You are on page 1of 20

EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU

Dr. M. YUSUF AHMAD, M.A.

DISUSUN

OLEH

KELOMPOK 12

FATIH AKBAR HABIBIE (212410104)

MIA AUDIA (212410219)

SHELY RIZKA ALFIANI (212410145)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

T.A. 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
A. Pengertian Evalusi Pendidikan Islam .............................................................................. 3
B. Nilai Filosofis Evaluasi Pendidikan Islam ....................................................................... 8
C. Macam-Macam Evaluasi Pendidikan Islam .................................................................. 10
BAB III......................................................................................................................................... 15
PENUTUP.................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SAW karena dengan rahmat, karunia, taufiq dan hidayah-

Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Evaluasi Pendidikan Islam. Sholawat dan salam semoga

tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wassalam. Kami

mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Dr. M. Yusuf Ahmad, MA. Selaku dosen mata kuliah

Ilmu Pendidikan Islam di Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Riau, yang telah memberikan

tugas makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengumpulkan berbagai referensi dari buku,

makalah ini disusun dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, antara lain: Fatih Akbar

Habibie, Mia Audia, serta Shely Rizka Alfiani. Kami berharap makalah ini dapat menambah

pengetahuan serta wawasan kita terhadap Evaluasi Pendidikan Islam. Oleh sebab itu, semoga

makalah kami dapat membantu teman-teman semua dalam mengembangkan Evaluasi

Pendidikan Islam di waktu yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat di pahami dengan mudah bagi siapapun yang membacanya

dan mempelajarinya serta dapat berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat kami

sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata.

Pekanbaru, 15 Mei 2023


Penulis

Tim Penyusun Kelompok 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran

Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para

ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam. Dalam prosesnya, pendidikan Islammenjadikan

tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk

kependidikan Islam atau output kependidikan Islam. Adagium ushuliyah menyatakan bahwa :

“al-umûr bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan

atau rencana yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi. Dengan

evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya. Berhasil

atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan

evaluasi terhadap outputyang dihasilkannya. Abdul Mujib dkk mengungkapkan , bahwa untuk

mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta

didik diperoleh melalui evaluasi. Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai

alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk melihat

sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.

Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem

pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk

mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan

1
proses pembelajaran.[8] Dalam makalah ini akan penulis sajikan hal-hal yang menyangkut

evaluasi pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam ?

2. Bagaimana Nilai Filosofis Evaluasi Pendidikan Islam ?

3. Apa saja Macam-Macam Evaluasi Pendidikan Islam ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Nilai Filosofis Evaluasi Pendidikan Islam

3. Untuk Mengetahui Apa saja Macam-Macam Evaluasi Pendidikan Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evalusi Pendidikan Islam

Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian

dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan

khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. Sedangkan secara istilah,

ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja.

Oemar Hamalik mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,

pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sementara Abudin

Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan

kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun

penilaian dalam rangka membuat keputusan.

Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut

digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dan Edwind

Wandt berpendapat evaluasi adalah suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai

sesuatu. Adapun M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang

terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya

dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses

dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan,

pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat

disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan
3
demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental,

melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan

berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan

tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan

keputusan untuk tindakan berikutnya.

Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap

tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari

seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia

bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan

berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.

Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan

suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka

mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran,

menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode,

fasilitas dan sebagainya.

Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan

sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauhmana

keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan

Islam itu sendiri.

Evaluasi pendidikan dalam islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk

menentukan kemajuan sutu pekerjaan dalam proses pendidikan islam. (Nizar,2002:77) dalam

ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan

pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan islam pada peserta didik sedang dalam

4
ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat

kelemahan suatu proses pendidikan islam(dengan seluruh komponen yang terlibat didalam

nya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Penilaian dalam pendidikan

dimaksudkan untuk menetapkan berbagai keputusan kependidikan, baik yang menyaangkut

perencanaan pengelolaan ,prosesdan tindak lanjut pendidikan, baik yang menyangkut

perorangan, kelompok maupun kelembagaan (Depdikbud,1983/1984:1).

