You are on page 1of 3

Analisa bahan ajar kb-3 Artikel 2

Oleh : Indra gunara


Kelas : PAI 2.22

LANGKAH-LANGKAH DAN TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM
Jurnal PTK & Pendidikan
Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2020 (13-24)
Sawaluddin1 dan Muhammad Siddiq2

a. Tiga konsep beserta deskripsinya yang ditemukan di dalam bahan ajar

1. Langkah-langkah Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi merupakan bagian integral dari pelatihan atau pengajaran, oleh karena itu
perencanaan atau persiapan (Sawaluddin, at.al, 2020),pelaksanaan dan penggunaan
tidak dapat dipisahkan dari keseluruhanprogram pelatihan atau pengajaran (Slameto,
2001). Hasil penilaian yang dihasilkan selanjutnya dapat digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran siswa (aktivitas formatif).

a) Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup :

 Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.


 Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif
atau psikomotorik
 Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalampelaksanaan evaluasi
misalnya apakah menggunakan teknik tesatau non tes
 Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukurandan penilaian hasil
belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes.
 Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
 Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (Sawaluddin,
Sawaluddin., 2018)

b) Menghimpun data Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata darikegiatan


menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran,misalnya dengan
menyelenggarakan tes pembelajaran

c) Melakukan verifikasi data Verifiikasi data adalah proses penyaringan data sebelum
diolah lebih lanjut. Verifikasi bertujuan untuk memisahkan data yang dapat
menjelaskan gambaran yang akan diperoleh mengenai peserta didik yang sedang
dievaluasi dengan data yang tidak baik atau dapat mengaburkan gambaran yang
akan diperoleh (Anas Sudiijono, 2011).

d) Mengolah dan menganalisis data Mengolah dan menganalisis data bertujuan


untuk memberikan makna terhadap data yang telah dihimpun dalam kegiatan
evaluasi.ara mengolah dan menganalisi data dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik statistic, misalnya dengna menyusun dan mengatur data lewat tabel grafik atau
diagaram,perhitungan rata-rata, standart deviasi, pengukuran korelasi, dsb
e) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan Interpretasi merupakan
verbalisasi makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan
penganalisisan. Atas dasar interpretasi tersebut akan ditemukan kesimpulan yang
mengacu kepada tujuan dilaksanakan evaluasi tersebut.

f) Tidak lanjut hasil evaluasi Dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur,
diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga diketahui maknanya, maka elevator
dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan yang perlu sebagai tindak
lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut (Anas Sudiijono, 2011)

2. Teknik Evaluasi Hasil Belajar

a) Teknik Tes, adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi,
yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh anak didik,kemudian pekerjaan dan jawaban itu
menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut. Jika ditinjau dari bentuk
kegunaannya untuk mengukur siswa maka tes dibedakan menjadi 4 macam tes
yaitu:

 Tes Penempatan (placement test) Pada umunya tes penempatan dibuat sebagai
prates (pretest).
 Tes Diagnostik adalah tes digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
 Tes Formatif adalah tes yang dilakukan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama
proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi
penyempurnaan program belajar-mengajar, serta untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar mengajar menjadi
lebih baik.
 Tes Sumatif, diberikan saat satuan pengalaman belajar dianggap telah selesai.
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk menetapkan apakah seorang siswa
berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan atau tidak. Tujuan tes
sumatif adalah untuk menentukan angka berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa
yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.

b) Tes objektif (objective test) menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang
benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban
singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu :

 Bentuk Benar–Salah (true false)


 Bentuk Pilihan Ganda (multiple choice)
 Bentuk Menjodohkan (matching)
 Bentuk Jawaban Singkat (short answer) dan
 Melengkapi (completionc)

c) Teknik Non Tes Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan evaluasi
terhadap hasil belajar, kita harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil
pelajaran bersifat aneka ragam. Hasil pelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis,
keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik
tes. Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan

3. Cara mengoreksi bentuk tes objektif

Pengorganisasian, diadakan ujian, setelah itu jawaban siswa dikoreksiuntuk setiap


poin yang diberikan. Untuk mengoreksi jawaban tersebut,kita harus menggunakan kunci
jawaban (scoring key) sebagai patokan danstandar utama. Dengan kunci jawaban ini
siapapun bisa mengoreksijawaban dengan cepat dan akurat

b. Kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas social

Berikan tugas kepada siswa yang mendorong mereka untuk menerapkan nilai-nilai
agama Islam dalam situasi kehidupan nyata. Misalnya, meminta siswa merencanakan
dan melaksanakan kegiatan amal, seperti menggalang dana untuk fakir miskin atau
pengabdian masyarakat. Guru dapat mengevaluasi hasil penugasan berdasarkan
penerapannya pada nilai-nilai agama Islam dan dampaknya bagi masyarakat. Juga
membimbing siswa untuk mengeksplorasi isu-isu sosial yang berkaitan dengan agama
Islam,seperti dampak teknologi terhadap ibadah atau tantangan dan peluang yang dihadapi umat
Islam di tempat kerja. Siswa tahu bagaimana mengumpulkan informasi, menganalisis dan
mempresentasikan hasilnya. Evaluasi dapatdidasarkan pada kualitas penelitian, pemahaman
siswa tentang pertanyaan-pertanyaan ini dan kesesuaian dengan ajaran Islam. Mintalah siswa
untuk membuat portofolio yang mencerminkan pemahaman mereka tentang ajaran agama Islam
dan penerapannya dalam kehidupan sosial. Portofolio dapat berupa refleksi tertulis,
karya seni, atau dokumentasi kegiatan siswa yang menunjukkan pengalaman dan
pembelajaran aktual tentang agama Islam.Evaluasi dapat dilakukan dengan
mengevaluasi isi dan kualitas portofolio siswa. Dengan mengontekstualisasikan langkah-
langkah dan teknik penilaian di atas ke dalam realitas sosial, guru dapat memastikan bahwa siswa
tidak hanya memahami konsep-konsep agama Islam secara teoritis, tetapi juga mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan berdampak positif bagi masyarakat.

c. Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna

Mengontekstualisasikan tahapan dan teknik penilaian pendidikan agama Islam dengan


pembelajaran bermakna menawarkan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan
pendidikan agama Islam dengan realitas social yang dihadapinya. Dalam pembelajaran bermakna,
guru harus menciptakan lingkungan belajar yang secara aktif melibatkan siswa dalam
pembelajaran dan memberi mereka kesempatan untuk mengalami pentingnya dan makna ajaran
agama Islam dalam kehidupan mereka. Langkah-langkah seperti observasi dalam setting sosial,
diskusi kelompok,tugas terstruktur, proyek penelitian sosial, simulasi atau role play, dan
portofolio dapat memungkinkan siswa untuk menerapkan ajaran agama Islam ke situasi
nyata. Misalnya, dengan mengamati dalam lingkungan sosial,siswa dapat melihat bagaimana
ajaran agama Islam mempengaruhi interaksi sosial mereka, termasuk toleransi, kasih
sayang, dan keadilan. Diskusi kelompok memungkinkan siswa untuk berbagi pengalaman dan
pemahaman mereka tentang masalah sosial yang berkaitan dengan agama
Islam,sedangkan tugas terstruktur memungkinkan siswa untuk menerapkan nilai-nilai agama
dalam kehidupan nyata.

You might also like