You are on page 1of 13

MAKALAH

OBAT HORMONAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patafosiologi

Dosen pengampu :

DEVI YAVA RONY ,S.Si,M.FARM,APT

DISUSUN OLEH :

1. ALFIYAH
2. ASTRIANI
3. SITI MAULIDINA
4. SUTIYA NINGSIH

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “OBAT
HORMON” yang sederhana ini.

Tak lupa penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang


telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis, yaitu:

1. Devi Yava Rony,S.Si,M.FARM,APT, sebagai Dosen yang


telah membantu dalam menyusun makalah ini.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalahini.

3. Pihak-pihak lain yang terkait dalam pembuatan


makalahini.

Penulis menyadari bahwa laporan yang telah penulis


susun masih jauh darisempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini.

Cirebon , 20 Juni 2020

 penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2

A. Hormon reproduksi ................................................................ 2


B. Kontrasepsi ............................................................................ 4
C. Hormon pankreas ................................................................... 4
D. Antidiabetes ........................................................................... 4
E. Hormon Oksitosik dan Tokolitik ...……………………….. 5

BAB III PENUTUP........................................................................................ 8

A. Kesimpulan ............................................................................ 8
B. Saran ...................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan
yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses
kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau
campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan
atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada
manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan,
 perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau
hewan. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh
(misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan merupakan bahan-bahan
kimia yang tidak disintesis di dalamtubuh. Pada makalah ini akan dibahas
memgenai obat hormonal.
Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan
dalam keadaannormal,tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun.
Pemberian hormon eksogen / dari luar yang tidak tepat dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal dengan segala
akibatnya.
Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor
hormon. Analog hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering
kali fungsi klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya sebab
mempunyai beberapa sifat yang lebih menguntungkan. Misalnya estradiol
adalah hormon alami yang masa kerjanya sangat pendek, sedangkan
etinilestradiol adalah analog hormon yang masa kerjanya lebih panjang.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya, yaitu :

1. Apakah Hormon Reproduksi ?


2. Bagaimanakah Kontrasepsi ?
3. Bagaimanakah Hormon Prankeas ?
4. Bagaimanakah Antidiabetes ?  
5. Bagaimanakah Hormon Oksitosik dan Tokolitik ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuannya, yaitu :


4. Untuk mengetahui Hormon reproduksi
5. Untuk mengetahui kontrasepsi
6. Untuk mengetahui hormone prankeas
7. Untuk mengetahui Antidiabetes
8. Untuk mengetahui Hormon oksitisik dan tokolitik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hormon Reproduksi

Hormon reproduksi ini memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan organ
reproduksi, temasuk mengenai kehamilan, menstruasi, dan perkembangan
seksual anak. Pada pria dan wanita, hormon reproduksi yang dihasilkan
tidaklah sama. 

Pada masa pubertas, hormon reproduksi juga berpengaruh terhadap perubahan


fisik remaja. Gejala pubertas pada remaja wanita yang paling khas adalah
membesarnya payudara. Sementara untuk remaja lelaki, bentuk dada yang
lebih bidang menunjukkan dirinya memasuki usia pubertas.

Jenis dan fungsi hormon reproduksi manusia

Meskipun jenisnya berbeda, ada beberapa hormon reproduksi yang sama-sama


ada dalam diri pria dan wanita. Secara umum, berikut adalah jenis beserta fungsi
hormon-hormon reproduksi dalam tubuh manusia, antara lain:

1. Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Hormon FSH adalah hormon reproduksi yang diproduksi di kelenjar


pituitari. Kelenjar ini ada di otak dan memiliki ukuran sebesar kacang polong. 

Fungsi hormon FSH yang paling utama adalah mengoptimalkan perkembangan


fisik manusia saat memasuki usia pubertas. Hormon ini sama-sama ada dalam
tubuh pria dan wanita, tapi fungsinya berbeda.

