You are on page 1of 24

LAPORAN MANAJEMEN 28-OKTOBER-2017

RAWAT INAP DI PUSKESMAS BULILI

Disusun Oleh :
Raisha Triasari, S. Ked
N 111 17 136

Pembimbing :
dr. Musdalipa
dr. Sumarni, M.Kes, Sp.GK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
UPTD PUSKESMAS BULILI
PALU
2017
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................... 3

BAB II PERMASALAHAN

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Bulili ........................... 5

2.2 Peran Puskesmas .......................................................... 5

2.3 Rawat Inap .................................................................... 5

2.4 Tujuan Pelayanan Rawat Inap.................................... 5

2.5 Fungsi Rawat Inap........................................................ 5

2.6 Standar Pelayanan Rawat Inap .................................. 5

2.7 Kriteria Rawat Inap Di Puskesmas ............................ 5

2.8 Kegiatan Puskesmas Rawat Inap ................................ 5

2.9 Standar Ketenagakerjaan Puskesamas Rawat Inap . 5

2.10 Standar Sarana Prasarana ....................................... 5

2.11 Standar Peralatan Medis .......................................... 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Input ................................................................................ 5

3.2 Proses ............................................................................... 5

1
3.3 Output.............................................................................. 5

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..................................................................... 5

4.2 Saran ................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 47

LAMPIRAN………………………………………………………..

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan


kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP),
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang: 1).
Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dankemampuan hidup
sehat; 2). Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; 3). Hidup dalam
lingkungan sehat; dan 4). memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. 1

Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan


terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi
masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan Puskesmas dapat diumpamakan sebagai
“agen perubahan” di masyarakat sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul
gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat. Hal ini sejalan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat yang menjelaskan bahwa Puskesmas
mempunyai 3 fungsi, yaitu 1) Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan; 2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; 3) Pusat pelayanan
kesehatan strata pertama. Dengan demikian, Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan
masyarakat wajib menggerakkan dan memberdayakan masyarakat agar berperan aktif

3
dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan sehingga promosi kesehatan sangat
penting diterapkan untuk mengatasi masalah kesehatan. 2

Puskesmas Bulili merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dengan


wilayah kerja di Kecamatan Palu Selatan (luas wilayah 14,15 km2) dan secara
administratif pemerintahan terdiri atas dua kelurahan, yaitu Kelurahan Petobo (luas
wilayah 10,40 km2, 9 RW, dan 28 RT) dan Kelurahan Birobuli Selatan (luas wilayah
3,75 km2, 6 RW dan 28 RT). Puskesmas Bulili terletak di Kelurahan Birobuli Selatan
Kecamatan Palu Selatan dengan jarak tempuh dari pusat Kota sejauh ± 6 Km dan
jarak dari pusat Kecamatan sejauh 2 Km. Sampai pada tahun 2015 jumlah penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Bulili berjumlah 19.855 jiwa. 3

Kecamatan Palu Selatan merupakan bagian dari Kota Palu mempunyai batas-
batas administrasi sebagai berikut;

- Sebelah barat berbatasan dengan Kec.Tatanga yang dipisahkan oleh sungai Palu.
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec.Palu Timur dan Kec.Mantikulore.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Sigi Biromaru dan
- Sebelah Selatan juga berbatasan dengan Kab. Sigi Biromaru. 3,1

Gambar 2.1. Luas Wilayah menurut Kelurahan di


Kecamatan Palu Selatan

Birobuli Selatan Petobo


Tatura Selatan Birobuli Utara
12% Tatura Utara
14%
26%
38%
10%

Puskesmas Bulili memiliki visi yaitu “terwujudnya masyarakat Bulili sehat


secara mandiri”, dengan misi, yaitu (1) Mendorong masyarakat untuk hidup sehat; (2)

4
Meningkatkan sumber daya manusia petugas kesehatan; (3) Menjalin kerja sama
lintas sektor. Tata nilai yang dianut berupa (1) Keprofesionalan; (2) Kedisiplinan; (3)
Beretika; dan (4) Tanggung jawab. Selain itu, UPTD Urusan Puskesmas Bulili
memiliki motto, yakni “Gerak Serentak Menuju Terdepan”. 3,2

Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non-struktural yang


menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk ke puskesmas yang
menempati kamar tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi,
rehabilitasi medis dan pelayanan medis lainnya. 4

Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada pasal 37 upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 dilaksanakan dalam bentuk :

a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.5

Berdasarkan tinjauan singkat di atas, maka selanjutnya akan dibahas tentang


laporan manajemen tentang pelayanan rawat inap di puskesmas Bulili yang mana
sekaligus dapat dijadikan bahan evaluasi terkhusus dalam pelayanan pada pasien
rawat inap di puskesmas bulili.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah terkait


dengan manajemen pelayanan rawat inap di Puskesmas Bulili :

1. Bagaimana pelayanan rawat inap di Puskesmas Bulili ?


2. Apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan pelayanan pada pasien
rawat inap di Puskesmas Bulili ?

6
BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Pelayanan Rawat Inap


Pelayanan rawat inap merupakan salah satu pelayanan medis yang utama
di puskesmas dan merupakan tempat untuk interaksi antara pasien dan
puskesmas berlangsung dalam waktu yang tidak lama. Pelayanan rawat inap
melibatkan pasien, dokter dan perawat dalam hubungan yang sensitive yang
menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra puskesmas. Semua ini
sangat membutuhkan perhatian pihak manajemen puskesmas. Berbagai kegiatan
yang terkait dengan pelayanan rawat inap di puskesmas, yaitu; penerimaan
pasien, pelayanan medis (dokter), pelayanan perawatan oleh perawat, pelayanan
penunjang medik, pelayanan obat, serta administrasi keuangan. 4,1
Pelayanan rawat inap pasien karena pertimbangan medis tertentu harus
dirawat inap atau di opname. Selain menjaga kondisi pasien akibat penyakit yang
di deritanya juga puskesmas dapat lebih intensif dalam pengontrolan kondisi
fisik pasien dan obat-obatan yang harus di konsumsi sehingga puskesmas dapat
melakukan tingkat tertentu dalam mengevaluasi kondisi pasien.4,2

2.2 Tujuan Pelayanan Rawat Inap

1. Untuk memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang


komprehensif.
2. Untuk memudahkan menegakkan diagnosis pasien dan perencanaan terapi
yang tepat.
3. Untuk memudahkan pengobatan dan terapi yang harus didapatkan oleh
pasien.
4. Untuk mempercepat penyembuhan penyakit pasien.

7
5. Untuk memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari yang berhubungan dengan
penyembuhan penyakit, termasuk pemenuhan gizi, dll. 4,3
2.3 Pelayanan Rawat Inap Sesuai SOP
a. Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelayanan pasien darurat, gawat
dan gawat darurat;
1. Pasien dijemput dari teras depan Unit Gawat Darurat (UGD) oleh petugas/
perawat.
2. Pasien ditempatkan diruang pelayanan sesuai dengan kasus penyakit dan
tingkat kegawatan.
3. Bila ada keluarga pasien, maka keluarga pasien dianjurkan untuk mendaftar
kebagian pendaftaran.
4. Dokter dan perawat segera melakukan pemeriksaan dan penanganan
terhadap pasien sesuai dengan penyakit pasien.
5. Dokter melakukan tindakan medis dan memberikan instruksi pengobatan
yang ditulis dalam instruksi pengobatan.
6. Perawat mencatat semua tindakan dan pengobatan serta perubahan kondisi
pasien.
7. Setelah dilakukan tindakan pengobatan dan perawatan di UGD Puskesmas
Bulili untuk selanjutnya;
a.Pasien rawat jalan.
b.Pasien rawat inap
c.Pasien di rujuk
8. Setelah selesai, semua hasil kegiatan dicatat dalam buku registrasi pasien
rawat inap. 6

