You are on page 1of 10

TUGAS REKAYASA IDE

“METODE STIMULASI INTELEK GURU TERHADAP ANAK/SISWA”

Disusun Oleh:

Nama : ANDREAS EKO


NIM :5161122002
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu : Drs. HIDIR EFENDI M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF S1-FT


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas mata kuliah Profesi
kependidikan Menyimak ini yang “Rekayasa Ide”. Penulis berterima kasih kepada Bapak
dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan Rekayasa
Ide ini yang merupakan tugas mata kuliah Profesi Kependidikan. Penulis menyadari dalam
Rekayasa Ide ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik
dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Medan, April 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PEMGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2.Tujuan ....................................................................................................................... 1
1.3.Manfaat ..................................................................................................................... 1
BAB II.KERANGKA PEMIKIRAN / REKAYASA IDE .................................................... 2
2.1.Pemahaman Guru terhadap Stimulasi ...................................................................... 2
2.2.Pengertian Guru terhadap emosi anak ...................................................................... 2
2.3.Upaya Guru untuk menstimulasikan Perkembangan ............................................... 3
BAB III.PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
3.1.Permasalahan yang Timbul ...................................................................................... 4
3.2.Perkembangan Intelek .............................................................................................. 4
3.3. Perkembangan Hubungan Sosial ............................................................................. 5
BAB IV. PENUTUP .............................................................................................................. 6
4.1.Kesimpulan ............................................................................................................... 6
4.2.Saran ........................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Remaja merupakan transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa
setengah baya dan masa tua. Dimana masa remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik,
dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan
berbagai kesulitan. Remaja dalam tugas perkembangannya memiliki beberapa fase, dengan
melihat semakin rumit permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani
permasalahan tersebut.
Ada hal yang diharapkan dimiliki oleh remaja memppersiapkan diri memasuki alam
kehidupan masa dewasa, serta memiliki kebutuhan pribadi dalam arti luas. Dari segi individu
dikaitkan dengan perkembangan pikir, sikap, perasaan, kemauan dan perlakuan nyata daris
egi lingkungan ada semacam “tuntutan” dari faktor sosial, religius, nilai-nilai dan norma yang
hidup didalamnya. Tuntutan itu “dikenakan” bagi individu sebagai bagian dari lingkungan itu
juga.
Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai
tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan
remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat
menyulitkan masyrakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
1.2.TUJUAN
Dengan terselesiakannya REKAYASA IDE ini penulis bertujuan untuk memberi
wawasan pengetahuan tentang apa-apa saja tahap perkembangan pada setiap periode
perkembangan individu. Dan selain dari pada itu saya juga bertujuan untuk memenuhi tugas
pelajaran Perkembangan Peserta Didik.

1.2 MANFAAT
Pengetahuan yang terdapat pada buku Perkembangan Peserta Didik,Psikologi
Remaja,dan Psikologi Perkembangan dapat menjadi panduan dan arah untuk mengetahui
lebih mendalam lagi tentang Perkembangan Peserta Didik.

1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN / REKAYASA IDE
2.1. Pemahaman guru tentang stimulasi.
stimulasi dalam memberikan stimulasi disekolah,disampaikan dalam tujuan
kurikulum dengan membuat persiapan untuk kegiatan belajar mengajar pada hari itu atau
yang dikenal sebagai SKH,serta mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan pada hari
itu,mempersiapkan evaluasi untuk anak usia dini.

2.2. Pengertian guru tentang anak usia dini.


Guru memahami emosi sebagaimana aspek perkembangan yang lain,namum mereka
kurang memahami bahwa ada keunikan dan variasi dalam perkembangan emosi
anak,Sebenarnya guru cukup mampu mengenali masing-masing anak yang berada
dikelasnya,dan guru membutuhkan waktu sekitar2-4 minggu untuk mengenal masing-masing
murid,dan melaui amatan mereka mengenali kondisi murid.Paradigma yang digunakan oleh
guru cenderung paradigma lama,pendidikan untuk anak usia dini lebih menekankan pada
aspek koqnitif.Aspek emosi kurang diperhatikan. Guru dalam menilai anak masih
mendasarkan ukuran normatif,kurang mendasarkan adanya keunikan perkembangan
anak.Dari kondisi latar belakang pendidikan guru ini dapat dijelaskan bahwa adanya
kemungkinan guru kurang mempunyai bekal yang memadai,terutama tentang adanya
perubahan paradigma dalam pendidikan anak usia dini,atau meskipun mereka telah
mengetahui,namun belum sepenuhnya menerapkan dalam pendidikan karena untuk
mengubah mindset membutuhkan waktu.Selain itu ada kemungkinan bahwa guru telah
mengerti tentang perkembangan emosi anak,karena pengertian tentang emosi dan
perkembangan juga terkait dengan latar belakang budaya (Lee & Jhonson, 2007),sehingga
apabila dikaitkan dengan DAP secara kaku akan terjadi ketidaksesuaian.

