Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi Pendidikan
1. Pendidikan berdasarkan Arti Etimologis dan Terminologis
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah dari pendidikan sudah sering kita dengar di telinga
kita. Secara sederhana, pendidikan dapat diartikan suatu pertolongan berupa usaha yang
diberikan oleh seseorang dalam membantu orang lain dalam rangka mencapai kematangan
berpikir atau mencapai kedewasaan.
Secara etimologi, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” kemudian ditambahkan awalan
“pe” dan akhiran “kan” berartikan suatu perbuatan, baik itu hal, cara, maupun teknik. Istilah pendidikan ini
pada awalnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “paedagogie” artinya suatu bimbingan yang
diberikan kepada seorang anak (Ramayulis 2015a; Wijayanti Dewi Euis 2022).
Secara terminologi banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
pendidikan, antara lain:
a. Nana Sudjana
Pendidikan ialahh usaha sadar memanusiakan manusia ataumembudayakan manusia.
Pendidikan adalah proses sosialisasimenuju kedewasaan intelektual, sosial, moral, sesuai dengan
kemampuan dan martabat sebagai manusia.(Ramayulis 2015a).
b. Ahmad D. Marimba
Pendidikan ialah bimbingan atau pimpinan secara sadar olehpendidikan terhadap
perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Ramayulis
2015a).
c. Langeveld
Pendidikan yakni setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada
anak tertuju kepada pendewasaananak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dariorang dewasa
(atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan
sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa (Hasbullah 2015).
d. Jhon Dewey
Pendidikan ialah proses pembentukkan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual
dan emosional ke arah alam dan sesama manusia (Hasbullah 2015).
e. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yakni tuntunan di dalam hidup terhadap tumbuhnya anak-anak.
Maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat, dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Hasbullah 2015).
Selanjutnya sebagai dasar pertimbangan penting, konsep Presiden Jokowi yang ditulis tangan
tentang Visi Indonesia 2015-2085 (Mubarak Zaki A. 2022) yakni sebagai berikut:
1) Sumber daya manusia dimana kecerdasannya mengungguli bangsa lainnya di dunia.
2) Masyarakat Indonesia menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religious, dan menjunjung
tinggi daripada nilai-nilai etika.
3) Indonesia menjadi pusat Pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia.
4) Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas daripada perilaku korupsi.
5) Terbangunnya insfrastruktur yang merata di seluruh Indonesia.
6) Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia-Pasifik.
7) Indonesia menjadi barometer daripada pertumbuhan ekonomi dunia.
Karenanya, Indonesia memiliki pilar untuk mencapai Visi Indonesia 2045 yang sudah disepakati
Bersama (Mubarak Zaki A. 2022) yakni:
1) Pembangunan SDM dan penguasaan daripada IPTEK
2) Pembangunan ekonomi berkelanjutan
3) Pemerataan pemerataan pembangunan
4) Ketahanan nasional dan tatakelola daripada kepemerintahan.
Hal tersebut didasarkan oleh magatren dunia yang harus diselaraskan dengan pendidikan di
Indonesia (Mubarak Zaki A. 2022) yakni:
1) Demografi Dunia
2) Urbanisasi Global
3) Perdagangan Internasional
4) Keuangan global
5) Kelas pendapatan menengah
6) Persaingan SDA
7) Perubahan iklim
8) Kemajuan teknologi
9) Perubahan geopolitik
10) Perubahan geoekonomi dunia
Tentunya Indonesia tidak bisa berdiam diri saja, harus mengikuti sistem pendidikan yang sesuai,
sangat diperlukan perubahan. Indonesia harus merancang program pendidikan yang selaras dengan
tujuan-tujuan besar yakni “Indonesia emas 2045” dan “Indonesia Maju”. Tentu saja, semua itu
harus berangkat dari dunia pendidikan. Untuk mempersiapkan SDM Indonesia masadepan.
Kurikulum Merdeka ialah solusi bagi peta jalan pendidikan Indonesia.
c) Bhineka Tunggal Ika; yakni mengenal belajar membangun interaksi/dialog penuh hormat
terkait keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut kelompok Masyarakat
sekitar dan Indonesia serta nilai-nilai daripada ajaran yang dianut olehnya. Tema tersebut
dapat diaplikasikan mulai daripada Tingkat SD/MI, sampai dengan SMA/MA,
SMK/MAK. Adapun yang menjadi tujuannya yakni:
(1) Siswa dapat mempelajari perspektif berbagai agama kepercayaan terkait
fenomena global, misalkan masalah lingkungan, kemiskinan, dan lain-lain.
(2) Siswa dapat secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotif negative
yang biasanya dilekatkan kepada suatu kelompok agama, serta dampaknya terhadap
dapat terjadinya suatu konflik dan kekerasan.
