Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Disusun Oleh:
GARUT
1439 H / 2017 M
DAFTAR ISI
B. Perumusan Masalah.............................................................................. 2
A. Kesimpulan......................................................................................... 12
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dari saat pembuahan sampai kematian, individu terus berubah. Dia tidak
pernah statis. Sepanjang masa kanak-kanak dan remaja, ia berkembang menjadi
struktur fisik dan mental yang menjadi ciri orang dewasa. Bahkan saat itu,
perubahan tidak berhenti. Malahan, itu terus berkelanjutan, namun pada tingkat
yang lebih lambat, sampai kemunduran yang menentukan penuaan dimulai.1
1
Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (Tokyo: Kogakusha Company LTD, 1956), hlm. 1
2
Ibid, hlm. 10
3
Ibid, hlm. 15
4
Ibid, hlm. 18
1
perkembangan anak usia dini, yaitu perkembangan dari sejak bayi hingga masa
kanak-kanak awal.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang
berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai
5
B.P Dwi Riyati, dkk, Psikologi Umum I, (Jakarta: Gunadarma, 1996), hlm. 89
6
Apipudin dan Ardi Nur Zalmi, “Konsep Perkembangan dan Tugas Perkembangan Peserta Didik”,
diakses dari https://apippa.wordpress.com/perkembangan-dan-tugas-perkembangan-peserta-
didik/, pada tanggal 05 November 2017 pukul 18.40 WIB
7
Ibid
3
belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap
perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-teman. Di usia
remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan
jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan
jenis.
Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini
terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai
muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada
tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika
beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul tugas
untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari
tuntutan masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis.
Di usia dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab sebagai warga sipil
seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.
1) Kematangan fisik
2) Tuntutan masyarakat secara kultural
3) Tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri
4) Norma-norma agama8
8
Hilman Hatadi, “Tugas - Tugas Perkembangan”, diakses dari
http://wynda2.blogspot.co.id/2013/05/tugas-tugas-perkembangan.html?m=1 pada tanggal 05
Novemebr 2017 pukul 18.55 WIB
4
3. UNESCO, membagi 7 jenjang, beberapa Negara implementasinya tidak
sama, namun kebanyakan mengakhirinya pada usia 6 tahun.9
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan
perkembangan. Karena itulah, maka usia dini dikatakan sebagai golden age (Usia
Emas), yaitu usia yang sangat berharga disbanding usia0usia selanjutnya. Usia
tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan diuraikan
karakteristik anak usia dini sebagai berikut:
9
Aini Amrozi, “Karakteristik Anak Usia Dini”, diakses dari
https://www.academia.edu/8953150/KARAKTERISTIK_ANAK_USIA_DINI pada tanggal 05
November 2017 pukul 18.58 WIB
5
1. Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya.
Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang
luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda apa saja
yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi
belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding
sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
2. Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan
berceloteh, kemampuan satu dua kata dan kalimat yang belum jelas
maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
3. Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak
didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab
emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun lebih banyak pada
lingkungan.
10
Isjoni. Model pembelajaran anak usia dini. (Bandung: Adrie Arnain 99, 2010) cet II. Hal 24-26
6
D. Tugas Perkembangan Masa Anak Usia Dini Serta Implikasinya Dalam
Pendidikan
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode
tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan
oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi
pencapaian perkembangan pada masa perkembangan berikutnya.
Pada beberapa bulan pertama dari kelahirannya, aspek yang memegang peranan
penting dari bayi adalah sekitar mulutnya. Mulut bukan hanya alat untuk makan
dan minum, tetapi juga alat komunikasi dengan dunia luar. Bayi mendapatkan
beberapa pengalaman dan rasa senang melalui sentuhan-sentuhan dengan
mulutnya. Baru selanjutnya dengan mata, telinga dan tangan yang berperan sebagai
alat penghubung dengan dunia luar. Dengan berpusat pada mulut, dibantu dan
dilengkapi dengan alatalat indera dan anggota badan, bayi mengadakan hubungan
dan belajar tentang dunia sekitar. Melalui interaksi dengan menggunakan alat
tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan memahami
lingkungannya.
Pada tahun kedua, seorang bayi telah mulai belajar berdiri sendiri, di samping
ketergantungannya yang masih sangat besar terhadap orang tuanya. Bayi berusaha
memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapinya. Hal ini sangat berpengaruh
besar terhadap perkembangan kepribadiannya. Pada tahun berikutnya anak mulai
dapat mengontrol cara-cara buang air, dan ia juga mulai mengadakan eksplorasi
terhadap lingkungannya.
