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya itu mempunyai
kontribusi yang sangat positif terhadap perkembangan kepribadian
remaja. Namun di sisi lain, tidak sedikit remaja yang berperilaku
menyimpang, karena pengaruh teman sebayanya. Keadaan ini
seperti terungkap dari hasil-hasil penelitian berikut:
a. Healy dan Browner menemuan bahwa 67% dari 3.000 anak
nakal di Chicago, ternyata karena mendapat pengaruh dari
teman sebaya.
b. Glueck menemukan bahwa 98,4% dari anak-anak nakal adalah
akibat pengaruh anak nakal lainnya.
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap remaja itu
ternyata berkaitan dengan iklim keluarga remaja itu sendiri.
Remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan
orangtuanya (iklim keluarga sehat) cenderung dapat
menghindarkan diri pengaruh negatif teman sebayanya,
dibandingkan dengan remaja yang hubungan dengan orangtuanya
kurang baik. Judith Brook dan kolegnya menemukan, bahwa
hubungan orangtua dan remaja yang sehat dapat melindungi
remaja tersebut dari penaruh teman sebaya yang tidak sehat.
4. Lingkungan Masyarakat
Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia
belum memliki kermampuan untuk bergaul dengan orang lain
untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang
cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini
diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman
8
bergaul dengan orang-orang dilingkungannya baik orang tua,
saudara, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses
perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam
mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma
kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh
kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pergaulan atau hubungan sosial baik dengan orang
tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman
bermain, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku
sosial. Pada usia anak bentuk-bentuk tingkah laku sosial anak
sebagai berikut :
a. Perkembangan (negativisme)
b. Agresi (agresion)
c. Berselisih atau bertengkar
d. Menggoda
e. Persaingan
f. Kerja sama
g. Tingah laku berkuasa
h. Mementingkan diri sendiri
i. Simpati
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya, baik orang tua, sanak keluarga, orang dewasa
lainnya atau teman sebayanya.
Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau
memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif,
maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial secara
matang.
9
C. Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan
serta Implikasinya dalam Pendidikan
10
dalam setiap proses perkembangan. Bahkan menurut Hebb, perilaku
ditentukan 100% oleh faktor keturunan dan 100% oleh faktor
lingkungan. Faktor keturunan yang sama memperlihatkan perilaku
yang berbeda dalam lingkungan yang berbeda. Demikian juga
lingkungan yang sama menunjukkan efek yang berbeda terhadap
individu yng mempunyai faktor keturunan yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang
tua kepada anaknya yang disebut juga dengan aliran ‘nativisme’ yaitu
perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor dasar
atau pembawaann. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah
schopenhauer. Faktor nature atau genetika/hereditas merupakan faktor
pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini
hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang
diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik
maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai
pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor
lingkungan atau pendidikan atau disebut juga dengan aliran
‘empirisme’, kaum empiris ini berpendirian bahwa perkembangan
anak itu sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan. Pendapat ini
terkenal dengan nama teori tabularasa. Dengan teori tabularasa ini
john locke telah mengungkapkan kekuasaan lingkungan sebab
manusia dapat di didik menjadi apa saja (kearah baik maupun buruk)
menurut kehendak lingkungan (termasuk juga
pendidiknya).Lingkungan perkembangan siswa adalah keseluruhan
fenomena (peristiwa, situasi dan kondisi)fisik atau sosial yang
11
mempengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan perkembangan
siswa yang akan dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga,
sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaannya makalah
kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
12
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009
Baharuddin, Psikologi Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010
Desmita, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2013
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2008
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008
13