Disamping evaluasi terdapat pula istilah measurement, measurement berasal dari kata

to measure yang berarti mengukur, measurement berarti perbandingan data kualitif dengan

data kuantitatif yang lainnya yang sesuai dalam kerangka mendapatkan nilai (angka) (Qahar

,1972:7) pengukuran dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi

objektif tentang sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan islam, evaluasi akan objektif

apabila didasarkan dengan tolak ukur Al-Qur’an atau Hadits.

Namun demikian, suharsimi arikunto (1955:3) membedakan tiga istilah tersebut,

yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. pengukuran adalah membandingkan sesuatu

dengan suatu ukuran. pengukuran ini bersifat kuantitatif. penilaian adalah mengambilan suatu

keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk secara kualitatif. Sementara

evaluasi adalah mencakup pengukuran dan penilaian secara kuantitatif.

Namun dalam al-qur’an atau hadits, banyak sekali ditemui tolak ukur evaluasi dalam

pendidikan islam misalnya tolak ukur sholat yg baik dan sempurna adalah mencegah orang

dari perbuatan keji dan munkar. tolak ukur watak seseorang yang beriman adalah bila

melaksanakan sholat secara khusyuk,membayar zakat (lihat QS al-Nisa[4]:162) menjaga

kemaluan terhadap wanita yang bukan istri. tolak ukur perilaku seseorang yg beriman

adalahmencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri (lihat,misalnya,QS,AL-

5
Baqorah[2]:148 ). Tolak ukur seseorang yang munafik disebutkan oleh Nabi dalam tiga

indikasi, yaitu dusta dalam berbicara, ingkar dalam berjanji, dan khianat apabila diberi

kepercayaan (amanah) (Ramayulis dan Nizar ,2009:235-236).

Kemudian Term atau istilah evaluasi dalam wacana pendidikan Islam tidak diperoleh

padanan katanya yang pasti, tetapi terdapat term atau istilah-istilah tertentu yang mengarah

pada makna evaluasi. Term-term tersebut adalah:

1. Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan dan menghitung. Hal ini dapat dilihat

dalam firman Allah Swt.:

Artinya : kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan,

niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka

Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-

Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Al Baqarah : 284)

2. Al-Bala, makna cobaan dan ujian. Terdapat dalam firman Allah Swt.

Artinya : yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara

kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS: Al

Mulk : 2)

3. Al-Imtihan, berarti ujian yang juga berasal dari kata mihnah. Bahkan dalam Alquran

terdapat surat yang menyatakan wanita-wanita yang diuji dengan menggunakan kata

imtihan, yaitu surat al-Mumtahanah. Firman Allah Swt. yang berkaitan dengan kata

imtihan ini terdapat pada surat al-Mumtahanah (60) ayat 10.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu

perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka.

6
4. Al-ikhtibar, memiliki makna ujian atau cobaan/al-bala’. Orang Arab sering menggunakan

kata ujian atau bala’ dengan sebutan ikhtibar. Bahkan di lembaga pendidikan bahasa

Arab menggunakan istilah evaluasi dengan istilah ikhtibar.

Beberapa term tersebut di atas dapat dijadikan petunjuk arti evaluasi secara langsung

atau hanya sekedar alat atau proses di dalam evaluasi. Hal ini didasarkan asumsi bahwa

Alquran dan Hadis merupakan asas maupun prinsip pendidikan Islam, sementara untuk

operasionalnya tergantung pada ijtihad umat. Term evaluasi pada taraf berikutnya lebih

diorientasikan pada makna “penafsiran atau memberi putusan terhadap pendidikan”. Setiap

tindakan pendidikan didasarkan atas rencana, tujuan, bahan, alat dan lingkungan pendidikan

tertentu. Berdasarkan komponen ini, maka peran penilaian dibutuhkan guna mengetahui

sejauh mana keberhasilan pendidikan tercapai. Dari pengertian ini, proses pelaksanaan

penilaian lebih ditekankan pada akhir tindakan pendidikan. Penilaian dalam pendidikan

dimaksudkan untuk menetapkan keputusan-keputusan pendidikan, baik yang menyangkut

perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan, baik yang menyangkut

perorangan, kelompok maupun kelembagaan. Dalam konteks ini, penilaian dalam pendidikan