Hormon FSH pada wanita berperan penting terhadap proses pembentukan sel


telur dan mengendalikan siklus menstruasi. Sedangkan pada pria, hormon ini
berfungsi untuk mengendalikan sperma dan perkembangan organ reproduksi serta
organ kelamin. 

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Haid Tidak Teratur?

2. Luteinizing Hormone (LH)

Hormon LH juga diproduksi di kelenjar pituitari dan memiliki keterkaitan dengan


hormon FSH. Kedua hormon ini saling melengkapi satu sama lain, terutama pada
siklus menstruasi wanita.

3
Tak hanya itu, hormon LH juga berperan penting dalam produksi sel telur dan
fisiologi ovarium. Sedangkan pada pria, fungsi hormon LH dapat merangsang
produksi testosteron dan mempengaruhi tingkat produksi sperma pria. 

3. Hormon testosteron

Hormon testosteron lebih dikenal sebagai hormon seks pria, karena memang lebih
banyak diproduksi dalam tubuh pria. Akan tetapi, wanita pun juga memproduksi
hormon testosteron dalam jumlah yang lebih sedikit daripada pria.

Fungsi hormon terstosteron pada pria adalah untuk mengendalikan gairah seks,
memproduksi sperma, dan mempengaruhi kepadatan serta kekuatan tulang. Pada
masa pubertas, kadar hormon testosteron pada pria akan meningkat dan perlahan
akan menurun saat memasuki usia 30 tahun.

Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah untuk mengontrol


suasana hati, gairah seks, dan juga meringankan rasa nyeri. 

Baca Selengkapnya: 4 Fungsi Testosteron dan Cara Meningkatkannya

4. Hormon estrogen

Jika sebelumnya hormon testosteron diproduksi lebih banyak pada pria, maka
wanita memiliki kadar hormon estrogen yang lebih tinggi.

Hormon estrogen disebut juga hormon seks wanita, karena memiliki peran


penting bagi perkembangan seksual remaja wanita saat pubertas. Selain itu,
hormon ini juga dapat mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama periode
menstruasi dan masa kehamilan.

Sedangkan pada pria, hormon estrogen berperan penting untuk menjaga kesehatan


sperma. Akan tetapi, kelebihan hormon estrogen juga tidak baik bagi pria, karena
dapat membuat kualitas sperma menurun dan memicu disfungsi ereksi. 

Memiliki kadar hormon reproduksi yang seimbang sangat penting untuk menjaga
fungsi seksualitas pria dan wanita. Jika hidup Anda sehat, maka kualitas hormon
tentu akan terus membaik.

Caranya, pastikan untuk selalu menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup


sehat. Konsumsi makanan sehat yang kaya nutrisi dan tetap aktif bergerak aktif.
Jika Anda mengalami kelebihan atau kekurangan berat badan, maka segera
berkonsultasikan ke dokter karena ini bisa memengaruhi hormon reproduksi
Anda.

4
B. Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi ini biasanya bekerja dengan cara menghentikan tubuh
perempuan untuk berovulasi, mengubah tampilan atau tekstur lendir serviks
sehingga menyulitkan sperma melewati jalan serviks untuk membuahi sel telur.
Secara umum, jenis kontrasepsi ini memiliki dua tipe di antaranya:

 Kotrasepsi hormonal kombinasi: Merupakan alat kontrasepsi yang


mengandung hormon estrogen dan beberapa jenis hormon progestik sintetik.
 Kontrasepsi hormonalprogestin: Merupakan alat kontrasepsi yang hanya
mengandung hormon progestin. Jenis ini merupakan pilihan yang bagus jika
kondisi Bunda memang tidak dapat menggunkana kontrasepsi estrogen.