2
2.3. Upaya guru untuk menstimulasikan perkembangan emosi anak.
cara yang dipakai untuk menstimulasi perkembangan emosi tidak ada yang spesifik,dan
mereka menggunakan cara yang telah ditetapkan dalam panduan.Mereka menyiapkan
kegiatan menggambar sebagai sarana untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan anak.Dari
penelitian diketahui pula bahwa guru banyak menggunakan benda dan permainan yang
berupa balok-balok,buku cerita,kaset/CD untuk bercerita dan mendengarkan lagu dan alasan
yang dikemukakan oleh guru,karena media tersebut dapat untuk meningkatkan kemampuan
bahasa dan keterampilan anak dalam membaca,yang notabene merupakan bentuk dari
prestasi akasemis atau lebih cenderung mengasah kemampuan kognitif saja.Guru masih
mempunyai pemahaman yang belum sesuai tentang DAP,mereka masih beranggapan bahwa
anak yang baik adalah anak yang menurut instruksi guru.Hal ini terlihat dari kegiatan yang
banyak digunakan oleh guru dalam menstimulasi anak,yaitu dengan mendongeng,bercerita
dan menggunakan kartu.Adapun guru menggunakan kegiatan menggambar atau
menulis,tetapi alasan pemberian kegiatan tersebut lebih diarahkan agar anak lancar membaca
dan menulis.Kondisi ini menunjukkan tujuan pemberian kegiatan lebih untuk pengembangan
aspek kognitif dan penyiapan akademik untuk pendidikan formal.

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan yang Timbul pada Masa Remaja Usia Sekolah Menengah
Hampir semua remaja dalam perkembangannya mengalami masalah, hanya saja masalah
itu ada yang wajar, sedang, dan berat. Salah satu masalah itu adalah tawuran atau tubir.
Tawuran atau tubir adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan sekelompok
pelajar terhadap sekelompok pelajar lainnya. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
tawuran terdiri dari faktor internal yaitu lemahnya pertahanan diri, kurangnya kemampuan
dalam menyesuaikan diri, kurangnya keimanan. Faktor eksternal yaitu lingkungan yang tidak
kondusif, lingkungan sekolah seperti faktor guru, fasilitas pendidikan, dan juga faktor geng
dan ekonomi.
Upaya mencegah dan mengatasi tawuran, yaitu menjadikan keluarga sebagai teladan,
aturan yang tegas disekolah, memberikan pendidikan anti tawuran, mendeteksi dan
menangani pelajar yang berotak kriminal, menjalin kerja sama pelajar antar sekolah, dan
adanya perogram pemerintah untuk mencegah dan menangani masalah tawuran secara serius.

3.2 Perkembangan Intelek


1. Istilah intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang berarti: (a) proses kognitif, proses
berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan;
(b) kemampuan mental atau intelegensi.
2.Joen piaget mendefinisikan intellect ialah akal budi berdasarkan aspek-aspek kogitifnya,
khususnya proses-proses berfikir yang lebih tinggi. Sedangkan intellegence atau intelegensi
menurut Piaget diartikan sama dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir da
bertindak secara adiftif termasuk kemampuan mental yang kompleks, seperti berpikir,
mempertimbangkan, menganalisis, dan menyelesaikan persoalan.

4
3.Hubungan intelek dengan tingkah laku adalah bahwa intelegensi merupakan pernyataan
dari tingkah laku adiftif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada penyusun
pemikiran.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelektual adalah (a) faktoe hereditas dan (b) faktor
lingkungan yang meliputi, keluarga, sekolah, dan masyarakat.

3.3 Perkembangan Hubungan Sosial


1. Hubungan sosial adalah cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya dan
bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya.
2. Hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah, kemudian berkembang
lebih luas lagi kelingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada lingkungan yang lebih luas lagi
yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya. Namun demikian, yang sering terjadi ialah bahwa
hubungan sosial anak dimulai dari rumah, dilanjutkan dengan teman sebaya, baru kemudian
teman-temannya di sekolah.
3. Permulaan kerja sama dan konformisme sosial semakin bertambah pada saat anak
mencapai usia 7 sampai 10 tahun dan mencapai puncak kurva pada saat anak berada diantara
umur 9 sampai 15 tahun. Ini dapat diartikan bahwa konformisme semakin bertambah dengan
bertambahnya usia sampai permulaan remaja dan setelah itu mengalami penurunan kembali.
4. Interaksi adalah peristiwa saling memengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih
hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, setiap orang bertujuan untyk
memengaruhi individu lain.
5. Dilihat dari sudut komunikasi interaksi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu interaksi ,
interaksi fisik, interaksi emosional.
6. Berdasarkan banyaknya individu yang terlbat dalam proses interaksi serta pola interaksi
yang terjadi, interaksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu interaksi dyadic dan interaksi
tryad

5
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru
terhadap cara memberikan stimulasi untuk perkembangan emosi anak usia dini masih belum
memadai,karena guru lebih menekankan pada pentingnya kemampuan kognisi pada anak,dan
cenderung mengabaikan perkembangan emosi pada anak,sehingga dapat memungkinkan
terjadinya problem perkembangan pada anak.Namun hal yang harus diperhatikan adalah
kondisi ini terkait dengan nilai dan budaya yang ada disekitarnya.Karena faktor nilai dan
budaya merupakan hal yang ikut menentukan orientasi pendidikan untuk anak usia,dan secara
mempengaruhi penentu standar perilaku dan cara mendidik anak.

B. Saran
ini sangat bagus untuk untuk di baca para calon guru, dan banyak manfaatnya. Agar para
calon guru dapat memahami para peserta didiknya dan dapat mengajar kepada para
peserta.didik.dengan.baik

6
DAFTAR PUSTAKA
Journal Stimulasi Intelektual Guru
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&
uact=8&ved=0ahUKEwj_viglILTAhWBvrwKHeoEB4YQFggbMAA&url=http%3A%2F%2
Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3Farticle%3D449039%26val%3D7458%26title
%3DPSIKOLOGI%2520PENDIDIKAN%2520DAN%2520ILMU%2520MENGAJAR&usg
=AFQjCNENEHYbTz6E4QDvgk6ZTcN-vLsIIA
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/viewFile/7696/4570

You might also like