Islam bertujuan agar keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam benar-

benar sesuai dengan niai-nilai Islami sehingga tujuan pendidikan Islam yang dicanangkan

dapat tercapai secara maksimal.

Jadi dalam evaluasi pendidikan Islam dapat diartikan sebagai kegiatan penilaian

terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual

religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-

Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga

keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.

7
Dalam pendidikan islam , tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap

(afektif dan psikomotor) ketimbangan aspek kognitif (Nizar,2002:80). Penekanan ini

bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secara garis besar meliputi 4 hal

yaitu sebagai berikut.

1) Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan tuhannya.

2) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.

3) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupan nya dengan alam sekitarnya.

4) Sikap dan dan pandangan terhadap dirinya sendiri selaku hamba allah ,anggota

masyarakat ,serta khalifah Allah.

B. Nilai Filosofis Evaluasi Pendidikan Islam

Evaluasi jika di tinjau dari segi fisafat adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

penilaian proses tingkah laku manusia maka bisa dikatakan sebagai definisi evaluasi secara

spesifik. Sebab pada dasarnya, setiap kita bertindak (action) pastilah ada dampak setelahnya,

entah dampak itu bersifat positif atau bersifat negatif. Artinya bahwa setiap tingkah laku

manusia harus dipertanggung jawabkan, agar manusia tetap pada undang-undang yang telah

ditetapkan oleh Tuhan. Dan pertanggung jawaban itulah yang akan mengukur manusia

apakah itu baik (benar), ataukah sebaliknya. Maka disinilah nilai dari evaluasi tersebut.

Kemudian jika dihubungkan dengan evaluasi pendidikan islam ialah segala bentuk penilaian

dari sebuah proses pendidikan Islam secara utuh sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan

secara keseluruhan, utamanya dalam hal pendidikan islam.

Islam mengajarkan kepada seluruh pemeluknya untuk senantiasa mengevaluasi

diri. Bahkan sedemikian pentingnya, evaluasi terhadap diri sendiri harus dilakukan sebelum

8
benar-benar dievaluasi oleh Allah Swt. Perlunya ’menghitung’ atau menilai diri, pada

prinsipnya dilatari oleh ajaran filosofi ajaran Islam yang berkaitan dengan: (1) hakikat tujuan

penciptaan manusia, (2) prinsip kebebasan dan tanggung jawab, (3) hakikat kehidupan dunia,

dan (4) janji Allah Swt. tentang adanya balasan baik (seperti pahala atau surga) dan

balasan buruk (seperti siksa atau neraka). (Al Rasyidin, 2008: 181).

Alquran menginformasikan bahwa tujuan Allah Swt. menciptakan manusia adalah

sebagai makhluk syahadah. (QS. Al-A’raf [7] Ayat 172). Wujud nyata syahadah itu ada

pada pemenuhan fungsi sebagai ’abd Allah (QS. Al-Dzariyat [51] Ayat 56) dan

pelaksanaan tugas sebagai khalifah Allah. ( QS. Al-Baqarah [2] Ayat 30). Dalam posisinya

sebagai makhluk syahadah, manusia telah diikat oleh perjanjian primordial bertauhid

kepada Allah Swt. Karenanya syahadah harus terus dipegang teguh dan diaktualisasikan

sepanjang kehidupan manusia. Selanjutnya, dalam posisinya sebagai khalifah Allah,

manusia harus mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dan ’pengganti’ Allah

Swt. dalam menjalankan titah-Nya, serta memakmurkan bumi dan kehidupan di

dalamnya. Sementara itu, dalam posisinya sebagai ’abd Allah, ia dituntut untuk menjadi

pengabdi yang tulus dan ikhlas dalam melakukan pengabdian kepada Allah Swt. Dalam

kaitan ini, baik sebagai syuhud, ’abd Allah dan khalifah, Allah Swt. akan memaparkan hasil

evaluasi-Nya kepada manusia.