Pada tahun keempat dan kelima, anak sudah mencapai kesempurnaan dalam
melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya. Gerakan-
gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya. Pada akhir
masa kanak-kanak, anak bukan saja mencapai kesempurnaan dalam gerakan-gerak
fisik, tetapi juga telah menguasai sejumlah kemampuan intelektual, sosial bahkan
moral.
7
Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada
masa ini adalah :
1. Belajar berjalan
2. Belajar mengambil makanan
3. Belajar berbicara
4. Belajar mengontrol cara-cara buang air
5. Belajar mengetahui jenis kelamin
6. Menguasai stabilitas jasmaniah
7. Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana.
8. Belajar hubungan sosial
9. Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati
nurani.11
1. Toilet Training, hakikat tugas yang harus dipelajari anak yaitu buang air kecil
dan buang air besar yang bisa diterima secara sosial. Toilet training yang
berhasil dapat membentuk anak yang berhati-hati, dapat menguasai dirinya,
mendapatkan pandangan jauh kedepan dan dapat berdiri sendiri. Tentang
toilet training, Havighurst berpendapat: “Toilet training is the first moral
training that child received. The stamp of the first moral training that child
later character”
2. Belajar membedakan jenis kelamin, serta dapat bekerja sama dengan jenis
kelamin lain. Melalui observasi, maka anak akan melihat tingkah laku yang
berbeda jenis kelamin satu dengan lain
3. Belajar mencapai stabilitas fisologis, manusia pada waktu lahir sangatlah labil
jika dibanding fisik orang dewasa, anak akan cepat sekali merasakan
perubahan dari panas ke dingin, oleh karena itu anak harus belajar menjaga
keseimbangan terhadap perubahan.
11
Ernawulan Syaodih, “Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak”, PDF. Hlm. 10-13
8
4. Pembentukan konsep-konsep yang sederhana tentang realitas fisik dan sosial
5. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain,
menghubungkan diri sendiri secara emosional
6. Belajar membedakan mana yang baik dan buruk serta mengembangkan kata
hati
12
Miftahul Jannah, “Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Kanak-Kanak”. Gender Equality:
Internasional Journal of Child and Gender Studies, Vol. 1, No. 2, September 2015, hlm. 89-90
9
berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tidur darimu” (Abu Daud, tanpa tahun:
115).
Di samping pendidikan shalat untuk anak prasekolah, mereka juga harus mulai
ditanamkan pendidikan keimanan dan hukum Islam mengikuti tahapan sebagai
berikut:
Tahap pertama, pendengarkan dan kenalkan kalimat pertama kepada anak “La
ilaaha illa Allah” sebagaimana sabda Nabi SAW: “Perdengarkan kalimat awal
pertama kepada anak-anakmu lafadz Laa ilaaha illa Allah” (H.R. Hakim dari Ibn
Abbas RA).
Tahap ketiga, perintahkan anakmu agar beribadah (shalat) saat mereka berusia
tujuh tahun, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Suruhlah anak-anakmu shalat saat
mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah (tindaklah lebih tegas) saat mereka
berusia sepuluh tahun dan pisahkanlah tidur darimu, didiklah berpuasa saat mereka
telah kuat, ajaklah berhaji jika orangtuanya mampu” (H.R. Hakim & Abu Daud dari
Ibn Umar & Ibn Ash).
10
genggaman arsy’ Allah pada hari ketika tidak ada lagi perlindungan kecuali
lindungan Allah, para Anbiya dan Ashfiya”(H.R. Thabrani). (Abdullah Nashih
Ulwan, tanpa tahun: 148-150).
Pendidikan agama kepada anak harus dimulai sejak anak mengenal dunia,
bahkan saat masih dalam kandungan. Pendidikan di RA hendahnya tidak latah dan
hanya berjalan mengikuti pendidikan sekuler yang tidak menekankan pendidikan
agama. Perkembangan psikologis yang telah dipaparkan di atas dapat menjadi
acuan metodologis untuk mendidik anak-anak prasekolah, sedangkan kontennya
dapat memformulasikan sesuai referensi yang bersumber dari al-Qur’an dan al-
Sunnah.13
13
Eti Nurhayati, “Memahami Tumbuh Kembang Anak Usia Dini”, PDF, hlm. 12-13
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13