You are on page 1of 22

MAKALAH

HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran SD

Pengampu Mata Kuliah : Ana Nurhasanah, M.Pd.

Kelompok 2

Dena Hendriana 2227150114

Qonitah Kurnianingsih 2227150005

Rio Aprilyansyah 2227150030

Syifa Fauziyah 2227150022

Kelas : VI A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN” yang dimaksudkan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran SD.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini, kepada yang terhormat,
1. Ibu Ana Nurhasanah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran SD.
2. Orang tua kami yang telah membantu, baik moril maupun materi.
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan,
ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Serang, 01 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran .............................................. 3
B. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran ............................................. 7
C. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran .............................. 8
D. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran ............................ 11
E. Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran ............ 12
F. Pengertian Desain Pembelajaran ........................................................ 15
G. Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran .......................... 16
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Reformasi pendidikan memunculkan pembelajaran dalam 4 hal: learning
to know, learning to do, learning to be, learning to life together. Seiring
dengan berkembangnya pendidikan dan sistem pendidikan di Indonesia,
seluruh elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung dengan
pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan profesional untuk mengembangkan
pendidikan. Selain itu, para pelaku pendidikan juga diharapkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan bersama sesuai dengan kebutuhan dan
tantangan pendidikan. Untuk itulah perlu adanya cara atau metode untuk
menjawab tantangan-tantangan yang muncul seiring dengan berkembangnya
waktu, maka munculah cara atau metode yang disebut perencanaan dan desain
pembelajaran, yang diharapkan akan lebih memudahkan proses belajar
mengajar.
Guru memiliki peranan strategis sebagai perancang atau perencana
pembelajaran, agar pembelajaran tersebut berhasil dan bermutu. Perencanaan
yang merupakan bagian dari desain pembelajaran itu sendiri merupakan proses
awal penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Begitu halnya dengan perencanaan pembelajaran yang
direncanakan harus sesuai dengan target atau tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan.
Begitu urgennya perencanaan pembelajaran dalam pendidikan. Maka dari
itu, pada makalah yang berjudul “Hakikat Perencanaan Pembelajaran” ini akan
dibahas mengenai hakikat perencanaan pembelajaran dan desain pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud perencanaan pembelajaran?
2. Apa pentingnya perencanaan pembelajaran?
3. Apa saja manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran?
4. Apa saja kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran?
5. Apa saja langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran?
6. Apa yang dimaksud desain pembelajaran?
7. Apa hubungan perencanaan dan desain pembelajaran?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan perencanaan
pembelajaran.
6. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajaran.
7. Untuk mengetahui hubungan perencanaan dan desain pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Pengertian perencanaan pembelajaran dilihat dari termonologinya terdiri
dari dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Untuk
memahami perencanaan pembelajaran, maka kita harus memahami arti dari
dua kata tersebut.
1. Pengertian Perencanaan
Kata yang pertama adalah perencanaan. Perencanaan berasal dari kata
rencana yang berarti pengambilan keputusan tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu
perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui
analisis kebutuhan, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Abdul Majid (2006), perencanaan adalah langkah-langkah
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan
kemudian. Perencanaan mendahului pelaksanaan karena perencanaan
merupakan suatu proses untuk menentukan kemana kita harus pergi dengan
cara yang efektif dan seefisien mungkin. Dengan perencanaan diharapkan
akan memberikan hasil yang maksimal. Perencanaan tersebut dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
keinginan pembuat rencana. Namun yang lebih utama adalah perencanaan
yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Cunningham (dalam Hamzah B. Uno, 2009) mendefinisikan bahwa
perencanaan yaitu menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-
fakta, imajinasi-imajinasi dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang
dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan
urutan kegiatan yang diperlukan dan prilaku dalam batas-batas yang dapat
diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan di sini
menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan
kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa
wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya
merupakan perencanaan.
Dari pendapat di atas, setiap perencanaan minimal memiliki empat
unsur:
a. Adanya tujuan yang harus dicapai (visi)
Tujuan yang harus dicapai (visi) merupakan arah yang harus
dicapai. Agar perencanaan dapat disusun dan ditetapkan dengan baik.
Oleh karena itu, tujuan harus dirumuskan dalam bentuk sasaran yang
kongkrit dan terstruktur.
b. Adanya strategi untuk mencapai tujuan (misi)
Strategi untuk mencapai tujuan (misi) berkaitan dengan ketetapan
suatu keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana, misalnya
keputusan tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
c. Sumber daya yang dapat mendukung
Penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
didalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana, anggaran biaya
yang cukup untuk mencapai tujuan.
d. Implementasi setiap keputusan
Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan
sumber daya. Untuk melihat serta menilai efektifitas suatu perencanaan
dapat dilihat dari implementasinya.
Dari empat unsur minimal untuk mencapai tujuan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa suatu perencanaan bukanlah iming-iming saja atau
imajinasi atau hanya angan-angan yang sifatnya suatu khayalan belaka dan
tersimpan dalam benak seseorang. Perencanaan adalah suatu awal dari
semua proses pelaksanaaan kegiatan yang rasional.
Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa
itu perencanaan. Perencanaan yaitu suatu cara yang memuaskan untuk
membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengertian Pembelajaran
Kata yang kedua adalah pembelajaran atau ungkapan yang lebih
dikenal sebelumnya dengan “Pengajaran” adalah upaya untuk
membelajarkan siswa (Degeng, dalam Hamzah B. Uno, 2009). Dalam
pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran
yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini
didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya
merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2008, 26), Pembelajaran adalah terjemahan
dari “Intruction”, kata yang sering diambil dalam pendidikan di Amerika.
Hal seperti itu dikutip dari pernyataannya Gagne bahwa mengajar atau
teaching adalah bagian dari pembelajaran atau instruction.
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa
tidak hanya berinteraksi dengan guru, tetapi memungkinkan berinteraksi
dengan semua sumber belajar yang dipakai untuk mencapai pembelajaran
yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan pada
“bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari
siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan
bidang kajian dari kurikulum yakni mengenai apa isi dari pembelajaran
yang harus dipelajari siswa agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini
hal-hal yang dapat diperhatikan dalam mencapai pembelajaran adalah
bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagaimana menyampaikan
isi pembelajaran dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber
belajar yang ada dan dapat berfungsi secara optimal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses kerja sama
antara guru dan siswa dalam memanfaatkan semua potensi dan sumber yang
ada baik dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.
3. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengertian dari perencanaan dan pembelajaran yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada. Hasil akhir dari proses pengambilan keputusan
tersebut adalah tersusunnya dokumen yang berisi tentang hal-hal di atas,
sehingga selanjutnya dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Karakteristik perencanaan pembelajaran, yaitu:
a. Merupakan hasil dari proses berpikir (rasional), sebab berkaitan dengan
tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
b. Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika
informasi yang masuk mengharapkan demikian. Disusun untuk
mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Berisi tentang rangkaian kegiatan atau aktivitas yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan. Aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat
dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan.
d. Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana,
sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah
penggunaan dan salah dalam memanajemennya.
B. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
Apakah dalam pembelajaran masih diperlukan perencanaan? Wajib.
Seorang guru wajib mempunyai rencana untuk dapat menggapai tujuan.
Mengapa perencanaan diperlukan dalam pembelajaran? Perencanaan sangat
penting sehingga dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal berikut:
1. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Menurut Dick dan Caley, Pembelajaran terdiri atas seluruh komponen
materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi bukan hanya terbatas
prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan juga pengaturan,
materi atau paket pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
2. Pembelajaran adalah proses kerja sama.
Kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan oleh seorang guru sesuai
dengan gaya mengajarnya, sebagian guru membuka buku pelajaran dan
menjelaskan materi yang terdapat di dalam buku tersebut, sebagian guru
yang lain menanyakan kepada siswa atau peserta didik tentang penguasaan
materi yang yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan tanya
jawab, diskusi tugas dan lain-lain di kalangan para siswa di kelas tersebut.
Ini adalah bentuk proses kerja sama antara guru dan siswa serta siswa
dengan siswa.
3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks.
Pembelajaran bukan hanya sekadar menyampaikan materi
pembelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa
adalah organisme yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda
mati yang dapat diatur begitu saja mereka memiliki bakat dan minat yang
berbeda, mereka memiliki gaya belajar. Itulah sebabnya proses
pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang
selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
4. Proses akan lebih efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana prasarana
yang ada termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Salah satu kelemahan guru dewasa ini dalam pengelolaan
pembelajaran adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang
tersedia. Padahal, banyak sekali jenis-jenis teknologi yang dapat digunakan
oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan
prasarana secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana
memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.

C. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran ternyata memberikan manfaat yang besar,
tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi siswa. Berikut adalah manfaat
perencanaan pembelajaran.
1. Dengan perencanaan pembelajaran yang matang dan akurat, akan dapat
diprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai.
Oleh karena itu, akan terhindar dari keberhasilan yang sifatnya
untung-untungan, sebab segala kemungkinan kegagalan sudah dapat
diantisipasi oleh guru. Dalam perencanaan, guru harus paham tujuan apa
yang akan dicapai, strategi apa yang tepat dilakukan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, dan dari mana sumber belajar yang dapat digunakan.
2. Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
Dengan perencanaan yang matang, maka segala kemungkinan dan
masalah yang akan timbul dapat diantisipasi sehingga dapat diprediksi pula
jalan penyelesaiannya.
3. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
Dengan perencanaan yang tepat, maka guru dapat menentukan
sumber-sumber belajar yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan
pelajaran, sebab saat ini banyak sekali sumber belajar yang ditawarkan, baik
media cetak maupun elektronik.
4. Perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis.
Dengan perencanaan yang baik, maka pembelajaran tidak akan
berlangsung seadanya, tetapi akan terarah dan terorganisir dan guru dapat
memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Di samping manfaat perencanaan pembelajaran di atas, terdapat pula
beberapa fungsi perencanaan pembelajaran, yaitu:
1. Fungsi Kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan
dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai
kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki
program.
2. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya
kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan
tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan
secara sistematis, direncanakan, dan deprogram secara utuh.
3. Fungsi Selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini
juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memdai harus dapat menjelaskan kepada
setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak
eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus
dapat mengomunikasikan kepada setiap orangm baik mengenai tujuan dan
hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
5. Fungsi Prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat dapat
menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan
sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya,
perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang terjadi dan
menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
6. Fungsi Akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dan
dapat menghitung jam pelajaran efektif.
7. Fungsi Pencapaian Tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga
membentuk manusia yang utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek
intelektual saja, tetapi juga dalam sikap dan keterampilan. Melalui
perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan
secara seimbang.
8. Fungsi Kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran.
Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran
telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat
memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program
pembelajaran selanjutnya.
Selain beberapa fungsi yang telah dijabarkan di atas, Oemar Hamalik
(2008) mengemukakan fungsi perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan
sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk
mencapai tujuan itu.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan
pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan
prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa,
minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa
memberikan bahan-bahan yang up to date pada siswa.

D. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Untuk menghasilkan perencanaan pembelajaran yang baik, tentunya
harus memenuhi kriteria tertentu, dan beberapa nilai yang dapat dijadikan
sebagai kriteria penyusunan perencanaan, diantaranya:
1. Signifikansi
Signifikansi artinya kebermaknaan, ini berarti bahwa perencanaan
pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan
secara efektif dan efisien.
2. Relevan
Relevan artinya kesesuaian. Ini berarti bahwa perencanaan yang
dibuat mempunyai kesesuaian baik internal (kurikulum) maupun eksternal
(siswa).
3. Kepastian
Nilai kepastian ini bermakna bahwa perencanaan pembelajaran yang
dibuat hendaknya tidak lagi mengundang sekian banyak alternatif yang
dapat dipilih, akan tetapi sudah selesai dan mengandung langkah-langkah
pasti secara sistematis.
4. Adaptabilitas
Maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus
adaptif artinya dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan
berbagai kondisi.
5. Kesederhanaan
Bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun mudah dipahami dan
mudah diimplementasi, sehingga berfungsi dengan baik sebagai pedoman
untuk guru dalam perencanaan pembelajaran di kelas.
6. Prediktif
Bahwa perencanaan yang baik harus memiliki kemampuan prediksi
yang kuat, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan
terjadi sehingga memudahkan guru untuk mengantisipasinya.

E. Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1. Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru
adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi
pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang
kurikulum. Tugas guru adalah menerjemahkan tujuan umum pembelajaran
(SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih
spesifik dan mudah terukur. Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom
mencakup 3 aspek penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a. Domain kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek
intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi
mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat
seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin
mudah seseorang dalam melaksanakan aktivitas belajar.
b. Domain afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan
penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan
perkembangan mental yang ada dalam diri seseorang.
c. Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan
kemampuan dan keterampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk
kerja atau performance yang berupa keterampilan fisik dan keterampilan
non fisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu dengan menggunakan otot, sedangkan keterampilan
nonfisik adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan otak
sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu
permasalahan.
2. Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi
proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk
melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada
kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan
dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk
mengingat, tetapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan
dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga
diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan
pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
3. Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya
dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual.
Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan
menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa
belajar secara berkelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara
mandiri melalui bahan ajar yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa
dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan
berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga
profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai
pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya
secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara
dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru
juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan
pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat
mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh
semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
5. Memilih bahan dan alat
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Keberagaman kemampuan intelektual siswa
b. Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai
siswa
c. Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d. Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran
e. Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f. Fasilitas fisik yang tersedia
6. Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas,
pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama
menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain
sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses
perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk
adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7. Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan
pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan
pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Melalui evaluasi dapat dilihat keberhasilan pengelolaan
pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa penilaian dilakukan bertujuan
untuk:
a. Merangsang aktivitas siswa;
b. Menemukan penyebab kemajuan atau kegagalan siswa, guru, maupun
proses pembelajaran itu sendiri;
c. Memberi bimbingan yang sesuai kepada setiap siswa;
d. Memberi laporan tentang kemajuan atau perkembangan siswa kepada
orangtua dan lembaga pendidikan terkait.