(3) Adapun melalui projek ini, siswa dapat mengenal juga mempromosikan
budaya perdamaian dan anti kekerasan.
d) Bangunlah Jiwa dan Raganya; dapat membangun suatu kesadaran juga keterampilanuntuk
dapat memelihara Kesehatan daripada fisik dan mental, baik itu untuk dirinya
sendiri, maupun orang-orang yang ada disekitarnya.Tema tersebut dapat
diimplementasikan di
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. Adapun yang menjadi tujuannya:
(1) Siswa dapat melaksanakan penelitian dan dapat mendiskusikan suatu permasalahan-
permasalahan tentang kesejahteraan diri, serta pula mengkaji fenomena
perundungan/bullying yang terjadi disekitar mereka, baik didalam lingkungan fisik,
maupun di dunia maya serta pula berupaya untuk mencari jalan keluar pemecahan
permasalahannya.
(2) Siswa menelaah permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan Kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan juga Kesehatan
refroduksi. Siswa dapat merancang kegiatan-kegiatan dan berkomitmen untuk dapat
senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya juga orang lain, serta selalu berusaha untuk
mengkampanyekan isu terkait.
Contoh muatan local; mencari Solusi bagi masalah cyber bullying yang marak terjadi
dikalangan remaja local.
Contoh muatan local: system musyawarah yang dilaksanakan oleh Masyarakat tertentu
didalam pemilihan Kapala Desa.
Contoh muatan local; membuat suatu produk dengan konten local yang memiliki daya
jual.
Jikalau kita tinjau dampak pedagogisnya, kisah Nabawi tidak berbeda daripada
kisah Qur’ani tersebut. Namun, apabila ditinjau secara mendalam, kisah Nabawi
berisikan rincian yang lebih khusus seperti menjelaskan akan pentingnya keikhlasan
dalam beramal, menganjurkan untuk bersedekah, dan mensyukuri nikmat dan
karunia dari Allah SWT. Intinya kisah Nabawi ini berisikan suatu rincian yang lebih
khusus daripada ajaran Islam.
Didalam proses pembelajaran pemilihan kata yang baik, tentu sangat dibutuhkan. Dalam
memberikan suatu pengetahuan, mencurahkan pemikiran, memecahkan suatu masalah dari
dalam transformasi ilmu pengetahuan alam.
Penekanan daripada pengertian dan ayat diatas ialah bahwasannya materi disampaikan
kepada peserta didik dilaksanakan dengan Bahasa yang ringan, jelas, dan mudah dipahami
serta melegakan perasaan peserta didik.
Pada pengertian ayat diatas terdapat unsur-unsur persuatif didalam memberikan bimbingan
kepada para peserta didiknya. Berbicara lemah lembut tanpa emosi, tidak ada caci maki
dan melecehkannya. Kesannya mengarah pada komunikasi yang efektif didalam berdialog.
Dapat kita lihat pemahaman ayat diatas, bimbingan terhadap peserta didik melalui qaulan
balighah diperlukan didalam komunikasi yang dengan menembus dan menggugah jiwa
daripada daripada peserta didik, serta menyentuh perasaan dengan tepat. Bahasa yang
digunakan ialah Bahasa yang mengesankan membekas pada hati sehingga para peserta
didik dapat menerima suatu kebenaran merubah tingkah lakunya pada jalan yang diridhai
oleh Allah SWT.
Arifin Muzayyin. 2020. Filsafat Pendidikan Islam. Edisi Revisi Cet. 8. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Basri Hasan. 2020. Filsafat Pendidikan Islam. Cetakan ke-4. edited by Maman Abdul Djaliel.
Tasikmalaya: Bandung.
Gina, Darise Nurvina. 2021. “Pendidikan Agama Islam Dalam Konteks ‘Merdeka Belajar.’”
Jurnal Pendidikan Agama Islam : The Teacher of Civilization 2:2.
Hakiim Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Edisi I. Bandung: CV. Wacana Prima.
Hasbullah. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Revisi Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Hidayat, Abdillah dan Rahmat. 2019. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori, Dan Aflikasinya.”
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Mubarak Zaki A. 2022. Desain Kurikulum Merdeka "Untuk Era Revolusi Industri 4.0 Dan
Society 5.0. Edisi 1 Cetakan 1. Tasikmalaya: CV. Pustaka Turats Press (Anggota
IKAPI).
Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Cetakan V. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis. 2015a. Dasar-Dasar Kependidikan ; Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan. Cetakan
ke. Jakarta: Radar Jaya Offset.
Ramayulis. 2015b. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis. 2018. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Cetakan II. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis dan Mulyadi. 2017. Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Cetakan I.
Jakarta: Kalam Mulia.
Suyanto. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syaodih Sukmadinata Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan VI. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Wijayanti Dewi Euis. 2022. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. edited by Nani Widiawati.
Tasikmalaya: Pustaka Ellios.