Selain itu, jenis kontrasepsi ini juga bisa digunakan dalam berbagai bentuk.
Macam-macam bentuk alat kontrasepsi hormonal di antaranya:

 Pil KB
 Cincin vagina
 Suntikan atau injeksi
 Patch/koyo
 Implan
 KB Spiral/IUD

C. Hormon Prankreas
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan
endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim
pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Dia
antara sel-sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok
atau “pulau” sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans.
Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel β (beta), tempat sintesis
dan sekresi insulin, dan sel α (alfa) yang menghasilkan glukagon. Sel D
(delta), yang lebih jarang adalah tempat sintesis somatostatin (Sherwood L,
2009)

D. Antidiabetes
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metaboisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan ganguguan metabolism karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat fungsi insulin

5
Obat antidiabetes (hipoglikemik) oral adalah senyawa yang dapat
menurunkan kadar gula darah dan diberikan secara oral obat diabetes
oral dapat berbentuk tablet oral antidiabetes (OAD)

GOLONGAN OBAT SENYAWA ANTIDIABETES


1. Sulfonilurea
2. Biguanid
3. Inhibitor a- glucosidase
4. Meglitinid

E. Hormon Oksitosik dan Tokolitik

Hormon oksitosin berada di dalam hipotolamus pada otak. Hormon tersebut


dikeluarkan oleh kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak. Dalam bidang
kimia, oksitosin digolongkan sebagai peptida yang mengandung 9 asam amino.
Sementara menurut klasifikasi secara biologi, oksitosin merupakan neuropeptida
yang bertindak sebagai hormon dan senyawa organik pengirim sinyal di dalam
otak.

Peran Oksitosin di Dalam Sistem Reproduksi Wanita

Selama ini, hormon oksitosin diketahui berperan penting dalam 


membantu proses kelahiran. Produksi alami oksitosin dalam tubuh merangsang
rahim berkontraksi pada akhir kehamilan sebagai tanda awal kelahiran bayi.

Pelepasan hormon oksitosin tersebut dipicu oleh pelebaran leher rahim dan
vagina selama kelahiran. Akibatnya, hal ini meningkatkan kontraksi selanjutnya.
Hormon ini juga membantu merangsang produksi air susu setelah
kelahiran. Inilah alasannya mengapa hormon oksitosin merupakan salah
satu hormon penting di tubuh wanita.

Oksitosin juga digunakan di dalam resep obat. Dokter akan memberi obat


oksitosin untuk memancing kontraksi kelahiran atau menguatkan kontraksi selama
kelahiran. Obat ini juga digunakan untuk mengurangi pendarahan setelah
persalinan. Selain itu, pemberian obat ini juga berperan dalam mengakhiri
kehamilan atau saat keguguran.

Efek Oksitosin di Dalam Kejiwaan Manusia

Penelitian baru-baru ini mulai menyelidiki peran oksitosin dalam berbagai


tingkah laku manusia, seperti orgasme, kedekatan sosial, dan sikap keibuan.
Untuk alasan ini, hormon oksitosin terkadang dianggap sebagai hormon cinta.

6
Dampak oksitosin pada tingkah laku dan respons emosi juga terlihat dalam
membangun ketenangan, kepercayaan, dan stabilitas psikologi.

Sedangkan dalam hubungan seksual, bercinta akan mendorong pelepasan


oksitosin yang berperan dalam ereksi dan orgasme. Gerakan rahim yang
meningkat dapat membantu sperma menjangkau sel telur. Terlebih lagi, oksitosin
dipercaya memiliki peran dalam orgasme. Hal ini berkaitan dengan kadar
oksitosin dan intensitas orgasme itu sendiri.  Selain itu, para peneliti menemukan
hormon oksitosin terlihat meningkatkan ketertarikan pria pada pasangannya.
Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui oksitosin berpengaruh membangkitkan
rasa menghargai dan senang saat pria melihat pasangannya. Hal ini berbeda saat
pria melihat wanita yang lain. Perasaan senang tersebut seperti meredup.

Sementara itu, oksitosin juga dianggap sebagai obat ajaib yang dapat
membantu meningkatkan perasaan positif serta kecakapan sosial. Hormon ini
dikabarkan dapat meringankan gangguan kondisi kejiwaan dan tingkah laku,
seperti depresi, gangguan stres pascatrauma, dan autisme. Hormon oksitosin juga
dinyatakan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi penderita gangguan
autisme.  Walau demikian, masih sangat sedikit bukti klinis yang menyarankan
penggunaan oksitosin sebagai obat yang efektif untuk gangguan kejiwaan.