8
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan observasi pasien
rawat inap;
1. Perawat rawat inap mengobservasi pasien setiap 15 menit atau dalam kasus
tertentu perawat harus mendampingi secara terus menerus sampai keadaan
betul-betul stabil atau ada tindakan lain yang dilakukan.
2. Observasi dapat mencakup;
a. Nafas dan fungsi pernapasan, oksigenisasi, tekanan darah, nadi dan
suhu.
b. Fungsi sirkulasi jantung, tanda perdarahan, perfusi perifer, dan hasil
laboratorium.
c. Monitor infus, produksi urin, muntahan.
d. Kesadaran, obat-obatan dan makanan yang diberikan.
3. Hasil observasi dicatat dan dilaporkan ke dokter jaga guna diputuskan
untuk tindakan selanjutnya. 6,1
2.4 Kriteria Puskesmas Rawat Inap
1. Puskesmas terletak kurang lebih 20km dari rumah sakit.
2. Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan beroda dua maupun beroda
empat.
3. Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang
memadai.
4. Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per bulan. 4,4
2.5 Standar Ketenagakerjaan Puskesmas Rawat Inap
1. Dokter di puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis selama 6
bulan dalam bidang bedah, obstetric-gynekologi, pediatric dan interna.
2. Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang
perawatan bedah, kebidanan, pediatric dan penyakit dalam.
3. Terdapat 2-3 orang perawat yang diberi tugas bergilir. 4,5

9
2.6 Standar Sarana-Prasarana
No. Nama Barang
1. Infus set
2. Tabung O2 & regulator
3. Termometer digital
4. Regulator oksigen + selang oksigen
5. Tensimeter
6. Stetoskop
7. Tiang Infus
8. Tabung O2 Lengkap
9. Tempat tidur pasien
10. Timbangan dewasa
11. Kursi roda
12. Trolli 2 tingkat
13. Torniquet
14. Dispo
15. Kapas
16. Alkohol
17. Masker
18. Handskoen
19. Infus RL
20. Infus NaCl

2.7 Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pelayanan Puskesmas Rawat


Inap
Pelayanan kepada masyarakat akan berjalan dengan sebagaimana yang
diharapkan, apabila faktor-faktor pendukungnya cukup memadai serta dapat

10
difungsikan secara baik. Terdapat beberapa faktor yang mendukung berjalannya
suatu pelayanan yang baik, yaitu;
a. Faktor kesadaran
Maksudnya adalah kesadaran para aparatur penyelenggara pelayanan yang
masuk dalam pelayanan umum tersebut. Dalam hal ini kesadaran individu
dalam tugas masing-masing sangatlah diperlukan karena dengan begitu tugas
yang diberikan akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan
masyarakat.
b. Faktor aturan/standar
Aturan ini merupakan alat yang digunakan untuk menjadi landasan dalam
kerja layanan. Dengan adanya aturan maka rencana yang telah ditetapkan akan
mudah untuk dilaksanakan oleh aparatur penyelenggara layanan.
c. Faktor organisasi
Merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme
pelayanan masyarakat seperti mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam
bentuk strukturan maupun mekanisme yang akan berperan dalam kualitas dan
kelancaran pelayanan. Dalam setiap organisasi pasti punya struktur organisasi
yang jelas berikut dengan pembagian tugas yang telah diberikan kepada
pemimpin.
d. Faktor Keterampilan Petugas
Merupakan alat yang memberikan image terhadap kesan baik-buruknya suatu
pelayanan tersebut. Dengan adanya keterampilan aparatur penyelenggara
pelayanan yang memadai maka pelaksanaan tugas atau pekerjaan dapat
dilakukan dengan baik, cepat dan memenuhi keinginan semua pihak, baik
manajemen itu sendiri maupun masyarakat.
e. Faktor Sarana-Prasarana
Hal ini merupakan sarana atau fasilitas yang disediakan oleh organisasi untuk
dapat memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan standarisasi
pelayanan yang telah ditetapkan. 6,2

