You are on page 1of 16

KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Said Muhammad Yusuf, M.Pdi.

DISUSUN OLEH:

JUNAIDI (21111100472)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AR-RISALAH INHIL RIAU
2022/1441 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sehingga makalah ini terselesai dengan tepat waktu yang ditentukan.

Pelangiran, 27 februari 2022

Juandi

ii
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................................. i
Kata pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................................. iii
BAB I
Pendahuluan ....................................................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ....................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II
Pembahasan ........................................................................................................................ 3
A. Apa peranan guru dalam administrasi sekolah ................................................... 3
B. Bagaimanakah konsep dasar kepemimpinan ...................................................... 3
C. Bagaimanakah prinsif dan model kepemimpinan .............................................. 5
D. Apa peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin Pendidikan ................ 5
E. Bagaimanakah hakikat dan prinsip supervisi pendidikan ................................. 6
F. Bagaimanakah teknik dan pendekatan supervisi Pendidikan ............................. 8
G. Tujuan supervisi pendidikan ............................................................................. 10
BAB III
Penutup .............................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................... 12
Daftar pustaka .................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada suatu lembaga pendidikan tentunya ada suatusistem yang bergerak dalam
mengatur sistematika yang akan dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam sebuah
pengaturan tersebut tentunya akan dibentuk stuktural sebagai gambaran dari susunan tugas dan
fungsi dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam struktural tersebut terdapat seorang pemimpin
yang bertugas sebagai seorang inovasi serta pengawas jabatandari struktur yang lain dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab.dalam struktur kependidikan, kepala sekolah
berperan sebagai pemimpin yang akan menentukan keberhasilan dan kemajuan suatu lembaga
pendidikan.
Didunia pendidikan Kepala sekolah dan pengawas – pengawas yang lain dikenal
sebagai supervisi pendidikan atau yang sering disebut dengan pengawas pendidikan. adanya
pengawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai pendidik
lainnya dengan cara memberi masukan dan bimbingan tentang cara dan metode yang baik serta
professional dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan berkembangnya supervisi di dunia pendidikan, tentu saja akan memberi
pengaruh yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. sehingga pendidik memiliki
kompeten dalam mengembangkan pendidikan yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Sehingga
bisa membawa daya saing lembaga pendidikan tersebut di kacah internasional.
Sebagai petugas sekolah sepertihalnya guru yang merupakan pelaku dalam kegiatan
sekolah dituntut untuk dapat mengenal tempat bekerjanya sepertitentang apa yang terjadi
disekolah atau lembagatersebut.hal tersebut tentu akan membantu mereka dalam memperlancar
tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus
memahami faktor langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar-mengajar.
Selain pemahaman tentang proses belajar mengajar, guru juga harus memahami tentang
administrasi yang ada di dunia pendidikan seperti halnya administrasi pengembangan
kurikulum yang akan membantu dalam menerjemahkan kurikulum menjadi pengalaman
belajar siswa. Sedangkan pemahaman administrasi kesiswaan akan sangatmembantu mereka
dalam melaksanakan dan menjalankan tugas memproses siswa tersebut menjadi lulusan yang
bermutu tinggi.
B. Rumusan Masalah
A. Apa peranan guru dalam administrasi sekolah?
B. Bagaimanakah konsep dasar kepemimpinan?
1
C. Bagaimanakah prinsif dan model kepemimpinan?
D. Apa peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin Pendidikan?
E. Bagaimanakah hakikat dan prinsip supervisi pendidikan?
F. Bagaimanakah teknik dan pendekatan supervisi Pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan adanya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peran guru dalam administrasi sekolah
2. Memahami konsep dasar kepemimpinan
3. Mengetahui prinsip dan model kepemimpinan
4. Mengetahui fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5. Mengetahui teknik pendekatan Supervisependidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Guru dalam Administrasi Sekolah
Secara konsepsional administrasi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa administrasi dalam dunia pendidikan sebagai
penerapan administrasi dan pembinaan, pengembangan serta pengendalian usaha dan praktek
pendidikan.
Administrasi pendidikan dalam arti sempit seringkali diartikan sebagai semata-mata
kegiatan ketatausahaan, seperti penyelenggaraansurat-menyurat, mengatur, mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, mengurus keuangan, dan sebagainya. Begitulah gambaran
seputar administrasi pendidikan dibenak kita.namunlebih luasnya administrami pendidikan
mengandung arti instruksional, fungsional, sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang direncanakan dan diorganisir serta digerakkan, menggunakan strategi
dan pengawasan.
Administrasi pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan psikologi pendidikan,
sosiologi, pendidikan antropologi, dan Ilmu Komunikasi. Bimbingan ilmu ini, memberikan
dasar dalam pengelolaan murid yang menjadi bidang garapan administrasi pendidikan dan
Guru berperan sebagai tenaga profesional kependidikan.dalam menjalankan fungsi
administrasi pembelajaran, tentu saja aparaturpendidikan harus mengetahui tugasnya dalam
konteks pengelolaan murid, pengelolaan pembelajaran, mengukur kemajuan belajar murid dan
kegiatan pembelajaran lainnya yang dilakukan di sekolah.
Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa ruang lingkup administrasi pendidikan terfokus
pada kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan
kebutuhan sekolah dan sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Fokus
utama adalah memberikan pelayanan belajar.
Dari pembelajaran ilmu administrasi pendidikan, dapat diketahui bahwa guru
merupakan komponen yang sangat penting sehingga dapat memberikan sumbangan literasi
secara maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan
kepala sekolah memahami kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah.