Selanjutnya prinsip dasar dalam Islam, kaitannya dengan eksistensi manusia

adalah pengakuan terhadap kemerdekaan dan kebebasan manusia. Dalam konteks ini

manusia diberikan kebebasan untuk menggunakan akal pikiran, berbuat atau melakukan

sesuatu bahkan memilih keyakinan agama. Namun Almufida Vol III No. 01 Januari-Juni

2018 31 konsekuensi kebebasan tersebut, Islam menegaskan akan adanya prinsip

9
pertanggungjawaban. Artinya, pada akhirnya nanti, Allah Swt. akan mengevaluasi siapa di

antara hamba dan khalifah-Nya yang menggunakan kebebasan tersebut secara bertanggung

jawab dan siapa pula yang sebaliknya. (Al Rasyidin, 2008: 182)

Selanjutnya, dalam pandangan Islam, alam raya ini esensinya adalah intitusi

pendidikan. Sementara itu, Allah Swt. sebagai pendidiknya. Sebagai pendidik, Allah

Swt. mengingatkan bahwa bumi dan segala yang ada didesain sebagai perhiasan.

Karenanya, sebagai perhiasan ia pada suatu saat akan ditanggalkan dan ditinggalkan.

Dalam proses yang demikian, Allah Swt. melakukan evaluasi kepada manusia untuk

mengetahui siapa yang paling baik amalnya. Terakhir, demikian pula bahwa evaluasi yang

dilakukan sesungguhnya dalam rangka memberikan dan menentukan balasan yang sesuai

kepada semua manusia atas amal yang telah dilakukannya.

C. Macam-Macam Evaluasi Pendidikan Islam

Macam-macam evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah :

(1) Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para

peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar)

pada mata pelajaran tertentu. Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia

memiliki banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa ayat 28.

Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan

bersifat lemah”.

Dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, tercantum dalam QS. An-Nahl ayat 78,

sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu tidak dibiasakan.

10
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,

agar kamu bersyukur”.

Untuk itu Allah Swt menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi

yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian, (belajar mengajar) sampai pada

tahap pengevaluasian. Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih

pada informasi yang lain, tercantum dalam QS. Al-Insyirah ayat 7-8.

Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap”.

Diantara fungsi, tujuan, aspek yang dinilai, dan waktu pelaksanaan evaluasi formatif :

a) Fungsi, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang lebih baik dan

efisien atau memperbaiki satuan/rencana pembelajaran.

b) Tujuan, yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang materi yang

diajarkan dalam satu satuan/rencana pembelajaran.

c) Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil kemajuan belajar

peserta didik yang meliputi: pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap materi

ajar PAI yang disajikan.

d) Waktu pelaksanaan : akhir kegiatan pembelajaran dalam satu satuan/rencana

pembelajaran.

(2) Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik

setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan

jenjang berikutnya, seperti tercantum dalam QS. Al-Insyiqaq ayat 19.

11
Artinya : “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)”.

Dan terdapat dalam QS. Al-Qamar ayat 49.

Artinya : “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

Diantara fungsi, tujuan, aspek yang dinilai, dan waktu pelaksanaan evaluasi sumatif :

a) Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah mengikuti

program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun.

b) Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah

mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun

pada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu satuan pendidikan tertentu.

c) Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar meliputi pengetahuan,

ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang mata pelajaran yang

diberikan.

d) Waktu pelaksanaan, yaitu setelah selesai mengikuti program pembelajaran selama

satu catur wulan, semester atau akhir tahun pembelajaran pada setiap mata pelajaran

(PAI) pada satu tingkat satuan pendidikan.