11
Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas dibuat suatu analisis
perumusan masalah mulai dari masalah utama serta masalah lain yang diperoleh
dari hasil wawancara dan data-data yang didapatkan berkaitan dengan pelayanan
rawat inap di Puskesmas Bulili, yaitu ;
1. Masih kurangnya kesadaran perilaku petugas dalam melakukan pelayanan
rawat inap.
2. Masih kurangnya sarana prasarana di ruangan rawat inap.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 INPUT

Adapun pelayanan rawat inap di Puskesmas Bulili mulai dari sumber daya
manusia (SDM), sarana prasarana, akses, metode, sasaran, pedoman pelaksanaan,
dana, serta waktu pelaksanaannya disusun dalam tabel berikut ini:

No. Input Keterangan


1 SDM Berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 (satu) penanggung
jawab, dan 10 anggota perawat.

4 Dokter yang bergantian menangani pasien.


2 Sarana & Ruangan Kamar Rawat Inap, terdiri dari
Prasarana 1. 2 ruangan berbeda; 1) Ruang avicena (ruangan dewasa
laki-laki dan perempuan), 2) ruang Florence. Ruang
avicena terdapat 4 buah jendela disertai gorden
2. Ruang Florence terdapat 1 buah jendela disertai gorden
3. Tempat tidur ruangan avicena : 6 unit
4. Tempat tidur ruangan Florence : 3 unit
5. Meja : 9 unit untuk dua ruangan
6. Kursi : 9 unit untuk dua ruangan
7. Kamar mandi : 3 unit untuk dua ruangan
8. Kipas angin : 3 unit untuk dua ruangan
10.Jendela : 9 unit untuk dua ruangan

Inspeksi pelayanan:
1. Pemberian observasi

13
3 Akses Akses menuju rawat inap dapat dijangkau baik itu dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat.
4 Pedoman Berdasarkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Pelaksanaan Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pasal 1 ayat (6) Pelayanan kesehatan tingkat
pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non-spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat
jalan dan rawat inap, dan ayat (8) Rawat inap tingkat
pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non-spesialistik dan melaksanakan pada fasilits
kesehatan tingkat pertama untuk keperluan observasi,
perawatan, diagnosis, pengobatan dan pelayanan medis
lainnya. 7
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas
berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat.
1,2

5 Sumber Dana Anggaran Dasar Puskesmas.


6 Waktu 1x24 jam.
Pelaksanaan

Tuntutan pelayanan kesehatan dari puskesmas sebagai alternatif utama tujuan


berobat masyarakat semakin tinggi. Untuk memenuhi tuntutan itu puskesmas juga
harus memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap atau setidaknya dapat
mencukupi pelayanan kesehatan yang diharapkan oleh masyarakat. Peningkatan
sarana dan prasarana yang termasuk adalah sebagai berikut:
 Peningkatan ketersediaan peralatan medis dan fasilitasnya.

14
 Peningkatan sarana pendukung : pendingin ruangan, perluasan gedung
puskesmas dan peningkatan ketersediaan jumlah dan jenis obat-obatan.
.
Disinilah peran penting ilmu manajemen pelayanan rawat inap untuk
memberikan kenyamanan pasien selama proses pemulihan kesehatan pasien.
Menjaga standar kualitas pelayanan dan menjamin kualitas yang diberikan
adalah yang terbaik dengan mempertimbangkan hal diatas. Manajemen ruang, tata
kelola, SDM dan prosedur pelayanan yang baik di puskesmas diharapkan akan
mendapat mutu pelayanan yang baik. Maka setidaknya sebagai unit pelayanan
kesehatan, puskesmas harus memperhatikan:
1. Peralatan, Sarana dan Prasarana.
2. Sumber daya manusia (SDM).

3.2 PROSES

Proses manajemen pelayanan rawat inap di Puskesmas Bulili ditinjau dari


model manajemen POAC yakni Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan) dan Controlling (pemantauan).