B. Konsep Dasar Kepemimpinan


Menurut Sondang P. Siagian (1985:6)Kepemimpinan merupakan inti dari
manajemen.karena kepemimpinan merupakan motor penggerak dari semua sumber dan alat
yang tersedia bagi suatu organisasi.Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan memelihara
3
lingkungan dimana Manusia bekerja sama dalam suatu kelompok yang terorganisir dengan
baik dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Kepemimpinan
merupakan aktivitas manajerial yangPenting dalam setiap organisasi khususnya dalam
pengambilan kebijakan atau keputusan sebagai inti dari kepemimpinan. Menurut
Gordon(1990), tidak semua orang dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam suatu
organisasi.
Pemimpin yang efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa
kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang,
pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya yang pantas di dapatkan. Kepemimpinan
berasal dari kata “pemimpin” menurut Wirawan (2002:65) kepemimpinan adalah orang yang
dikenal dan berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Dari
pengertian tersebut, pada pokoknya kepemimpinan adalahPerilaku mengarahkan aktivitas-
aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota melalui proses komunikasi dalam mengarahkan
suatu kegiatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah menjadi target. Dalam pelaksanaan
kegiatan dan keputusan kerja, aktivis kepemimpinan harus berkisar pada:
1. Perilaku mengarahkan aktivitas,
2. Aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota,
3. Proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang
spesifik,
4. Interaksi antara personal untuk mencapai hasil yang ditentukan,
5. Melakukan inisiatif dalam melakukan kegiatan dengan memelihara keputusan kerja
aktivis.
Dengan demikian kepemimpinan dapat dimaknai sebagai perilaku dan aktivitas
mempengaruhi dan menggerakkan orang atau pengikut dengan memelihara keputusan kerja
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Untuk memenuhi keriteria pemimpin yang baik maka
diperlukan:
1. Kepemimpinan yang visioner agar penyelenggaraan pendidikan mampu merespon
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya membangun SDM.
2. Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan agar proses pembelajaran yang
diselenggarakan pada suatu pendidikan dapat memberikan jaminan proses pelayanan
belajar yang berkualitas juga mutu lulusan yang kompetitif
3. Ketetapan pemimpinan dalam mengambil keputusan agar semua keputusan yang diambil
adalah keputusan yang dibutuhkan bukan atas keinginan pihak mengambil keputusan

4
4. Perlu adanya pendelegasian, agar pembagian tugas dalam menghiasi arti pencapaian target
dapat lebih lancar dan lebih terukur sehingga target dapat dipenuhi Sesuai yang
diharapkan.
5. Sikap demokratis harus dikembangkan pemimpin agar terjadi kebersamaan dan semangat
yang sama untuk memperoleh keberhasilan dan kesuksesan yang maksimal.