F. Pengertian Desain Pembelajaran


Ada beberapa pengertian tentang desain pembelajaran, salah satunya
sebagaimana yang diungkapkan oleh Herbert Simon (dalam Hamzah B. Uno,
2009), yang mengartikan bahwa desain pembelajaran adalah proses untuk
memecahkan permasalahan. Sedangkan tujuannya adalah untuk memecahkan
masalah dengan memanfaatkan sejumlah imformasi yang sudah tersedia.
Dengan menggunakan desain, orang dapat lebih mudah untuk melakukan
langkah-langkah yang terstruktur serta sistematis dalam memecahkan
persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah
suatu proses yang bersifat linier yang diawali dengan penentuan kebutuhan,
mengembangkan perencanaan untuk merespon kebutuhan tersebut, selanjutnya
rancangan tersebut diujicoba yang akhirnya dilakukan evaluasi untuk
menghasilkan tentang efektivitas rancangan desain yang telah disusun.
Dari perbedaan tentang pengertian desain di atas dapat kita simpulkan,
desain pembelajaran berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa untuk memahami suatu materi pembelajaran agar mendapatkan
hasil yang diharapkan, serta menggunakan strategi atau metode, teknik media
yang dapat bermanfaat serta teknik evaluasi untuk menentukan hasil
pencapaian tujuan.

G. Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran berbeda dengan desain pembelajaran, namun
keduanya saling berkaitan dan berhubungan sebagai program pembelajaran.
Perencanaan adalah pembelajaran yang disusun untuk kebutuhan guru. Dengan
demikian perencanaan merupakan terjemahan kurikulum sekolah ke dalam
kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Perencanaan adalah program yang dapat dilakukan setiap hari, setiap
bulan atau setengah tahun sekali atau bahkan setahun sekali. seperti proses
belajar mengajar, ulangan mingguan, UTS dan UAS. Sedangkan desain lebih
ditekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu
proses belajar siswa.
Dengan demikian, pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan
sebuah perencanaan pembelajaran adalah kurikulum yang berlaku di suatu
lembaga, sedangkan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan
desain pembelajaran adalah siswa itu sebagai individu yang akan belajar dan
mempelajari bahan pelajaran.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pengertian perencanaan pembelajaran dilihat dari termonologinya terdiri
dari dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar yang ada.
Perencanaan sangat penting sehingga dibutuhkan dalam pembelajaran.
Hal ini disebabkan oleh pembelajaran adalah proses yang bertujuan,
pembelajaran adalah proses kerja sama, proses pembelajaran adalah proses
yang kompleks, dan proses akan lebih efektif manakala memanfaatkan
berbagai sarana prasarana yang ada termasuk memanfaatkan berbagai sumber
belajar.
Perencanaan pembelajaran ternyata memberikan manfaat yang besar,
tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi siswa. Manfaat perencanaan
pembelajaran yaitu dengan perencanaan pembelajaran yang matang dan akurat,
akan dapat diprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai; sebagai
alat untuk memecahkan masalah; untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar
secara tepat; perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara
sistematis.
Di samping manfaat perencanaan pembelajaran, terdapat pula beberapa
fungsi perencanaan pembelajaran, yaitu: fungsi kreatif, fungsi inovatif, fungsi
selektif, fungsi komunikatif, fungsi prediktif, fungsi akurasi, fungsi pencapaian
tujuan, dan fungsi control.
Untuk menghasilkan perencanaan pembelajaran yang baik, tentunya
harus memenuhi kriteria tertentu, dan beberapa nilai yang dapat dijadikan
sebagai kriteria penyusunan perencanaan, diantaranya: signifikansi, relevan,
kepastian, adaptabilitas, kesederhanaan, dan prediktif.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran yaitu
merumuskan tujuan khusus, memilih pengalaman belajar, menentukan kegiatan
belajar mengajar, menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran,
memilih bahan dan alat, ketersediaan fasilitas fisik, dan perencanaan evaluasi
dan pengembangan.
Desain pembelajaran berkaitan dengan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa untuk memahami suatu materi pembelajaran agar
mendapatkan hasil yang diharapkan, serta menggunakan strategi atau metode,
teknik media yang dapat bermanfaat serta teknik evaluasi untuk menentukan
hasil pencapaian tujuan.

B. Saran
Kepada para pembaca kami sarankan bahwa tulisan ini sangat sederhana
sekali dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena kami yakin bahwa referensi
yang kami baca juga sangat minim. Oleh karena itu, luangkanlah waktu sedikit
untuk mengoreksi kembali apa yang sudah kami paparkan di atas. Mudah
mudahan sumbangsih pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada
kami dapat membuat makalah ini lebih berguna bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Sistem Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

You might also like