1. Perencanaan
Pelayanan Rawat Inap berangkat dari berbagai permasalahan yang terkait
monitoring dan evaluasi pelaksanaan sebelumnya yakni berawal dari kendala yang
menjadi permasalahan yang ditemukan di lapangan dan telah ditentukan pada rapat
koordinasi sebelumnya. Berangkat dari permasalahan yang telah dirumuskan
dalam rapat sebelumnya maka kemudian dilakukan perumusan masalah utama
sebagai prioritas yang wajib ditangani terlebih dahulu untuk mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Bulili.

15
2. Pengorganisasian

Pelaksanaan pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Bulili di instruksikan dari


kepala Puskesmas sebagai pemegang otoritas tertinggi, kemudian dari kepala
puskesmas memilih pelaksana terkait pelayanan rawat inap ini. Adapun pelaksana
adalah pengelola pelayanan rawat inap juga bekerja sama dengan tenaga ahli
lainnya untuk melaksanakan program lainnya yang berada di Puskesmas Bulili.

3. Pelaksanaan
Untuk pelayanan unit gawat darurat klinik perawatan di Puskesmas Bulili,
pasien bisa ditentukan untuk dirawat inap atau tidak. Hal ini, ditentukan seberapa
parah sakit yang sedang diderita oleh pasien. Ketika pasien datang, pasien
langsung dibawa masuk keruangan UGD untuk diperiksa, dalam pemeriksaan ini
dapat ditentukan apakah pasien harus di rawat inap atau tidak.
a. Pasien Rawat Inap
Yang pertama dilakukan pemeriksaan terhadap pasien telah selesai dan pasien
ditentukan harus rawat inap dapat dilihat dari standar pelayanan rawat inap
yaitu pasien gawat darurat yang sudah diseleksi pemeriksaan kegawatannya
dapat dirawat pada ruangan khusus diruang rawat inap puskesmas dan sistem
penyelenggaraan rekam medis dimulai dari pengumpulan pada saat
penerimaan pasien selanjutnya data didistribusikan menurut jenis pelayanan
yang dibutuhkan pasien (unit pelaksana pelayanan). Sebelumnya pasien harus
di data terlebih dahulu oleh petugas, sebagai gantinya bisa diwakili oleh
keluarga pasien untuk mendaftar kebagian administrasi di Puskesmas Bulili
untuk mendapatkan ruangan kamar rawat inap. Kemudian setelah dirawat inap
memberikan tindakan perawatan pasien sesuai dengan diagnosis yang
diberikan oleh dokter dan pasien dirawat selama beberapa hari tergantung dari
sakitnya. Setelah pasien sembuh atau masa perawatan rawat inap sudah selesai, keluarga
pasien dapat menyelesaikan pembayaran administrasi (pasien BPJS dan pasien Umum)

16
untuk mengambil slip pembayaran biaya rawat inap (sudah termasuk obat dan biaya selama
pasien di rawat inap).

Berikut ini, alur pelayanan unit gawat darurat klinik perawatan Puskesmas Bulili, sebagai
berikut;
Pasien Datang

Pemeriksaan Kesadaran (GCS)

Sadar Penuh Penurunan Kesadaran

Anamnesis ABC

Konsultasi

Menolak Inform Consen

Tindakan Terapi

Observasi

Rawat Jalan Rawat Inap Rujuk

Asuhan Keperawatan Menurut KDM

Sembuh

Selesaikan Administrasi

Pulang

17
4. Pemantauan
Dari pelaksaanan pelayanan rawat inap di puskesmas Bulili dengan
diadakan rapat dengan tujuan mengevaluasi kembali kendala pelayanan rawat
inap di Puskesmas Bulili.