(3) Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan

penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik.

Diantara fungsi, tujuan, aspek yang dinilai, dan waktu pelaksanaan evaluasi penempatan

(placement) :

a) Fungsi, yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk keadaan seluruh

pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat ditempatkan pada posisi sesuai

dengan potensi dan kapasitas dirinya.

12
b) Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang sebenarnya,

berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik

sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengikuti

pelajaran atau setiap program bahan yang disajikan guru.

c) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan, pengetahuan,

pengalaman keterampilan, sikap dan aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan

pendidikan peserta didik selanjutnya.

d) Waktu pelaksanaan, sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik

menempati/menduduki kelas tertentu, bisa sewaktu penerimaan murid baru atau

setelah naik kelas.

(4) Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang

keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan-kesulitan maupun hambatan-

hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.

Diantara fungsi, tujuan, aspek yang dinilai, dan waktu pelaksanaan evaluasi Diagnostik :

1) Fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau mengganggu

peserta didik, sehingga peserta didik mengalani kesulitan, hambatan atau gangguan

ketika mengikuti program pembelajaran dalam satu mata pelajaran tertentu (PAI).

Sehingga kesulitan peserta didik tersebut dapat diusahakan pemecahannya.

2) Tujuan, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui hambatan yang dialami

peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada satu mata pelajaran

tertentu (PAI) atau keseluruhan program pembelajaran.

3) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang kehidupannya, serta

semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

13
4) Waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga

pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan

suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka

mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran,

menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode,

fasilitas dan sebagainya.

Evaluasi jika di tinjau dari segi fisafat adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

penilaian proses tingkah laku manusia maka bisa dikatakan sebagai definisi evaluasi secara

spesifik. Sebab pada dasarnya, setiap kita bertindak (action) pastilah ada dampak setelahnya,

entah dampak itu bersifat positif atau bersifat negatif. Macam-macam evaluasi pendidikan

Islam yaitu, Evaluasi Formatif, Evaluasi Sumatif, Evaluasi penempatan (placement), dan

Evaluasi Diagnostik.

B. Saran

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca, terutama

bagi seorang calon guru. Karena dengan memperhatikan evaluasi pendidikan Islam, seorang

guru mampu memberikan penilaian dari sebuah proses pendidikan Islam secara utuh

sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan, utamanya dalam hal

pendidikan islam. Kemudian kami menyadari bahwa apa yang kami susun ini jauh dari kata

kesempurnaan. Maka, kami sebagai penyusun berharap para pembaca memberikan saran dan

kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), cet. ke 2, 72.

Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana, 2008), cet. II, 211.

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet ke-1, 183

Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)cet I, 307

Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,


(Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet ke.3, 173.

Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Prkatis, (Jakarta :
Ciputat Press, 2005), 77.

Al Rasyidin. 2008. Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi, Epistimologi,


dan Aksiologi Praktik Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, , 167-168.

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner,162.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
cet I, 54.

Drs.Bukhari Umar ,M.Ag ’’ilmu pendidikan islam’’hal,193-194

Drs.Bukhari Umar ‘’Ilmu pendidikan islam’’hal.197

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, 1989), Cet. II. 120.

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 162.

M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990

Moh,haitami salim & syamsul kurniawan ‘’study ilmu pendidikan islam’’hal,240-241

Moh.Haitami Salim & Syamsul kurniawan ’’study ilmu pendidikan islam ‘’hal.241-244

Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, 217.

Oemar Hamalik, Pengajaran Unit,(Bandung: Alumni, 1982), 106.


16
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), cet. ke 10, 220..

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, 227-229.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm 3

Yahya Qahar, Evaluasi Pendidikan Agama, (–:PT Ciawi Jaya, tt), 14-21.

Zuhairini, dkk., Metodik Khusus pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), 139.

17

You might also like