You are on page 1of 14

MAKALAH

HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN MELIPUTI : HAKIKAT PENDIDIKAN,HAKIKAT MANUSIA,

HAKIKAT MASYARAKAT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1.ADENA SIREGAR (1231111016)


2.AFRIDA DAMAI YANTI SIREGAR (1231111021)
3.DESRI ARIHTA LINGGA (1232411013)
4.DETYA MOPALANA SIANIPAR (1233111076)
5.FITRI HANDAYANI SIREGAR ( 1233111111)

KELAS : B PGSD 2023


DOSEN PENGAMPU : APIEK GANDAMANA,S.Pd.M.Pd.
MATA KULIAH : PENDIDIKAN FILSAFAT

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN
MELIPUTI : HAKIKAT PENDIDIKAN, HAKIKAT MANUSIA, HAKIKAT MASYARAKAT" tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata kuliah PENDIDIKAN FILSAFAT.

Makalah yang kami susun ini belumlah sempurna, akan tetapi kami telah berusaha semaksimal
mungkin dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sampai selesai. Serta
ucapan terimakasih, kami sampaikan juga kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada
kami,yaitu BAPAK APIEK GANDAMANA, S.Pd. M.Pd.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi penulis sendiri namun juga dapat
bermanfaat bagi semua orang yang membaca makalah ini untuk menambah wawasannya.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, terimakasih.

MEDAN,OKTOBER,2023

PENULIS

KELOMPOK 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................2


DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................................5
BAB II .......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN .........................................................................................................................................5
A.Hakikat Pendidikan: Memahami Dasar-dasar Pendidikan................................................................5
B.Sifat Hakiki Manusia .........................................................................................................................7
C.HAKIKAT MASYARAKAT ...................................................................................................................10
BAB III ....................................................................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................................12
A.KESIMPULAN...................................................................................................................................12
B.SARAN .............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Manusia merupakan subjek dari pendidikan dan merupakan sasaran dari pendidikan. Manusia
dikaruniai potensi-potensi yang perlu dikembangkan agar terealisasi dalam kehidupan. dalam
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki maka manusia perlu adanya pendidikan. Pendidikan
berfungsi untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia agar dapat
menuju manusia yang seutuhnya. Seorang pendidik harus memiliki kejelasan mengenai hakikat
manusia agar dapat menyusun rencana dan pelaksanaan usaha pendidikan. Selain itu seorang
pendidik juga harus mampu mengembangkan dimensi dari sifat hakikat manusia.

4
Manusia memiliki ciri khas yang membedakannya dengan hewan. Ciri khas tersebut terbentuk dari
kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut hakikat karena secara hakiki
ciri tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Untuk mencapai
pengetahuan mengenai hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi : arti
dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya,
pengembangan dimensi hakikat manusia dan sosok manusia seutuhnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan?

2.Hakikat ilmu pendidikan meliputi apa?


3. Apa itu pengertian hakikat pendidikan?
4. Apa itu pengertian hakikat manusia?
5. Apa itu pengertian hakikat masyarakat?

C. TUJUAN PENULISAN
1.Untuk dapat mengetahui dan memahami hubungan filsafat dengan filsafat Pendidikan.
2.Untuk dapat mengetahui dan memahami ilmu Pendidikan.

3. Untuk dapat mengetahui hakikat hakikat ilmu Pendidikan.


4. Untuk dapat mengetahui hakikat manusia.
5.untuk dapat mengetahui hakikat masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

A.Hakikat Pendidikan: Memahami Dasar-dasar Pendidikan*

Hakikat pendidikan adalah inti dari segala aspek pembelajaran dan pengajaran. Ini
mencakup sejumlah elemen yang merangkum esensi pendidikan sebagai suatu proses yang
melibatkan perkembangan individu, pemahaman pengetahuan, dan persiapan untuk
berkontribusi pada masyarakat. Berikut adalah penjelasan menyeluruh tentang hakikat
pendidikan:
1.Proses Pembelajaran : Pendidikan adalah proses yang melibatkan pemindahan
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Proses ini melibatkan guru (pendidik) dan siswa (peserta didik) dalam lingkungan pendidikan
yang terstruktur.