C. .Prinsip dan Model Kepemimpinan


Setiap pemimpin pasti mrmiliki cara dan gaya tersendiri dalam memimpin dirinya dan
anggotanya.oleh karena itu seorang pemimpinm miliki prinsip dan model tersendiri.
Mc.Gregor (1957) dalam penelitiannya yang dikutip oleh Flippo (1980) merumuskan ada tiga
prinsip kepemimpinan yang dapat digunakan oleh pemimpin atas dasar situasi yang
menghendakinya:
1. Pemimpin dengan Model Otokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin membuat keputusan sendiri
karena kekuasaan terpusat dalam diri satu orang.
2. Kepemimpinan Gaya Partisipatif atau Demokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin berkonsultasi dengan kelompok
mengenai masalah yang menarik perhatian mereka karena dapat menyumbangkan sesuatu.
3. Kepemimpinan Model Kendali Bebas atau Liberal
Model kepemimpinan ini adalah dimana pemimpin memberikan kekuasaan pada
bawahan kelompok untuk dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan
sendiri.Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan model yang
ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang dapat ditetapkan secara
konsisten pada ragam situasi organisasi. Menurut para ahli tidak ada kepemimpinan yang
baik untuk semua situasi sehingga masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda-
beda.karena itu aspek penerapan gaya kepemimpinan tidak lebih penting daripada
persoalan kemampuan pemimpin dalam memperlakukan semua unsur personil secara
manusiawi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan berkualitas dengan
standar dan yang dipersyaratkan.

D. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan


Salah satu pengelolaan pendidikan yaitu dengan cara menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif serta berkelanjutan merupakan komitmen dan pemenuhan janji sebagai
pemimpin pendidikan. Peran kepala sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja
5
harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai
problematika pendidikan di sekolah.pemecahan problem etika ini berperan sebagai komitmen
dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran konsultasi dan
perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Setelah kepala sekolah itu diangkat baik oleh pemerintah Yayasan ataupun
organisasi yang mengangkatnya maka kepala sekolah tugas dan jam kerjaya harus melebihi
jam kerja guru dan karyawan non guru karenanya kepala sekolah sering berada di sekolah
sebelum orang lain datang. Tugas seberat ini menjadi alasan mengapa kedisiplinan
kepalasekolah begitu penting dan dilaksanakan dengan sepenuh hati. penilaian kepala sekolah
adalah penilaian terhadap prestasi dalam jabatan yang secara ideal merupakan penilaian
prestasi dalam penetapan dan pencapaian sasaran yang dapat diverifikasi dalam prestasi
sebagai pemimpin pendidikan. Kinerja seorang pemimpin adalah proses penentuan baik
buruknya kinerja organisasi, dan program kegiatan di suatu lembaga.

E. Hakikat dan Prinsip Supervisi Pendidikan


1. Hakikat Supervisi Pendidikan
Surat Keputusan Menpan Nomor 118 tahun 1996 yag diperbarui dengan SK Menpan
Nomor 091/KEP/MENPAN/10/2001 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan
angka kreditnya, lebih suka menggunakan istilah pengawas sekolah daripada supervisor.
Pasal 1 ayat 1 dalam SK Menpan tersebut, dnyatakan pengawas sekolah adalah pegawai
negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang seara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan
prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan
bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga
merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya
penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan. Dengan demikian hakikat
supervisor pendidikan sesungguhnya adalah seseorang yang diangkat menjadi pegawai
negeri sipil dengan jabatan supervisor untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung
jawab mensupervisi satuan-satuan pendidikan, baik supervisi manajerial maupun supervisi
akademik. Dengan melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan di
sekolah sesuai dengan penugasannya, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
dalam pencapaian tujuan pendidikan.

6
2. Prinsip Supervisi Pendidikan
Menurut soetopo (2011) ada tujuh prinsip supervise yaitu :
a) Prinsip organisasial, artinya pengawasan dapat dilakukan dalam kerangka struktur
organisasi yang melingkupnya.
b) Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan atau
kekurangan, kemudian mencarai jalan pemechana agar meanajemen dapat berjalan
sesuai dengan standard an organisasi dalam mencapai tujuan.
c) Prinsip komunikasi, artinya pengawasan dilakukan untuk membina system kerja ama
antara atasan dan bawahan, mebina hubungan baik antara atasan dan bawahan dlam
proses pelaksanaan pengelolaan organisasi.
d) Prinsip pencegahan, artimya pengawasan dilakukan untuk menghindari adanya
kesaalahan dalam mengelola komponen-komponen organisasi.
e) Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua roses manajemen
berada pada rrel yang telah digariskan sebelumnya.
f) Prinsip objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data-data nyata lapangan
tanpa menggunakan penilaian dan tafsiran pengawas.
g) Prinsip kontinutas, artinya pengawwasan dilakukan secara terus menerus, baik selama
berlangsung proses pelaksanaan kerja.