3.3 OUTPUT
Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja
Pelayanan Rawat Inap yang sekaligus menjadi indikator dalam penilaian
akreditasi Puskesmas Bulili. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran hasil Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas terhadap akses
masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Rawat Inap, kualitas Pelayanan
Puskesmas, masalah yang dihadapi, dan dampak kesehatan bagi masyarakat.
Indikator pemantauan dan evaluasi kinerja Puskesmas meliputi:
1. Akses masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Rawat Inap.
2. Kualitas Pelayanan Rawat Inap.
3. Masalah yang dihadapi dalam Pelayanan Rawat Inap.
4. Dampak yang terjadi.
Berikut ini data kunjungan Pasien Rawat Inap Puskesmas Bulili :

Rawat inap

TAHUN 2015 2016 2017

BULAN UMUM JKM UMUM BPJS UMUM BPJS

Januari 12 26 5 34 5 24

Februari 17 28 9 38 3 26

Maret 12 32 11 36 4 25

April 15 30 12 33 4 31

Mei 14 25 11 25 4 18

18
Juni 8 21 11 29 10 21

Juli 8 20 3 20 12 26

Agustus 20 20 4 26 4 47

September 24 24 4 35 7 23

Oktober 31 31 4 24 12 36

November 19 19 2

Desember 34 34 5

TOTAL 214 310 81 300 65 277

Implementasi di Puskesmas Bulili


Poin ini belum terpenuhi. Pencapaian tidak dapat dinilai karena indikator
belum dapat ditentukan dan data tidak terkumpul secara menyeluruh. Kendala
disebabkan kurangnya sarana-prasarana. Sejauh ini fasilitas di Puskesmas Bulili
yang ada memang cukup lengkap namun masih ada beberapa kekurangan seperti
alat rontgen dan alat-alat medis lainnya. Tidak ada salahnya jika sebuah
puskesmas memiliki alat penyakit dalam tersebut sehingga jika ada pasien
memiliki luka atau penyakit dalam bisa segera diketahui dengan menggunakan alat
rontgen sehingga lebih mudah dan cepat dalam menentukan langkah berikutnya
apakah dirujuk ataupun tidak perlu dirujuk ke rumah sakit yang jaraknya lumayan
jauh.

19
. BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan terkait dengan pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
Bulili maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Pelayanan rawat inap meliputi keperluan observasi, diagnosis, terapi,


rehabilitasi medis dan pelayanan medis lainnya.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan rawat inap di Puskesmas
Bulili adalah kurangnya sarana prasarana dalam pelayanan rawat inap.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan rawat inap pada puskesmas
Bulili adalah;
a. Perilaku petugas
b. Sarana-prasarana (fasilitas)

4.2 SARAN

1. Agar pelayanan rawat inap dapat terlaksanan dengan baik, maka diharapkan
kepada pihak Puskesmas Bulili dapat melengkapi sarana dan prasarana.

2. Kepada instansi terkait dapat menambahkan anggaran untuk Puskesmas Bulili


sehingga dapat meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana sehingga pelayanan
kesehatan yang diberikan bisa tercapai secara optimal dan menimbulkan
kepuasan kepada masyarakat.

3. Agar pimpinan yang dalam hal ini adalah Kepala Puskesmas Bulili untuk lebih
jeli dan tegas lagi terhadap para pegawat yang belum mampu melaksanakan
atau menjalankan pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan sehingga
pencapaian tujuan belum bisa dicapai dengan optimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta;
Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta; Menteri Kesehatan Republik
Indonesia; 2007.
3. UPTD Urusan Puskesmas Bulili. Profil Kesehatan Puskesmas Bulili 2015. Palu:
Puskesmas Bulili; 2015.
4. Kurniasari Arsanti, Kuntjoro Tjahjono. Pelayanan Rawat Inap Puskesmas.
Analisis Kebutuhan Pelanggan Puskesmas Pijoan Baru Provinsi Jambi. Jurnal
Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta; 2013.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014. Pusat
Kesehatan Masyarakat.
6. Robi Sabela. Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Sungai Pakning Kecamatan
Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. FISIP Universitas Riau. Pekanbaru; 2015.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013.
Pelayanan Kesehatan.

21
Lampiran

Dokumentasi Foto

Gambar. Wawancara dengan Penanggung Jawab Rawat Inap Puskesmas Bulili

Gambar. Ruang Rawat Inap Avicena dan Florance

22
Gambar. Alur Pelayanan Unit Gawat Darurat Klinik Perawatan PKM Bulili

Gambar. Tempat Tidur pada Ruangan Rawat Inap

23

You might also like