5
2.Pengembangan Potensi Individu : Hakikat pendidikan adalah membantu individu mencapai
potensi tertingginya. Pendidikan membuka pintu bagi perkembangan intelektual, emosional,
sosial, dan fisik individu. Ini memberikan kesempatan untuk mengejar minat dan bakat
pribadi.
3.Pemahaman Dunia : Melalui pendidikan, individu memahami dunia di sekitarnya. Mereka
memperoleh pengetahuan tentang ilmu pengetahuan, seni, sejarah, dan berbagai disiplin
lainnya yang membantu mereka menjelajahi dunia dengan cara yang lebih mendalam dan
bermakna.
4.Persiapan untuk Masyarakat : Pendidikan mempersiapkan individu untuk berperan aktif
dalam masyarakat. Ini melibatkan pembentukan karakter, pengembangan keterampilan
interpersonal, dan penguasaan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan sosial.

5.Kebangsaan dan Kewarganegaraan : Hakikat pendidikan mencakup pemahaman akan


peran individu dalam masyarakat, negara, dan dunia. Pendidikan menciptakan warga yang
terdidik, yang memahami kewarganegaraan, hak, dan tanggung jawab mereka.
6.Proses Seumur Hidup : Pendidikan bukan hanya terbatas pada lingkungan sekolah. Hakikat
pendidikan juga mencakup pembelajaran seumur hidup, yang berarti bahwa pendidikan
tidak berakhir dengan lulus dari institusi pendidikan formal. Ini adalah proses yang
berkelanjutan sepanjang hidup.
7.Inovasi dan Perubahan : Pendidikan adalah sarana untuk menciptakan inovasi dan
perubahan dalam masyarakat. Ini memungkinkan individu untuk memecahkan masalah,
berpikir kritis, dan berkontribusi pada perkembangan positif dalam masyarakat dan dunia.
8.Kebudayaan dan Tradisi : Pendidikan juga mencerminkan budaya dan tradisi suatu
masyarakat. Ini menggabungkan nilai-nilai lokal dan global serta mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang warisan budaya.

9.Adaptasi dan Penyesuaian : Hakikat pendidikan mencakup kemampuan individu untuk


beradaptasi dengan perubahan dalam masyarakat dan lingkungan mereka. Pendidikan
membantu mereka mengembangkan keterampilan yang relevan dan pengetahuan yang
diperlukan.
10.Pendidikan untuk Semua : Prinsip inklusi adalah bagian penting dari hakikat pendidikan
modern. Ini berarti bahwa pendidikan harus tersedia untuk semua orang tanpa memandang
jenis kelamin, ras, agama, kecacatan, atau latar belakang sosial-ekonomi.
Secara singkat, hakikat pendidikan adalah tentang membentuk individu, memahami dunia,
dan mempersiapkan mereka untuk peran dalam masyarakat. Ini adalah fondasi penting
untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan.
Filsafat pendidikan tidak dapat dilepaskan dari gagasan kita tentang manusia. Mencari
hakikat pendidikan adalah me- nelusuri manusia itu sendiri sebagai bagian pendidikan.
Melihat pendidikan dan proses- nya kepada manusia, sebetulnya pendi- dikan itu sendiri
adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan secara
leksikal bermakna sifat-sifat manusia, berperi- laku selayaknya perilaku normal manu- sia,

6
atau bertindak dalam logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikal
bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanu- siaan, menjadi manusia
dewasa, manu- sia dalam makna seutuhnya. Artinya,dia menjadi riil manusia yang mampu
menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia. Hakikat pendidikan
itu sendiri lebih berorientasi kepada terbentuknya karakter (kepribadian/jatidiri) sese- orang.
Setiap tahapan pendidikan di- evaluasi dan dipantau dengan saksama sehingga menjadi jelas
apa yang menjadi potensi positif seseorang yang harus dikembangkan dan apa yang menjadi
faktor negatif seseorang yang perlu disikapi. Akar dari karakter ada dalam cara berpikir dan
cara merasa seseorang. Sebagaimana diketahui, manusia terdiri dari tiga unsur pembangun,
yaitu hatinya (bagaimana ia merasa), pikiran- nya (bagaimana ia berpikir), dan fisik- nya
(bagaimana ia bersikap dan bertin- dak). Oleh karena itu, langkah-langkah untuk membentuk
atau merubah karak- ter melalui pendidikan juga harus di- lakukan dengan menyentuh dan
melibatkan unsur-unsur pembangun tersebut.

B.Sifat Hakiki Manusia.