Menururt Bafadal (2008) menyebutkan prinsip-prinsip supervisi pendidikan sebagai


berikut :
1) Supervisi pengajaran harus mampu menciptkan hubungan kemanusiaan yang harmonis
2) Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan
3) Supervisi pengajaran harus demokratis
4) Supervisi pengajaran harus komparatif
5) Suervisi pengajaran harus konstruktif
6) Supervisi pendidikan harus objektif
Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip sepervisi pendidikan sebagai berikut :
1. Prinsip Ilmiah,
Mengandung ciri-ciri antara lain :
a) Kegiatan supervise dilaksanakan berdasaran data objektif yang diperoleh dalam
kenyataan proses belajar mengajar.
b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c) Setiap kegiatan supervsisi dilaksanakan secra sitematis, terencana dan kontinuitas.
7
2. Prinsip demokratis
Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3. Prinsip kerja sama
Istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi suport, menstimulasi
guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangan
potensi kreativitas kalau supervise mampu menciptaan suasana kerja yang menyenangkan,
bukan melalui cara- cara yang menakutkan.

F, Teknik dan Pendekatan Supervisi Pendidikan


1. Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai
tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial engan
sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan kelembgaan serta masalah-masalah lain
yng berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah
kademik dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki
proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki
pencapaian hasil belajar peserta didik. Piet sahertian dan frans mataheru (1986)
berpendapat mengenai ini. Ada 2 teknik supervise, yakni supervisi individual dan
kelompok yaitu
a. Teknik yang bersifat individual
1) Perkunjungan ke kelas (classroom visitation)
Tujuan perkunjungan ke kelas ialah menolong guru-guru dalam hal pemecahan
kesulitan yang mereka hadapi dan berfungsi sebagai alat untuk memajukan cara mengajar
dan cara belajar dan mengajar yang baru.
2) Observasi kelas (classroom observation)
Bisanya dibedakan menjadi 2 observasi langsung dan tidak langsung .tujuannya untuk
memperoleh data yang subyektip mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat
digunakan untuk menganalisa kesulitan yang dihadapi guru-guru dlam usaha memperbaiki
hal belajar mengajar.
3) Percakapan pribadi (individual conference)
Dalam percakapan itu keduanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar
yang baik. Tujuannya terutama sekali untuk memberikan kemunginn pertumbuhan jabatan
guru melalui pemecahan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Jenis-jenis perckapan pribai
8
adalaah classroom conference yaitu percakapan pad saat murid-murid tidak ada lagi
dikelas, Office conference yaitu percakapan yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau
ruang guru, casual conference yaitu percakapan yang dilakukan secara kebetulan,
observational visitation yaitu seorang supervisor mengunjungi kelas dimana guru sedang
mengajar.
b. Teknik yang bersifat kelompok
1) Pertemuan orientasi bagi guru baru
Pertemuan ini ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar
guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru.
2) Panitia penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk
beberapa orang penanggung jawab pelaksana.
3) Studi kelompok antar guru
Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari suatu
masalah atau sejumlah bahan pelajaran .
4) Tukar menukar pengalaman
Tujuannya agar guru dapat belajar dari pengalaman temannya dalam membimbing
murid.
5) Lokakarya (workshop)
Suatu kegiatan belajar kelompok yang memecahkan problema yang dihapi melalui
percakaapan dan bekerja secra kelompok maupun bersifat perseorngan .
6) Seminar
Untuk memanfaatkan sebaik-baiknya produktivitas berpikir secara kelompok berupa
saling bertuar pengalman dn saling koreksi antara anggota kelomok yang lain .
2. Pendekatan dalam Supervisi Pendidikan
Pendekatan yang digunakan alam menerapkan supervise pendidikan sering
diasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervsi pendidikan sangat
bergantung pada prototype guru. Secara teoretis, terdapat beberapa pendekatan yang
digunakan supervisor dalam melakukan supervisi pendidikan sebgai berikut
a. Pendekatan Langsung ( Direct Approach)
Pendekatan langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang
bersifatlangsung . Pendektan langsung ini berdasarkan pada pemahaman terhadap
psikologi behaviorisme yang pada prinsipnya menyatakan bahwa segala perbuatan berasal
dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan atau stimulus . Oleh karena itu, guru yang
9
mengalami kekurangan, perlu diberi rangsangan agar dia dapat bereaksi. Perilaku
supervisor dalam pendekatan langsung adalah sebagai berikut : menjelaskan,
menyajikan,mengarahkan, memberi contoh,menetapkan tolak uku, dan memberi
penguatan.
b. Pendekatan tidak langsung (Non-Direct Approach)
Pendekatan non-direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya
tidak langsung. Supervisor memberikan kesempatan yang sebanyak mungin kepada kepala
sekolah dan para guru untuk mengemukakan permaslahn yang mereka alami.
Pendektan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologi humanistic yang
dalam prinsipnya menyatakan bahwa orang yang akan dibantu itu sangat dihargai . Oleh
karena itu pribadi kepala sekolah dan guru yang akan dibina begitu dihormati sehingga
supervisor lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolaah
dan guru. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif sebagai berikut:
mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan
permasalahan.

c. Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan Kolabortif adalah pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif
dengan pendekatan non-direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini,
supervisor dan kepala sekolah,guru dan staf sekolah bersma-sama dan bersepakat untuk
menetapkan struktur,proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap
masalah yang dihadapi. Perilaku supervisor dalam pendekatan kolabortif sebagai berikut
menyajikan,menjelaskan,mendengarkan,memecahkan permasalahan yang kemudin
dinegosiasi berama-sama dan dicari pemecahan permasalahannya.

G. Tujuan supervisi pendidkan


Tujuan Supervisi Pendidikan (Moh. Rifai – 1975)
1. Menyadarkan guru pada tujuan dan fungsi sekolah dalam mencapai tujuan Pendidikan
2. Membantu guru agar lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah yang dihadapi siswa
3. Untuk melaksanakan kepemimpinan yang efektif
4. Menemukan kemampuan dan kelebihan guru dan mengembangkannya serta memberi tugas sesuai
dengan kemampuan.
5. Membantu meningkatkan kemampuan penampilan didepan kelas
6. Membantu guru untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada masa orientasi

10
7. Membantu guru menemukan kesulitan siswa dan tidakan perbaikannya
8. Menghindari tuntutan terhadap guru yang diluar batas kewajaran

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal. Guru merupakan komponen
yang sangat penting sehingga dapat memberikan sumbangan literasi secara maksimal untuk
mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah memahami
kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah. Pemimpin yang efektif, adalah
pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik
kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, dan
kebutuhan lainnya yang pantas di dapatkan.
Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan model yang
ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang dapat ditetapkan secara
konsisten pada ragam situasi organisasi. Peran kepala sekolah sangat penting dalam
menentukan orientasi kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat
memecahkan berbagai problematika pendidikan di sekolah.pemecahan problem etika ini
berperan sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi
pengajaran konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai
tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial engan sasaran
kepala sekolah dalam mengembangkan kelembgaan serta masalah-masalah lain yng
berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah kademik
dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses
pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian
hasil belajar peserta didik.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami
apa itu Kepemimpinan Pendidikan. Selain itu, diharapkan dapat memahami Supervisi
Penidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.


Bafadal, ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi aksara.
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rinerka Cipta.
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru & Tenaga Kependidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Mashudi, Farid. 2015. Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling.
Yogyakarta: DIVA Press
Sahertian, Piet. A., Frans Mataheru. 1981. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional
Dirawat, Busra Lamberi, Soekarto Indrafachrudi. 1971. Kepemimpinan Pendidikan Dalam
Rangka: Pertumbuhan Djabatan Guru-Guru. Malang: IKIP Malang
Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudarna, Momon. 2013. Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Depok: PT Rajagrafindo
Persada
Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: JEMMARS

13

You might also like