Perjalanan peran hormon oksitosin dimulai sejak sebelum kehamilan,


kelahiran, lalu beranjak dari otak ke jantung melalui seluruh tubuh. Hal ini
memicu fungsi fisik dan emosi, seperti kebahagiaan, ketertarikan, cinta, kasih
sayang, serta kebencian dan tekanan. Peptida yang mengandung 9 asam amino ini
memiliki peran yang cukup penting dalam sikap sosial. Hal tersebut mendorong
percobaan klinis untuk menilai dan menentukan hormon oksitosin sebagai terapi
pengobatan terhadap gangguan tingkah laku seseorang.

TOKOLITIK

• Tokolitik digunakan dalam terapi utama dalam pencegahan persalinan . •


Tokolisis berguna sebelum usia kehamilan 32 minggu. Efektivitas tokolisis
tergantung dari kematangan dan dilatasi serviks. Bila serviks belum matang,
tokolisis lebih mungkin untuk berhasil.

Nifedipin merupakan golongan calcium antagonis. Bekerja dengan cara


menghambat masuknya calcium ke dalam membrane sel, mencegah lepasnya
calcium dari reticulum sarkoplasma dan mengurangi efek enzim calcium intrasel

7
terhadap interaksi aktin myosin sehingga menimbulkan relakssasi otot polos
termasuk myometrium, serta vasodilatasi yang potensial.

• Pada pemberian per oral nifedipin 90 % akan diabsorpsi traktus gastrointestinal.


Pemberian bersama simetidin atau ranitdin meningkatkan bioavaibilitas nifedipin.
• Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan eksresi melalui ginjal. Onset
tercapai kurang dari 20 menit pada pemeberian per oral. Waktu paruh tercapai
dalam 2 – 3 jam dan lama kerjanya sekali pemberian 6 jam.

Dosis Nifedipin : 4 x 10 – 30 mg per oral (Short acting) 1x 20 – 30 mg per oral


(long acting)

Simpatomimetik β untuk menunda persalinan Kontraksi uterus dapat


dihambat dengan obat yang menstimulir pada reseptor β

Mekanisme : stimulasi reseptor β2 pada Miometrium, otot polos pembuluh


darah, Bronkus dll

OBAT nya : Iksosuprin (sudah tidak dipakai) Orsiprenalin Ritodrin Fenoterol


Salbutamol Terbutalin : 1 µg per menit iv tiap 15 menit dinaikan
0,5 µg sampai His berhenti atau terdapat efek samping. Dosis max : 5
µg per menit Indikasi Partus prematur imminens Syarat : His masih lemah
Pembukaan < 3 cm

Efek samping : Takikardi maternal Sesak nafas

Kontra indikasi : DM Hipertiroid Hipertensi (> 150/90) Pre eklamsi Eklamsi

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hormone ialah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin,
yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi
jaringan target secara spesifik.
Jenis-jenis obat hormonal diantaranya: obat-obat anti tiroid, obat
yang meningkatkan kontraksi uterus/oksitosik, obat hormonal
oksitosin, obat hormonal estrogen dan progesterone, obat diabetes
mellitus dan obat hormone kortikosteroid.
B. Saran

Konsep geopolitik ini hendaknya terus diterapkan dan


dikembangkan agar dapat mencapai tujuan-tujuan Wawasan Nusantara
yang telah ditetapkan, yaitu mewujudkan kesejahteraan, ketenteraman dan
keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta juga dalam
membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat manusia di
dunia.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/hormon-oksitosin-hormon-cinta-di-dalam-kehidupan-manusia

https://www.honestdocs.id/fungsi-hormon-reproduksi.amp

https://id.theasianparent.com/kontrasepsi-hormonal/amp

https://id.scribd.com/presentation/401656673/antidiabetes

10

You might also like