1. Pengertian Sifat Hakiki Manusia.


Sifat Hakiki manusia adalah ciri khas manusia yang membedakan antara manusia dengan
hewan. Disebut sifat hakiki karena sifat tersebut hanya ada pada manusia. Meskipun
manusia dan hewan memiliki banyak kemiripan seperti contohnya antara manusia dengan
orang utan. Bentuk tubuh dari orang utan jika dilihat sedikit mirip dengan bentuk tubuh
manusia yang membedakan kalau manusia berjalan dengan tegak sedangkan orang utan
berjalan dengan sedikit membungkuk. Dari segi biologis orang hutan dan manusia juga
memiliki kemiripan. Pada orang utan memiliki tulang belakang, menyusui anaknya, dan
berjalan menggunakan kedua kaki yang mana hal tersebut mirip dengan manusia. Meskipun
antara hewan terutama orang hutan dengan manusia memiliki banyak kesamaan, ada sifat
yang membedakan di antara keduanya dan sifat Inilah yang disebut sifat hakiki manusia.
2. Wujud sifat hakiki manusia.
Di bawah ini adalah sifat Hakiki manusia yang tidak dimiliki oleh hewan, meliputi:

7
-Kemampuan menyadari diri. Yang membedakan manusia dengan hewan yaitu pada adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia,maka manusia menyadari bahwa
dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri.

-Kemampuan bereksistensi. Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan menempatkan


diri. Misalnya pendekatan antara guru dengan siswa, belajar mengantisipasi keadaan atau
peristiwa.
-Pemilikan kata hati. Memiliki kata hati berarti dapat membedakan perbuatan baik dan
buruk. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang baik atau benar dan buruk
atau salah sebagai manusia.
-Moral. Moral sering juga disebut etika tetapi etika tidak sama dengan etiket (sopan santun)
orang yang memiliki etiket yang baik belum tentu moralnya baik. Seseorang dikatakan
bermoral tinggi karena ia menyatukan diri dengan nilai-nilai yang tinggi serta segenap
perbuatannya merupakan peragaan dari nilai-nilai yang tinggi tersebut, maka sesungguhnya
moral itu adalah nilai-nilai kemanusiaan.
-Kemampuan bertangung jawab. Tanggung jawab merupakan kesanggupan menanggung
perbuatan yang memuntut jawab. Tanggung jawab terdiri dari tanggung jawab diri sendiri
yang berupa penyesalan, tanggung jawab kepada masyarakat yang berupa sanksi sosial, dan
tanggung jawab kepada Tuhan yang berupa dosa.
-Rasa kebebasan. Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia, bebas disini bukan berarti dapat melakukan sesuatu
dengan seenaknya, tetapi tetap melihat aturan yang berlaku, buat peraturan itu tidak
menjadi beban namun menjadi sebuah kebiasaan. Jadi bebas disini adalah bebas dalam
melakukan sesuatu yang kita inginkan tanpa ada rasa membebani dan dibebani oleh orang
lain.

-Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak. Hak adalah sesuatu yang masih
kosong artinya meskipun hak tentang sesuatu itu ada belum tentu seseorang
mengetahuinya, dan meskipun sudah diketahui belum tentu mereka menggunakannya.
Kewajiban bukan berarti beban melainkan sebuah keniscayaan, jadi kewajiban yaitu sesuatu
yang harus dilakukan dengan penih rasa tanggung jawab.
-Kemampuan menghayati kebahagiaan. Kebahagiaan adalah sesuatu istilah yang lahir dari
kehidupan manusia. Yaitu pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan. Kebahagiaan
lebih merupakan integrase atau rentetan dari sejumlah kesenangan. Kebahagiaan adalah
hidup yang tentram.

3. Pengembangan Hakikat Manusia.

Manusia lahir dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujud potensial.
Setiap manusia lahir dikaruniai “naluri” yaitu terbilang alami, jika seandainya manusia dapat
hidup dengan naluri maka tidak bedanya manusia dengan hewan, hanya melalui status
pendidikan dan status yang dapat diubah menjadi kearah yang manusiawi. Meskipun
pendidikan itu pada kenyataannya baik tetapi dalam pelaksanaannya mungkin bisa terjadi

8
kesalahan-kesalahan yang lazimnya sebut salah pendidik itu adalah manusia biasa.
Pengembangan dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Pengembangan yang utuh. Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia
ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara
potensial dan kualitas yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas
perkembangannya. Selanjutnya dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu:
-Dari wujud dimensinya. Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi
keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif, efektif dan
psikomotorik. Pengembangan aspek jasmani dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya
mendapat pelayanan secara seimbang, pengembangan dimensi keindividuan, kesosialan,
kesusilaan dan keberagamaan dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapatkan
layanan dengan baik tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan
domain kognitif, efektif dan psikomotor dikatakan utuh jika tiga-tiganya mendapatkan
pelayanan yang seimbang.
-Dari arah pengembangan. Pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan
sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara selaras.
b. Pengembangan yang tidak utuh.
Pembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses
pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani,
misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan.

4. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya.

Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah
pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di
dalam rangka pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa
pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahir, seperti : pangan, sandang,
perumahan, kesehatan ataupun kepuasan batinlah seperti : pendidikan, rasa aman, bebas
mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab dan rasa keadilan, melainkan keselarasan,
keserasian dan keseimbangan antara kedua sekaligus batinlah. Juga diartikan bahwa
pembangunan itu merata di seluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian
dari masyarakat. Selanjutnya juga diartikan sebagai keselarasan hubungan manusia dengan
Tuhan Nya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya,
keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan juga keselarasan antar cita-cita hidup di
dunia dengan kebahagiaan akhirat.

9
C.HAKIKAT MASYARAKAT
Perubahan-perubahan sosial di dalam masyarakat Indonesia yang tidak dapat diputar
kembali jarum jamnya, semuanya diarahkan kepada suatu tujuan untuk membangun suatu
masyarakat Indonesia baru. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat tidak terlepas dan bahkan merupakan hasil dari proses penyelenggaraan
pendidikan. Proses pendidikan menghasilkan perkembangan dan pertumbuhan hidup dan
kehidupan manusia sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu dan teknologi serta munculnya
teknokrat-teknokrat hasil proses pendidikan yang merancang dan melaksanakan
pembangunan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Perubahan sosial dalam kehidupan
masyarakat sangat tergantung pada perkembangan tatanan kehidupan masyarakat yang
sudah semakin menyadari fungsi dan peranan masing-masing anggota masyarakat dalam
ehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga demokrasi semakin benampak dalam
kehidupan masyarakat. Demikian juga pengaruh globalisasi sejalan dengan perkembangan
teknologi informasi seolah-olah tidak ada lagi batas atu sekat antar negara. Teknologi
informasi telah menembus batas daerah, negara, regional, dan bahkan global atau
internasional, sehingga perubahan yang terjadi semakin pesat terjadi menuju masyarakat

10
modern. Berikut Tilaar (2002:79) menggambarkan perubahan soaial ke arah masyarakat
Indonesia Baru,
Bangsa dan masyarakat Indonesia telah bertekad untuk membangun suatu masyarakat
Indonesia baru sebagai hasil dari gerakan reformasi untuk meninggalkan kehidupan yang
telah dibangun selama Orde Baru yang telah menafikan nilai-nilai demokrasi dan nilai-nilai
kemanusiaan. Visi dari pembangunan naisonal yaitu memperkuat jati diri dan kepribadian
manusia, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam suasana yang demokratis, tenteram,
aman, dan damai (Tilaar. 2000:166). Pengalaman masyarakat dan bangsa Indonesia dalam
krisis nasional yang berkepanjangan melahirkan visi tersebut.
Kondisi kehidupan nasional termasuk pendidikannya yang kurang bermakna bagi
pengembangan pribadi dan watak peserta didik sehingga kualitas kehidupan dan jati diri
bangsa telah menurun, tanggung jawab bersama dan cinta sesama masyarakat dan bangsa
Indonesia telah menurun. Pertumbuhan ekonomi di kota dengan di desa kurang merata
sehingga desa semakin tertinggal dan kehidupan di kota semakin meningkat, akibatnya desa
seolah olah terpinggirkan.
Visi masyarakat Indonesia baru tersebut di atas dituangkan di dalam misi bidang pendidikan
nasional yaitu mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Misi tersebut dalam bidang
pendidikan nasional antara lain berwujud hal berikut; 1.Memberdayakan lembaga
pendidikan sebagai pusat pembudayaan nilai. Di dalam usaha tersebut perlu melibatkan dan
meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat.

2. Pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan yang berdasarkan kepada prinsip


desentralisasi, otonomi keilmuan dan menajemen (Tilaar. 2000;167).
Untuk mewujudkan misi tersebut berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan
kualitas-kualitas manusia Indonesia yang demokratis, berakhlak mulia, kreatif, inovatif,
berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, bertanggung jawab, dan menguasai
iptek.
Dengan mencermati visi dan misi masyarakat Indonesia baru dengan jelas menunjukkan
betapa peranan pendidikan nasional di dalam mewujudkan dan mengembangkan nilai-nilai
baru yang diinginkan. Kemajuan yang telah dicapai selama orde baru dan reformasi memang
dirasakan manfaatnya saat ini, namun masih perlu dicermati masih ada hal-hal yang masih
kurang selama ini dalam praksisi pendidikan kita terutama dalam hal pengembangan pribadi
dan watak peserta didik.
Mencermati kembali terhadap praksis pendidikan kita selama ini ada dua hal yang sangat
penting dikemukakan di dalam pembangunan pendidikan nasional, yaitu:
1. Lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan nilai, dan
2. Prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yaitu desentralisasi serta pengakuan kembali
terhadap otonomi keilmuan serta manajemen yang efisien dan efektif.

Masyarakat akan selalu mengalami perubahan dan perubahan itu seiring dengan tuntutan
perkembangan kehidupan. masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengaruh regional

11
dan global. Pendidikan berperan penting dalam mewujudkan dan mengembangkan nilai-nilai
baru yang diinginkan menuju masyarakat Indonesia baru.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari materi hakikat Pendidikan,hakikat manusia, hakikat
Masyarakat. Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan interaksi yang menghasilkan
pengalaman belajar. Di Indonesia menginginkan pendidikan yang lebih baik, hal inilah yang
melatar belakangi terjadinya pergantian kurikulum secara terus-menerus.Hakikat manusia
adalah manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai dengan keberadaan kontrak sosial di
dalamnya. Manusia tidak dapat menjalani kehidupannya secara sendiri-sendiri, oleh karena
itu harus ada saling menghargai antar sesama dan saling menjaga hak-hak orang
lain.Sedangkan hakikat Masyarakat adalah kelompok-kelompok manusia yang saling terikat
oleh sistem-sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum khas dan yang hidup bersama.

12
B.SARAN
Kami sebagai penulis menyadari balwa makalah ini masih perlu disempunakan oleh sebab
itu kami, berharap kepada pembaca yang budiman maupun reviewer dalam penelitian
selanjutnya untuk mengkaji kembali dengan tidak mengurangi ataupun menghilangkan hasil
makalah ini beserta sumber yang tertera.Dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun isi dalam makalah ini. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan ilmu pengetahuan kami. Oleh karena itu
kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari kita semua baik dalam penulisan makalah ini
maupun informasinya agar pendidikan di negara kita ini lebih baik dan bermutu dan tentu
saja tidak terlepas dari peran kita semua sebagai generasi penerus yang akan membangun
negara ini.

DAFTAR PUSTAKA

13
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hakikat+pendidikan&oq=#d=gs
_qabs&t=1697287368208&u=%23p%3DMZmlwfxZEcIJ
ARTI, HAKEKAT DAN DASAR PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 - haedar akib
https://haedarakib.files.wordpress.com/2012/01/arti-hakekat-dan-dasar-pendidikan.pdf
HAKEKAT PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF JOHN DEWEY Tinjauan Teoritis - ejournal UKSW
https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/download/111/99

KAJIAN TEORI A. Hakikat Pendidikan 1. Hakikat Pendidikan Pada hakikatnya pendidikan


adalah usaha sadar dan terencana https://eprints.uny.ac.id/9002/2/bab%202%20-
10604227179.pdf
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN LANDASAN PENDIDIKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN Savira
Nurmalita 18016041 Jurusan Bahasa dan Sastra Indones - OSF
https://osf.io/y9xb3/download/?format=pdf
HAKIKAT PENDIDIKAN - LMS-SPADA INDONESIA
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=80515
Dasar-Dasar Pendidikan - A. DASAR-DASAR PENDIDIKAN hakikat pendidikan, pandangan
ilmiah dan - Studocu https://www.studocu.com/id/document/universitas-
sriwijaya/pendidikan-kewarganegaraan/dasar-dasar-pendidikan/22766165
https://www.ilmiahku.com/2019/12/makalah-hakikat-manusia-dan-pengembangannya.hyml
https://klipaa.com/story/1962-hakikat-manusia-dan-pengembangannya

Tilaar, H. A. R. (2000), Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia: Strategi


Reformasi Pendidikan Nasional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. (2000). Para Digma Baru
Pendidikan Nasional. 169 CV. Jakarta: Rineka Cipta.

14

You might also like